Selasa, 27 Desember 2016

[ FOR FUN ] Oregairu : Insiden Atap Sekolah






  Yang akan kita bahas kali ini adalah insiden semasa Festival Budaya, anda bisa membaca lebih lengkap di Light Novel volume 6 chapter 9.

  Seperti yang biasa anda baca di for fun, anda tidak perlu percaya terhadap tulisan disini. Artikel ini dibuat hanya untuk menarik minat pembaca for fun untuk membaca light novelnya. Jadi pembahasan dengan sumber anime atau manga, akan selalu mendapatkan jawaban yang haha-hihi disini.

  Oke, apa anda siap?




  Buat yang belum tahu, Hachiman sebenarnya tidak peduli dengan Kepanitiaan Festival Budaya. Bahkan, Hachiman mengusulkan untuk membuat pengumuman pemenang palsu agar hilangnya Sagami di penutupan festival tidak berpengaruh banyak.

  Tapi apa yang membuat Hachiman akhirnya mau untuk mencari Sagami? Akan kita dapatkan di keterangan selanjutnya.

  Hachiman bisa menemukan Sagami karena Hachiman berusaha berpikir seperti Sagami. Sikap Sagami yang berusaha mencari perhatian ini mirip dengan kisah Hachiman semasa SD.

  Saya kira, cara Hachiman mencari kurang lebih sama dengan animenya. Tapi, dalam versi LN, Hachiman masih harus berlari melewati lorong kelas 2F dan bertanya ke Saki. Setelah Saki memberitahu lokasi pintu atap sekolah yang tidak tergembok, Hachiman secara spontan mengucapkan "aku menyukaimu" kepada Saki. Hasilnya, Saki berteriak histeris.

  Pertanyaannya, kenapa Hachiman harus bertanya jalan masuk ke atap mana yang tidak tergembok, bukankah di vol 2 prolog Hachiman sendiri bisa naik kesana? Jawabannya ada di for fun tentang SMA Sobu. Kalau tidak salah, ada sekitar 2-3 atap yang bisa diakses.




 Oke, Sagami ini membawa kertas hasil voting tentang pemenang beberapa penghargaan di Festival Budaya. Prosesnya, ada rapat yang dihadiri seluruh panitia, lalu tiap panitia menulis siapa-siapa yang menurut mereka pantas untuk menjadi pemenang penghargaannya di secarik kertas. Lalu, kertas tersebut dikumpulkan ke Sagami. Jelas, yang tahu siapa pemenangnya hanya Sagami. Jadi, jika panitia tidak memperoleh kertas hasil votingnya, artinya panitia harus mengadakan rapat lagi. Sayangnya, ini sudah penutupan Festival, dan mustahil mengadakan rapat lagi. Seperti saran Hachiman, hendaknya dibuat hasil voting palsu.

  Hasil voting palsu itu memang bisa efektif di saat itu juga, tapi masalahnya, ada perwakilan kelas di kepanitiaan, jelas suatu saat akan terbongkar. Opsi menunda pengumuman kategori lomba juga tidak bisa dilakukan, karena mayoritas alasan para siswa berkumpul di gymnasium pada upacara penutupan adalah pemenang penghargaan tersebut.

  Namun Sagami yang sudah dipermalukan di depan panitia lainnya, yang awalnya kabur berharap untuk diperhatikan dan dimandikan puja-puji karena dia ketua panitianya, kini menghadapi situasi pelik:

  Apa yang akan Sagami jelaskan ke panitia dan para siswa sebagai alasan mengapa dia sengaja kabur?

  Info untuk anda, Hiratsuka-sensei dan para guru juga membantu mencari Sagami. Bahkan, ada pengumuman dari pengeras suara sekolah untuk mencari Sagami.





   Hayama datang bersama dua gadis lainnya. Oke, banyak yang tidak tahu siapa dua gadis tersebut. Dua gadis tersebut adalah Haruka dan Yukko. Mereka berdua adalah member Klub Basket. Mereka berdua sama benalu-nya dengan Sagami. Untuk mengetahui seperti apa mereka berdua, bisa membaca volume 6.5.

  Hayama, Haruka, dan Yukko memang sedikit memberikan harapan kepada Sagami. Tapi, itu tidak menyelesaikan masalah paling dasar dari ini: Apa alasan yang harus Sagami berikan ke seluruh warga SMA Sobu? 

  Hayama berusaha meyakinkan Sagami kalau semua orang mengkhawatirkannya (menganggap eksistensi Sagami), berharap Sagami kembali, dll. Namun tentunya, selain Sagami butuh alasan, Hayama dan Hachiman butuh waktu. Yang terakhir tadi, adalah sesuatu yang tidak dimiliki oleh Hayama dan Hachiman.

  Sekedar info juga, Yukino menawarkan untuk membeli waktu dengan tampil di penutupan. Band Hayama Cs tadi tampil sebelum Band Yukino, artinya jika Hayama ada disini, maka waktu yang tersisa bagi mereka hanyalah lagu dari Band Yukino.






   Pertama, alasan Hachiman melakukan ini apa? Hachiman tidak peduli dengan Sagami, Hachiman tidak peduli dengan kepanitiaan festival.

  Ketika membujuk Sagami, dalam monolognya, Hachiman mengatakan "kita" seolah-olah itu adalah request Klub, padahal faktanya : Yukino sendiri mengatakan kalau itu request pribadi, dan Klub Relawan sudah dinyatakan vakum secara resmi sebelum request Sagami datang.

  Sederhananya, Hachiman melakukan pengingkaran alasan. Ada alasan sebenarnya mengapa Hachiman berusaha menipu dirinya sendiri dan meyakinkan dirinya kalau itu adalah demi Klub Relawan. Yeah, karena alasannya jika dikatakan dengan jelas, cukup memalukan.

  Jawaban tentang alasan Hachiman melakukan itu, ada di vol 6.5 chapter 2. Disana, Hachiman marah kepada Yukino dan memperingatkan tentang ulah Sagami yang akhirnya membuat Yukino overwork dan jatuh sakit.

  Selanjutnya sudah dijelaskan dengan jelas di vol 6 chapter 9 sendiri, yaitu jika  request Sagami ini gagal, maka ini sama saja dengan menyia-nyiakan seluruh perjuangan yang sudah dilakukan oleh Yukino.

  Hachiman meniru cara Yukino untuk menyelesaikan sesuatunya, dengan memberitahukan kebenarannya.

  Dalam monolognya, Hachiman mengatakan kalau Sagami ini berada di level yang sama dengannya, yaitu lapisan terbawah dalam masyarakat, alias sampah masyarakat. Mengapa? Itu sudah dijelaskan di monolog Hachiman ketika memikirkan tentang motif Sagami.



  Sagami melakukannya dengan sadar. Dia pasti begitu. Di kelas satu, dia sepertinya berada di sebuah grup pertemanan dan merasa menjadi bagian tertinggi dari tangga tingkatan pertemanan sosial di lingkungan kelasnya. Tetapi ketika berada di kelas dua, Miura muncul dan membuatnya jatuh dari posisi tangga sosial yang dimilikinya. Pastinya, Sagami bukanlah satu-satunya orang yang merasa dirugikan dengan adanya fakta tersebut. Tetapi bagi seseorang yang sangat memperhatikan ranking sosial, Sagami tentu sangat terpukul.

  Hasilnya, dia mengumpulkan orang-orang di sekitarnya yang berada lebih rendah darinya. Setidaknya, dia mengincar grup dengan ranking kedua terpopuler di komunitas. Dia kuyakini telah sukses melakukannya. Tetapi sekali pernah merasakan berada di puncak ranking komunitas, pasti tidaklah mudah untuk terus dihantui perasaan menjadi yang nomor dua.

  Lalu, dia mencoba memuaskan dirinya dari kenyataan itu, dia mencari alternatif.

  Lalu disitulah Festival Budaya datang.

  Apakah posisi Ketua Panitia Festival Budaya cocok dengan ranking sosialnya? Tentu saja itu akan memuaskannya. Dia menjadi bagian dari panitia festival atas rekomendasi Hayama, dan setelah menjadi ketuanya, dia berada di bawah bimbingan orang yang bisa dikatakan legenda disini, Yukinoshita Haruno. Dan terakhir, dia bisa mendapatkan hormat dan harga diri seperti yang dimiliki Yukinoshita Yukino yang melakukan pekerjaan hariannya di panitia.

  Tetapi hal-hal tersebut tidak berjalan sesuai rencananya.

  Dia ternyata tidak mendapatkan hal-hal yang dia inginkan dan kalah pamor oleh orang yang dibawahnya.

  Sagami tidak bisa berpartisipasi di kelasnya karena menjadi Panitia Festival. Meski dia menyadari hal itu dan ikut berpartisipasi di persiapan kelas, muncul orang yang mengisi posisinya di panitia, tidak, melebihi apa yang dia mampu lakukan di panitia. Malahan, Haruno-san dan Hayama yang di awal rencananya menjadikannya dasar untuk menggaet popularitas malah memuji dan mengakui si pengganti itu.

  Dalam kasus ini, aku harus memikirkan harga diri Sagami, kepercayaan diri Sagami, dan kesadaran Sagami sendiri.

  Itu adalah sebuah hal pahit yang kupahami.

  Itu adalah jalan yang pernah dilalui oleh banyak orang.

  Kamu sungguh naif, Sagami. Itu adalah jalan yang pernah kulalui.

  Tertangkap basah bolos sekolah dan dilaporkan ke sekolah adalah salah satu kenangan itu.

  Waktu itu, aku sudah seperti tidak tertolong lagi dan tidak bisa mengontrol diriku sehingga rasanya ingin meledak saja, aku ingin seseorang untuk memperhatikan diriku.

  Oleh karena itu aku memahaminya.

  Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan. Kenapa kamu melakukannya.

  Dan kemungkinan, kenapa kamu tidak ingin melakukannya.

  Kamu lima tahun di belakangku.

  Itu adalah sesuatu yang pernah kulakukan ketika SD.

  Aku bahkan bisa menyebutkan tempat-tempat dimana dia akan pergi.

  Ketika orang kehilangan tempatnya berpijak, apa yang mereka harapkan? Adalah, memiliki seseorang yang menemukan tempat untuknya. Kalau mereka tidak bisa menemukan tempat dimana mereka berada dengan matanya sendiri, maka satu-satunya hal yang bisa mereka lakukan adalah memiliki seseorang untuk melakukannya untuk mereka.



  Yeah, mencari perhatian, terlihat terkenal dan gaul, tapi sebenarnya memakai cara yang hina...Adalah hal yang pernah dilakukan oleh Hikigaya Hachiman semasa SD. Bedanya, Sagami melakukan itu di kelas 2 SMA.

  Juga, bagian terakhir monolog tersebut menjelaskan apa yang Yukino inginkan dari Hachiman, mungkin saja tentang permintaan Yukino di atraksi Spride Mountain sambil memegang tangan Hachiman: membantunya menemukan tempat dimana dia harusnya berpijak.

  Mungkin, Sagami akan lebih tertekan lagi jika tahu kebenaran dari alasan Hayama sampai datang sejauh itu demi dirinya. Kita semua tahu, Hayama berusaha mencari perhatian Yukino di kepanitiaan festival.





   Pertanyaan terbesarnya, apa yang membuat Hayama marah? Apakah karena kebenaran yang Hachiman katakan?

  Ayolah, Hayama sendiri datang mencari Sagami demi Yukino, bukan demi berlangsungnya Festival Budaya.

  Jadi, jika tahu kalau dirinya sendiri juga sebenarnya tidak ada minat untuk mencari Sagami, mengapa Hayama marah?

  Sebenarnya cukup mudah. Dalam vol 6.5 sendiri, Hayama malah masih berhubungan baik dengan Hachiman. Juga, kekecewaan Hayama dijelaskan sendiri sebelum dia meninggalkan atap : mengapa Hachiman hanya tahu cara yang seperti itu untuk menyelesaikan masalah?

  Hayama berpikir kalau Hachiman memang sengaja membuat Sagami menangis, menjadikan dirinya bad guy, dan memberikan alasan kepada seluruh warga sekolah mengapa Sagami kabur dari upacara penutupan: karena Hachiman brengsek.

  Hayama masih berpikir kalau ada cara yang lebih halus dimana tidak ada seorangpun yang akan terluka, namun faktanya itu mungkin saja terjadi jika mereka memiliki waktu. Tapi, mereka tidak punya waktu lagi.

   Ini dijelaskan dengan baik di volume 10. Hayama memilih untuk menyimpan kebenarannya tentang Miura, dan berusaha mencampakkan Miura seolah-olah itu proses yang wajar. Hayama bisa masuk IPA atau IPS, jadi tidak akan memberatkan Hayama. Persahabatan Hayama dengan Tobe hanyalah persahabatan palsu, jadi berpisah bukanlah hal yang berat. Terlebih lagi, Ebina memilih masuk IPS, artinya Tobe pasti akan ke IPS. Miura bisa dengan mudah ditinggalkan tanpa ada yang terluka. Benarkah bisa begitu?

  Namun faktanya, harapan Hayama dan rencananya itu hanya akan membuat Miura menangis semakin menjadi-jadi. Jadi, apa yang dilakukan Hachiman dengan membuat Sagami menangis, sebenarnya tidak jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Hayama kepada Miura.

  Fakta di volume 10 menjelaskan semuanya, dan itu berarti keputusan Hachiman untuk mengatakan kebenarannya di atap sekolah adalah keputusan yang paling tepat pada saat itu.






  "Terjadi sebuah perselisihan antara Sagami dan Hachiman sebelum upacara penutupan, sehingga Sagami pergi meninggalkan lokasi. Ternyata, perselisihan berlanjut dan Hachiman mengatakan kata-kata yang kasar ke Sagami, sehingga Sagami menangis. Hayama yang melihat itu, berusaha menghajar Hachiman atas perbuatannya yang tidak pantas itu dan dihentikan oleh Sagami Cs."

  Permainan Good Cop dan Bad Cop.

  Adegan ini sangat mirip dengan ending The Dark Knight, dimana Batman membuat dirinya seolah-olah menjadi orang yang bertanggungjawab atas tewasnya Harvey Dent dan lima orang lainnya, dan berhasil menutupi aib Harvey Dent.

  Dalam monolognya, Hachiman dengan sombongnya mengatakan kalau dia bisa dengan mudahnya menciptakan dunia dimana tidak akan ada orang yang terluka, tentunya karena satu-satunya orang yang terluka adalah dirinya sendiri.

  Inilah yang dipermasalahkan oleh Yui setelah penembakan Ebina, yaitu Hachiman menggunakan dirinya sebagai korban dalam menyelesaikan masalah. Yui berharap Hachiman berubah.

  Tapi masalah sebenarnya, bukan terletak disana. Tapi apakah Hachiman mengatakan kebenarannya atau kebohongan? Harusnya, Yui dalam adegan penembakan Ebina, mempermasalahkan adegan Hayama yang meminta maaf ke Hachiman dan mencurigai kalau sebenarnya Hayama selama ini adalah musuh dalam selimut, lalu Hachiman membantu agenda Hayama tersebut.

  Ending tentang monolog Hachiman ini, ada di vol 9 chapter 9. Yui meminta Hachiman berhenti untuk mengorbankan dirinya, Yukino meminta Hachiman untuk melakukan apa yang dia yakini. Bisa kita tebak mana opsi yang Hachiman pilih.

  Juga, di vol 9 chapter 5, Hiratsuka-sensei sudah memperingatkan Hachiman kalau mustahil menciptakan dunia dimana tidak ada seorangpun terluka. Itu memang bisa jika melukai dirinya sendiri. Tapi jika Hachiman menghendaki kebahagiaan bagi dirinya, maka Hachiman harus merelakan kalau akan ada orang lain yang terluka.

  Harapan Hachiman sendiri tentang dunia dimana tidak ada orang yang terluka, secara otomatis menjelaskan alasannya mengapa menggantung perasaan Yui di vol 5 chapter 6. Padahal, dalam adegan kereta, Hachiman sudah memutuskan untuk menolak Yui. Tentunya, yang tersandera dalam adegan tersebut adalah Hachiman sendiri. Ini terjelaskan dengan baik oleh monolog Hachiman sendiri di vol 11 chapter 6, tentang image dirinya dan Yukino yang tersandera orang lain.





2 komentar: