Minggu, 24 Juli 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol R Chapter 8 : Mungkin seperti yang sudah diketahui, ini tentang mereka berdua, dan juga cerita lain tentang gadis tersebut -4

x x x






  Kami berjalan melewati sebuah area yang didesain mirip seperti suasana situs Machu Pichu di Amerika Selatan, Kebudayaan Bangsa Aztec. Sepanjang perjalanan, Yuigahama tampaknya sangat bersemangat sekali sambil melambai-lambaikan tanganku.

  "Barusan luar biasa sekali! Aku masih merasakan putarannya!"

  "Yeah, bahkan sampai saat ini aku masih merasa diriku seperti diputar-putar. Aku bahkan masih kebingungan dengan diriku sendiri...Seperti, menjadi gumpalan mentega atau sejenisnya..."

  Yang Yuigahama bicarakan barusan adalah atraksi roller coaster yang berputar hingga 360° yang baru saja kita kunjungi. Saat ini, Yuigahama terus mengayunkan tanganku, mencoba meniru bagaimana roller coaster itu berputar dalam kecepatan tinggi. Ketika aku berusaha menghentikan putaran tangan Yuigahama seperti mengontrol seekor kuda, kami terus berjalan menyusuri jalan ini, dan tidak lama kemudian, kami sampai di sebuah area dimana didesain untuk menghadirkan suasana ala timur tengah.

  Menyusuri jalanan ala timur tengah benar-benar sangat berbeda dengan jalan-jalan yang biasa kau lewati. Lalu, Yuigahama terlihat menguap, entah karena lelah berjalan atau terpesona oleh pemandangan ini.

  "Kyuuu~~"

  Akupun menguap, seperti merasa lelah juga. Berjalan berdampingan tidak menjadi masalah untukku. Tapi, berpegangan tangan dengan Yuigahama benar-benar menguras energi emosional yang lebih banyak daripada yang kuduga.

  Ketika kulihat area sekitarku, ternyata tidak banyak atraksi yang menurutku menarik. Akan sangat bagus jika kita bisa naik atraksi yang tidak begitu menegangkan dan terkesan lebih santai.

  Seperti sudah memutuskan itu, aku menunjuk ke sebuah atraksi yang berada di depan kami.

  "Bagaimana kalau selanjutnya kita naik atraksi itu?"

  Atraksi yang kutunjuk tersebut adalah 'Petualangan Sinbad', atraksi yang santai dan terkesan lambat. Masuk ke tempat atraksi tersebut, kulihat kebanyakan pengunjung atraksi ini adalah keluarga yang membawa anak-anak mereka. Dengan akta lain, atraksi ini dijamin pelan, hati-hati, dan menyenangkan untuk dikendarai!

  "Petualangan Sinb...."

  Yuigahama menggumamkan itu dengan patah-patah sambil melihat ke papan informasi. Ya ampun, kau ini benar-benar lemah dalam katakana...Kupikir ada anime yang juga rilis dan menjadi bagian dari seri Magi, Petualangan Sinbad...

  Kemudian, tiba-tiba Yuigahama menaikkan suaranya setelah melihat tabel informasi atraksi.

  "Lima menit lagi atraksinya akan dimulai! Sial! Ayo cepat!"

  Sambil mengatakan itu, dia menarik tanganku. Meski masih lima menit lagi, kami hanya perlu mengantri 2 menit saja untuk mengikuti atraksi tersebut.

  Sepertinya, atraksi ini adalah atraksi dimana kau menaiki perahu raksasa dan pergi menuju dunia Sinbad. Kesannya hampir sama seperti berkendara mengelilingi Disney Land. Kami dipandu oleh seorang staff perempuan untuk masuk ke kapal tersebut, lalu kapal tersebut mulai berjalan dengan perlahan.

  Langit-langit atraksi ini mengesankan seperti sebuah langit malam yang gelap. Perahu terus berjalan, dan aku bisa mendengar suara-suara robot yang bernyanyi dengan nada tertentu. Terdengar suara Sinbad diantara suara-suara tersebut, menyanyikan sebuah lagu yang indah. Aku baru duduk disini selama satu menit, tapi diriku sudah mulai dihinggapi rasa kantuk. Ini mungkin hasil kombinasi dari ruangan atraksi yang hangat dan gerakan perahu yang membuat kantuk.

  Kalau dipikir-pikir lagi, aku memang kelelahan, dan aku merasa ada sesuatu yang berat menempel di bahuku. Ketika kulihat, Yuigahama sedang berada disana dengan mata yang tertutup, tertidur pulas. Bulu matanya yang panjang, dan senyumannya bisa kulihat dari sini. Dalam perjalanan kapal ini, dia secara tidak sadar menggumamkan sesuatu, dan tertidur begitu saja di mantelku.

  Mungkin ini pertamakalinya aku melihatnya setenang ini. Maksudku, dia adalah gadis yang meledak-ledak. Tidak peduli berapa kali aku memikirkan ini, perubahan ini terasa sangat menyenangkan dan manis.

  Meski begitu, saat ini, kupikir ini adalah sebuah pemandangan yang sederhana, sebuah pemandangan indah yang sederhana.









x x x







  Keluar dari atraksi kantuk Petualangan Sinbad, Yuigahama menundukkan kepalanya.

  "Maaf! Aku tiba-tiba mengantuk dan tertidur!"

  "Well, itu memang atraksi yang bisa membuat orang tertidur..."

  Aku sendiri juga mengantuk disana, jadi aku tidak bisa komplain.

  ...Meski begitu, selama 10 menit atraksi, aku selalu melihat ke wajah Yuigahama yang tertidur. Ketika memikirkan itu, aku merasa kalau orang yang harusnya meminta maaf adalah diriku. Sementara Sinbad disana sedang menyanyikan kompas di hatinya, kompas milikku sendiri menunjuk ke arah yang tidak menentu. Well, Nona Gahama yang sedang menunduk malu tersebut mungkin juga mengalami hal yang sama.

  Ngomong-ngomong, melihat Yuigahama yang tertidur seperti itu, aku pikir dia dalam kondisi yang tidak begitu bagus. Karena itulah, aku dengan cepat mengganti topiknya.

  "Apa kau sendiri kurang tidur semalam?"

  Mendengarkan pertanyaanku, Yuigahama tiba-tiba terdiam. Dia terlihat ragu-ragu, lalu membetulkan tas punggungnya. Dia tampak gugup.

  "Ya, well, aku memang kurang tidur semalam..."

  Oh. Memangnya dia melakukan apa saja semalam? Apa dia tipe orang yang tidak bisa tidur sehari sebelum perjalanan jauh? Ketika aku memikirkan kemungkinan itu, kami tiba di sebuah dome raksasa dimana ada atraksi 'Teater Putri Duyung'. Menurut pamflet, ada banyak atraksi kecil di dalam dome yang besar ini.

  Sambil berjalan ke arah dome tersebut, aku bertanya.

  "Apa kita mau istirahat sebentar?"

  Alis Yuigahama tampak menyatu dan berkata.

  "Eh, bukankah itu sangat disayangkan? Kupikir akan lebih bagus jika kita mencoba atraksi-atraksinya..."

  "Aku tidak begitu paham. Jika kau tidak seperti orang-orang yang pergi kesini dengan terburu-buru dalam mencoba atraksinya, bukankah itu akan membuat atraksinya lebih berkesan bagimu? Bolos sekolah hanya untuk menonton Iitomo dan Gokigenyou akan membuat acara TV itu terlihat lima kali lebih menarik."

  "Hikki, kau memang benar-benar suka mengatakan hal-hal semacam itu."

  Yuigahama yang tertawa tersebut kemudian berdiri di sampingku.

  Dome ini benar-benar menutup rapat angin dari luar dan pemanas ruangannya benar-benar membuat tempat ini terasa nyaman. Ternyata banyak sekali orang yang memikirkan hal yang sama denganku, dan aku bisa melihat dengan jelas kalau banyak sekali orang yang datang kesini hanya untuk beristirahat.

  Baik Yuigahama dan diriku duduk di sebuah bangku. Kemudian kami menguap begitu saja. Suara kami tersebut membuat kami saling menatap satu sama lain dan tertawa. Cukup aneh kami bisa tertawa karena hal-hal kecil seperti ini.

  Sambil beristirahat, Yuigahama menunjuk ke sebuah tempat yang berada di depan kami dan berkata.

  "Kalau begitu, kenapa kita tidak melihat-lihat toko oleh-oleh disana?"

  Ketika kulihat, aku melihat ada sebuah toko oleh-oleh. Setelah mengangguk, akupun berdiri dari bangku ini.

  Ketika aku masuk ke toko tersebut, aku bisa melihat banyak sekali benda-benda yang menggambarkan ciri khas Disney Land. Tidak hanya benda-benda umum seperti mainan dan selimut, ada juga kaos, topi, penutup telinga, syal, kaos kaki, sarung tangan, tas saku, mugs, sendok teh, dan lain-lain...

  "Seperti yang kuduga, produk yang dijual disini jauh lebih bervariasi dari toko-toko lain di Disney Land."

  "Itu mungkin karena tema tempatnya yang berbeda."

  Sambil mengobrol, aku melihat ke sekeliling toko dan Yuigahama mengambil sesuatu dari tumpukan cindera mata tersebut.

  "Hikki, coba pakai ini!"

  Benda yang dia tunjukkan kepadaku adalah sebuah topi bermodel ikan sungut. Ikan tersebut memiliki mata putih yang tampak melihat ke arah yang aneh dan ada lidah yang keluar dari mulutnya. Kalau kupakai topi ini, apakah aku akan menjadi Mr. Fish-san?

  "Eh..."

  Meski aku sudah memberikan yang terbaik untuk memberitahukannya kalau aku tidak menyukai topi ini, Yuigahama tampak tidak mempedulikannya.

  "Tidak apa-apa! Kau akan baik-baik saja! Ini benar-benar cocok denganmu!"

  "Yang barusan itu tidak terdengar seperti memujiku, tahu tidak..."

  Seperti dugaanku, Yuigahama tidak mempedulikan komplainku dan menaruh topi Mr.Fish-san itu ke kepalaku. Meski begitu, aku yakin kalau tidak ada satupun orang yang  cocok untuk memakai topi tersebut. Bahkan para model yang ada di Paris Fashion Week bisa memakainya. Meski begitu, banyak sekali desain-desain nyeleneh di Paris Fashion Week!

  Aku lalu berdiri di depan cermin, membayangkan aku akan terlihat seperti apa. Uh-oh, ternyata cocok denganku...Kalau begitu, apakah aku harus menjadi model di Paris Fashion Week?

  Ketika aku mulai menemukan salah satu pesonaku yang baru, aku mendengar suara tawa yang cukup keras dari sampingku.

  "Kau luar biasa Hikki. Itu benar-benar cocok denganmu! Matanya benar-benar cocok!"

  "Maaf? Bisakah kau tidak berkomentar tentang matanya?"

  Kulepaskan topi ikan ini yang baru saja menjadi favoritku dan terus menatapnya. A-Apa, aku benar-benar cocok?...Kupikir lagi sambil menatap ke arah cermin, kali ini tanpa topi, apakah aku benar-benar terlihat lebih baik...

  Ketika memikirkan itu, Yuigahama muncul dan menunjukkanku layar HP-nya. Tampaknya dia mengambil gambarku yang sedang memakai topi itu. Dalam foto itu, aku seperti kagum dengan tampilanku. Yep, dengan ekspresi wajah menjijikkan dan suram seperti itu, aku jelas-jelas terlihat seperti Mr.Fish-san!

  Yuigahama terus menggeser-geser layar HP-nya, sambil tertawa kecil, dia mengatakan "Ah!"

  "Ada apa? Jangan bilang kalau kau akan mengupload gambar itu di Twitter? Serius, tolong jangan lakukan itu."

  "Mustahil lah. Upload gambar seperti ini akan membuat akunku diblokir."

  Begitu ya...Aku terus menatapnya, seperti bertanya apa yang akan dia lakukan dengan foto itu. Sedang Yuigahama sendiri menarik lenganku dan mengajakku keluar dari toko.

  "Sebentar lagi kembang apinya akan dimulai!"

  Kami keluar dari area Teater Putri Duyung dan berjalan menuju dermaga. Area tersebut mulai beranjak gelap, menandakan malam akan segera tiba. Karena Disney Land sendiri berada di tepi pantai, tiupan angin laut yang dingin mulai meniupku. Anginnya cukup keras di tempat kami akan menonton kembang apinya. Tapi, karena tidak ada pengumuman lebih lanjut, mungkin sebentar lagi kembang api akan dimulai.

  Jalan menuju dermaga disinari oleh lampu jalanan yang berwarna orange. Cahaya lampu itu juga mewarnai permukaan air, dan pantulan cahaya tersebut mulai mengisi suasana malam di sekitar kami.

  Lalu, semua lampu jalanan tersebut tiba-tiba padam secara bersamaan.

  Sebuah suasana yang sunyi dalam kegelapan malam. Semua orang yang hadir disini mungkin sedang berusaha menahan napas mereka. Yuigahama, yang berdiri di sampingku, berbisik ke telingaku.

  "Aku bersyukur kita bisa kesini."

  Ketika aku menganggukkan kepalaku untuk membalasnya, aku bisa melihat kalau langit di angkasa mulai dihiasi bintang-bintang yang terang.

  Kemudian, sebuah musik klasik dimainkan, diikuti oleh pengumuman kalau kembang api akan segera dimulai.

  Kemudian, suara kembang api yang ditembakkan ke udara terdengar, diikuti oleh suara ledakan. Dalam kanvas hitam ini, kembang api tersebut mekar dengan indah, menghiasi langit malam dengan warna-warna yang berbeda.

  "Aku tidak pernah menduga kalau aku akhirnya akan bisa datang kesini..."

  Sebuah kata-kata yang pelan terdengar keluar dari mulutnya.

  "...Well, kau sendiri yang mengatakan kalau ingin datang kesini..."

  Dia lalu membalasnya dengan nada yang gugup.

  "Itu benar, tapi bukan itu maksudku...Hikki, terima kasih...Karena telah memegang janjimu."

  Lalu, dia tersenyum. Senyumnya, disinari oleh cahaya kembang api yang dipantulkan oleh permukaan air, membuat dadaku serasa terluka.

  Ini adalah sebuah janji yang tidak bisa disebut sebagai sebuah janji, aku selalu menganggapnya begitu. Semua yang kulakukan, hanyalah memenuhi janji sebisaku, dan itulah yang selama ini kulakukan.

  "...Ini bukanlah sebuah terima kasih yang pernah kubicarakan...Ini karena, aku sendiri sudah membuat janji..."

  Dan dengan begitu, jika kata-kata yang sudah membelengguku selama ini, dan alasan-alasan yang membuat aksiku ini tidak akan pernah terjadi, maka pastinya, aku tidak akan bisa melakukannya. Satu-satunya orang yang selalu memberiku alasan itu adalah Yuigahama. Satu-satunya orang yang harusnya berterimakasih itu adalah diriku.

  Yuigahama seperti berusaha melihat ekspresi wajahku. Cahaya yang dipantulkan oleh kedua matanya seperti menyinari sekitarnya.

  Setelah diam sejenak, seperti ragu akan sesuatu, Yuigahama menarik napasnya dan melihatku dengan tatapan yang serius.

  "Hikki, ini."

  Dengan begitu, Yuigahama mengambil sesuatu dari tasnya. Sebuah kue yang dibungkus dengan indah ditunjukkan oleh kedua tangannya.

  "Ingat tidak, requestku ke Klub waktu itu?"

  "Ahhh."

  Jawabanku sangat pelan sehingga sulit untuk didengar.

  Bagaimana aku bisa lupa? Itu adalah request pertama yang kutangani di Klub Relawan. Pada akhirnya, waktu itu, yang kulakukan adalah memakai kata-kata yang membuatnya bingung. Solusi dariku bisa dikatakan jauh dari kata 'solusi'. Meski begitu, mengesampingkan itu, Yuigahama berusaha menyelesaikan requestnya dengan usahanya sendiri. Inilah kesan yang kudapatkan darinya.

  Yuigahama tampak menarik kedua tanganku untuk menerima kue tersebut.

  Sekarang tanganku bertambah berat.

  Kue-kue yang kulihat dari kertas kaca tersebut terbentuk dengan tidak teratur, atau juga ada bekas gosong dan tebal kue yang tidak merata. Jujur saja, ini tidak bisa dikatakan kue yang cantik. Tapi, sekali lihat saja sudah tahu kalau ini adalah kue buatan sendiri. Dari sini, aku bisa melihat betapa keras usaha dan keseriusannya untuk membuatnya jika mengetahui kalau dia sendiri sangat buruk dalam membuat kue.

  "Sejak dulu, aku berkeinginan untuk memberikannya kepadamu. Aku terus mengatakan itu kepada diriku sendiri, kalau aku akan membuatnya sendiri. Dan akhirnya, inilah hasilnya."

  Setelah mengatakannya, Yuigahama membusungkan dadanya dan tersenyum ceria.

  "...Kue yang kuberikan ini, bukanlah kue ucapan terimakasih untuk yang waktu itu."

  Aku terdiam seperti orang tolol saja, berusaha meyakinkan diriku kalau apa yang dia katakan barusan hanyalah candaan semata, dan aku sendiri tidak mampu untuk menatap Yuigahama.

  Tanpa memalingkan pandangan, tanpa berbohong, memikirkan itu secara baik-baik, berjuang untuk menyelesaikannya hingga saat terakhir. Itulah yang terpikir olehku, meski begitu.

  "...Well, perasaan semacam ini, aku tidak tahu harus menyebutnya apa."

  Dengan malu-malu, dia menambahkan kata-kata itu dan menatapku dengan gelisah. Karena aku sudah mendengarkan jawabannya, maka aku harusnya mulai mencari jawaban yang harus kuberikan.

  Kalau kau tidak mengatakan itu, kau tidak akan tahu. Meski kau mengatakan itu, yang kau maksudkan mungkin tidak akan tersampaikan dengan baik. Meski begitu, suatu hari nanti, baik dia dan diriku pasti akan mengatakannya dengan baik. Mungkin, cerita tentang dirinya dan tentang diriku ini, bisa dilukiskan dengan kata-kata yang tepat.

  Dengan gemetaran, aku menekan tenggorokanku, dan membuka mulutku secara perlahan.

  Agar kali ini tidak salah, juga agar tidak membuat kesalahan, aku memilih kata-kataku secara hati-hati.

  "Aku...Entah ini dikatakan perasaan atau sebuah hubungan, kupikir tidak tepat jika menyebutnya begitu. Kurasa, menambahkan nama dalam hal itu adalah sebuah kesalahan. Karena itu, aku..."

  Aku terus menahan kata-kataku, mencoba mencari kata-kata yang tepat utnuk menjawabnya. Suara keramaian dari orang-orang di sekitar kami terus meramaikan suasana ini dan suara dari kembang api juga terdengar jelas dari kejauhan.

  Meski aku kehilangan kata-kata untuk kukatakan, Yuigahama terus diam, menganggukkan kepalanya dan melihat ke arahku, mendengarkan suaraku yang menyedihkan ini.

  Kesunyian ini seperti dipenuhi oleh kehangatan diri dan kebaikan hatinya.

  Malah semakin lama semakin terasa nyaman dan dominan.

  Dari dulu memang seperti ini.

  Aku selalu diselamatkan oleh kebaikan hati Yuigahama, selalu mengandalkannya, dan selalu bergantung kepadanya.

  Tapi, entah apa ini benar atau tidak, aku sendiri tidak tahu. Aku sendiri tidak yakin untuk menyebut sesuatu yang nyaman ini adalah hal yang tulus. Aku sendiri semakin ragu dengan hal-hal yang pernah kumulai dan pada akhirnya kutinggalkan.

  "...Karena itulah, kupikir, tidak peduli bagaimana aku menyebutnya, mungkin, pada akhirnya akan berakhir dengan sebuah kesalahan."

  Setiap kali kembang api meledak di udara, kedua matanya yang sembab, tatapannya yang sedih dan juga senyum yang dipenuhi oleh kesendiriannya seperti disinari oleh cahaya kembang api, membakar habis image dirinya itu di dalam mataku. Aku mengatakan beberapa kata, sambil berpikir kalau dengan melakukan itu, akan bisa menghilangkan rasa sakit di dadaku ini.

  "Tapi, suatu hari nanti...Aku akan mengatakannya. Beri aku sedikit waktu..."

  "Aku tidak akan mau menunggu."

  Suaraku langsung dipotong oleh Yuigahama. Yuigahama seperti menggigit bibirnya sendiri dan ekspresi wajahnya tampak kurang senang. Lalu, seperti berusaha menyembunyikan pantulan cahaya yang dipantulkan matanya itu, dia memalingkan wajahnya dariku.

  Dari cara bernapasnya, sepertinya dia berusaha untuk menghancurkan emosinya. Seperti yang kukatakan sebelumnya, aku sendiri tidak bisa mengatakan apapun lagi.

  Aku memang menyedihkan, bahkan sampai saat ini, tapi mau bagaimana lagi.

  Entah apa yang sedang dia pikirkan saat ini jika melihatku yang seperti ini. Dengan ragu-ragu, aku melihat ke arah Yuigahama.

  Punggung Yuigahama tampak naik-turun, seperti berusaha bernapas dengan berat. Lalu, dia menegakkan posisi berdirinya dan melihat ke arahku.

  "Aku tidak akan menunggu...Aku akan terus maju."

  Dia mengatakan itu secara perlahan, tapi suaranya itu terkesan dewasa. Dengan mata yang berkaca-kaca, dia menebarkan cahaya yang mempesona.

  Lalu, dengan senyumnya yang biasanya, sebuah senyuman yang terlihat jelas oleh mataku, dia mengatakan.

  "Karena itulah, selanjutnya...Ah, tidak, aku akan terus mengatakan itu! Karena itulah diriku!"

  Aku bisa merasakan sesuatu sedang berusaha menerobos jeruji di dadaku, dan membuatku tidak bisa tersenyum. Dengan ekspresi kecut, aku berusaha memberikan yang terbaik untuk meresponnya.

  "Benarkah..."

  "Uh huh, benar."

  Mendengar jawaban abu-abu dariku, dia menjawabnya sambil tertawa. Tidak peduli dimana, kita terus mengobrolkan pembicaraan yang seperti ini. Serius, kita ini tidak berkembang sama sekali sejak dulu.

  Dengan kata lain, itulah jarak diantara diriku dan dirinya. Secara perlahan, sedikit demi sedikit, berakhir dengan sebuah kesalahan dan mengulanginya lagi, hanya sekedar untuk mengkonfirmasi itu.

  Tembakan kembang api mulai terdengar lebih padat dari biasanya, dan cahaya pantulan kembang api terus muncul secara berurutan. Dan terakhir, sebuah cahaya emas dari kembang api penutup, menerangi seluruh area pinggir pantai Disney Land.

  "...Apakah kau mau, pergi kesini lagi denganku?"

  "Mungkin saja."

  Sebuah pertanyaan yang pelan terdengar dan menghilang diantara langit malam, diikuti sebuah jawaban yang pelan pula.

  "Kalau begitu, ini adalah sebuah janji."

  Sambil mengatakan itu, Yuigahama menunjukkan jari kelingkingnya kepadaku.

  Pantulan cahaya dari kembang api emas yang mengisi langit malam, menerangi jari kelingkingnya yang kecil dan kurus. Saking kurusnya sehingga bisa cedera jika kau genggam begitu saja.

  Karena itulah, secara perlahan, aku mengunci jari kelingkingku dengan jarinya.

  "Well, kurasa suatu hari nanti."

  "Ya, suatu hari nanti."

  Kedua jari kelingking kami terus menyatu seperti itu.

  Seperti mengkonfirmasi seluruh kata-kata dan senyuman yang terjadi, sosok kedua orang yang sedang membuat janji dan disinari pantulan cahaya dari kembang api, kini menjadi sosok dua orang yang sedang berpegangan tangan.









x Seri ANOTHER | TAMAT x




"Terima kasih sudah menemani perjalanan panjang cerita alternatif ini. Semoga bisa memberikan para pembaca sebuah kisah manis lainnya dalam cerita Oregairu."
Translator | Aoi

8 komentar:

  1. Jadi, dari ending oregairu ANOTHER ni bsa di blg gadis yg kurang beruntung tuh, Yuigahama. Karena kan yg versi ANOTHER ni kan ending nya ke gadis yg kurang beruntung tuh.

    BalasHapus
  2. semoga dibikin OVAny, sebagai team yui sangat sakit coy liat ep 11 ama 12ny :(

    BalasHapus
  3. Min TL seri ketsu nya juga kalau dah rilis

    BalasHapus