Kamis, 30 Maret 2017

[ SPECIAL TRANSLATE ] Visual Novel Oregairu Zoku : Yukinoshita Yukino Route (Best End)




Kali ini, saya mencoba translate adegan di visual novelnya. Kebetulan, ada pembaca yang mengirimi saya link ini. Jadi, jika pembaca punya link untuk gadis yang lain, silakan dikirim ke email saya. Jika ada waktu luang, saya akan translate dan posting di blog ini.

Saya tidak tahu ini dimulai dari mana, tapi saya akan mulai translate dari adegan pertama cuplikan yang saya terima. Semoga ini akan menjadi artikel yang menyenangkan.

Apapun yang terjadi dalam translate ini, jika tidak memenuhi ekspektasi anda, silakan fentung Watari.

Mungkin ada sebagian yang mendapatkan "clue" tentang volume 12 ataupun apa yang dikatakan Yukino dalam kelanjutkan vol 11 dari VN ini, tapi saya kembalikan kepada pembacanya saja.

Are you ready?





Hachiman
"Lift kursi masih bisa terlihat dari sini, penginapan juga masih terlihat, meski posisinya sangat jauh sekali. Untung saja. Sepertinya kita tidak tersesat."

Yukino
"Ya."

Hachiman
"Tapi hujan salju mulai turun lebih deras saat ini."

Yukino
"Ya."

Hachiman
"....."

Yukinoshita pasti sangat lelah. Staminanya mungkin sudah mencapai batas akhir dari kemampuannya.

Waktu itu, kupikir ide yang bagus untuk bersantai sebentar...Meski kami harusnya turun gunung lebih dulu. Karena situasinya menjadi seperti ini...

Hachiman
"...Bisakah kita beristirahat sebentar?"

Yukino
"Jangan. Sangat berbahaya kalau kita berhenti untuk hal yang kurang mendesak. Bisa-bisa kita akan terjebak untuk seterusnya."

Hachiman
"Tapi...Huh? Itu..."



......





Yukino
"Ini adalah tempat perlindungan sementara. Sepertinya, mereka sengaja membangun banyak tempat seperti ini untuk jaga-jaga kalau situasi buruk terjadi."

Hachiman
"Ayo kita berhenti disini dulu sambil melihat perkembangan situasinya. Aku kagum dengan visi dari orang yang membangun tempat ini."

Yukino
"Itu benar. Aku membenci diriku yang tidak belajar dari itu."

Hachiman
"Uh?"

Yukino
"Aku benar-benar minta maaf karena bersikap sedikit panik, sedang waktu itu kupikir kita terlalu meremehkan situasinya. Gara-gara itu aku memberimu sebuah masalah."

Bahu Yukinoshita tampak sedikit bergetar. Karena tubuh kami dalam posisi berdekatan sehingga kami bisa bertukar suhu tubuh, aku menyadari sesuatu.

Untuk mengubah suasana hatinya, aku mulai mendekatkan tubuhku kepadanya. Aku bisa merasakan bagaimana tubuhnya yang sedikit menggigil.

[ choose ] - Aku menyukai salju di gunung itu

Hachiman
"Aku menyukai salju yang ada di gunung itu."

Yukino
"Eh?"

Hachiman
"Bisa dibilang, kalau salju tersebut adalah salah satu atraksi dari gunung salju."

Yukino
"Kau bisa bilang kalau Nee-san sedang menyiapkan atraksi untuk kita."

Hachiman
"Kalau kau berpikir seperti itu, maka itu akan terasa menyenangkan."

Yukino
"Kupikir, kau tidak pernah mengharapkan hal-hal semacam itu dari Nee-san."

Akhirnya, nada yang ceria mulai terdengar dari suara Yukinoshita. Syukurlah, kusempatkan juga untuk melirik ke arah luar. Karena badai salju, diluar tempat perlindungan ini adalah dunia hampa yang menyajikan warna putih pekat di depan kami.



.......





Yukino
"Entah mengapa, pemandangan ini terasa sangat menenangkan."

Nada suaranya seakan-akan kagum akan sesuatu. Aku mendengar itu seperti sebuah ungkapan perasaan yang sedih. Pemandangan semacam ini adalah pemandangan dimana diriku dan Yukinoshita sendiri sangat familiar.

Hachiman
"Dunia dimana tidak ada seorangpun disana..."

Sejak kapan aku menganggap itu adalah hal yang menyedihkan? Aku sendiri terkejut dengan diriku yang mengucapkan kata-kata itu begitu saja. Kemudian...

Yukino
"Tapi saat ini berbeda..."



......





Yukino
"...Itu karena kau ada disini."

Hachiman
"......"

Senyum dan kata-katanya barusan benar-benar mengejutkanku.

Yukino
"....."

Hachiman
"....."



......




Ternyata, badai salju sudah berhenti dan jalan turun mulai terlihat lagi, akhirnya kita berhasil tiba di penginapan.

Yang lainnya sudah kembali ke penginapan, entah apa mereka menikmati kegiatan ski mereka atau tidak.

Hachiman
"Akhirnya kita kembali ke penginapan. Apa kau tidak apa-apa?"

Yukino
"Ya, lagipula aku sudah beristirahat dengan cukup."

Hachiman
"Yeah, tapi kita barusan berjalan kaki cukup jauh."

Yukino
"...Itu benar. Jujur saja, tapi aku merasa seperti baru saja berdiri."

Hachiman
"Jujur saja, aku juga merasa begitu."

Yukino
(tersenyum)

Hachiman
(tertawa)

Tanpa ragu, aku sendiri tertawa dengan hal ini. Aku merasa sama seperti apa yang dia rasakan. Kurasa ini sesuatu yang bagus jika kita memiliki ekspresi yang sama ketika senja menjelang. Karena ini adalah ekspresi dari seorang anak kecil; jelas terlihat apa yang ingin disampaikan tapi sengaja disembunyikan. Karena itulah aku tidak masalah meski aku tidak bisa memberi nama ini perasaan yang semacam apa.



..........




Training camp ini juga, ini adalah malam terakhir, ruang tengah pasti akan ramai seperti sebuah pesta perayaan. Tiga hari dua malam memang berlalu dengan cepat.

Sedang diriku sendiri...Apakah Yukinoshita baik-baik saja?

Aku mengkhawatirkan kesehatan Yukinoshita.

Yukinoshita hanya berada di kamarnya sejak kami kembali ke penginapan dan dia juga tidak muncul pada jam makan malam. Meski aku tahu kalau dia mungkin tertidur lelap karena kelelahan, aku tetap merasa khawatir dengannya.

Kurasa yang barusan itu kurang masuk akal. Dia pasti sedang tertidur karena kelelahan...

Komachi
"Onii-chan."

Hachiman
"Ada apa, Komachi?"

Komachi
"Kau kan dari tadi bersama Yukino-san, apa terjadi sesuatu dengan Yukino-san?"

Hachiman
"Hmm, ya memang ada beberapa kejadian tadi. Bagaimana keadaannya?"

Komachi
"Kondisinya sepertinya tidak begitu bagus, atau lebih tepatnya dia sangat kelelahan. Kalau Onii-chan khawatir dengannya, coba temui dia saja."

Hachiman
"Bukan begitu, bukannya aku khawatir..."

Komachi
"Jadi, kau tidak khawatir dengannya?"

Hachiman
"...Aku mengkhawatirkannya."

Komachi
"Well, kurasa itu tidak masalah. Tapi kalau kau benar-benar khawatir, lebih baik kau menengoknya."

Hachiman
"Yeah, aku tahu. Kalau begitu, selamat malam."



.......



Hachiman
"Khawatir...Huh?"

...Memang sebuah fakta kalau aku mengkhawatirkan Yukinoshita. Yang paling utama, ini terjadi karena aku yang memaksanya untuk terus berjalan meski dia sudah tidak punya stamina lagi. Karena itulah, wajar bila aku khawatir dengannya.

Itu adalah alasan yang bagus. Alasan yang masuk logika.

...Tapi entah mengapa alasan itu tidak benar-benar membuatku puas.

Hanya saja, waktu itu terjadi sebuah kecelakaan kecil...Tapi apakah itu...Itu yang menciptakan rasa khawatirku terhadap Yukinoshita saat ini?

...Aku harusnya tidak perlu memikirkan hal tersebut lebih jauh.

Dulu pernah, aku percaya kalau Yukinoshita Yukino adalah gadis yang kuat, dan egoku membuatku memaksakan image itu kepadanya...Aku lalu kecewa kepada diriku sendiri yang sudah memaksakan itu kedalam diriku.

Tapi, harusnya situasi saat ini berbeda dengan saat itu.

Yukinoshita...Mengatakan kalau aku ada di sampingnya waktu itu dan dia tersenyum.


"Tapi saat ini berbeda..."

"...Itu karena kau ada disini."


Perasaan yang muncul ketika kata-kata itu terucap, dan senyumannya waktu itu.

Mereka adalah...

Harus kusebut apa perasaan itu?

Bagaimana aku menjelaskan perasaan itu?

*Sebenarnya Hachiman tidak ada di ruangan ini, dimana hanya ada Yui dan Yukino. Tapi monolog dalam adegan Yui-Yukino ini bukanlah dari Hachiman. Mungkin lebih tepat disebut Narator atau sejenisnya.

Yui
"Yukinon, bagaimana keadaanmu? Apa kau baik-baik saja?"

Yukino
"Terima kasih. Aku baik-baik saja sekarang. Sepertinya aku sudah membuatmu khawatir. Maafkan aku..."

Yui
"Tidak masalah! Jangan khawatirkan itu! Aku sendiri tidak melakukan apapun."

Yukino
"Itu tidak benar. Aku telah diselamatkan olehmu."

Yui
"Bukan, aku benar-benar tidak melakukan apapun."

Yukino
"Kau sudah menolongku. Ketika aku memikirkannya, kau selalu..."

Yui
"Yukinon..."

Ekspresinya yang biasanya tersenyum ceria kini tampak gelap.

Mengatakan hal-hal semacam itu, kukatakan saja kali ini. Kupikir ini tidaklah adil. Tapi, mereka mungkin akan menerima orang yang tidak adil seperti diriku.

Dia itu (merujuk ke Yuigahama)...kuanggap sebagai teman saja.

Hanya saja...Mungkin aku mengatakan itu agar semuanya menjadi mudah.

Karena kita semua hanya menebak-nebak perasaan orang lain saja. Tapi jika kita memberi nama hubungan itu, hubungan kita pasti akan hancur dan hilang.

Dan, dia adalah gadis yang mengungkapkan semuanya dengan kata-kata. Karena dia jujur, ceria, baik, dan cantik. Aku berbeda dengannya. Aku tidak bisa mengungkapkan apapun dengan kata-kata.

Karena itulah pembicaraan ini selesai bagiku.

Tanpa mengatakan apapun kepada mereka, aku hanya akan bertindak sebagai jembatan jarak antara mereka berdua, dan melihat mereka dengan harapan ini akan menjadi happy ending. Dan akhirnya mereka tiba di akhir cerita.

Itulah yang seharusnya terjadi. Tapi...

Yui
"Hei, Yukinon. Aku sendiri juga sering ditolong, sepanjang waktu, sejak awal, dan juga orang pertama yang ditolong adalah diriku. Ini semacam, kita semua seperti membutuhkan pertolongan, benar tidak?"

Yukino
"Memang benar, aku terus dibantu olehmu dan Hikigaya-kun."

Yui
"Yeah."

Yukino
"Itulah yang terjadi. Aku selalu mengingatkan diriku kalau aku harus bisa mandiri sehingga tidak bergantung ke orang lain, tapi..."

Yui
"Bukankah tidak masalah jika kau menerima bantuan orang lain? Mengandalkan orang lain, membutuhkan bantuan orang lain, atau serius dengan orang lain, kau dan diriku, dan Hikki juga saling bergantung kepada orang lain. Karena itulah, kau tidak perlu mengkhawatirkannya."

Yukino
"Yuigahama-san."

Dia benar-benar gadis yang baik.

Aku sendiri memilih untuk tidak mengatakan apapun, tapi ketika slot tersebut terisi, dia pasti akan patah hati. tenggelam seperti lem, terpotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil, dan mulai tersapu oleh bayangan.

Karena itulah aku tidak mau membebankan perasaan bersalah apapun kepadanya. Apapun hasilnya kelak. Bahkan jika itu mengharuskan hubunganku hancur. Selama ini dibantunya, aku tidak mau bergantung terus kepadanya.

Yukino
"Aku menginginkan sesuatu...Yuigahama-san..."

Yui
"Ada apa?"

Yukino
"Aku...Menyukai Hikigaya-kun. Aku pasti tidak akan pernah bertemu orang lain seperti dirinya lagi.





Yui
"Yeah..."

Yukino
"Yuigahama-san...Aku...Minta maaf."

Yui
"Yukinon. Lakukan yang terbaik. Aku juga menyukaimu, aku menyukai kalian berdua. Jadi, lakukan yang terbaik."

Yukino
"Terimakasih, Yuigahama-san."

Yui
"Yeah..."







........




Keesokan harinya setelah pulang dari training camp ski. Aku tidak ingin memikirkan apapun untuk dua hingga tiga hari ke depan.

Ketika sedang bersantai di sofa...

Ketika diserang rasa kantuk, akupun seara perlahan mulai menutup kedua mataku, lalu muncul beberapa hal di pikiranku, yaitu...

[ choose ] - tentang Yukinoshita

Apa yang sedang dilakukan Yukinoshita pada saat ini?

Melihat bunga sakura, kurasa akan bagus jika aku bisa melihat itu dengannya...

Impianku itu, jika aku bisa melihat jelas impian itu, jika aku bisa meraih dirinya...

Ketika berusaha menekankan impian itu dalam angan-anganku, aku mulai tertidur.



.......


Hachiman
"Kalau begitu, saya permisi dulu..."

Harusnya tidak ada masalah lagi jika aku sudah menyetorkan kuisioner karir masa depan ini. Masalahnya, ternyata masih ada masalah dan belum beres-beres...

Yukino
"Kalau begitu, saya permisi dulu..."


Yukino
"...Ah."

Hachiman
"Yo."

Akankah adegan ini akan terulang lagi di masa yang akan datang...?



Yukino
"Apa kau berurusan lagi dengan Hiratsuka-sensei?"

Hachiman
"Yeah, harusnya tidak ada masalah ketika aku menulis Jurusan Liberal Art di Universitas Swasta dalam kuisioner karir masa depan, tapi..."

Yukino
"Ada masalah sebelumnya, benar tidak?"

Hachiman
"Ya semacam itulah. Jujur saja, aku merasa tidak ada gunanya mengisi hal-hal semacam kuisioner karir masa depan."

Yukino
"Memang. Kalau mempertimbangkan karakter dan nilai akademismu, kurasa kau tidak akan menemukan masalah berarti dalam ujian masuk."

Hachiman
"....."

Yukino
"Apa ada yang salah?"

Hachiman
"Ah, tidak. Hanya saja, ini pertamakalinya aku mendengarmu memujiku."

Yukino
"Kau pasti sudah mengalami banyak hal yang menyedihkan sehingga menganggap itu adalah sebuah pujian dariku. Memangnya, sindiran macam apa yang sering kau terima?"

Hachiman
"Hmm bagaimana ya, meski begitu aku tertarik dengan 9% sindiran itu."


Yukino
"Bukannya belakangan ini tidak begitu?"

Ternyata kau sadar juga, huh?

Hachiman
"Well, kalau cuma ujian masuk, kurasa kalau aku jadi kau, tidak ada yang perlu kau khawatirkan."

Yukino
"Entah ya kalau itu. Karena aku tidaklah sesempurna seperti anggapanmu itu."

Ekspresi wajah Yukinoshita tampak berbeda, sangat kontras ketika dia memberikan jawaban yang membanggakan dirinya, kali ini dia tampak sangat ceria.

Ketika jawabannya langsung ke fakta yang sebenarnya, tanpa kata-kata yang berputar-putar, ekspresi wajahnya tampak lembut, seperti tunas yang baru mekar setelah salju meleleh.

Karena itulah, saat ini, kurasa ini momen dimana aku bisa menanyakannya sesuatu.

Hachiman
"Boleh aku bertanya sesuatu? Masa depan nanti akan kemana?"

Yukino
"Aku berada di kelas Budaya Internasional, jadi jurusan IPA atau IPS bukanlah masalah bagiku."

Hachiman
"Maksudku, setelah lulus SMA nanti."

Yukino
".....Ini pertamakalinya kau bertanya hal yang seperti itu."

Hachiman
"Ah, maksudku, maaf. Kau tidak harus menjawabnya jika belum tahu akan kemana...Ini juga pertamakalinya aku bertanya hal yang seperti ini, jadi aku agak sedikit bingung bagaimana cara mengatakannya..."

Yukino
"Ah, tidak, aku sendiri agak terkejut..."

Hachiman
"...Be-begitu ya."

Yukino
"Ya...Bagaimana ya, sepertinya saat ini aku memutuskan untuk masuk jurusan Liberal Art. Tapi masih banyak waktu tersisa sebelum ujian tersebut, jadi masih ada kemungkinan aku memilih jurusan MIPA. Juga, ada kemungkinan kalau aku akan kuliah di luar negeri..."

Hachiman
"....."

Yukino
"U-Um...Apakah itu yang hendak kau tanyakan?"

Hachiman
"Well, yeah..."

Yukino
"Erm...Umm...Jujur saja, aku sendiri masih belum tahu. Tapi, tidak peduli apa yang harus kuhadapi, aku percaya kalau tidak ada yang bisa mengekangku untuk memilih."

Hachiman
"Begitu ya."

Yukino
"Maaf ya, malah memberikan jawaban yang seperti itu..."

Hachiman
"Tidak, kurasa itu sudah cukup. Terima kasih ya."

Yukino
"Apakah itu benar-benar cukup?"

Hachiman
"Yeah, karena aku tidak pernah menduga akan mendengar belum tahu dari dirimu."

Yukino
"Entah juga. Aku bukanlah orang yang memikirkan secara mendalam soal itu, banyak hal dimana aku sendiri masih belum tahu."

Hachiman
"Benarkah?"

Yukino
"Ya, itu benar."

Senyumnya yang seperti itu, aku tidak melihat adanya tekanan dalam kata-katanya. Itu adalah kombinasi dari kelebihan dan kekurangan Yukinoshita. Dan gadis yang memiliki karakter itu baru saja menunjukkan kemampuan adaptatifnya yang pertamakali kepadaku.

Yukino
"Karena itu, aku coba belajar sedikit demi sedikit..."

Cahaya yang memancar dari kedua mata Yukinoshita sangat mempesona.

Jika aku...Diperbolehkan untuk berharap, sebuah harapan yang sama dengan kata-kata Yukinoshita tadi. Kuharap aku dan dia akan terus melihat hal yang sama ke depannya.

Karena itulah, kuberanikan diriku untuk mengungkapkan harapanku ini.

Hachiman
"Kurasa, aku mulai sedikit memahami dirimu saat ini...Meski, mungkin itu hanyalah salah paham."

Yukino
"Memang, aku sendiri juga selalu salah paham."

Hachiman
"....."

Yukino
"Jadi kau selalu ada disini, di tempat ini."

Tempat ini adalah tempat dimana aku selalu memakan makan siangku sendirian sejak pertamakali aku masuk ke sekolah ini. Ini adalah duniaku.

Hachiman
"Well, itu karena aku seorang penyendiri level hardcore."


Yukino
"Tapi sekarang berbeda."

Itu kata-kata yang sama dengan yang lalu.

Hachiman
"Yeah."

Kira-kira...Apa aku diperbolehkan untuk berharap?



.........


Sejak pagi, hujan salju turun dan belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.


Yui
"Yukinon, Hikki, ini buruk sekali!"

Hachiman
"Memangnya ada apa?"

Yui
"Ah, kata orang-orang, hujan saljunya membuat operasional kereta Keiyo terhenti. Sedang jalur kereta lainnya juga diragukan untuk beroperasi."


Yukino
"Gara-gara hujan salju ini ya..."

Hachiman
"Itu artinya kalau kita lebih lama lagi ada disini, kita kemungkinan akan kesulitan untuk pulang?"

Yui
"Benar...Apa lebih baik kita sudahi lebih awal aktivitas Klub kita hari ini?"

Yukino
"Ada benarnya juga...Akan menjadi masalah jika kita pulang dengan jalan kaki.


Yui
"Oke, hati-hati di jalan ya!"

Hachiman
"Tolong hati-hati agar tidak terpeleset."

Yui
"Aku akan hati-hati!"

Hachiman
"Hujan saljunya sangat lebat sekali, kurasa akan berbahaya jika aku bersepeda sampai ke rumah."

Yukino
"Apa yang akan kita lakukan dengan situasi ini?"

Hachiman
"Sepertinya, jalur kereta lokal masih berfungsi."

Yukino
"Memang, kalau begitu...Kau sendiri bagaimana?"

Hachiman
"Bagaimana ya..."

Yukino
"....."




Hachiman
"....."

Yukino | Hachiman
"Mau pulang bersama?"

Hachiman
"....."

Yukino
"....."

Hachiman
"Kalau begitu, ayo kita pergi?"

Yukino
"Ya."


Hachiman
"Stasiunnya sepi sekali..."

Yukino
"Mungkin akan ramai ketika jam pulang kantor?"

Hachiman
"Ini mungkin satu-satunya transportasi yang tersedia..."

Yukino
"Memang."

Hachiman
"....."

Yukino
".....Um"


Sambil mengatakan itu secara perlahan, Yukinoshita mengeluarkan sebuah bungkusan yang tampak seperti buatan sendiri.

Yukino
"Mungkin ini tidak bisa menggantikan buatan Komachi-san, belum lagi ini sudah terlambat, tapi..Itu karena aku tidak bisa memberimu waktu itu..."

Hachiman
"....."

[ choose ] - menerimanya

Aku tidak pernah membayangkan akan menerima coklat semacam ini di kehidupanku. Aku sendiri mulai ragu. Jadi...

Hachiman
"Ah...Erm...Apakah tidak masalah aku yang menerima ini...?"

Kata-kataku tampak terpotong-potong. Aku sendiri, serasa hampir saja menggigit lidahku sendiri. Beginilah respon diriku jika ada kejadian yang semacam ini.

Yukino
"Jangan salah paham kepada siapa aku hendak memberikan ini...Aku tidak mau menjadi bodoh lagi."

Hachiman
"Be...Begitu ya. Um, terima kasih..."

Yukino
"Tidak, akulah yang berterimakasih, karena sudah menerima itu..."



Yukino
"Umm...Aku menyukaimu, Hikigaya-kun."

Hachiman
"....."

Yukino
"...Bolehkah...Aku tahu jawabanmu?"

Hachiman
"Aku...Bagaimana mengatakannya ya."

Menolak pemberian seseorang yang sangat berarti bagi diriku, merupakan kebohongan terbesar dalam hidupku. Jika aku diperbolehkan untuk bermimpi, maka aku diperbolehkan untuk mewujudkannya.

Hachiman
"...Ingatkah? Sewaktu di tempat perlindungan, di gunung salju waktu itu, kita melihat pemandangan hujan salju disana."

Yukino
"Ya."

Hachiman
"Itu adalah pertamakalinya kita melihat hujan salju bersama-sama, persis seperti apa yang terjadi saat ini, benar tidak?"

Yukino
"Ya."

Hachiman
"Kupikir itu adalah pemandangan dimana tidak ada seorangpun yang tinggal dalam dunia ini. Tapi, itu salah. Meski pemandangan saat ini adalah pemandangan dimana tidak ada seorangpun...Kau ada disini."

Yukino
"Hikigaya-kun."

Hachiman
"Kupikir jika bersama denganmu...Bersamamu, Yukinoshita...Kupikir aku akan bisa terus melihat pemandangan yang seperti ini."

Entah mengapa, tanganku menyentuh tangannya yang terasa sangat dingin. Secara perlahan, aku mencoba meremas tangannya. Kuharap, dia tidak akan kedinginan. Agar pikiranku tetap tenang, aku mengumpulkan segenap keberanianku.

Hachiman
"Karena itulah...Well, itu...Aku menyukaimu, Yukinoshita."

Kata-kata tersebut mungkin tidak memiliki arti apapun. Jelas-jelas tidak ada tekanan nada dalam kata-kata barusan. Karena itulah aku mengutarakan yang kumaksud itu bukan dengan kata-kata, tapi sesuatu yang lain.

Aku tidak bisa menyebut yang barusan itu semacam sesuatu lagi. Hanya saja, aku harus memberikan makna yang jelas; tentang waktu yang sudah kita habiskan bersama, waktu ketika kita perasaan kita merasakan sesuatu yang berbeda. Itulah yang kuyakini.

Yukino
"....."

Tiba-tiba, dia menatapku dan kedua mata kami bertemu. Aku merasa kalau kedua mata dan bibir tersebut sedang mencari janji yang jelas. Dan dirikupun juga begitu...

Yukino
"....."

Hachiman
"....."

Lengannya yang awalnya ragu-ragu, tidak lama kemudian menyentuh punggungku. Akankah dia terjatuh jika aku tidak memeganginya?

Tapi, aku tahu kalau dia bukanlah gadis yang rapuh. Akupun memeluknya dengan erat. Aku bisa merasakan desahan napasnya yang pelan di lenganku.

Yukino
"Umm...Mungkin tidak ada gunanya jika hanya mengungkapkannya dengan kata-kata tapi...Aku mencintaimu, Hikigaya-kun."

*Tolong penonton harap tenang dan jangan kecewa dengan translator, ini memang dari sananya begitu dan kelanjutkan adegan di atas tidak ditampilkan.


.......



Setelah berkali-kali musim dingin menerpa kami. Kini Yukinoshita dan diriku...



Hachiman
"Akhirnya selesai satu."

Yukino
"Ya. Sekarang kau tinggal menghangatkan lalu menyusunnya. Kau ternyata cukup berguna dalam membantu kegiatan memasak."

Hachiman
"Aku sangat terlatih untuk ini, jadi wajar saja ini terjadi."

Yukino
"....."

Hachiman
"....."

Yukino
"Apa Yuigahama-san dan yang lainnya sudah hampir tiba?"

Hachiman
"Yeah. Sudah lama sejak terakhir kali kita berkumpul di ruangan ini."

Yukino
"Tidak lama lagi kita juga akan berpisah dengan ruangan ini."

Hachiman
"Akhirnya...Juga, kurasa kita harus mencari kucing sebagai peliharaan kita."

Yukino
"Benar juga!...Hikigaya-kun. Aku suka dengan fakta kalau banyak sekali kenangan di ruangan ini, tapi kita masih bisa melihat hal yang sama di tempat yang sama...Aku sangat senang sekali."

Hachiman
"Begitu ya...Akupun juga begitu. Meski kita berada di tempat yang sama, hal-hal yang kita lihat sebenarnya tidaklah sama."

Yukino
"Benar. Mereka tidaklah sama...Karena itulah aku ingin bersama denganmu."

Yukinoshita yang terlihat cantik sepanjang waktu, menatapku. Kalau ada sesuatu yang berubah, maka itu suasana kaku yang ada diantara kita.

Hachiman
"Yukino..."

Yukino
"Hachiman..."

Seperti terbawa suasananya, akupun mulai menyentuh bibirnya.

[ bel pintu berbunyi ]

*Saya bukan sengaja menaruh gambar ini dan memotong adegan ciuman mereka, tapi inilah tampilan VN-nya ketika adegan tersebut terjadi. Penonton harap tenang dan tidak membuang benda-benda berbahaya ke arah admin!


Kami menikmati kebersamaan kami yang sejenak ini sebelum mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan tamu-tamu kami.

Yukino
"Oke, saatnya menyusun masakannya dan menyambut tamu-tamu kita!"

Hachiman
"Yeah!"


10 komentar:

  1. thanks gan atas special translate nya. oh ya ini game visual novel buat pc kah? kalo buat pc, bisa bagi link nya hehehe
    thanks

    BalasHapus
  2. Ending klub relawan (masa sekolah) yg kita butuhkan ya seperti ini. Baru kemudian berlanjut ke arc keluarga yukinoshita, dgn hachiman berdiri menyokong yukino.

    BalasHapus
  3. Kok kurang puas yah.. ahhhh..... kepala gue hampir meledak saking senangnya

    BalasHapus
  4. Anjay hachiman enak bener 😂 ditembak cewek gw aja nembak ditolak #Curhat

    BalasHapus
  5. Min ini end route nya yukino doang ato ada end route lain?

    BalasHapus
  6. Agak kurang suka juga sih kalo Yukino yg nembak duluan, tapi gpp lah. Dan cuma di ending Yukino doang sampe nikah di ending yg lainnya cuma pacaran.

    BalasHapus
  7. Dan di anime pun mereka jadian , Yukino jga yang nembak kayak negalamr wkwk

    BalasHapus
  8. Tl yg zoku hiratsuka sensei dong

    BalasHapus