Sabtu, 11 Juni 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol R Chapter 4 : Tiba-Tiba, Request-Request Berdatangan Ke Klub -5

x x x






  Yuigahama tiba-tiba memalingkan wajahnya secara perlahan.

  "A-Aku akan memberikan yang terbaik..."

  Sambil menghindari tatapan semua orang di ruangan ini, dia menjawab itu dengan suara yang pelan. Melihatnya yang seperti ini, Yukinoshita tersenyum.

  "Kurasa itu tidak masalah, karena aku yang akan mengajarinya nanti, bahkan jika level memasaknya seperti milik Yuigahama-san."

  "Oh, begitukah?"

  Kata-katanya seperti mengusulkan sesuatu dan mendengar jawaban Isshiki, Yukinoshita tiba-tiba menajamkan pandangan matanya.

  "Apa kau keberatan dengan diriku yang mengajari mereka nantinya?"

  "Ah! Tidak! Aku tahu kalau Yukinoshita-senpai sangat jago memasak..."

  Menjadi orang yang ditatap dengan dingin olehnya, Isshiki langsung mengibaskan tangannya untuk menangkal itu. Lalu dia secara perlahan melirik ke arah Yukinoshita. Setelah itu, dia melirik ke arahku dan Yuigahama. Yukinoshita tampak tersenyum melihat sikapnya yang seperti anak binatang tersebut.

  "Ya sudah, bukankah itu artinya tidak ada masalah lagi?"

  Dengan begitu, tampaknya Yukinoshita yang akan mengajari mereka. Jelas sekali, para gadis yang memberi request kepada kita pastilah gadis yang tidak bisa membuat kue. Dengan begitu, beban kerjanya pasti besar. Kalau memikirkan sudut pandang itu, sebuah ketidaknyamanan melintas di pikiranku.

  "Tampaknya nanti akan repot sekali, apa kau yakin soal ini?"

  Mendengar itu, Yukinoshita tiba-tiba menutup kedua matanya, dan sebuah senyuman yang lembut terlihat di bibirnya.

  "Kurasa tidak ada yang bisa kulakukan lagi. Aku hanya melakukan apa yang kubisa..."

  Sebuah suara yang lembut, dan juga terdengar nostalgia.

  Entah apa yang ada dibalik kedua matanya yang tertutup itu, aku juga tidak tahu. Meski begitu, kurasa itu adalah sebuah pemandangan yang hangat dan indah. Sambil memikirkan itu, aku juga berpikir kalau suaranya terdengar tulus dan indah, sesuatu yang tidak bisa digapai oleh siapapun.

  "Be-Begitu ya..."

  Isshiki menjawab itu sambil melihat ke bawah. Cahaya matahari yang sedang terbenam menyinari tubuh Yukinoshita. Kelopak matanya dan matanya yang sedang ditutup, lalu secara perlahan membuka. Ditambah efek cahaya tersebut, ekspresinya terlihat sedang diliputi emosi yang mendalam.

  Seperti menangkap pemandangan ini, Isshiki membetulkan posisi duduknya dan mengatakan sesuatu kepadanya. Dia bersikap seperti dirinya yang biasanya, ceria dan dengan senyum yang licik.

  "Kalau begitu, maka itu akan sangat membantu sekali! Ngomong-ngomong, ini seperti sebuah event dimana Yukino-senpai dan diriku akan mengajari orang-orang itu untuk memenuhi request mereka!"

  "Tentu...Tunggu, apa maksudmu barusan?"

  Mendengar kata-kata Isshiki yang tidak biasanya, dia terus menatap ke arah Isshiki.

  "Maksudku, mari kita bekerja keras bersama-sama, Yukino-senpai!"

  Tampaknya, aku tidak salah dengar. Isshiki memindakah kursinya lebih dekat ke Yukinoshita. Dia lalu memeluk tangan Yukinoshita, yang sedang memikirkan sesuatu, dan sambil memiringkan kepalanya, dia melihat ke arah Yukinoshita dengan serius. 

  "Ba-Baiklah...Aku sebenarnya tidak keberatan...Juga, caramu memanggilku..."

  Ini merupakan Yukinoshita yang kukenal, dia akan selalu lemah terhadap rayuan yang diiringi kontak fisik. Seperti biasanya, Yukinoshita tidak mampu menolak itu. Katakan saja dengan suara yang manis, maka Yukinoshita akan terbujuk, terus peluk dan tempel. Meski perbedaan sikap antara miliknya dan Yuigahama seperti perbedaan antara sesuatu yang natural dan dilatih, meski begitu efektivitasnya ternyata tidak berbeda.

  "Ya sudah. Sekarang mari kita pikirkan bagaimana cara membuat eventnya."

  Yukinoshita kemudian pura-pura batuk, dan menaruh tangannya di dagu untuk berpikir. Isshiki, yang sedari tadi duduk di sampingnya, tiba-tiba mengambil HP miliknya dan mulai menelpon.

  "Ah, Wakil Ketua? Aku butuh bantuanmu untuk menulis proposal. Tulis saja sebuah event tentang kursus memasak. Sejenis itu....Huh? Bukan, buatlah sesuatu sehingga aku bisa memesan tempat di Community center. Juga..."

  Meski aku bisa mendengar suara penerima teleponnya seperti sedang kelabakan, Isshiki tidak memberinya jeda dan terus memberi instruksi. Juga, apa maksudnya dengan Community Center...Bukankah gadis ini tempo hari mengatakan sesuatu seperti, "Kalau tidak cepat-cepat, kita akan mendekati deadline!".

  "Hei, Yukinon, bagaimana denganku?"

  Yuigahama juga, mulai mendekatkan kursinya ke Yukinoshita, bertanya tentang apa yang harus dia lakukan. Mendengarkan pertanyaan itu, Yukinoshita berpikir sejenak sebelum menjawabnya.

  "Untuk Yuigahama-san..."

  Lalu, dia menaruh tangannya di bahu Yuigahama, lalu mulai berbicara dengan nada yang lembut seperti berbicara kepada anak kecil.

  "Aku akan menemanimu membuat itu."

  "Kau tidak percaya dengan hasil buatanku!?"

  "Hanya becanda."

  Dengan suara tawa yang kecil, Yukinoshita menepuk bahu Yuigahama dengan pelan.

  "Tentu saja aku akan mengajarimu nanti, kuharap kau tidak berusaha membantu peserta event yang lain. Dan aku berharap, kau tidak memberikan mereka instruksi atau membantu mereka, apa kita setuju disini?"

  Mendengarkan sebuah pernyataan yang langsung dan jujur, membuat Yuigahama menelan udara di tenggorokannya, seperti yang kauduga dari Yukinoshita. Well, kau tidak akan membantu banyak, Gahama-san...

  "A-Aku mengerti. Aku akan berkonsentrasi!"

  Dia menganggukkan kepalanya, dan meyakinkan dirinya sendiri. Yuigahama lalu mengepalkan tangannya di depan dadanya seperti berusaha mengatakan "Aku akan memberikan yang terbaik seperti biasanya!". Seperti sadar kalau punya skill memasak yang buruk, ekspresi Yuigahama terlihat kecut, dan terus melirik ke arah Yukinoshita.

  Seperti tahu apa maksudnya, Yukinoshita mengatakan sesuatu.

  "Ya, lakukan yang terbaik."

  Yukinoshita mengatakan itu dengan mata yang berkaca-kaca. Yuigahama yang melihat ekspresinya itu, terlihat terkejut. Dia lalu memegangi tangan Yukinoshita yang ada di bahunya, dan mengangguk secara perlahan.

  "Pasti..."

  Mendengar jawaban itu, Yukinoshita lalu memindahkan tangannya dari bahu Yuigahama. Setelah itu, Yukinoshita menyentuh kedua tangannya bersama-sama, seperti tidak ingin membiarkan kehangatan ini pergi begitu saja.

  Tidak ada yang memotong adegan ini.

  Percakapan mereka...Entah apa maksudnya.

  Orang-orang yang hanya melihat mereka dari samping, mungkin melihat interaksi mereka seperti interaksi dari dua anak kecil. Kurasa, orang-orang yang bisa memikirkan kemungkinan seperti itu hanyalah pikiran buruk dari seorang penyendiri.

  Meski begitu, aku terus melihat ke arah mereka berdua. Kupikir, hubungan mereka berdua saat ini terlihat sangat indah, atau mungkin saja aku hanya kagum oleh mereka berdua.

  Menatap ke arah mereka dengan tatapan kagum mungkin akan terlihat buruk. Yuigahama mungkin akan merasa tidak nyaman, lalu dia menatapku.

  "Umm, lalu bagaimana dengan Hikki?"

  Ditanya hal yang seperti itu, aku sendiri bingung. Lalu secara spontan aku menggeleng-gelengkan kepalaku dan mengatakan sesuatu yang tidak jelas.

  "Apa yang akan kulakukan? Ah...Aku sendiri tidak punya pengalaman dalam memasak atau membuat kue."

  Aku menaikkan bahuku ketika menjawabnya, dimana Yukinoshita terlihat sedang tersenyum melihatku.

  "Kurasa tidak masalah. Kau hanya perlu mencicipi itu dan memberikan pendapatmu."

  Kupikir aku pernah mendengar kata-kata itu sebelumnya, entah dimana. Tapi nada suara di kejadian sebelumnya terlihat berbeda. Yuigahama, yang duduk di sebelahnya tampak mengingat sesuatu dan tertawa.

  "...Ya sudah, serahkan padaku. Aku memang ahli dalam mencicipi."

  Aku menjawabnya dengan jawaban yang sama dengan waktu itu. Kami bertiga hanya bisa melihat satu sama lain, lalu tertawa.

  Isshiki, yang sedang berbicara di telepon, menatap kami bertiga, mungkin heran melihat kami bertiga tertawa.

  Tatapannya itu seperti hendak bertanya apa ada sesuatu yang terjadi, akupun menjawabnya dengan menggeleng-gelengkan kepalaku, memberitahunya kalau tidak terjadi apa-apa.

  Ini adalah penjelasan yang masuk akal untuk adegan ini. Akan ada sesuatu yang hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang berada di lokasi dan memiliki ingatan soal itu.

  Isshiki masih terlihat penasaran dengan jawabanku, tidak lama kemudian, pembicaraannya dengan Wakil Ketua sudah selesai.

  "Oke, baiklah, ya, terima kasih ya."

  Jawaban Wakil Ketua di ujung telepon tampaknya seperti hendak menangis saja, tapi Isshiki tidak mempedulikannya dan langsung menutup teleponnya. Seperti sudah menyelesaikan sebuah misi, Isshiki berdiri dan terlihat ceria.

  "Well, kurasa sudah siap. Serahkan detail-detail kecil kepadaku. Bisakah kita mulai mendiskusikan detail-detail pentingnya?"

  "Ya, mari kita lakukan."

  Sambil menjawabnya, Yukinoshita membawakan teh hitam yang baru saja dibuat lagi. Lalu, dia menambahkan dua kemasan gula di dalamnya. Karena itu, Isshiki berterimakasih dan mengambilnya dengan perlahan...Oh, perhatian Yukinoshita terhadap detailnya ternyata luar biasa, tapi Isshiki juga luar biasa karena terlihat terlatih dengan standar seperti ini.

  "Jadi, pertama-tama, tentang jadwal dan lokasi..."

  Sambil mengatakan itu, dia mengeluarkan buku catatan dan menulis beberapa tanggal yang memungkinkan.

  "Eh, tidak digelar ketika Valentine Day?"

  Jika tujuannya hendak memberikan coklat Valentine ke Hayama, maka harusnya event digelar di hari tersebut.

  Tapi, berbalik dengan ekspektasiku, ternyata digelar beberapa hari sebelumnya. Sepertinya, Yukinoshita menyadari ini juga dan dia menatapku.

  "Itu karena akan ada ujian masuk SMA Sobu di hari tersebut, jadi kau akan kesulitan mencari guru yang mau menjadi penanggungjawab event tersebut?"

  "Ah, benar sekali. Juga, di hari itu sekolah diliburkan."

  Isshiki menganggukkan kepalanya ketika Yuigahama mengatakan "Oh!" seperti baru sadar apa maksudnya.

  "Ya, ujian masuk juga salah satu alasannya. Tapi aku juga tidak begitu yakin apakah ada waktu luang bagi mereka di hari tersebut, karena mungkin ada yang sudah punya rencana di hari itu karena hari libur."

  Isshi menjelaskan itu dengan cepat lalu menatapku. Entah apa dia hendak bertanya apakah itu masuk akal atau tidak. Tapi, dia lalu memindahkan tatapannya dariku dan terus melanjutkan penjelasannya.

  "Peralatan dan bahan membuatnya akan diatur oleh Pengurus OSIS, jadi tidak ada masalah ke depannya. Celemek dan sejenisnya kurasa akan sangat merepotkan, jadi pesertanya harus menyiapkan itu sendiri."

  Sambil menaruh tangannya di dagu, Yukinoshita mendengarkan semua penjelasannya dengan serius.

  "Kedengarannya bagus. Bisakah kau menunjukkan daftar peralatannya nanti kepadaku? Aku ingin memastikan kalau tidak ada yang tertinggal."

  "Pasti!"

  Jawaban Isshiki agak aneh, aku sendiri tidak yakin apa dia paham maksud Yukinoshita. Dia lalu memutar-mutar pensilnya seperti sebuah tongkat sihir dan berkata. "Sepertinya benar begitu," lalu melihat lagi ke buku catatannya.

  "Ah, oke. Yukino-senpai, aku ingin bertanya soal menunya. Apakah kita harus menyiapkan skenario untuk menu-menu yang berbeda? Soalnya jika kita tidak menetapkan menunya, kita tidak bisa memesan bahannya lebih dulu."

  Ketika mengatakan itu, Isshiki mulai mengetik sesuatu di Google melalui HP-nya. Geser, geser, ketuk, ketuk. Dia lalu menunjukkan HP-nya ke Yukinoshita, seperti memberitahunya apa yang dia temukan. Sementara itu, Yukinoshita hanya bisa memiringkan kepalanya karena agak bingung.

  "Banyak sekali pilihannya, kira-kira mana yang terbaik...Choco gateau atau Sachertorte, atau Choco Truffle...Kue juga salah satu pilihan. Semua intinya sama, menu utamanya coklat. Karena ada pemula di event tersebut, kita harus mempertimbangkan level kesulitan ketika membuatnya juga..."

  Memang, meskipun itu semua variasi masakan coklat, tapi menunya banyak sekali.

  Sedang aku sendiri, aku tidak begitu paham soal ini, jadi aku tidak bisa berkomentar banyak.

  Tapi, akan selalu ada orang-orang yang tanpa malu akan berbicara meski tidak tahu masalahnya. Yuigahama adalah orang yang seperti itu. Dia lalu menaikkan tangannya di udara, seperti menunggu namanya dipanggil. Dia lalu mulai berbicara.

  "Ah ya! Sesuatu seperti Choco Fondue!"

  "Well, kurasa semua orang bisa bersenang-senang disitu~ Event semacam ini memang memungkinkan. Tapi, karena event ini digelar di ruang masak, jadi..."

  Meski agak kesulitan untuk menolaknya, dia memberi bahasa tubuh dengan menyilangkan jarinya. Yuigahama yang melihat itu terlihat kecewa.

  "Kalau begitu, kurasa lebih baik jika kita mengajari mereka masakan yang umum...Sesuatu yang terlihat bagus dan sederhana...Ah, yang ini misalnya..."

  Yukinoshita yang sedari tadi melihat layar Smartphone Isshiki, memberitahunya. Lalu, Isshiki meresponnya.

  "Begitu ya, kue-kue coklat?"

  "Ya. Tidak perlu usaha yang berlebihan, dan juga terlihat sederhana."

  "Ah, kalau begitu, artinya aku juga bisa membuatnya."

  Ketika Yuigahama mengatakan itu, aku tidak bisa berkata-kata lagi. Tidak, kau, apa yang baru saja kau katakan...

  "..."

  "Jangan hanya diam saja!"

  Aku yang hanya diam saja disusul oleh teriakan Yuigahama. Setelah suara itu berhenti, sebuah suara yang lembut muncul. Yukinoshita mulai menepuk bahu Yuigahama dengan lembut.

  "Yuigahama-san, apa kau tidak berpikir kalau kau lebih baik fokus di membungkus kue coklatnya?"

  "Jangan khawatirkan aku!"

  Lalu disusul suara Yuigahama yang mengatakan "Uwaaa!". Well, sebenarnya tidak begitu. Memang, rasa itu penting, tapi tampilan juga penting, benar tidak?

  Meski begitu, detail requestnya sendiri terdengar sulit untuk dipenuhi.

  Kita pasti akan mendapatkan kesulitan, tapi kurasa itu sesuatu yang tidak bisa dielakkan lagi.

  Sesuatu yang harus ada di coklat pemberian. Sesuatu yang memberikan sebuah kesan romantis tanpa memberikan rasa malu. Sesuatu yang ketika sudah dipelajari, akan berguna di masa depan dan membuat tertarik anak kecil.

  "Sesuatu yang bahkan Yuigahama-san bisa membuatnya...Sesuatu yang bahkan Yuigahama-san bisa membuatnya..."

  "Kau berlebihan, Yukinon!"

  Yuigahama mulai mendekatinya. Isshiki, tampak tidak terganggu dengan Yuigahama yang memeluk Yukinoshita, dia lalu terus menulis sesuatu di buku catatannya, sepertinya menulis sesuatu tentang bahan dan takarannya.

  Lalu, Yuigahama tertawa dengan gembira.

  Yukinoshita, yang sedang memikirkan apa yang lucu darinya, menatap ke arahnya dengan tatapan kurang nyaman.

  "...Apa ada sesuatu?"

  "Ah, tidak ada...Hanya saja, ini serasa nostalgia."

  Yuigahama melambai-lambaikan tangannya ketika menjawabnya. Kata-katanya itu terdengar melankolis.

  Tentang maksud nostalgia darinya, kurasa aku tahu apa maksudnya. Mungkin, Yukinoshita juga.

  "...Sepertinya begitu."

  Meski jawaban Yukinoshita cukup singkat, dia terus menatap ke arah mata Yuigahama meskipun sudah menjawab itu.

  Tidak lama kemudian, Yuigahama tersenyum, dan menarik kursinya agar lebih dekat ke Yukinoshita. Pada akhirnya, mereka berdua duduk berdampingan, berlawanan arah denganku.

  "...Benar tidak?"

  Lalu, seperti mengkonfirmasis esuatu, dia mengatakan itu dengan nada yang lembut. Memiringkan kepalanya, melihat ke arahku dari kejauhan; Kurasa aku tidak punya pilihan lain kecuali tersenyum.

  "Kurasa begitu."

  Aku menjawabnya dengan singkat, lalu memalingkan pandnaganku.

  Satu tahu hampir terlewati, meski begitu, aku merasa itu sudah terjadi tidak begitu lama, membangkitkan sesuatu yang nostalgia. Di ruangan dimana sesuatunya dimulai, dan dari situ semuanya mulai berubah.

  "Iroha-chan, terima kasih ya."

  "Eh, ah, ya, err, bukan...Sa-Sama-sama."

  Mendengar ucapan terimakasih yang tiba-tiba dari Yuigahama, Isshiki sepertinya bingung harus menjawab apa. Apakah sikapnya ini tergolong lucu karena Yuigaham mulai tertawa? Setelah itu, dia mendesah.

  "Meski tahun ini hampir selesai, aku senang karena ada event yang menyenangkan untuk diikuti."

  "Eh, bukankah tahun ini baru saja dimulai?"

  "Maksudnya, tahun ajaran sekolah."

  Yukinoshita dan diriku menjawab itu bersamaan, membuat wajah Yuigahama terlihat memerah.

  Bahkan Iroha seperti larut dalam suasananya dan mengatakan.

  "Uwaa, mereka berdua menjawabnya serempak!"

  Menggunakan percakapan ini sebagai sebuah tanda, Yukinoshita lalu mengatakan sesuatu dan berdiri.

  "Kalau begitu, kita sudahi kegiatan kita hari ini?"

  "Terima kasih atas tehnya. Lalu, maaf sudah merepotkan!"

  "Ah, un. Terima kasih sudah membantu mengenai detail hari ini."

  "Oke, sampai jumpa. Aku akan melakukan yang terbaik untuk eventnya!"

  Mendengar kata-kata perpisahan dari Yuigahama dan Yukinoshita, Isshiki membungkuk dan meninggalkan ruangan ini.

  Dan begitulah, kami bertiga ditinggalkan di ruangan ini. Aku merasakan nostalgia yang lebih dalam dari sebelumnya.

  Meski begitu, hal-hal nostalgia yang kami rasakan, mungkin karena banyak sekali hal yang berubah sejak dulu. Mungkin juga karena entah dimana, entah kapan, identitas akan diri kita sendiri telah hilang. Mungkin, itu karena kita tahu kalau kita sudha tidak mungkin memperolah hal yang sama sekali lagi.

  Oleh karena itu, terasa nostalgia.

  Kalau memang benar sudah berubah, maka, pastinya, akan ada hari dimana semua ini akan berakhir.

  Yuigahama, yang sedari tadi tersenyum, juga Yukinoshita yang sedari tadi melihat ke arahnya. Keduanya hanya membicarakan hal yang basa-basi.

  Meski begitu, entah mengapa, aku merasa puas.








x Chapter IV | END x
  

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar