Sabtu, 25 Juni 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 7.5 Special | Vol 3 chapter 7 : Taktik Dari Hikigaya Komachi -1

  Timeline chapter ini tepat setelah vol 3 chapter 6, anda bisa katakan juga kalau ini adalah vol 3 chapter 7.
x x x





  Bukankah kita terlahir untuk bermain? Bukankah kita terlahir untuk bersenang-senang?

  Itulah yang tertulis di sebuah paragraf Ryoujin Hishou, kurasa garis besarnya hendak mengatakan kalau alasan manusia itu lahir yaitu untuk bermain. Kalau begitu, jika hidup untuk bermain, maka semua hal di dunia ini hidup untuk bermain-main saja.

  Anggaplah tadi itu benar, jadi apa sebenarnya yang dimaksud bermain itu sendiri?

  Bermain sendiri bisa dimaknai berbagai macam makna, dan jelas tidak sesederhana itu.

  Misalnya, "Hei, hei Nona, ayo kita main bersama-sama!" jika kau mendengar itu, membuatmu berpikir kalau orang-orang biasa harusnya mati saja. "Kau ingin main-main denganku, huh!?" jika kau mendengar itu, jujur saja, orang-orang normal itu juga harusnya mati saja.

  Memasak dengan pikiran hanya untuk main-main saja akan berakhir dengan tragedi dan ketika berakhir buruk, "Aku hanya iseng saja~" sudah cukup untuk dijadikan alasan.

  Dengan kata lain, tidak ada hal bagus yang dihasilkan dari sesuatu yang disebut bermain.

  Di saat yang bersamaan, jika tujuan hidup adalah memainkan peran masing-masing, sedang kita semua tahu tidak ada yang bagus mengenai bermain itu sendiri, maka hidup itu sendiri bukanlah hal yang bagus.

  Tapi memiliki pandangan ke depan tentang kehidupan menyedihkan dari manusia-manusia ini; kurasa Ryoujin Hishou memang luar biasa. Kaisar yang tertutup seperti Go-Shirokawa, kurasa botaknya itu bukanlah hal yang memalukan. Dia botak karena mengalami masa-masa sulit. Jika dia berjejer dengan Bruce Willis dan Nicholas Cage, mereka harusnya menyebut diri mereka sebagai "Tiga Orang Botak Terhebat di Dunia".

  Menjadi botak sendiri adalah sesuatu yang keren, botak adalah sebuah status; aku merasa membuat diriku lebih menghargai kebotakan terasa lebih memungkinkan daripada mencari cara bagaimana menumbuhkan kembali rambut yang botak.

  Jadi mengesampingkan hal itu, frase bermain dan merujuk ke hal apa adalah sesuatu yang harusnya kita pertanyakan kali ini.

  Apa sih yang terjadi jika yang kau lakukan hanyalah bermain saja? Kurasa mudah saja kalau kita bilang 'kita sedang membangun masa depan yang hancur'.

  Tapi menurut pengalamanku, "Orang yang bermain dengan serius bisa mengganti job mereka ke Sage di lvl 20".

  Oleh karena itu, well, tahulah...Mungkin sedikit bermain kali ini tidaklah buruk...







 x x x







  Pesta ulangtahun Yuigahama dimulai dari sebuah perencanaan, well sebenarnya tidak begitu, katakanlah itu terjadi karena ada beberapa kejadian.

  Yuigahama dan Yukinoshita. Lalu bertemu Totsuka di perjalanan dan Komachi di tempat pertemuan. Lebih jauh lagi, bertemu dengan Zaimokuza dimana karena pertimbangan kemanusiaan, kita akhirnya mengajaknya. Termasuk diriku, kita semua menuju ke tempat karaoke dan disana mataku melihat sesuatu yang seharusnya tidak boleh kulihat.

  Seorang Guru Wanita yang lajang, berusia sekitar 30-an tahun yang sedang menghabiskan waktu luang sendirian di tempat karaoke setelah kabur dari pesta perjodohan. Jadi kau sedang menyanyikan Enka untuk mengungkapkan itu, huh...

  Ketika Guru Wanita yang berusia 30-an tahun dan sedang kabur dari pesta perjodohan itu melihat kami, dia mengeluarkan suara yang menyedihkan dan kabur.

  Udara di musim penghujan yang panas dan lembab ini, ditambah embusan angin yang menuju laut.

  Bersamaan dengan embusan angin tersebut, ada sebuah suara yang terdengar oleh telingaku.

  "Aku ingin menikah..."

  Itu adalah sebuah suara hati yang sederhana dan jujur dimana suara tersebut mulai menggema di kegelapan malam kota ini.

  Aku tidak tahu apakah itu Doppler Effect atau PaRappa Effect, atau entah apa itu, tapi suaranya seperti tidak mau pergi begitu saja dari telingaku, aneh sekali. Selain itu, kedua mataku seperti hendak meneteskan air mata dan hatiku serasa bergerak. Apa-apaan sih ini? Apa ini semacam efek gas mustard atau sejenisnya?

  Tampaknya, aku bukanlah satu-satunya orang yang tersiksa karena melihat pemandangan Hiratsuka-sensei yang kabur entah kemana.

  Tidak ada satupun orang yang berani mengatakan sesuatu, tapi orang yang paling berani muncul dan mengatakan sesuatu, Totsuka, dia mengatakan sesuatu yang bernada khawatir.

  "Hi-Hiratsuka-sensei. Dia tadi berlari sambil menangis, apa kalian pikir dia akan baik-baik saja...?"

  Begitulah Totsuka. Dia baik sekali. Begitulah pikirku. Meski dia tampak seperti orang yang tidak tegas, caranya melihat Hiratsuka-sensei memang terlihat seperti orang yang penuh dengan rasa peduli.

  Namun, suara yang menjawab pertanyaannya barusan adalah suara yang dingin dan blak-blakan.

  "Dia itu sudah dewasa, jadi harusnya dia akan baik-baik saja."

  Setelah mengibaskan rambutnya, Yukinoshita mengatakan itu dengan tenang. Seandainya gadis ini lebih pendiam, dia akan terlihat seperti gadis yang baik bagiku... Tapi apa yang dia katakan tidaklah salah. Malahan, dia benar adanya. Aku sendiri malah setuju dengannya.

  "Kurasa begitu. Terlebih lagi, dia memang terlalu banyak faktor dewasanya, terutama banyak dia bagian umur dan sejenis itu."

  Maksudku begini, dia itu wanita yang sudah dewasa, jadi tolong siapapun...cepatlah lamar dia.

  "Fumuu, kata-kata penyemangat kalian barusan seperti sedang menertawakan sumber dari maut....Suara lagu dari manusia adalah suara lagu para pemberani!"

  Dengan ekspresi yang berapi-api, Zaimokuza menyeka keringat di alisnya, dia terlihat lebih menjengkelkan dari sebelumnya.

  "Well, kalau kita kesampingkan kejadian barusan, pesta ulangtahunnya memang menyenangkan sekali."

  Orang yang mengembalikan suasananya dengan suara yang menyenangkan barusan adalah Komachi. Seperti yang kau harapkan dari senjata pamungkas milik Keluarga Hikigaya dalam masalah komunikasi. Zaimokuza yang baru saja membuat semua orang jengkel bisa dia tepikan dengan mudahnya.

  Setelah itu, sebuah senyuman muncul dari wajah Yuigahama, dia juga merupakan pemilik skill komunikasi yang baik disini.

  "Terima kasih banyak untuk hari ini, Komachi-chan, dan semuanya."

  Komachi lalu tersenyum kepada Yuigahama, sedang Yukinoshita yang sedari tadi melihat keduanya terlihat tersenyum lega. Well, Yukinoshita memang terlihat benar-benar menikmati acara ini juga.

  Kerja bagus.

  Banyak sekali apresiasi yang ingin kukatakan kepadanya, tapi karena hari ini aku seperti sudah membuat suasana hatinya yang sedang baik itu tiba-tiba menjadi buruk, jadi kuurungkan niatku dan kusimpan itu untuk lain kali.

  Jika Yuigahama merasa puas dengan semua acara ini, kurasa itu sudah cukup bagus.

  Lagipula, aku bukannya hendak mengatakan kalau waktu yang kita habiskan terasa membosankan atau sejenis itu.

  "Saking serunya sehingga kita sendiri lupa waktu, huh?"

  Mendengar kata-kata Totsuka barusan, Zaimokuza dan diriku tiba-tiba melihat ke arah arloji kami.

  "Benar juga, seperti katamu, ternyata sudah jam segini. Sebentar lagi akan gelap..."

  Entah mengapa, Zaimokuza tiba-tiba melihat ke arah matahari yang sedang tenggelam di arah barat, tapi jika aku ikut-ikutan seperti itu, aku terlihat seperti orang tolol saja, jadi kuputuskan untuk membiarkannya begitu.

  "Kurasa saatnya bagiku untuk pulang. Sampai jumpa."

  "Ah, oke. Sampai jumpa."

  Yuigahama lalu melihatku pergi sambil melambaikan tangannya. Ketika aku menaikkan sebelah tanganku untuk meresponnya, aku melihat seseorang yang mengendap-endap dari belakang Yuigahama, Komachi.

  "Yui-san! Bersinarlah!"

  Yuigahama tiba-tiba terkejut. "Hoe!?"

  Apa yang hendak dia rencanakan kali ini...? Dengan diliputi rasa penasaran, aku putuskan untuk mulai berjalan, tapi aku masih mendengar kata-kata Komachi.

  "Apa kau tidak masalah dengan kami pulang seperti ini...? Mungkin kalau aku sendiri tidak begitu berarti karena aku cuma adiknya, tapi kakakku mau keluar dan jalan-jalan seperti ini adalah SR, dengan kata lain...SUPER RARE...Lain kali dia akan keluar....(menatap)..."

  Komachi melihat ke arahku ketika mengatakan itu. Setelah itu, lambaian tangan Yuigahama tiba-tiba melemah seperti sedang memikirkan sesuatu. Setelah itu, kedua tangannya benar-benar berhenti.

  "Lain kali, lain kali...Tunggu. Tungguuuuu!"

  Yuigahama mengejarku.

  "A-Ayo kita semua bersenang-senang bersama!"

  "Eeeh    , aku punya jam malam yang ketat loh."

  Diundang, dan aku menolaknya. Ini adalah sikap seorang penyendiri agar tetap tercipta keseimbangan dan sebuah insting dari seorang penyendiri untuk menghindari sesuatu. Maksudku, begini, jika aku mengatakan "Baiklah aku ikut" dan ternyata itu hanya basa-basi dari mereka, bukankah kau akan merasa tidak enak sendiri jika ini berubah menjadi semacam reuni SMP dimana mereka membalasnya dengan tawa yang kecut, "Ah, ternyata kau ikut ya...?".  Merespon basa-basi dengan menggunakan basa-basi adalah apa yang mereka sebut dengan menjadi dewasa.

  Tapi sepertinya Yuigahama tidak mengatakan sebuah basa-basi, malah dia mengkonfirmasi validitas info dariku.

  "Apakah benar yang dia katakan, Komachi-chan?"

  "Enggak lah. Kita tidak punya hal-hal semacam itu di rumah."

  Komachi menggeleng-gelengkan kepalanya ketika menjawab itu. Well, keluarga kami memang memiliki kebijakan tidak ikut campur urusan anak. Lagipula, kedua orangtua kami sibuk sehingga jam-jam seperti ini tidak akan ada di rumah.

  Setelah mendengar jawaban Komachi, terdengar suara desahan.

  "Berbohong semacam itu jelas-jelas akan ketahuan jika mengatakannya di depan adikmu, entah apa kau ini orang yang simple, berani, atau yang lain lagi...Diundang orang adalah sebuah kejadian yang langka bagimu, jadi kenapa kau tidak menerima tawaran itu dengan baik?"

  Yukinoshita mengatakan itu dengan ekspresi yang kurang percaya, tapi siapa yang mau pergi setelah dinasehati seperti barusan...? Itu sekarang menjadi undangan terburuk yang pernah kuterima.

  "Well, maksudku begini, kami ini punya kucing di rumah dan lain-lain. Aku harus secepatnya pulang dan merawatnya."

  Sebuah undangan yang bodoh harusnya ditolak dengan alasan yang bodoh.

  Sebuah suara "Meooow" terdengar. Entah itu berasal dari otakku, atau mungkin Yukinoshita.

  Lalu, Yukinoshita menundukkan kepalanya.

  "Begitu ya. Kalau untuk kucingmu, kurasa mau bagaimana lagi."

  "Dia percaya!? Ji-Jika ini tentang kucingmu, kurasa tidak masalah! Se-Seperti, tahulah kata orang, binatang peliharaan katanya mencerminkan pemiliknya atau sejenis itu, jadi kupikir dia tidak masalah sendirian di rumah!"

  "Hei, kata-katamu barusan kejam sekali."

  Sebenarnya dia tidak salah juga karena Komachi dan diriku punya karakter 'tidak ingin diganggu orang lain', tapi entah mengapa kata-katanya barusan lebih terdengar kalau aku ini terlihat seperti tidak cocok dengan komunitas sosial atau sebuah kegagalan dalam sejarah manusia.

  Tapi jika aku membahas ini, Yuigahama pasti tidak akan mau mendengarkan. Paling-paling, dia akan menatapku dengan muram sambil menarik-narik lengan Yukinoshita.

  "Ayolaaah, ayo kita bersenang-senang! Maksudku, kita semuanya bersama-sama."

  "Sejak kapan kau memutuskan kalau semuanya ikut...? Hei, apakah itu juga termasuk diriku?"

  Yukinoshita mengutarakan keberatannya dengan rencana yang baru dibuat tersebut dan Yuigahama membusungkan dadanya seperti hendak memberitahu kalau itu adalah sebuah rencana yang wajar-wajar saja.

  "Ya ampun!"

  Ketika Yuigahama memaksanya lebih jauh, Yukinoshita mengedip-ngedipkan matanya dan memalingkan wajahnya.

  "Be-Begitu ya..."

  Yuigahama mencoba mengintip ekspresi Yukinoshita dengan khawatir, seperti bingung dengan reaksi Yukinoshita, dia merespon dengan suara yang pelan.

  "...Apa Yukinon tidak mau?"

  "Bukan begitu...Hanya saja, aku sedikit terkejut."

  Yukinoshita mengatakan itu sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Rambutnya yang hitam, panjang, dan cantik itu terlihat mengibas-ngibas dan menyembunyikan  wajahnya yang terlihat memerah.

  Tapi, karena posisi Yuigahama ada di depannya, mungkin itu tidak akan bisa menyembunyikan itu. Seperti terpesona oleh sikap Yukinoshita, dia mengembuskan napasnya.

  ...Aah, ini pasti situasi dimana Yukinoshita terlihat menyerah. Adegan girlish dan penuh cinta ini terlihat begitu terangnya sehingga aku sendiri tidak yakin berapa banyak mosaik berwarna yang dibutuhkan untuk membuat ini.

  Kemudian, suasana yuri-yuri ini berubah menjadi single Yuri.

  "Kalau begitu, kalau begitu...Ini artinya Yukino-san bersedia ikut, benar tidak!? Kalau begitu, berarti Yukino-san menerima banyak sekali Poin Komachi!"

  Berkebalikan dengan Komachi yang mengatakan sesuatunya dengan penuh semangat, Yukinoshita membalasnya dengan nada yang tenang.

  "Begitulah. Kalau kita membahas Yuigahama-san, aku tidak tahu seberapa memaksanya dia jika aku menolak. Jadi kuputuskan untuk menemani kalian."

  "Yei! Hikki juga, ayo bersenang-senang!"

  Seperti memperoleh sekutu yang bernama Yukinoshita, Yuigahama tiba-tiba meledak dengan penuh energi.

  Lebih jauh lagi, dia mendapatkan bala bantuan dari sebuah sumber yang tidak diduga.

  "Itu benar, Hachiman. Persiapkan dirimu! Kalau Hachiman pergi jugaaaaaa, maka aku akan ikutan pergiiiii!"

  "Kau ini terlalu ngefans dengan diriku..."

  Aku seperti menjadi target dari panggilan sayang dari Zaimokuza. Sepertinya, belakangan ini dia bersikap agak genit kepadaku, dan ini cukup menakutkan. Kenapa menakutkan? Karena ini bisa saja berakhir dengan diriku mengakui eksistensinya.

  Tapi aku sendiri, adalah seorang pria. Aku memiliki harga diri. Aku memiliki prinsip. Dan aku memiliki sesuatu yang kupercayai.

  Menarik kembali kata-kata yang sudah kukeluarkan adalah sesuatu yang tidak bisa kulakukan. Bagi seorang pria, tidak ada kata-kata kedua. Jika ada sesuatu yang tidak ingin kulakukan, maka aku tidak akan melakukannya. Meski ada suatu momen dimana aku mengatakan kalau aku akan melakukannya, tergantung situasinya, belum tentu aku juga akan melakukannya.

  Akan menjadi masalah nantinya jika mereka meremehkanku. Agar kehidupanku setelah ini terasa lebih mudah, maka aku harusnya berusaha membuat rencana ini gagal. Karena itulah, setidaknya aku akan mencoba mendebatkan ini kepada Yuigahama.

  "Begini, Yuigahama. Pertama, apa sih yang sebenarnya akan dilakukan kita ketika kau mengatakan 'bersenang-senang'? Jika hidupmu sendiri tidak memiliki tujuan, maka hidupmu akan berakhir tanpa kau sadari. Apa kau tidak masalah dengan itu?"

  "Dia tiba-tiba mulai berceramah dengan topik yang aneh..."

  Yuigahama terlihat tersinggung, tapi harusnya dia bersyukur karena aku tidak menambahkan kekerasan dalam ceramahku barusan. Tapi ketika aku mulai melihat ekspresinya yang mulai mempercayai kata-kataku itu, tampaknya strategiku ini berhasil membingungkannya.

  Ketika aku mulai merasakan itu, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan memiringkan kepalanya.

  "...Tapi itu ada benarnya. Istilah 'bersenang-senang' sendiri memang tidak merujuk ke sebuah aktivitas spesifik."

  Yukinoshita menggumamkan itu sendirian, sedangkan Komachi tiba-tiba menaikkan jari telunjuknya.

  "Mmm, ketika kau mengatakan 'bersenang-senang', kupikir itu mirip dengan istilah bermain 'kejar-kejaran' atau 'petak umpet'. Tapi kalau itu memang benar, berarti istilah Poin Komachi..."

  "Poin ini, poin itu, berhentilah mengatakan omong kosong. Apa kau ini kasir swalayan yang menanyakan poin belanja menggunakan kartu apa sejenisnya? Sial, aku tidak membawa kartu itu bersamaku saat ini."

  Kalau diingat-ingat, kau merasa bersalah jika kau tidak membawa kartu itu bersamamu. Tidak lupa juga, ketika kau mengatakan "Ah, tidak, terima kasih." sebagai pernyataan akhir, mereka tetap akan bertanya "Apakah anda bersedia dibuatkan kartunya?" Kurasa akan sangat bagus jika kau meresponnya dengan "Ah, tidak, terima kasih". Apa sih "Ah" itu? Apa memang ada aturan untuk menggunakan bahasa Inggris di awal kalimat atau sejenisnya?

  Ketika aku mulai memikirkan hal-hal tidak berguna tersebut...

  "Banyak juga istilah yang tidak jelas seperti warna, dingin, raja tanjakan...Umm, apa lagi ya..."

  Totsuka memberikan yang terbaik sambil melipat jari-jarinya ketika menyebutkan hal-hal tersebut. Sepertinya dia mencoba menjawab pertanyaan "Apa sih arti sebenarnya dari bersenang-senang?" dengan memberikan contoh-contoh istilah serupa. Kadang, dengan memberikan beberapa hal-hal yang sejenis, kau mungkin saja bisa menemukan kebenarannya. Sebuah metode yang bagus. Cara dia berbicara dan berpikir itu, benar-benar lugu dan indah. Karena itulah, kuputuskan untuk membantunya.

  "Ada juga polisi penjahat dan penjahat polisi."

  "Bukankah keduanya sama saja?"

  Ketika aku mengatakan itu, Yuigahama membuka mulutnya dan bertanya karena heran. Ada apa dengannya? Kenapa dia dengan bodohnya bisa membuka mulutnya seperti itu? Tutuplah atau kubuang sampah kesana!

  Ketika aku menatapnya dengan mata busukku ini, Yukinoshita menepuk bahu Yuigahama.

  "Yuigahama-san. Hikigaya-kun ini tidak punya punya pengalaman diajak 'jalan-jalan' ataupun pergi 'bersenang-senang', jadi dia sendiri tidak punya gambaran tentang itu. Tolong pahami dari sisi itu."

  Seperti disadarkan, Yuigahama lalu mengatakan maaf.

  "Ah, Be-Begitu ya...Maaf kalau begitu."

  "Jangan meminta maaf dengan wajah serius begitu. Sialan, padahal aku sudah berhasil melupakan masa laluku soal hal itu."

  Juga, Yukinoshita, kau sendiri tampak seperti hendak mencairkan suasananya dengan terlihat peduli denganku, tapi bukan itu masalahnya, oke? Kenapa kau malah tersenyum manis ketika mengatakan itu, huh?

  "Tapi Onii-chan, kau sendiri jarang-jarang pergi keluar, benar tidak?"

  "Diamlah, aku ini adalah seorang pria. Aku hidup untuk masa depan!"

  Langsung melompat ke pembicaraan ketika ada peluang pertama muncul, Komachi langsung membahas sesuatu yang terjadi di masa laluku sebagai anak muda yang sangat indah. Well, sebenarnya lebih tepat disebut masa lalu yang terkutuk daripada indah.

  Dan kemudian, Yukinoshita terlihat antusias dan tersenyum seperti yakin akan sesuatu.

  "Ikut dalam sebuah kegiatan outdoor fisik bukanlah sesuatu yang bisa kau lakukan, kecuali bersama seseorang. Aaah, jadi begitu alasannya kau dipanggil Hikki? Nama itu memang menunjukkan sifatmu. Kurasa, nama itu benar-benar akurat.

  Manisnya. Semanis MAX COFFEE. Apa-apaan sih, kalau itu jelas super manis. Well, kalau mau yang semanis itu, aku harusnya pesan gelato di Saizeriya. Sekali lagi, kenapa sih MAX COFFEE terlihat lebih manis dari makanan manis lainnya?

  "Ha, jangan meremehkan penyendiri. Kami ini sudah terbiasa melakukan aktivitas fisik luar ruangan sendirian."

  "Yep, yep, Onii-chan suka masuk ke kotak kardus sendirian atau bermain lempar kaos kaki ke keranjang cucian dengan berhalusinasi menjadi sesuatu!"

  Maaf Nona? Komachi-chan? Kenapa kau memberitahu hal itu? Begini Nak, Nona Yukinoshita mulai terlihat sedih mendengar itu, tahu tidak?

  "Jadi kau melakukan hal-hal semacam itu di masa lalu, huh...? Apa kau ini seorang idiot...?"

  "Ketika aku melakukan itu, ternyata terasa menyenangkan, jadi mau bagaimana lagi?"

  Malahan, itu terasa bertambah menyenangkan jika sering melakukannya. Belakangan ini aku sering berhalusinasi menjadi seorang pitcher, dengan menggunakan kaos kaki sebagai sarung tanganku. Ketika aku membayangkan sedang masuk inning kesembilan sebagai inning penutup, aku berpikir kalau aku sedang menahan tim musuh untuk mencetak angka. Ini ternyata sangat menyenangkan. Ngomong-ngomong, lemparan pamungkasku adalah knuckle ball.

  Ketika aku hendak menjelaskan mereka panjang lebar, setelah membayangkan bagaimana reaksi mereka jika kujelaskan seperti itu, kuputuskan untuk tidak melakukannya. Bahkan adikku, Komachi, tampak tidak tertarik dengan itu dan mulai menggerakkan topiknya.

  "Oke, jadi mari kita katakan kalau kegiatan yang akan kita lakukan adalah kegiatan yang menyenangkan...Onii-chan, ayo pergi!"

  "Eeeeh..."

  Aku merasa kalau aku sedang didorong. Meski aku sendiri masih ragu, Totsuka mulai mengatakan sesuatu.

  "Umm, kupikir aku akan ikut sekalian...Aku akan senang jika Hachiman juga ikut."

  "Jadi kita akan pergi kemana? Apa yang harus kita lakukan? Mari kita bermain sebaik mungkin tanpa melanggar hukum!"

  Apa-apaan barusan! Kau harusnya mengatakan itu sejak awal! Ini jelas-jelas akan terasa menyenangkan!

  "Fumuu. Cepat sekali dia berubah. Benar-benar super rapid transformation...Orang menyedihkan yang keren!"

  Ketika aku mulai terlihat meledak-ledak, Zaimokuza menunjukkan jempolnya kepadaku. Akupun hampir melakukan itu, tapi untung Zaimokuza barusan bersikap seperti itu, sehingga kuputuskan untuk menahan diriku. Terimakasih, Zaimokuza.

  "Sikapmu barusan menurutku terasa janggal...Ngomong-ngomong, itu artinya kita sudah sepakat!"

  Awalnya, setelah melihat percakapan antara Totsuka dan diriku, ekspresi Yuigahama tampaknya seperti ada sesuatu yang janggal, tapi setelah mengangguk sekali, dia dengan ceria menepuk kedua tangannya.

  Di lain pihak, Yukinoshita hanya mengatakan "Hmm" dan memiringkan kepalanya.

  "Tapi apa yang sebenarnya kita lakukan di kegiatan 'bersenang-senang'? Bermain petak umpet ataupun kejar-kejaran terdengar sesuatu yang janggal untuk dilakukan orang seusia kita..."

  "Sebenarnya tidak serumit itu...Dulu teman SD-ku mengatakan bersenang-senang berakhir dengan bermain rumah-rumahan."

  Malahan, mereka yang bermain rumah-rumahan itu malah mengobrol dengan santai sesuai peran yang mereka mainkan. Jika mereka melakukan itu dengan santai, kurasa mereka semua terlihat bahagia. Tapi jika mereka mulai merasa kalau mereka perlu melakukan percakapan sesuai dengan kehidupan dunia nyata, mereka akan merasakan kalau hidup mereka ternyata menyedihkan. Itulah yang terjadi jika orang-orang berusaha menghindari kenyataan dalam kehidupan mereka. Ketika seseorang menyadari kalau perasaan mereka pada akhirnya bisa bersimpati dengan perasaan orang lain, disitulah orang itu akan merasa kalau sebaiknya dirinya tidak perlu berhubungan dengan orang lain.

  Di lain pihak, Yukinoshita tampaknya menyadari ini dan tiba-tiba tersenyum.

  "Oh, tampaknya aku baru saja mendengar sesuatu yang tidak biasa darimu. Itulah yang kau harapkan dari orang yang selalu bermain petak umpet di kelas, kau ternyata memandang sesuatunya secara berbeda."

  "Begitulah. Aku memang sangat ahli dalam hal itu sejak lama. Bahkan ketika SD dulu, entah mengapa semua orang malah langsung pulang ketika aku masih bersembunyi."

  "Skill yang menyedihkan..."

  Yukinoshita menaruh tangannya di kening dan mendesah. Begini, tahu tidak, dulu itu seperti mustahil bagiku bisa bersama mereka. Tapi Yuigahama tampaknya punya opini berbeda.

  "Tapi Hikki, ini bukan masalah kau bersembunyi di kelas atau sejenisnya. Kurasa, matamu yang buruk itu benar-benar sesuatu."

  "Serius ini, kenapa hari ini semua orang terlihat jahat sekali kepadaku..."

  Bahkan Iblis yang jelas-jelas jahat saja ogah untuk memperhatikanku...Hachiman, kau sebenarnya tahu soal ini, benar tidak? Kalau semua orang di 2F sebenarnya akrab satu sama lain! Kecuali dengan dirimu.

  "Te-Tenang saja Hachiman. Kali ini aku disini. Ngomong-ngomong, ayo kita putuskan kemana kita akan pergi. Oke?"

  Hachiman, ada yang memperhatikanmu! Seorang malaikat, tapi, ah, ah, ternyata bukan. Totsuka-lah yang mengatakan itu. Hatinya memang sangat lugu, seperti diciptakan di surga...

  "Fumu, kalau tidak ada yang punya ide, kurasa ke tempat arcade terdengar bagus. Itu adalah rekomendasi super dari semua rekomendasi milikku."

  Ketika aku masih melamun, aku merasa seseorang mengatakan sesuatu dengan suara keras, tapi seperti kata Totsuka barusan, kita harusnya memutuskan kemana kita akan pergi.

  "Jadi, kita akan pergi kemana?"

  "Ha! Tempat Arcade! Di dekat sini ada juga! Begini, Komachi setuju dengan tempat arcade!"

  Ketika aku ditanya, Komachi tiba-tiba mengatakan sebuah ide.

  "Kurasa itu bagus juga, tempatnya juga dekat dari sini. Aku pernah pergi kesana dengan Hachiman, tapi kami sendiri tidak memainkan banyak permainan ketika disana."

  "Baiklah, kalau Totsuka mengatakan begitu, kita semua menuju arcade. Tidak boleh ada yang menolak."

  Aku setuju dengan Totsuka yang setuju dengan Komachi. Yukinoshita dan Yuigahama sendiri tampaknya tidak keberatan dan menganggukkan kepala mereka.

  "Huuuh!? Bukankah barusan itu aneh!? Bukankah aku yang mengusulkan itu pertama kali~?"

  Hanya satu orang disini yang terlihat masih menggerutu dan protes, tapi ketika kami mulai mendorongnya sambil mengatakan "Ya,ya, terserah lo aja!", kami mulai berjalan menuju tempat arcade terdekat.

  Baiklah, ke tempat arcade bersama Totsuka! Akan sangat bagus jika aku bisa berfoto berdua dengannya!








x Vol 7.5 Special Part 1 | END x





  Ini adalah sore setelah vol 3 chapter 6, bad mood Yukinoshita itu seperti yang kita tahu, sebenarnya tidak karena Hachiman. Tapi karena Yukinoshita di akhir chapter tersebut merasa bersalah dan takut Hachiman merasa kalau dirinya bersikap baik ke Hachiman karena merasa bersalah telah menabrak Hachiman setahun yang lalu.

  ...

  Siapa saja, cepat tolong lamar Sensei!

  ...

  Buat yang belum tahu, di vol 3 chapter 2 Hachiman dan Totsuka bertemu dengan Zaimokuza, dan beberapa member Klub Gamers. Hachiman berhasil foto bersama Totsuka dan Zaimokuza.

  Tentunya, kembali lagi ke tempat arcade ini memberikan peluang Hachiman untuk foto bersama Totsuka (lagi).

  ...

  Komachi berusaha memberi value dan dorongan ke Yui untuk bersama lebih lama dengan Hachiman, karena ini hari ulang tahunnya. Dengan kata lain, ini bisa terjadi sebaliknya jika Yukino yang ulang tahun. Oleh karena itu, momen terbaik untuk mendekati Hachiman adalah hari ini, sebelum peluang lain tiba ke gadis lainnya.

  ...

  Buat yang belum tahu, Hachiman memutuskan untuk tidak memberitahu Komachi soal kebenaran Yui. Komachi menganggap Yui telah menepati janjinya dan berterimakasih ke Hachiman. Jika Komachi tahu kebenarannya, mungkin Komachi akan membenci Yui seperti Komachi membenci Kaori di seri [A].

  ...

  Tentu saja Hachiman akan membela diri soal botak, karena Ayahnya juga botak. Ini artinya kelak Hachiman kemungkinan besar akan botak juga.







   

  

3 komentar:

  1. permisi min mau nanya. bagian mana yg menunjukkan kalo komachi membenci kaori ya?? masih bingun ane wkwk

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus