Minggu, 03 Juli 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol R Chapter 5 : Hati pria manapun akan tergerak jika melihat seorang gadis berusaha dengan sepenuh hati -2






x x x








  Setelah itu, persiapan event memasak ini dilanjutkan ke tahap berikutnya, dan suasananya berubah menjadi lebih menyenangkan dari sebelumnya.

  Isshiki dan Yukinoshita, dan juga Yuigahama tampaknya sedang mendiskusikan sesuatu. Aku sendiri tidak punya satuhal-pun yang hendak kukatakan, dan juga tidak ada yang bisa kulakukan. Meski begitu, aku berdiri di sini dan mendengarkan percakapan mereka.

  Lalu, diantara suara-suara diskusi mereka, terdengar suara berisik yang berasal dari luar pintu.

  Melihat ke arah arlojiku, tampaknya ini adalah waktu dimana orang-orang mulai berdatangan.

  Suara itu, tampaknya seperti suara dari Kawasesuatu-san...Tapi jumlah suaranya tampak terlalu banyak. Atau mungkin saja banyak sekali orang yang bernama Kawasesuatu yang belum aku kenal? Kalau begitu kenyataannya, maka aku akan menerima fakta kalau aku sendiri tidak bisa mengingat namanya dengan baik.

  Begitulah, jadi sebenarnya Kawasesuatu-san yang akan hadir hari ini siapa saja? Kawashima, Kawaguchi, Kawagoe, Kawanakajima, Sendaisendai...Aku menatap ke arah pintu, dan bersiap-siap dengan kedatangan dari Kawasesuatu-san.

  Lalu, pintu terbuka.

  Dan orang yang berdiri disana adalah Tamasesuatu-san.

  "Yo, Iroha-chan. Ah, bagus sekali. Seperti yang kuharapkan, event kemarin menerima banyak sekali pujian. Untuk PARTNERSHIP kita ke depannya, aku menerima YOUR OFFER  sebagai peluang untuk menjaga ALLIANCE kita."

  "Begitulah. Terima kasih atas kerja kerasnya."

  Isshiki menanggapinya begitu saja, tidak mempedulikan bagaimana dia memperkenalkan dirinya dengan panjang lebar.

  Ketua OSIS SMA Kaihin Sogo, Tamanawa...

  Pukulan telak itu masih saja terasa ketika aku melihat dirinya...Andai saja dia punya lengan kiri yang terbuat dari emas dan bisa berputar dengan kecepatan tinggi, aku yakin dia bisa menjadi orang yang memiliki bakat luar biasa di dunia ini.

  Bahkan, ini tidak berlaku ke Tamanawa saja, bahkan teman-temannya juga. Mereka mungkin para Pengurus OSISnya. Aku pernah melihat gerombolan yang sedang berjalan masuk ke ruang memasak ini di Event Natal yang lalu. Juga, kupikir aku masih mengingat pria yang memakai jepit rambut dan si produser yang menjengkelkan itu.

  "Ini adalah sebuah BUSINESS CHANCE. Mungkin kita bisa merencanakan sebuah penjualan produk dengan cara CROWD FUNDING."

  "Kalau itu, I AGREE."

  "Kalau kita bisa menciptakan sebuah METHOD dimana kita bisa mendapatkan INCENTIVE, kita mungkin bisa memasukkannya ke kategory EARLY ADAPTOR."

  "Di FLEA MARKETS AMERICA, anak-anak biasanya mulai berbisnis dengan berjualan LEMONADE. Ini NEARLY seperti itu, benar tidak?"

  "Memang benar, ini juga bisa menjadi CASE STUDY."

  Bahkan dalam pembicaraan mereka, sebuah kata seperti lemonade bisa terdengar seperti kata-kata tingkat tinggi. Sungguh sulit kupercaya.

  Kalau orang-orang ini membicarakan tentang penjaga pantai, susu, dan kopi, apakah akan terdengar seperti itu juga?

  "Seperti biasanya, aku tidak tahu apa yang sedang mereka bicarakan."

  Aku secara spontan mengatakannya, dan Yukinoshita terlihat sedang mengembuskan napasnya.

  "Itu sebenarnya karena fokus pikiranmu saja yang kurang. Pupilmu terbuka lebar dan bibirmu berwarna ungu, bahkan responmu sendiri saja terlihat lambat ketika sedang berbicara."

  "Apa yang kau maksud itu kesadaranku?"

  Kalau dipikir-pikir, jika pupil matamu membesar, bukankah itu artinya kau sudah mati...Meski begitu, kawanku ini tampaknya belum berubah...Well, manusia memang tidak akan begitu saja berubah. Mungkin tepatnya, mereka tidak akan seperti ini jika saja mereka menyerah saja setelah kalah. Meski kalau kau memandangnya dari sudut berbeda, kau harusnya menghormati mereka yang berasal dari Kaihin ini, karena mereka tetap memegang prinsipnya hingga mati.

  Un un, meski begitu, aku berharap Tamanawa-san dan teman-temannya tetap seperti ini. Ketika aku sedang memikirkan ini, seseorang memukuli kepala mereka secara perlahan dari belakang.

  "Ah, Hikigaya-kun. Kau ternyata datang juga!"

  "Oh, oh oh."

  Seperti biasanya, Orimoto tidak mempedulikan jarak diantara kita dan melambaikan tangannya seperti biasa kepadaku sambil mengatakan "Hi". Sesederhana itu, dia lalu keluar dari rombongan Kaihin Sogo dan berjalan ke arahku.

  Lalu, Orimoto menatap seseorang yang berada di belakangku.

  "Ah, Halo."

  "H, Halo. La-Lama tidak bertemu."

  Orimoto melambaikan tangannya untuk menyapa kami, dan entah mengapa Yuigahama menyapanya dengan malu-malu. Sedang Yukinoshita, menyilangkan lengannya, dan menyapanya dengan tatapan matanya. Kemudian, sebuah kesunyian yang aneh menerpa kami.

  Harusnya mereka sudah pernah bertemu setidaknya dua atau tiga kali, dan masalah utamanya adalah mereka bisa dikatakan kenalan. Jika ini pertemuan pertama mereka, maka mereka bisa saja cuma saling menyapa dengan basa-basi atau memilih opsi yang sebaliknya, yaitu tidak perlu berbicara. Tapi, karena mereka sudah separuh jalan kenal nama dan wajah masing-masing, meski pembicaraan mereka cuma pendek, kesannya seperti, "Kita sempat berbicara sebentar", menjadi "Kita tidak banyak berbicara", menjadi "Kita tidak berhubungan baik", menjadi "Maksudku, kita bukanlah teman", ini seperti sedang bermain sebuah permainan yang berasal dari China yang bernama permainan bisik-bisik.

  Pada akhirnya, ini terasa tidak nyaman, dan entah mengapa suasana kikuk mulai tercipta.

  Irohasu, tolong selamatkan aku, Irohasu!

  Kalau dibandingkan dengan Orimoto, mengobrol dengan Isshiki bisa dikatakan jauh lebih mudah, begitu juga menciptakan suasana yang menyenangkan. Akupun mulai melihat ke arah Isshiki dengan tatapan meminta tolong, tapi yang kudapat hanyalah sebuah suara batuk.

  "Ahem," terdengar suara batuk yang cukup dalam.

  Ketika aku mulai berpikir kalau suara batuk yang kukira berasal dari Isshiki ini tidak ada manis-manisnya, ternyata aku baru sadar kalau suara tersebut berasal dari Tamanawa. Dia tampaknya sudah menyadari kehadiranku disini karena Orimoto yang menyapaku dan entah mengapa, ekspresinya terlihat kesal.

  "Kalian ternyata hadir disini juga..."

  "Ah, bukankah sudah kuberitahu tadi?"

  Isshiki lalu menaruh jari telunjuknya di bibirnya yang mengkilap, dan dia memiringkan kepalanya sedikit. Gadis ini jago sekali dalam berpura-pura bodoh...

  "U, umm...Begitu ya? Aku tidak ingat kalau pernah menerima info semacam itu dari SMS kita..."

  Meninggalkan Tamanawa yang sedang menggerutu, Isshiki lalu menatapku dan menjulurkan lidahnya seperti orang bodoh. Whoa, apa ini? Kau ini terlalu manis!

  Aku tidak tahu apakah aku sendiri sudah menyerah meminta tolong ke Isshiki, yang ternyata sudah melakukan pekerjaan spektakuler dengan pura-pura bodoh. Tamanawa terlihat menggerutu saja dari tadi, lalu berjalan menjauh dari kami. Rombongan dari SMA Kaihin mengikutinya dari belakang.

  "Ya sudah kalau begitu, sampai jumpa ya!"

  Orimoto menaikkan tangannya secara perlahan, dan bergabung kembali dengan rombongannya.

  Setelah melihat mereka pergi, aku mulai berbicara kepada Isshiki, yang masih saja memasang senyum palsu itu di wajahnya.

  "Itu, ada apa dengan mereka, kenapa mereka ada disini..."

  "Kalau kita bekerjasama dengan mereka, kita mungkin bisa meminta bantuan dana dari mereka, bukankah itu hebat!? Aku juga bisa berhemat di kegiatan ini, beruntungnya diriku~"

  "Oh, oh..."

  Seperti yang kuharapkan dari Isshiki Iroha...Dia selalu melebihi ekspektasiku...Aku mulai mengkhawatirkannya dengan pikiran, "Apa ini benar-benar baik untuknya, gadis ini tampaknya akan memiliki masalah besar di kemudian hari", aku lalu melihatnya dengan khawatir. Isshiki tampaknya juga sedikit bermasalah, wajahnya tiba-tiba memerah dan dia tiba-tiba pura-pura batuk.

  "Ngomong-ngomong, biaya event ini mayoritas ditutup dari biaya pendaftaran peserta. Kalau kita berpikir secara ekonomi, event ini jelas menguntungkan. Well, kalau kau mengesampingkan pengeluaran yang tidak terduga, maka pemasukan dan pengeluarannya atau plus dan minusnya bisa saling menutupi.

  "Aku benar-benar tidak paham apa yang Iroha-chan katakan."

  Yuigahama memegangi kepalanya, tampak bingung dengannya.

  Well, orang-orang yang berwawasan dan orang-orang dunia bisnis jelas familiar dengan itu...Kebetulan juga, 'pemasukan dan pengeluaran' dan 'plus dan minus' sebenarnya punya arti sama, yaitu menyeimbangkan neraca keuangan.

  Mengajak sekolah lain terlibat, meski menambah pengeluaran, tapi itu juga menambah pemasukan, mungkin saja budgetnya masih cukup untuk melakukan Quiz-Derby di event ini.

  Tidak, jika ada seseorang yang berhasil menunjukkan kalau semua hal yang Isshiki lakukan di OSIS ternyata hanya penggunaan anggaran untuk kepentingan pribadi, aku ragu dia bisa mencari alasan untuk keluar dari situasi itu...Well, bukannya aku sok tahu tentang cara penggunaan anggaran, jadi aku pura-pura tidak tahu saja soal ini. Ngomong-ngomong, ini bukan uangku jadi aku benar-benar tidak peduli, dan hal-hal berbau budak perusahaan semacam ini mulai merasuki diriku.

  Mendengarkan ini saja sudah memberiku sakit kepala, kenyataannya, dia masih saja bisa mengadakan event yang sukses, dan itu setidaknya menunjukkan kalau usahanya tidak sia-sia.

  Tampaknya aku bukanlah satu-satunya orang yang menderita sakit kepala disini. Yukinoshita juga, menaruh tangannya di keningnya dan mengembuskan napasnya yang dalam.

  "Mari kita tidak usah berbicara benar atau salah...Isshiki-san, kau sudah melebihi ekspektasi kami, bahkan bisa dikatakan luar biasa."

  "Memang, Isshiki-san, kau cukup luar biasa. Meski kadang-kadang melakukan hal yang tidak terduga."

  "Ah, kupikir aku sedikit paham apa yang kalian maksud barusan..."

  Mendengarkan suara yang menyenangkan itu, Yuigahama hanya bisa tersenyum kecut. Ah, aku setuju denganmu.

  ...Suara yang terdengar menyenangkan, siapa itu?

  Suara itu berbeda dari Yukinoshita, Yuigahama, dan Isshiki. Suara tersebut seperti memiliki kekuatan untuk menghipnotis, dan aku secara tidak sengaja melihat ke asal suara tersebut.

  Memakai penjepit rambut di pinggir keningnya, dan lambaikan rambut pigtailnya, membuat suasana di sekitarnya terkesan hangat dan menyenangkan. Dan begitulah, muncul Megu✩rin dengan senyumnya yang lebar.

  "Ah! Shiromeguri-senpai!"

  "Ha, Halo..."

  Suara sapaan Yuigahama dan suara keterkejutan dari Yukinoshita saling bersahutan. Keduanya mengedip-ngedipkan matanya karena terkejut.

  "Un! Halo."

  Ketua OSIS periode sebelumnya, Shiromeguri-senpai, melambaikan tangannya.

  "Itu, kenapa dia ada disini..."

  Aku bisa merasakan efek-Megurin, yang muncul entah dari mana, (efek utamanya adalah menyembuhkan dan membuat tenang, menambahkan atribut kakak perempuan, dll), atau begitulah yang kudengar. Meguri-senpai menepuk kedua tangannya, dan berbicara dengan ceria.

  "Aku diundang kesini...Dan disinilah diriku!"

  Dia tertawa dengan pelan, menebarkan aura suasana yang menyenangkan, dan efek Megumegumegurin✩meguri-shu telah aktif (Efek utamanya adalah bisa menghidupkan kembali dan menghilangkan segala racun, dan selain menambahkan atribut kakak perempuan, ada efek tambahan yaitu bisa melihat aksinya yang dewasa dan lugu tersebut. Musuh akan langsung mati seketika).

  Lalu, dia tiba-tiba melangkah ke depan, dan memegang tangan Isshiki.

  "Aku diundang kesini~. Aku tempo hari ke sekolah dan diminta untuk memberikan pidato di upacara kelulusan nanti, lalu ketika berada di sekolah, aku bertemu Isshiki-san. Dia memintaku datang kesini jika aku ada waktu luang."

  Oh, jadi Isshiki yang mengundangnya. Tampaknya dia ini akrab dengan Meguri-senpai...Aku melihat ke arahnya dan dia memalingkan wajahnya seperti kurang senang, lalu dia berbicara kepadaku dengan suara yang pelan.

  "...Begini, secara teori, kalau semakin banyak pesertanya, maka bisa menekan pengeluaran kita."

  Tampaknya yang baru saja dia katakan tidak terdengar oleh Meguri-senpai. Mungkin tepatnya, dia tampak sangat gembira diundang oleh Isshiki, dan dia mulai menjabat tangannya dengan antusias. Di saat yang bersamaan, Isshiki menggoyang-goyangkan tubuhnya kesana-kemari, seperti kurang nyaman dengan situasinya.

  "Aku sendiri sudah diterima di Universitas, jadi aku punya banyak waktu luang. Teman-temanku tampak sibuk dengan ujiannya...Jadi, karena aku mantan Pengurus OSIS yang punya waktu luang, kuputuskan untuk datang kesini."

  "Haa, begitu ya..."

  Setelah aku menjawabnya, sebuah perasaan aneh menghinggapi diriku. Mantan Pengurus OSIS? Aneh sekali cara menjawabnya...Dia ini seperti semacam tersangka yang mengatakan banyak sekali hal-hal aneh dalam interograsi. Aku tidak begitu paham maksudnya apa. Ketika kulihat, dia lalu menatap ke arah belakangnya.

  "Ya?"

  Dengan cepat, beberapa siswa muncul dari belakangnya. Ada apa ini, nin-nin, Ninja? Aku mencoba mengingat-ingat sesuatu, dan kupikir aku pernah melihatnya sebelumnya. Siswa yang berkacamata itu, dan juga suasana ini. Kemungkinan besar mereka Pengurus OSIS periode lalu.

  Seperti yang kuduga, tanpa mengurangi rasa hormat tentang bagaimana OSIS seharusnya berjalan, banyak sekali pendapat yang berbeda tentang itu. Isshiki, sebagai Ketua OSIS, sudah melewati banyak sekali tantangan hingga saat ini. Lebih jauh lagi, mungkin bagi Meguri-senpai, OSIS sendiri seperti memiliki tempat yang spesial di hatinya.

  Akhirnya, Meguri-senpai melepaskan tangan Isshiki dan menaruh kedua tangannya secara perlahan di bahu Yukinoshita dan Yuigahama. Lalu, dia melihat kami dengan tatapan yang lembut.

  "Kupikir, meski ini agak berbeda dari apa yang kuharapkan dulu, tapi, melihat diriku sendiri masih bisa datang di event yang diselenggarakan Pengurus OSIS, bisa mengobrol dengan Yukinoshita-san, Yuigahama-san,...Hikigaya-kun juga, membuatku benar-benar merasa bahagia."

  "Aku..., aku juga!"

  Mungkin Yuigahama juga sudah dipengaruhi oleh kekuatan Megurin, dan dia membalasnya dengan senyuman yang lembut. Meski Yukinoshita tidak menjawabnya, telinganya tampak memerah.

  Kalau dipikir-pikir, mengenai bagaimana Klub Relawan beroperasi selama ini, mungkin satu-satunya Senpai yang tahu tentang Klub Relawan hanya Meguri-senpai.

  ...Uh-oh, kalau aku melihatnya berpidato di upacara kelulusan nanti, aku mungkin akan menangis. Kalau aku tidak bisa menahan diriku, mungkin sekarang aku sudah menangis di depannya. Meski aku terkenal lemah dengan orang yang lebih muda, aku ternyata juga lemah dengan figur yang mirip dengan kakak sendiri.

  Aku benar-benar bersyukur punya orang ini yang bertindak sebagai Senpaiku. Ketika memikirkan hal-hal yang menyenangkan tersebut, Meguri-senpai menganggukkan kepalanya.

  Lalu, seperti bersemangat karena sesuatu, dia mengepalkan tangannya.

  "Baiklah, kalau begitu ayo kita berikan yang terbaik hari ini! O!"

  Tidak ada yang mengikutinya setelah dia mengangkat kepalan tangannya di udara dan berteriak. Sedang Isshiki, ekspresi serius yang dia miliki tiba-tiba hilang, dan dia saat ini menatap Meguri-senpai dengan tatapan yang menyedihkan.

  Meski begitu, tatapan dingin tersebut tidak membuat Meguri-senpai goyah sedikitpun, dan sekali lagi, dia menaikkan kepalan tangannya ke udara.

  "O!"

  "...O, o---"

  Kalau tidak ada yang menyahut, ini akan terus berulang...Lebih jauh lagi, tekanan yang diberikan oleh beberapa mantan Pengurus OSIS yang berada di belakang Meguri-senpai terasa begitu kuat...Sambil melihat sekitarnya, mereka juga menaikkan tangannya. Melihat respon kami, Meguri-senpai terlihat puas.

  Lalu, dia melihat ke arah jam dinding. Akupun melihat ke arah tersebut. Orang-orang mulai berdatangan, dan persiapan bahan beserta peralatannya juga sudah selesai. Kawasaki dan yang lainnya tampaknya agak telat, tapi kupikir mereka akan datang sebentar lagi.

  Seperti sadar kalau event akan dimulai, Meguri-senpai memiringkan kepalanya seperti memikirkan sesuatu.

  "Haru-san sepertinya terlambat."

  "Sepertinya begitu, kupikir tempat ini cukup mudah dicari."

  Isshiki menganggukkan kepalanya dan membalas Meguri-senpai. Lalu, aku seperti membeku, dan tidak menganggukkan kepalaku. Itu karena aku mendengarkan sesuatu yang kurang menyenangkan.

  Haru-san.

  Itu jelas bukan nama seorang Maid di pemandian air panas. Hanya ada satu orang di dunia ini dimana Meguri-senpai sendiri akan memanggilnya seperti itu.

  Aku lalu melihat orang yang berada di sebelahku, kulihat Yukinoshita sedang menggerutu. Yuigahama juga tampaknya bisa membaca dugaan kami ini dan terus menatap ke arah pintu.

  Tidak lama kemudian, terdengar suara langkah yang dihasilkan oleh sepatu ber-hak.

  Pintu yang tertutup itu secara perlahan terbuka. Jari-jari yang lembut dan kurus itu tampak menggeser pintu itu secara perlahan, dan pintu terbuka sepenuhnya.

  Lalu, dengan satu hentakan keras, dia lalu melangkahkan sepatunya masuk ke ruangan ini. Perlahan-lahan, selangkah demi selangkah, dia masuk ke ruangan, dan sekarang tepat di depan kami.

  "Hyahallo! Maaf, apa aku telat?"

  "Dan inilah, instruktur spesial kita hari ini, Harusan-senpai!"

  "Halo semuanya, saya Harusan-senpai."

  Isshiki memperkenalkannya dengan sikap yang manis, Haruno-san sendiri meresponnya dengan nada becanda. Yukinoshita Haruno membiarkan mantel merahnya berkibas begitu saja karena tiupan angin, dan menaikkan tangannya menyapa kami semua.

  "Ah, Haru-san, lama tidak berjumpa."

  "...Meguri, bukankah kita baru-baru ini pernah bertemu juga?"

  Melihat Meguri-senpai berjalan mendekatinya dengan perlahan, dia menepuk kepalanya secara perlahan dan bertanya dengan nada yang terkejut.

  "Snack buatan Haru-san enak sekali, aku tidak sabar untuk mencicipinya lagi."

  "Well, karena kau yang memintanya, maka aku pasti akan membuatnya. Sebagai Senpai yang baik, mustahil aku menolak permintaan Kouhai-ku~"

  Daripada mengatakan dirinya Senpai yang baik, mungkin lebih tepat jika dikatakan Senpai yang membawa peperangan. Kesan yang bisa diberikan olehnya ke orang-orang hanyalah rasa takut...

  Setelah mereka selesai menyapa, mereka mulai mengobrol.

  Melihat ini sebagai peluang, aku memberi tanda Isshiki dan berbicara dengannya.

  "Hei, kenapa kau malah memanggilnya kesini?"

  "Bukannya dia berpengalaman dalam hal semacam ini?"

  Isshiki memiringkan kepalanya ketika mendengarkan pertanyaanku, dia menjawabnya seperti itu sebuah hal yang lumrah di dunia ini. Ah ah, jawabanmu itu memang benar. Daripada dikatakan berpengalaman, mungkin lebih tepat jika dikatakan dia juara dimana-mana.

  "Aku sendiri sudah lebih dari cukup kalau cuma instruktur..."

  Yukinoshita memeluk bahunya sendiri, dan memalingkan pandangannya dari Haruno-san, yang berada di seberangnya.

  "Well, aku tidak tahu sih kalau masalah teknik mengajar atau sejenisnya, tapi snack buatanmu itu memang enak."

  "...Itu bukanlah sesuatu yang spesial."

  Yukinoshita tampak terkejut karena dipuji dan dia sendiri kehilangan kata-kata, namun dengan cepat dia memalingkan wajahnya. Tidak, dia sebenarnya tidak memujimu. Sebenarnya yang dia hendak katakan adalah cara mengajarmu itu buruk sekali.

  "Tapi, aku benar-benar tidak sabar memiliki Yukinon sebagai instrukturku!"

  Yuigahama lalu memeluk Yukinoshita, dan Yukinoshita tiba-tiba pura-pura batuk, suasana hatinya tiba-tiba membaik.

  ...Well, kalau ada orang lain selain Yukinoshita yang bisa menjadi instruktur event ini, dimana dia bisa fokus mengajari Yuigahama, dan itu bukanlah hal yang buruk. Tapi, dari semua orang di dunia ini, mengapa harus Haruno-san?

  "Apakah harus dia? Kalau kita membicarakan Yukinoshita saja, apa yang dibuatnya sudah jelas lebih enak dari yang mereka buat."

  Secara diam-diam, aku bertanya ke Isshiki alasannya mengundang Haruno-san.

  "Jujur saja, aku setuju kalau kue buatan Yukinoshita-senpai memang super enak. Karena itulah, aku mengundangnya datang."

  Isshiki terhenti sejenak, lalu memalingkan pandangannya, seperti malu-malu.

  "Hanya saja, itu...Kadang ada sebuah tanda tanya besar bagaimana agar coklatnya bisa diterima si pria."

  "Pengamatan yang tajam..."

  Jujur saja, Yukinoshita sangat pandai dalam hal memasak, tapi dia kurang dalam hal service, atau tepatnya, 'adegan service'. Kalau kau ingin tahu lebih dalam, yang dia kurang adalah service  di bagian dadanya. Sebaliknya, service Yuigahama luar biasa, tapi skill memasaknya merupakan bencana bagi umat manusia...Ah, aku tidak tahu apakah itu harus dijadikan sebuah patokan, atau sebuah standar dalam membuat kue. Apa yang Isshiki maksud bisa diterima si pria, yaitu bagaimana cara si gadis mengemas coklatnya yang akan diberikan ke si pria; dalam aspek ini, aku akui kalau aku sendiri agak ragu.

  Misalnya kemampuannya untuk melihat isi hati seseorang, tidak ada yang lebih baik darinya. Lebih jauh lagi, dia adalah orang yang sudah melewati Yukinoshita. Jadi dalam event seperti ini, dia pasti akan menggunakan segala hal yang dia miliki beserta seluruh trik-triknya. Tidak hanya menjinakkan manusia, mungkin hantu dan peri juga bisa dijinakkan olehnya. Tapi kalau itu yang kau inginkan, maka silakan jinakkan aku...

  Ketika aku memikirkan itu, tampaknya Haruno-san tidak tertarik kepadaku. Saat ini, kedua matanya fokus ke Yukinoshita dan Yuigahama. Tatapannya yang dingin terus menatap kedua sosok tersebut. Tapi, dia hanya diam saja dan menatapnya. Tidak melakukan hal-hal yang biasanya seperti memprovokasi atau sejenisnya. Dalam tatapan dinginnya, aku tidak bisa melihat adanya niatan jahat ataupun sesuatu yang buruk di dalamnya.

  Karena itulah, tatapannya yang beku itu terlihat kesepian, dan juga cantik.





x Chapter V Part 2 | END x




Tidak ada komentar:

Posting Komentar