Jumat, 24 Juni 2016

[ REVIEW ] Orange (Manga) by Takano Ichigo

  Kadang saya bertanya sendiri, ini blog apa sih? Entahlah, saya hanya menulis apa yang saya suka, bukan apa yang ingin orang baca.


x x x







  Jika seandainya anda bisa mengirim surat kepada diri anda 10 tahun yang lalu, apakah anda berniat untuk mengubah sesuatunya meski anda tahu masa depan tidak bisa berubah?

  Tulisan saya di atas itu adalah inti dari manga ini. Saya sendiri, tidak pernah mengelompokkan manga berdasarkan Shounen/Shoujo manga. Saya suka memandang sesuatunya secara sederhana: Manga ini jelek atau bagus? Persetan dengan shoujo atau shounen. Istilah semacam itu hanya membuat saya pusing saja.

  So, jadi (bahasa Inggris yang aneh...) pada Januari 2016 lalu, saya berniat untuk membaca sebuah manga romance, status manga sudah tamat, dan tidak terlalu panjang. Lalu, saya menemukan Orange. Manga ini adalah karya Takano Ichigo, rilis sejak tahun 2012 dan chapter terakhir pada Desember 2015. Total manga Orange adalah 5 volume atau 22 chapter, tentunya per chapter dengan total halaman 20-50.

  Lalu, jika saya membacanya pada Januari, kenapa baru dibahas pada Juni? Karena saya mendengar untuk musim panas ini, adaptasi anime dari Orange akan rilis. Mungkin, sedikit banyak review ini bisa membantu anda memutuskan apakah hendak menonton anime ini, atau bahkan sekedar menemukan referensi manga untuk dibaca.


  Juga, versi live action (movie) Orange juga sudah rilis pada Desember 2015 lalu. Menurut saya, banyak hal di manganya yang dihilangkan dalam versi movie. Tapi secara garis besar, movie-nya tidaklah mengecewakan, sangat menyenangkan untuk ditonton. 

  Genre manga ini sebenarnya banyak, dari romance, slice of life, psychologycal, tragedy, dll. Tapi saya lebih suka menyebut manga Orange sebagai manga slice of life. Anda akan memperoleh sudut pandang baru tentang bagaimana harusnya sebuah kekompakan grup pertemanan bisa menyelamatkan masa depan seseorang.








REVIEW



ILUSTRASI ( 8 )
   
  Bagian yang paling disayangkan dari manga ini adalah ilustrasinya. Saya tidak mengatakan ilustrasinya jelek, secara keseluruhan bisa dikatakan bagus. Saya melihat beberapa frame diisi ilustrasi ala derp and herp. Mungkin lebih tepat jika dikatakan: ada beberapa kualitas ilustrasi per-frame yang tidak konsisten.

  Takano Ichigo merangkap ilustrator dan penulis naskah di manga ini, mungkin saja beban cerita dan merangkap ilustrator membuat Takano kurang konsisten. Tapi, secara keseluruhan, ilustrasi manga ini masih bisa diterima.



  Juga bagaimana Takano membuat ilustrasi sampul dan awal chapter dengan bagus, dan sudut pandang yang unik.



STORY (10)

  Anda akan dibuat campur aduk sejak awal. Anda akan menyukai bagaimana Naho dekat dengan Kakeru, lalu mulai bimbang setelah surat di masa depan menceritakan kalau Naho menikah dengan Suwa, sedang Kakeru adalah member grup mereka yang meninggal karena kecelakaan. Di point ini, emosi pembaca mulai ramai antara Suwa-Naho-Kakeru.

  Semakin jauh anda masuk, maka terungkap fakta lainnya, yaitu seluruh member grup Suwa, menerima surat dari masa depan, ditulis oleh diri mereka sendiri 10 tahun setelahnya. Ternyata, mereka berlima selama ini hidup dalam penyesalan, karena tidak mampu menyelamatkan Kakeru, dimana diketahui ternyata Kakeru tewas bunuh diri, bukan kecelakaan. Di point ini, pembaca seperti diajak terlibat lebih dalam dengan situasi yang semakin kompleks.



  Menurut saya, apa yang membuat cerita Orange ini menarik adalah kemampuannya dalam menyuguhkan kejutan dan menjaga tempo ceritanya. Penulisnya seperti sengaja menahan kepingan-kepingan cerita tersebut hingga saat yang tepat.



KARAKTER (10)

  Saya merasakan kalau karakter-karakter support seperti Takako, Hagita, Azusa ditulis dengan baik. Saya merasa kalau keberadaan mereka benar-benar bisa dirasakan, tidak sekedar karakter sampingan.

  Perjalanan selama 22 chapter ini benar-benar berisi bagaimana grup pertemanan yang berisi Naho, Kakeru, Suwa, Takako, Hagita, dan Azusa berusaha mengisi kehidupan Kakeru yang mulai goyah semenjak Ibunya meninggal. Saya benar-benar bisa merasakan kalau hati Kakeru di chapter terakhir, diisi oleh kasih sayang teman-temannya.



OVERALL ( 9 )

  Saya sendiri merasa membaca manga ini benar-benar menyenangkan, dan saya bersyukur membaca karya ini. Mengenai versi live action atau animenya, saya serahkan kepada pembaca sekalian. Setidaknya, anda punya gambaran kalau cerita animenya seperti apa.







CATATAN-CATATAN...




  Sebenarnya, masih tanda tanya besar bagaimana surat itu bisa terkirim...tapi siapa peduli? Ini seperti mempertanyakan mengapa baling-baling bambu Doraemon tidak menarik rambut Nobita dan kawan-kawan, malah menempel begitu saja. Who cares, just enjoy it!

  ...

  Saya terus mempertanyakan, sebenarnya Orange itu maksudnya apa? Tapi saya berkesimpulan seperti ini:

  Orange itu adalah warna langit di tempat melihat bunga sakura dimana mereka melihat itu bersama-sama, yaitu di Gunung Kobo (chapter 22).

  ...

  Suwa benar-benar pria sejati.

  Suwa mencintai Naho, dan Suwa tahu kalau membiarkan situasinya apa adanya, maka Naho pasti akan menjadi miliknya. Toh, bunuh diri Kakeru tidak ada hubungannya dengan dirinya.

  Tapi, Suwa tahu kalau di masa depan, Naho yang menjadi istrinya tersebut hidup dengan dipenuhi penyesalan terhadap Kakeru. Suwa merelakan Naho untuk mencintai Kakeru, dan memilih untuk membantu menyelamatkan Kakeru.

  ...

  Mereka berenam mengajarkan kepada kita bagaimana seharusnya seorang teman bersikap.

Adegan yang membuat air mata serasa meleleh...

  
x x x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar