x x x
Kami berdiri berdua dengan kedua bahu kami saling bersentuhan, dan ditemani tiupan angin.
"...Pemandangan yang indah."
Tempat ini, merupakan tempat yang familiar bagiku, sekarang menampilkan pemandangan seperti dunia yang akan berakhir. Kalau aku melihat pemandangan matahari tenggelam sendirian, mungkin aku tidak bisa melihat nilai lebih di dalamnya.
Jika ada orang yang memintaku untuk menggambarkan bagaimana kiamat nanti, maka aku akan mengatakan pemandangan yang seperti ini. Jika para Dewa datang dari langit melalui proses antah-berantah, atau bagaimana wanita tercantik yang pernah kau temui dilempar begitu saja ke langit yang sedang terbakar. Kurasa mirip adegan-adegan sejenis itu.
Aku sangat yakin jika semua makhluk disini harus mati, maka gadis ini akan menjadi gadis tercantik bagiku, akupun memikirkan itu sambil melihat ke arah langit dan kemudian ke arahnya. Ini membuatnya tertawa kecil.
"Apa kau akan jatuh cinta padaku lagi? Aku percaya kau ini jatuh cinta padaku pada pandangan pertama, Haruma-san."
"Well, pertama memang begitu. Lalu aku sadar betapa brengsek dirimu, dan aku masih merasa dirimu itu brengsek hingga di tengah cerita, dan sekarang aku masih berpikir kalau dirimu ini brengsek, pada akhirnya aku terbiasa dengan itu. Jadi begitulah, well, yeah. Itu memang cinta pada pandangan pertama."
"Aku tidak mau menyebut itu cinta pada pandangan pertama..."
"Aku cukup yakin kalau awalnya aku menyebutnya cinta pada pandangan pertama."
"Kau tidak. Apa kau dengar aku? Cinta pada pandangan pertama itu, well, kau ingin bersama orang itu sejak awal pertama bertemu, kau sangat putus asa ingin pergi bersama orang itu, kau marah karena hal-hal kecil, dan kau melakukan hal-hal yang diluar kewajaran."
"Itu spesifik sekali," kataku.
Dia lalu menepuk-nepuk dadanya dengan bangga.
"Aku ini spesialis, loh." dia lalu tertawa kecil. "Haruma-san, kau itu kebalikannya."
Tangannya menyentuh tanganku. Jari-jari kami bersentuhan dengan situasi yang aneh.
Kami bertemu, kami saling berargumen, kami saling berteriak, kami saling membuka diri, dan akhirnya kami bersatu.
Begitulah kami ini jatuh cinta.
x Qualidea : Kuzu to Kinka | END x
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus