Sabtu, 28 Mei 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol R Chapter 1 : Sejenak, Di Ruangan Yang Hangat Ini - 2

x x x









  Jarak antara Taman Kaihin dengan sekolah sebenarnya tidak begitu jauh, hanya sekitar beberapa menit. Meski begitu, ini terasa sangat panjang bagiku. Mungkin karena marathon ini ternyata jauh lebih melelahkan dari ekspektasiku semula. Mungkin juga, karena luka-luka yang kudapat dari marathon. Meski aku menerima perawatan medis untuk itu, rasa sakitnya masih jelas terasa. Agar lukanya tidak bertambah parah, aku mulai menyeret kakiku secara perlahan.

  Apapun itu, kami berjalan dengan pelan dalam perjalanan kami.

  Tapi, tidak hanya itu saja.

  Alasan terbesar mengapa langkah kami lambat karena aku sendiri tidak terbiasa berjalan dengan dipapah orang lain.

  Tampaknya hal ini juga dirasakan oleh orang yang sedang memegangi lenganku. Yuigahama juga berjalan dengan pelan.

  Dalam perjalanan, aku bisa melihat para siswa yang berlalu-lalang di sekitar kami, bersamaan dengan tatapan mereka ke arah kami. Tentunya, sikap mereka itu beralasan.

  Biasanya, tidak ada yang peduli dengan keberadaan diriku. Kapanpun dan dimanapun aku berjalan keluar ruangan, itulah yang akan terjadi. Aku tidak akan menarik perhatian satupun orang.

  Kalau dipikir-pikir lagi, di trotoar jalanan Kota Chiba juga banyak orang-orang yang berjalan sendirian. Karena itulah, tidak akan ada yang berpikir kalau “Oh, orang itu penyendiri!” ketika melihat orang-orang yang berjalan sendirian.

  Tapi, persepsi itu akan berubah ketika orang itu memakai identitas yang jelas seperti pakaian dengan logo sekolahan ataupun seragam sekolah.

  Ini dikarenakan adanya fakta kalau siswa SMP ataupun SMA itu disebut-sebut sebagai “gerombolan binatang gembala”, jadi ketika orang-orang melihat ada siswa yang selalu sendirian di kelas ataupun sekolah, akan menimbulkan persepsi kalau siswa itu tidak mau menjadi bagian dari komunitas gembalaan itu.

  Jadi jika kau berada di sebuah area tertutup seperti sekolahan ataupun ruangan kelas, jika ada orang mendapati dirimu sendirian, merunut definisi tadi, maka kau akan di-cap sebagai penyendiri.

  Tidak peduli alasan atau kondisi siswa itu seperti apa, selama kau tidak sama persis dengan definisi “siswa normal” mereka, maka kau tidak akan pernah bisa melepaskan label penyendiri itu dari dirimu.

  Dalam sebuah padang gurun yang luas, ketika ada seekor rusa berjalan keluar dari kelompoknya, apa yang kita khawatirkan adalah dia akan menjadi mangsa karnivora, karena mereka biasanya merupakan hewan yang bertahan hidup dengan cara berkelompok. Ini adalah sebuah fakta umum yang diketahui oleh semua orang.

  Jika kau tidak mengetahui fakta itu, maka seandainya kau melihat seekor rusa yang sedang sendirian, kau mungkin akan berpikir “Ah! Seekor rusa! Eh bukan, itu kancil!”. Ngomong-ngomong, kau bisa membedakan rusa dan kancil itu dari pantat mereka. Sedikit info untukmu.

  Ngomong-ngomong, selama ada sesuatu yang tidak sesuai ekspektasi orang-orang pada umumnya terlihat di depan mereka, maka mereka akan terlihat kurang nyaman dengan itu.

  Kalau menerapkan logika semacam itu di situasiku saat ini, maka itu adalah pemandangan dari diriku dan Yuigahama yang sedang berjalan, kami berjalan secara berdekatan. Secara tidak langsung, keberadaan Yuigahama Yui sendiri yang menarik perhatian mereka.

  Rambut coklatnya yang diwarnai pink, wajahnya yang terlihat lugu. Lalu, senyumnya yang ceria, lalu proporsi tubuhnya yang menarik di mata orang-orang. Ngomong-ngomong, dia juga setiap harinya berhubungan dengan orang-orang populer seperti Hayama dan Miura, dimana itu juga berkontribusi besar bagi kepopulerannya di sekolah.

  Dan sekarang, ada pria tidak dikenal sedang berjalan bersamanya, orang-orang pasti akan curiga, dan terus-terusan menatap ke arah kami.

  Ditambah lagi, ada gosip yang mengatakan Hayama berpacaran dengan gadis ini dan itu, atau juga ada yang menggosipkan kalau gadis itu bertengkar dengan Miura karena gosip Hayama tadi. Apapun itu, pastinya akan ada orang-orang yang senang ataupun terusik dengan munculnya gosip-gosip semacam itu.

  Tapi, meski dia tahu kalau dia sedang digosipkan, dia mau berjalan denganku. Melihat kami yang seperti ini, orang-orang mungkin akan berhenti menyebarkan gosip tentangnya, misalnya gosip tentang Yuigahama berpacaran dengan Hayama.

  Kupikir kita sudah menyelesaikan request Miura Yumiko jika seperti ini. Tujuanku kemungkinan besar akan tercapai, yaitu gosip yang beredar di sekitar Hayama Hayato mungkin akan segera hilang.

  Tapi.

  Aku merasa kalau ini mungkin juga bisa menimbulkan masalah baru. Mungkin, akan ada yang menggosipkan kalau aku sedang berpacaran dengan Yuigahama atau sejenis itu. Persis waktu itu, ketika Festival Kembang Api dan kami bertemu Sagami Minami.

  Tapi, waktu itu kami terlihat berduaan di sebuah event spesial. Sedang saat ini, marathon hanyalah event biasa sekolah, tidak lupa juga kalau dia sedang membantu orang yang cedera. Kurasa, ini tidak akan memberinya masalah tambahan lagi...Benar tidak? Well, aku sendiri tidak tahu...Hmm.

  Sambil memikirkan hal itu, aku terus menyeret kakiku sehingga langkahku ini mirip zombie di film-film. Tidak lupa juga, ditambah dengan tampilan mataku yang terlihat busuk, dan kata-kata tidak logis yang keluar dari mulutku. Kepalaku terus memikirkan hal-hal yang membuat frustasi, “Ahhh...” dan menangis karena menyesal, “Kenapa beginiiiii?”, kata-kata itu terus berputar-putar di kepalaku. Bahkan, teriakan-teriakan di kepalaku itu mulai terdengar seperti lagu pembuka Full House, “Ah- Ah- Ah- Ah- Ah-, apapun yang kau pikirkan! Milkman, paperboy! TV Sore! Ah- Ah!!!!”

  Sambil dipenuhi hal-hal tersebut, kakiku secara otomatis terus berjalan.

  Kami ternyata sudah berjalan cukup jauh dari Taman Kaihin, dan sebentar lagi sampai di gerbang sekolah. Yang tersisa hanyalah menyeberang jalan dan kami akhirnya sampai di sekolah. Jumlah siswa yang berlalu-lalang juga terlihat meningkat di sekitarku.

  Melihat gedung sekolah di depanku, entah mengapa langkahku secara otomatis bertambah cepat. Yuigahama melihatku dengan penuh tanda tanya, namun dia juga terlihat berusaha menyamakan tempo langkahnya denganku. Anehnya, dia tidak mengatakan apapun, dia hanya memiringkan lehernya seperti memikirkan sesuatu dan mengatakan sesuatu seperti “Ah”.

  Lalu dia berbisik di telingaku.

  “...Ini terlihat memalukan, benar tidak?”

  Dia mengatakan itu disertai dengan tawa, dimana hal itu membuatku kehilangan kata-kata.

  Masalahnya adalah, kata-kata yang terdengar manis itu seperti menabrak hatiku. Kepalaku kemudian mulai memikirkan kata-kata yang tepat untuk membalasnya, bagaimana nada bicaraku yang benar, tentang ini dan itu, dan pada akhirnya, aku memikirkan ulang kata-katanya barusan.

  Jujur saja, aku juga merasa malu. Kalau kautanya apa yang memalukan dari kejadian ini, mungkin akan kujawab kalau aku sangat sensitif dengan tatapan orang-orang sekitarku.

  Meski begitu, ada alasan lain yang lebih besar daripada itu.

  Terlihat bersamaku, mungkin akan memberikan kenangan yang menyakitkan untuknya. Sejak awal, aku selalu berpikir efek dari kejadian ini untuknya. Dia memang tampak terlihat lebih kuat dari image yang kupikirkan. Kalau tidak begitu, dia tidak akan berani melakukan metode semacam ini untuk menghilangkan gosip itu. Karena itulah, aku merasa khawatir. Mesi begitu, aku sendiri tidak bisa meyakinkan diriku kalau aku sendiri paham betul tentang itu.

  Itu hanyalah sikap yang terlalu percaya diri dari diriku. Sejak awal, tidak ada seorangpun yang mau berteman dengan Hikigaya Hachiman. Entah aku sedang sendirian ataupun dengan seseorang, tidak akan ada seorangpun yang peduli. Jika aku adalah orang-orang itu, aku bisa dengan mudah tahu mengapa ada seseorang berjalan seperti ini. Akan sangat bagus jika mereka bisa memiliki pemikiran yang sama dengan yang kupikirkan. Tapi, sayangnya aku tidak bisa melakukan itu.

  Ketika aku memikirkan itu, pasti semua hal ini ada hubungannya. Aku mulai jijik dengan diriku ketika merasa lega dengan situasi ini. Sikapku yang berpikir kalau ini harusnya tidak masalah terasa menyedihkan, karena situasi ini bisa menimbulkan kenangan buruk kepadanya.

  Pada akhirnya, setelah aku sadar bagaimana situasi ini berkembang dengan opini publik, aku mulai khawatir tentang apa yang ada di pikiran orang-orang tentang diriku.

  Diriku yang berpikir seperti itu, serasa bukan diriku yang biasanya.

  Aku lalu melirik ke arah Yuigahama dan berpura-pura batuk.

  Kami sudah sampai di dekat gerbang. Dari sini, bisa dikatakan kita sudah masuk area sekolah. Jika memapahku lebih jauh lagi, maka ini akan terlihat jauh lebih mencolok dari sebelumnya. Sudah membantuku berjalan sampai tempat ini kurasa sudah lebih dari cukup.

  “...Hei, kurasa aku baik-baik saja.”

  “Begitu ya.”

  Meski dia mengangguk, dia tidak melepaskan pegangannya ke lenganku.

  Kau ini...Apa kau tidak masalah...

  Tanpa mengeluarkan suara yang berisik, aku mengganti sepatuku. Yuigahama juga membantu memegangi lenganku ketika aku mengganti sepatuku. Aku bisa merasakan sakit yang luar biasa dari luka-lukaku seakan-akan kalau cederaku itu bukan berasal dari kaki saja.

  Sambil memegangiku, Yuigahama mengganti sepatunya juga dan mulai berjalan masuk ke sekolah, menuju lorong gedung khusus.

  Ketika kita hendak masuk ke gedung khusus, Yuigahama menarik-narik lenganku.

  “Ah, itu, kita harus mengembalikan itu juga.”

  Sambil mengatakan itu, dia menunjuk kotak P3K yang sedang kupegang itu.

  “Ah benar juga...Aku akan mengembalikannya dulu.”

  Setelah membetulkan peganganku ke kotak P3K ini, aku mulai berjalan ke UKS di gedung khusus. Entah mengapa, Yuigahama juga mengikutiku.

  “Aku ikut juga. Yukinon mungkin masih ada di UKS.”

  “Begitu ya? Kalau begitu, bisakah kau yang pegang kotak ini dan mengembalikannya?”

  Kalau dipikir-pikir, tidak perlu dua orang hanya untuk urusan mengembalikan kotak P3K, jadi biar dia saja yang mengembalikannya sendiri. Aku mengatakan itu sambil memakai pola pikir seperti seorang budak perusahaan dalam hal efisiensi sumber daya manusia.

  “...Y-Ya. Ti-Tidak masalah, tapi...”

  Yuigahama terlihat mundur selangkah dariku. Lalu, dia memasang senyum.

  “Aku hanya becanda tadi...Aku harus membicarakan sesuatu dengan Yukinoshita soal masalah hari ini. Ayo kita kembalikan kotak ini bersama-sama.”

  “Oke kalau begitu.”

  Setelah itu dia mendorong lenganku.

  Well, seperti katanya.

  Hal-hal yang dipinjam harus dikembalikan. Itu tidak terbatas ke materi saja, tapi kata-kata dan pikiran-pikiran. Begitu juga dengan kehangatan.


  Suatu hari nanti, aku akan membalasnya. Oleh karena itu, kurasa tidak masalah jika aku mengandalkannya untuk saat ini. Meski ini hanyalah sebuah alasan bagiku.






x x x



Tidak ada komentar:

Posting Komentar