Jumat, 18 September 2015

[ TRANSLATE ] Qualidea of The Scum Chapter 3 : Kusaoka Haruma 3


 



*   *   *





  Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Malah aku sekarang yang ketakutan (menangis)!

  HP-ku terus bergetar meskipun aku sudah membaca pesan itu, dan meskipun ada jeda diantara getaran satu dengan yang lainnya, tubuhku secara otomatis bergetar dengan sendirinya.

  Total, aku menerima lebih dari 21 pesan, dan semua pesan itu sepertinya berasal dari orang yang sama. Setelah aku block ID bernama "JOHANNE♥", tampaknya dia memakai ID yang lain bernama "JOHANNE♪", "JOHANNE★", dan "JOHANNE 2" yang digunakan untuk mencegah usaha block ID. Sekarang, HP-ku sudah menerima pesan terakhir dan tidak bergetar lagi. Jika aku biarkan saja dia mengirim pesan-pesan itu, mungkin pesan terakhirnya berasal dari ID "JOHANNevolution".

  Jangan pernah tanya kepadaku apa isi pesan lain yang dikirimnya!

  Simbol hati dan simbol lainnya memang terlihat bagus untuk dilihat. Cara menulisnya memang menunjukkan kalau yang mengirimnya adalah seorang gadis. Tapi tahu tidak? Aku tidak berpikir untuk menyebutkan alamat, tanggal lahir, dan golongan darah di sebuah pesan pertama adalah ide yang baik. Apa ini semacam ada perubahan undang-undang tentang kepemilikan data pribadi? Atau dia hanya sedang memakai haknya untuk tahu sebagai warga negara?

  Ketika aku menguatkan genggamanku ke HP-ku, kakak perempuanku menoleh ke arahku dengan ekspresi tanda tanya. "Apa ada yang salah?"

  Semuanya terlihat salah, terutama nama pengirimnya. Oh kakakku, ini masalah yang serius!

  Aku pura-pura batuk. "Amane-chan..." aku mencoba memanggilnya.

  "Ada apa?"

  "Kalau ada gadis mengatakan 'kita memiliki golongan darah yang sama,' sebenarnya apa maksudnya?" tanyaku.

  Amane-chan berhenti mengunyah camilan cumi keringnya dan berpikir sejenak.

  "...Itu artinya dia butuh transfusi darah."

  Wow, sungguh? Kamu memang punya banyak hal baru setiap hari. Itulah jawaban yang bisa diberikan Guru UKS. Aku tidak tahu kalau aku ada undangan untuk hadir dalam acara Transfusi Darah. Tunggu dulu! Kakakku tadi mengatakannya dengan wajah yang serius, mustahil dia serius mengatakannya...

  Sebenarnya, aku memang tahu kalau kakakku ini memang kadang sok tahu ketika menjawab pertanyaanku, tetapi begitu pula si pengirim pesan ini. Kalau dipikir secara logis, tidak ada yang akan mengirimkan pesan menakutkan semacam ini jika orang ini sesuai dengan apa yang digambarkan di kepalaku. Image Chigusa Yuu tidak sesuai dengan pesan maniak ini, tetapi ketika membaca isi pesan tersebut berisi tentang perempatan mistis yang dibicarakan kami di atas atap tadi, tampaknya aku tidak punya pilihan lain kecuali percaya kalau dia yang mengirim itu.

  Ketika aku memikirkannya, Chigusa Yuu memang memiliki kecantikan seperti sebuah berlian, kalau kita berbicara penampilan fisiknya. Dia adalah sebuah berlian diantara batu berharga lainnya. Tetapi, harus kukatakan berlian yang ini adalah berlian gila.

  Ketika aku berusaha block ID-ID yang mengirim pesan tersebut di HP-ku, bel interkom berbunyi. Ding Dong.

  Amane-chan tidak mempedulikannya dan tetap menonton TV. Sementara, bunyi interkomnya terus terdengar. Ding dong. Ding dong. Sial, apa ini? Berhentilah memanggilku!

  "...Haruma!" Amane-chan memanggil namaku, seperti terganggu dengan suara itu. Seperti yang kuduga, tampaknya bukan aku saja yang merasa terganggu dengan bunyi itu.

  Begitulah yang terjadi disini selama ini. Diantara kakak perempuan dan adik laki-laki, tidak usah repot-repot untuk cari tahu siapa yang berada di kasta teratas. Adik laki-laki pasti setara dengan budak. Maksudku, lihat saja buktinya di ruangan ini!

  Akhirnya, aku berdiri dan melihat ke arah monitor interkom, yang masih berbunyi. Tetapi di monitor tidak ada seorangpun disana! Seseorang pasti ada di sana    orang ini pasti tahu posisi kameranya dan berniat agar tidak terlihat oleh kameranya. Ini seperti cara salesman yang hendak menjual sesuatu atau debt collector yang hendak mengambil uangnya darimu! Hati-hatilah, nak!

  Kalau begini terus, aku tidak punya pilihan kecuali membuka pintunya. Aku coba mengintip ke lubang pintu, tetapi tidak ada seorangpun terlihat disana. Aku sepertinya harus menyerah saja dan membuka pintunya.

  Ketika aku membuka pintunya dengan pelan-pelan, secukupnya saja sehingga hanya cukup untuk kepalaku saja keluar dan melihat situasinya, orang ini langsung melangkah masuk dan membungkuk di depanku.

  "Selamat malam."

  "Er, benar. Selamat malam..." hanya itu yang bisa kujawab.

  Sikapnya memang terlihat elegan, terlebih jika dia menambahkan kata-kata "Malam ini terlihat indah". Ketika Chigusa Yuu berusaha membetulkan posisi rambut hitamnya yang berada di bahunya, bermandikan cahaya dari lampu jalanan, senyum yang manis menyelimuti wajahnya seperti sebuah bulan sabit di dongeng-dongeng. Jujur saja, aku tidak bisa mencocokkan penampilan gadis ini dengan maniak yang telah menekan interkom rumahku berkali-kali.

  Sebenarnya, aku ingin mengatakan 'Ini rumahku!' dan berusaha mengusirnya, entah mengapa aku tidak melakukannya.

  "Ada apa?"

  "Katamu tadi aku bisa menemuimu jika tidak ada kabar dari temanku, oleh karena itu aku pergi kesini malam ini," Chigusa menjelaskannya seperti senjata makan tuan bagiku.

  Sikapnya yang malu-malu dan melirik ke arahku lewat matanya yang cantik memang sangat manis, tetapi penjelasannya sedikit agak aneh...Sebenarnya aku tidak masalah dengan alasan dia mengunjungiku, tidak masalah sama sekali, tetapi yang ingin kutanya adalah mengapa dia datang kesini seperti tahu rumahku persis berada di mana? Apa gadis ini membaca per halaman Yellow Pages?

  "Sebenarnya maksudku mengatakan itu     "

  "Ah, mungkin kamu belum membaca pesan dariku?" dia sepertinya menemukan alasan lainnya. "Aku akan mengirimkannya lagi kepadamu, tidak apa-apa?"

  Dia lalu menekan beberapa tombol di layar HPnya. Setelah itu, HP-ku bergetar. Di layar HP-ku, terdapat pesan yang dikirim oleh ID yang memiliki nama sama seperti pesan sebelumnya. Ketika aku teringat kata-kata "temui aku lagi" yang pernah kuucapkan kepadanya, mataku seakan-akan membeku.

  Setelah kupikir baik-baik, aku memang mengatakan hal itu kepadanya.

  Tetapi dalam budaya kita, ketika kita berkata "sampai jumpa lagi!" atau "ayo kapan-kapan kita bertemu lagi!" itu berarti kita tidak akan bertemu lagi. "Aku akan pergi kalau senggang" artinya sama dengan "Aku tidak mau ikut" dalam budaya Jepang. Ketika kamu bisa melakukan basa-basi ke semua orang seperti itu, mungkin kamu bisa hidup glamor dan menjadi selebritis.

  "Mm. Um, ketika aku mengatakan temui aku lagi, sebenarnya aku      "

  "Apa kamu sekarang sedang sibuk?" Chigusa memotongnya sambil tertawa kecil, memasukkan tangannya ke sakunya.

  Seketika, aku seperti menjadi orang Jepang yang tersenyum ketika ada orang bule bertanya kepadanya dengan bahasa asing. Oh, sorry...Ai cannotto spikku forein ranguage...





*   *   *


Tidak ada komentar:

Posting Komentar