Sabtu, 05 Maret 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Volume E Chapter 4 : Dan kemudian, inilah yang didapatkan oleh Yuigahama Yui



x x x









  Pada akhirnya, marathon terus berjalan sementara diriku hanya ingin terus-terusan terbaring atau tiduran di jalan.

  Setelah terjatuh, aku berdiam sejenak. Totsuka memang datang membantuku, tapi karena aku tidak ingin mengganggunya, aku memintanya untuk lari lebih dulu. Aku akhirnya sampai di garis finish, dengan menyeret kakiku yang terluka.

  Untungnya, aku tidak berada di posisi paling akhir, bisa dibilang aku di rombongan terakhir. Aku bergabung dengan rombongan ‘kelas bawah’ di marathon ini dan menggunakan segala keajaiban yang kupunya untuk mencapai garis finish. Meski sudah sampai di finish, aku masih menoleh ke sekitarku untuk meyakinkan diriku, “Aku sudah tidak perlu ke garis finish lagi, benar tidak?”. Ngomong-ngomong, yang menjawab pertanyaanku tadi adalah Zaimokuza yang berlari bersamaku di rombongan terakhir.

  Ketika berhenti berlari, lututku bergetar karena menyerah, dan ini adalah momen yang tepat untuk Nico Nico Nii...

  Akupun melihat tubuhku setelah duduk di taman dan ternyata tubuhku dalam kondisi yang sangat buruk.

  Lutut dan kaki bagian bawahku lecet, celanaku penuh lumpur, pantatku kram, samping tubuhku kesakitan dari tadi, kalau kau tanya bagian apa dari tubuhku yang tidak terasa sakit, mungkin aku sendiri akan sulit untuk menjawabnya. Lagipula, aku sendiri adalah anak yang menjadi beban orang lain, jadi sakit seperti ini tidak terasa apa-apa, mungkin juga bisa menjadi eksperimen yang bagus untuk mempelajari sakit.

  Jika aku tidak berusaha memotivasi diriku “Lakukan yang terbaik♥, lakukan yang terbaik♥”, kurasa hidupku akan langsung menjadi nol.

  Tentunya, tidak ada yang menungguku di garis finish.

  Bisa dibilang, hanya satu guru olahraga yang ada di garis finish, sedang yang lain tampaknya berkumpul di tengah taman.

  Aku lalu menuju kesana untuk melihat apa yang terjadi, ternyata ada sebuah upacara penobatan pemenang marathon.

  Biasanya, sebuah marathon tidak ada upacara sejenis ini, tapi kalau melihat Isshiki yang berperan sebagai pembawa acaranya, kemungkinan besar para pengurus OSIS merencanakan ini secara mendadak. Ternyata, Isshiki mampu memimpin mereka. Isshiki Iroha memang salah satu orang yang harus ditakuti.

  “Sekarang, karena hasil perlombaan sudah diperoleh, mari kita sambut juara kita kali ini!”

  Isshiki mengatakan itu dengan ceria, memegang mic yang sepertinya dia bawa dari ruang OSIS. Sementara itu, aku melihat si Wakil Ketua sedang membetulkan posisi tiang micnya terasa sangat menyedihkan.

  Aku melihat sekilas ke area sekitar dan para siswa siswa kelas 1 dan kelas 2 tampaknya tidak bisa dibedakan secara sekilas karena kerumunan bercampur menjadi satu di taman ini. Orang-orang dari kelasku seperti Yuigahama, Miura, Ebina-san, Tobe, dan Totsuka juga ada disini.

  Sambil kulihat dari jauh, Isshiki memanggil juaranya.

  “Juara kita kali ini, Hayama Hayato-san, tolong naik ke atas panggung!”

  Setelah Hayama dipanggil, dia lalu berjalan menuju panggung dan mendapatkan laurel wreath. Para penonton langsung berteriak histeris. Jujur saja, aku sendiri tidak percaya kalau dia menang...
[note: Laurel Wrath adalah hiasan bunga/tanaman yang biasa dikalungkan di kepala, populer di perlombaan.]

  “Hayama-senpai, selamat atas kemenangannya! Saya sejak awal sudah yakin kalau Senpai yang menang looooh!”

  “Terima kasih.”

  Isshiki memberinya salam dengan kata-kata yang jelas dan bermakna ganda, sedang Hayama hanya membalasnya dengan senyum.

  “Sekarang, tolong berikan komentarnya.”

  Setelah menyerahkan mic ke Hayama, para penonton langsung bertepuk tangan dan diiringi siulan-siulan, ada juga yang berteriak HA-YA-TO. Tobe hanya meneriakkan “Heeeya”, “Yeaaaaah”, dan “Yeah, yeah, yeah!” sangat mengganggu.

  Hayama melambaikan tangannya kepada penonton dengan senyum malu-malu dan mulai berbicara.

  “Hingga pertengahan marathon tadi, lawan-lawanku sudah hampir menyalipku. Tapi aku termotivasi oleh kegigihan rival-rivalku dan support dari semua orang, akhirnya aku bisa menjuarainya. Terima kasih banyak kepada kalian,” kata Hayama yang mengatakan itu tanpa ragu-ragu.

  Lalu dia terdiam sejenak. Setelah melihat Miura berada diantara kerumunan penonton, dia melambaikan tangannya ke arahnya.

  “Terutama untuk Yumiko dan Iroha...Terima kasih.”

  Lalu, para penonton malah semakin berteriak histeris. Ooka bersiul menggunakan jarinya sedang Yamato bertepuk tangan. Sedangkan Miura dan Isshiki, mereka seperti berdiri dengan lemas karena nama mereka baru saja disebut, tapi tidak lama kemudian mereka seperti bersikap malu-malu dan wajahnya memerah. Mendengar hal itu, Ebina-san menepuk pundak Miura dan menggumamkan sesuatu.

  Ketika para penonton melihat tatapan hangat Hayama dan reaksi keduanya, penonton mulai bertambah ramai. Begini ya, jadi ini maksudnya untuk membuat gosip ini berakhir. Jadi inilah caramu.

  Lalu si pemenang itu melanjutkan komentarnya.

  “Setelah ini, kami akan fokus ke klub sepakbola dan melakukan yang terbaik untuk turnamen terakhir kami. Juga, bagi para anggota klub sepakbola, kulihat banyak dari kalian yang finish dengan buruk di marathon ini, jadi siap-siap saja latihan selanjutnya akan kubuat menjadi keras.”

  Hayama lalu tersenyum ke arah Tobe dan grupnya. Tobe lalu berteriak “Whooooa~”.

  “Hayato-kuuuun, kau gak boleh gitu laaaaah! Kasi tau dulu dooong!”

  Tobe mengatakan itu dengan gaya bicaranya sehingga suara mic kalah keras dengannya, para penonton lalu tertawa “dowahaha”. Dunia macam apa ini...

  “Okeee, terima kasih banyak. Itulah juara kita, Hayama Hayato-san. Oke, sekali lagi berikan tepuk tangannya...Kita tidak perlu mengurusi juara kedua dan yang lainnya, kan?”

  Isshiki tampaknya tanpa sadar micnya masih menyala ketika menanyakan itu ke Wakil Ketua. Apa-apaan sih yang dia lakukan...?

  Isshiki kemudian membetulkan maksudnya dan Hayama turun ke panggung untuk mengobrol dengan Miura dan yang lainnya.

  Jarak diantara keduanya sudah tidak tampak lagi. Bahkan, Miura seperti malu-malu akan tatapan orang di sekitarnya, bersembunyi di belakang Yuigahama dan Ebina-san.

  Setelah memastikan itu, akupun meninggalkan area tengah taman.

  Ketika aku meninggalkan lokasi, aku bertemu beberapa grup yang juga sedang meninggalkan area sekitar panggung. Mereka mengobrolkan sesuatu.

  “Yeah, sepertinya gosip itu cuma bohongan!”, “Hayama-kun dan Miura-san ternyata dekat gitu!” setelah melirik sebentar ke arah mereka, akupun mulai berjalan, menyeret kakiku untuk pergi.

  “Ouch...”

  Akupun duduk di pinggir jalan taman dan mulai memeriksa lukaku. Bahkan mataku sendiri seperti terluka ketika melihat luka yang berdarah ini. Luka ini mungkin akan terasa menyengat ketika aku masuk ke bak mandi.

  Uwa....Ketika aku menggerutu kesakitan, akupun menyentuh lukaku itu secara pelan, dan menggerutu lebih keras dari sebelumnya. Aku mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Kalau melihat langkahnya, tampaknya aku tahu siapa itu.

  “Hikki!”

  “Yo.”

  Yuigahama bernapas dengan tersengal-sengal setelah baru saja berlari ke arah sini. Setelah menarik napas yang dalam, dia menunjukkan kotak P3K yang dibawanya.

  “Kata Hayato-kun, kau mungkin melukai dirimu sendiri...”

  “Huh? Dari mana dia tahu soal ini?”

 “Eh...Bukannya kalian berdua lari bersama-sama? Kata Hayato-kun begitu.”

  Yuigahama memiringkan kepalanya dengan ekspresi penuh tanda tanya.

  Memang tadi aku berlari bersamanya, tapi itu hanya bagian awal marathon saja. Lagipula, aku terjatuh gara-gara kaki sendiri setelah Hayama jauh meninggalkanku. Darimana Hayama tahu?...Oh! Jangan bilang kalau Hayama itu Esper?! Hmm.

  Ketika memikirkan berbagai hal, Yuigahama duduk  jongkok di depanku dan mengambil beberapa benda dari kotak P3K.

  “Oke, Hikki, taruh kakimu disini.”

  Dia menepuk-nepuk jalan di depannya.

  “Ah, ini hanya luka ringan, kau tidak harus...”

  Ketika mengatakannya, Yuigahama terlihat kesal. Sambil memeluk lututnya sendiri, dia melihatku dengan sedih dan tidak menjawabku sama sekali. Kalau ditatap seperti ini, tampaknya aku hanya bisa menurut saja....Ya sudah, ini memang tidak melukaiku, mungkin harusnya aku memperhatikan serius luka ini.

  “...Ya sudah, maaf sudah merepotkanmu.”

  “Tidak masalah!”

  Yuigahama terlihat gembira dan mengangguk. Sambil menggumamkan sebuah lagu, dia mulai mengeluarkan beberapa benda dari kotak P3K. Perban, cairan anti kuman, salep, kompres. Ada juga BAND-AID, KATTOBAND, SABIO...Hei tunggu dulu, bukankah mereka semua perban?! Kalau dipikir-pikir, kenapa dia mengambil salep dan kompres?

  Ketika aku melihatnya dengan curiga, Yuigahama mengambil cairan pembersih kuman, diam sejenak seperti mengambil pose yang serius.

  “Eh?”

  Ketika aku mengatakan keraguanku itu, cairan pembersih luka itu disiramkan ke arah lukaku secara langsung.

  “Ouch! OUCH!!!! Sangat menyengat sekali! Oi, itu kasar sekali!”

  Melihat diriku yang kesakitan, Yuigahama hanya mengatakan, “Huh?”. Oi, ada apa dengan tatapan ‘bukankah normal jika memakai peralatan survival di situasi seperti ini’? Jangan bilang kalau kau ini mantan dokter di medan perang? Apa kamu ini Dokter Sesuatu-Jack?

  “Oh, whoop! Apa terasa sakit sekali?”

  “Y-Ya. Sangat...”

  Dia terlihat ingin meminta maaf sambil menyentuh sanggul rambutnya itu. Sementara itu, aku terus meniup lukaku. Meski meniup luka tidak ada pengaruhnya, kupikir itu setidaknya bisa mengurangi rasa sakitnya. Ah meski begitu, masih terasa sakit...Air mata mulai datang dari ujung mataku ini dan Yuigahama melihatku seperti merasa menyesal.

  “Ma-Maaf. Biarkan kutangani dengan lebih hati-hati.”

  “Ini, ini tidak masalah...Harusnya aku yang berterima kasih...”

  Setelah mendengarku, Yuigahama membuka matanya dan tertawa. Kali ini, dengan bantuan penjepit dan kapas, dia mulai melakukannya lagi. Setiap kali kapas tersebut menyentuh luka, rasanya seperti seseorang baru saja menggigitku. Di saat yang sama, setiap kejadian seperti ini terjadi, entah kaki ataupun bagian tubuh yang lain, aku seperti mati rasa.

  Jadi agar tidak merasakan itu, akupun memalingkan pandanganku dari lukaku itu.

  Di depanku, aku bisa melihat ujung kepala dari Yuigahama. Ekspresinya serius. Mulutnya terlihat membentuk garis lurus dan mulai memasang perban di lukaku dengan mata yang serius.

  Mungkin, dia tidak terbiasa melakukan ini. Perban itu kemudian melingkari lukaku sekali lagi, lalu dua kali. Sanggul rambutnya bergerak mengikuti gerakannya, aku bisa mencium bau shampoo dan parfumnya ketika ada angin yang bertiup.

  Kami tidak melakukan percakapan apapun. Yang kulakukan hanyalah menatapnya, melihat bagaimana dia bergerak. Ketika dia merapikan perban di lukaku, aku bisa melihat bibirnya yang berwarna merah muda sedang mendendangkan sebuah lagu. Matanya seperti bersinar terang. Tapi, kedua alisnya bergerak seperti ada sesuatu yang kurang nyaman, gerakannya membentuk angka 8. Kemudian, ketika hendak menyembunyikan keringat dinginnya, dia menyeka keringat yang ada di bagian rambut berwarna merah muda di belakang telinganya.

  Meski kita tidak berbicara sedikitpun, aku sendiri tidak merasa bosan karena melihat ekspresinya yang berubah-ubah.

  Yuigahama lalu menatapku dengan ragu, melihatku seperti seekor anak anjing yang baru saja dibully. Oh, apa yang telah kau lakukan? Akupun melihat perban di lukaku itu. Tampaknya, dia tidak tahu bagaimana cara mengikat perban. Tampak seperti ikatan yang lusuh, dan jelek.

  “A, ahaha...Maaf ya, mungkin aku memang tidak bagus dalam hal-hal semacam ini...”

  Kupikir juga begitu. Gadis ini, bukankah dia juga buruk dalam memasak? Hmm, tapi dia memang bagus kalau masalah peduli dengan sesamanya, tapi dia juga bisa konyol di lain waktu.

  “Ma, maaf oke? Kalau Yukinon, mungkin dia akan melakukan ini dengan lebih baik...Hayato-kun bilang tadi dia mau bertemu Yukinon sebentar lagi. Dia sendiri menyerah di tengah marathon dan sekarang beristirahat di ruang UKS sekolah.”

  Yuigahama menatap khawatir ke arah sekolah. Seperti yang kuduga, Yukinoshita tidak memiliki stamina yang kuat.

  “...Begitu ya. Ah, kurasa tidak masalah, ini saja cukup...Terima kasih.”

  Akupun berterima kasih kepadanya sambil meyentuh perbannya secara perlahan. Kadang aku sendiri ragu, kata orang, bekas luka itu seperti medali bagi pria. Kalau begitu, ini adalah sebuah medali penghargaan yang cocok untukku.

  Tapi, Yuigahama tampaknya tidak puas dengan pekerjaannya, dia lalu menjulurkan tangannya kepadaku.

  “Ya sudah...Kubantu berjalan ya.”

  Dia lalu menyentuh bahuku, dan menarik lenganku untuk membantuku berdiri.

  Jangan tiba-tiba begitu, aku hampir melompat karena kaget.

  “Kau tidak perlu melakukannya...Aku bisa berjalan sendiri...”

  “Tapi kau kan terluka...”

  Sambil mengatakan itu, Yuigahama berpegangan ke punggung bajuku.

  “Jangan, disitu basah karena keringat, kau akan kotor.”

  Tidak lupa kalau aku sekarang ini sedang berkeringat juga. Jika kau hendak mendekatiku, setidaknya kau beritahu dulu...Jadi jika kau mengatakan sesuatu sebagai alasannya, setidaknya aku akan mencari alasan untuk menolaknya.

  Tapi, meski sudah melihatku yang berusaha menghindarinya, Yuigahama malah mendekatiku.

  “Aku tidak peduli tentang hal-hal remeh seperti itu.”

  “Kau tidak, tapi aku iya...Luka ini bukanlah hal yang serius, jadi aku akan baik-baik saja sendiri.”

  Oleh karena itu, akupun melepaskan tangannya yang menyentuh bajuku. Karenanya, Yuigahama terlihat kesal. Lalu, dia mulai menggoyang-goyangkan kotak P3K yang dia pegang.

  “Hei.”

  Setelah dia mengatakan itu, kotak P3K itu dipukulkan ke lukaku.

  “Ouch...”

  Akupun berusaha menangis karena sakit yang luar biasa dan Yuigahama terlihat menggerutu. Lalu dia menarik lenganku dan memapahku.

  “Ternyata benar-benar sakit, ya?”

  “Apaan? Kalau tahu, kenapa malah memukulku?”

  Tanpa mempedulikan pertanyaanku, Yuigahama membantuku berjalan. Kalau mengesampingkan kejadian barusan, kurasa aku memang tidak punya pilihan kecuali mengikuti sarannya...Ya sudahlah, kalau memang begini nasibku.

  Akupun mengikutinya arah langkahnya ke sekolah.

  Lalu, Hayama dan yang lain melewati kami. Dia menatap ke arahku. Sekilas, Hayama menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Dia sepertinya bertanya kepadaku apakah aku mengerti semua ini.

  Ah, aku paham sekarang. Mungkin ini yang kau katakan sebelumnya, tentang caramu melakukan sesuatu...Tapi, sebelum aku menganggukkan kepalaku untuk membalasnya, Hayama dipegangi oleh Miura dan Isshiki di kedua sisi dan langsung ‘dikawal’ oleh mereka berdua.

  Semua orang melihat ke Hayama, pusat dari keramaian ini. Tapi, ada beberapa orang yang menatap ke arah kami dengan curiga.

  Karena itulah, aku merasa tidak nyaman. Hatiku merasa tidak nyaman. Jantungku ini sekarang seperti berdetak kencang, persis seperti marathon tadi.

  “Hei, Hikki.”

  Ketika mendengarnya, akupun kaget.

  Tanpa melihat ke Yuigahama, akupun memberinya tanda untuk meneruskan kata-katanya.

  “Soal gosip itu...Kupikir, mungkin ada sesuatu yang bisa kulakukan...Kalau kulakukan, mungkin, mungkin yang lainnya tidak akan begitu peduli lagi dengan gosip Hayato-kun.”

  “...Bisa jadi, tapi bukankah itu hanya akan menciptakan gosip yang lain lagi?”

  Meskipun aku mengatakan itu, aku berusaha menekan suaraku. Sebaliknya, Yuigahama mencondongkan kepalanya.

  “Tidak apa-apa.”

  “Tidak begitu...Memang bagus untuk merawat orang yang terluka dengan baik, tapi kau harus melihat waktu, tempat, dan suasananya.”

  “Bukan begitu, ini bukan karena aku hanya ingin bersikap baik. Ini bukanlah seperti itu.”

  Dia mengatakan kata-kata itu lalu menolehkan kepalanya ke arahku. Jarak diantara kita berdua cukup dekat dimana pipi kita hampir bersentuhan, napas kami seperti saling bercampur satu sama lain. Lalu dia memalingkan wajahnya dan melihat ke arah jalanan, wajahnya terlihat memerah.

  Aku selalu berakhir dengan ekspektasi seperti ini. Dan akhirnya akan selalu menjadi salah paham. Aku akan berhenti berekspektasi tanpa perlu mencari tahu lebih jauh. Oleh karena itu, aku akan selalu membenci gadis yang baik.

  Tapi, bagi para gadis yang bersikap kasar kepadaku, aku sudah tidak lagi membenci mereka.
 





  


x Volume E | END x



2 komentar:

  1. Jadiii...mana yang benar??,di anime yang mengobati hachiman tu yukino yang kebetulan berada di uks...tp disini..yuigahama yang mengobatinya..tolong jelaskan,gw bingung cok

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini kan versi alternatif bro, cuman spin off yang bener yang versi volume originalnya lah.

      Hapus