Jumat, 01 Juli 2016

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol R Chapter 5 : Hati pria manapun akan tergerak jika melihat seorang gadis berusaha dengan sepenuh hati -1


x x x





  Beberapa hari telah berlalu setelah konsultasi yang kacau tersebut.

  Selama itu pula, Klub Relawan tidak melakukan pekerjaan apapun yang signifikan. Yang kita lakukan hanyalah memberikan saran ini dan itu kepada Isshiki yang terus datang ke Klub.

  Di lain pihak, Isshiki sendiri tampaknya mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh. Bahkan ketika jam pulang sekolah, beberapa kali aku menjumpainya sedang berlarian kesana-kemari seperti sedang melakukan sesuatu.

  Entah mengapa juga, si Wakil Ketua juga berlarian membawa setumpuk dokumen dengannya, dia terlihat kasihan sekali. Juga, aku sering melihat si Sekretaris-chan mengejarnya. Dia mengatakan “Kau pikir aku siapa? Tolong bagi juga pekerjaannya denganku, Wakil Ketua!”. Tampaknya, si Sekretaris-chan ini adalah tipe gadis yang sangat keras.

  Ngomong-ngomong, karena hari ini adalah hari dimana event tersebut dilaksanakan, para Pengurus OSIS tampak sibuk seperti biasanya. Ini jauh berbeda dengan Event Natal tempo hari. Oleh karenanya, aku akan bersantai-santai untuk menuju tempatmu, Community Center! Meski aku pernah datang kesini waktu Natal kemarin, tidak banyak yang berubah dari tempat ini dalam periode waktu sesingkat itu. Tapi ada yang berubah, yaitu suara dari Isshiki yang memberikan perintah dan suara komplain dari Wakil Ketua ketika meneruskan perintahnya ke bawahannya. Suara mereka berdua sangat berisik, sehingga membuat tempat ini seperti dialiri sebuah energi.

  Yukinoshita, Yuigahama, dan diriku hanya bisa saling menatap satu sama lain ketika melihat Junior kita ini ternyata tumbuh seperti yang diharapkan.

  Mengikuti suara Isshiki, kami melihat ada beberapa Pengurus OSIS di pintu masuk bergegas kesana-kemari, seperti mengikuti arahan dari Isshiki tentang eventnya. Hoho, sepertinya aku bisa bersantai kali ini. Meski ini terkesan bagus bagiku, sifat Onii-chan dalam diriku merasa kesepian karena Irohasu sudah tidak mengandalkan diriku lagi.

  Meski begitu, aku juga berpikir tentang siapa saja yang akan hadir di event hari ini...Pekerjaan kami hanyalah membantu teknis eventnya saja. Aku sendiri tidak begitu mengerti detail-detail eventnya.

  Miura dan Ebina-san yang datang ke kami, begitu juga Kawasaki, berkata kalau mereka pasti akan datang. Sedang Hayama, yang ditargetkan sebagai pencicip rasa kemungkinan besar akan hadir juga...Ketika aku memikirkan itu, sesosok orang yang familiar muncul di Community Center.

  Yuigahama yang menyadari kehadiran orang tersebut terlihat melambaikan tangannya untuk menyapanya.

  “Ah, itu Hina dan yang lainnya. Yahallo!”

  “Halo Halo. Mohon bantuannya hari ini.”

  Ebina-san berlari ke arahnya. Dan terlihat juga ada seseorang yang berlari mengikutinya, dia ternyata Tobe.

  “Halo!”

  “Cheerios!”

  Ada apa dengan sapaan itu, apa itu semacam merk saos? Dia terlihat lebih bersemangat dari biasanya, mungkin karena eventnya. Ketika aku berpikir tentang betapa mengganggunya Tobe, Miura, yang mengikutinya dari belakang, terlihat lebih diam dari biasanya.

  Miura hanya menatapnya sejenak, membetulkan posisi tasnya dan juga, sambil memainkan ujung rambutnya. Dia tampak gugup sekali hari ini.

  Well, mau bagaimana lagi. Lagipula, dia akan memberikan coklatnya nanti.

  Meski aku sendiri tidak tahu apa yang dia katakan kepada Hayama untuk mengundangnya, sikap Miura yang gugup itu sudah mengatakan kalau dia berhasil mengundangnya datang ke event ini.

  Ngomong-ngomong, itu artinya dia sudah melewati rintangan pertama. Sekarang, yang Miura butuhkan adalah membuat coklatnya sendiri dan itu akan menyelesaikan requestnya. Karena merasa lega, akupun mengambil sekaleng MAX COFFEE, dan meminumnya secara perlahan. Lalu, terdengar langkah yang tergesa-gesa sedang menuju ke arahku.

  Setelah itu, Isshiki muncul di depanku.

  “Ah, Hayama-senpai! Terimakasih atas kehadirannya.”

  Sambil mengatakan itu, Isshiki bergegas menuju ke samping Hayama. Meski Miura menatap tajam kepadanya, Isshiki mencoba untuk menghilangkan efeknya dengan memancarkan senyum cerianya. Ah ha, sebuah rintangan baru bagi Miura telah muncul...

  “Ya, Iroha...Umm, apakah benar-benar ide yang bagus soal diriku ada disini? Aku sendiri tidak pernah belajar membuat kue, jadi aku sendiri tidak berpikir kalau aku akan banyak membantu.”

  Hayama, yang sedang terjebak diantara Miura dan Isshiki, memasang senyum yang kecut. Karenanya, Miura menepuk bahunya.

  “Apa ada hal lain yang perlu dikhawatirkan? Maksudku, Hayato memberikan pendapatnya saja sudah jauh lebih dari cukup...”

  “Benar sekali. Kalau begitu, kami serahkan urusan mencicipi rasa kepada Hayama-senpai!”

  Baik Miura dan Isshiki sedang mencoba merayu Hayama agar tidak pergi, atau lebih tepatnya, mereka sedang pura-pura membujuknya dengan suara yang malu-malu dan terdengar manis. Hayama, tersenyum seperti biasanya dengan senyuman yang lebih kecut.

  “Ngomong-ngomong, ayo masuk dan mempersiapkannya.”

  “Betul sekali.”

  Baik Yukinoshita dan Yuigahama menganggukkan kepalanya seperti mengkonfirmasi sesuatu, dan Ebina beserta yang lain mengikutinya dari belakang menuju ruang memasak. Hayama juga, yang sedang terperangkap diantara Miura dan Isshiki, mengikuti dari belakang.

  Sambil tertawa dalam hati dan berpikir, “Pria ini sedang dalam masalah besar, ahaha,” bersama dengan beberapa pikiran yang tidak berguna, aku mengikuti mereka dari belakang. Memang, ini benar-benar pikiran yang tidak berguna.

  Karena apapun yang Hikigaya Hachiman lakukan, dia tidak akan mungkin berminat untuk menjadi seperti Hayama Hayato.








  x x x





 

  Membuka kotak kardus yang kita dapatkan dari toko, dan mendengar suara-suara orang yang antusias dengan persiapannya, memberikan kesan kalau eventnya baru saja dimulai. Ini karena kerja keras dari Ketua OSIS, dan juga orang-orang yang membantu Isshiki Iroha, event hari ini bisa digelar.

  Mengikuti instruksi Isshiki, Tobe dan diriku, dan juga Wakil Ketua memindahkan beberapa kotak yang berat menuju ruang memasak, yang tiba-tiba membuat keberadaan kami disini menjadi berguna.

  Membuka kotak yang berisi bahan-bahan eventnya, Yuigahama yang tidak punya ketertarikan sama sekali dengan memasak mengatakan “Waaa!”. Di lain pihak, Yukinoshita, yang sudah terbiasa membuat kue dan masakan lainnya, tampak diam saja. Dengan cepat, dia lalu bersiap-siap untuk membagi-bagi bahannya.

  Ngomong-ngomong, kotak tersebut mengandung beberapa bahan seperti coklat, gula, soda kue, dan beberapa bahan lainnya. Para prianya, atau lebih tepat, Tobe, Wakil Ketua, dan diriku melanjutkan lagi membawa beberapa kotak lainnya  dengan susah payah. Diantara kami bertiga, Tobe dari tadi terlihat mencolok dengan menggerak-gerakkan rambutnya, dia tampak sangat bersemangat.

  “Seperti yang kau harapkan, event seperti ini memang membuat kita bersemangat. Ah, Irohasu sepertinya sudah mulai terbiasa dengan jabatan Ketua OSISnya.”

  “Jelas saja laaah, aku kan Ketua OSIS disini! Meski begitu, aku masih menjalankan tugasku sebagai manajer Klub Sepakbola juga. Kalau cuacanya sudah mulai hangat, aku akan menghadiri aktivitas Klubku.”

  Tidak, kau harusnya hadir di aktivitas Klub meski cuacanya sedang dingin...

  Mendengarkan respon ceria Isshiki, Tobe tertawa sambil menunjukkan jempolnya dan mengedipkan matanya. Dia benar-benar mulai menakutkanku.

  Setelah selesai mengangkat kotak-kotak tersebut, kami membukanya dan membagikan bahan-bahannya.

  Melihat bahan-bahan tersebut, Tobe tampak sedang memikirkan sesuatu.

  “Ah, coklat-coklat ini tampaknya enak sekali. Aku ingin sekali mencicipinya.”

  “Huh?”

  Meski Isshiki mengatakan sesuatu dengan dingin ke arahnya dan menatapnya dengan ekspresi seperti itu, Tobe tidak mempedulikannya. Sebaliknya, dia malah menarik napas sejenak, dan ekspresi wajahnya seperti sudah memutuskan sesuatu.

  Lalu, dia berdiri dan melihat-lihat ke arah sekitarnya, setelah itu dia melambai-lambaikan tangannya ke kami seperti memberitahu kami untuk berkumpul.

  “Apaan? Apa mau memberitahu kami sebuah rahasia?”

  “Aku sebenarnya kurang enak mengatakannya saat ini...”

  Yuigahama tiba-tiba mencondongkan kepalanya keluar, seperti tertarik dengan topiknya. Entah mengapa Yukinoshita juga ditarik oleh Yuigahama. Lalu, kami membentuk sebuah formasi lingkaran. Jangan bilang kalau formasi seperti ini akan kita gunakan untuk menyalakan mesin kita dan pergi?

  Sekali lagi, Tobe bermain-main dengan rambutnya yang berada di leher dan memutar-mutar jarinya di ujung rambutnya. Meski dia sendiri agak ragu, dia masih berusaha membuka mulutnya dengan malu-malu dan mulai berbicara. Oi, ini tidak ada manis-manisnya sama sekali!

  “Ah, bukan begitu, bagaimana ya? Bukankah tujuan utama kita hari ini adalah membuat coklat? Lalu, kupikir begini, apakah mungkin aku bisa terlibat di dalamnya...Bagaimana menurut kalian?”

  Apa maksudmu dengan menurut kami? Apakah ini semacam CM tentang snack beras dan kedelai...Kita ini bukan ibu-ibu.

  Ngomong-ngomong, kalau kau hendak mendekatinya, entah kau akan berusaha di block ataupun dia sendiri yang akan berusaha menghindarimu. Kalau kau memang benar-benar serius kepadanya, kau harusnya agak low-profil. Ada apa dengan perilakumu yang“Jika sedikit dorongan tidak akan menyelesaikannya, maka aku akan mendorongmu dengan keras hingga tersungkur’”?...Dia memang pria yang langka dimana hatiku sendiri seperti berdebar-debar hanya dengan melihatnya saja.

  Tapi, mungkin hanya aku saja yang hatinya tergerak melihat hal seperti ini. Reaksi dari para gadis terkesan lambat.

  “...Ah, sederhananya, apa kau ini hendak menarik perhatiannya sehingga kau bisa memperoleh coklat darinya?”

  Melihat tidak adanya respon kepada Tobe, aku tidak punya pilihan lain kecuali menyimpulkan apa yang barusan dia katakan. Dengan sekali kibas, Tobe menunjuk ke arahku.

  “Itu maksud gue bro! Well, kurang lebih begitu?”

  Mendengar hal seperti itu, Isshiki menatapnya dengan jijik.

  “Jujur saja aku tidak tahu kamu ini sedang mengincar siapa, tapi aku merasa kalau hasilnya nanti akan kontras dengan apa yang Tobe-senpai yakini. Menarik perhatian gadis hanya untuk mendapatkan coklatnya, itu terdengar menjijikkan. Tobe-senpai lebih baik bersikap low-profil.”

  “Oh, oh...”

  Irohasu pedas sekali...Tobe sendiri tidak bisa mengatakan apapun untuk meresponnya, dan mulailah dia mencari-cari orang yang bisa mencairkan suasana ini.

  Kemudian, Yukinoshita menjawab ekspektasinya. Dengan menaruh tangannya di dagu, dia mengatakan sesuatu yang serius.

  “Tapi, apa yang Isshiki-san barusan katakan itu masuk akal...Kalau kau selalu melihat ada pria yang kesana-kemari hanya mencoba untuk menarik perhatianmu, itu memang sangat mengganggu.

  “.....”

  Tobe hanya bisa terdiam ketika seluruh rencananya ditolak seperti itu. Lalu, kenapa Irohasu mengatakan “Benar, kan...” sambil memeluk Yukinoshita...

  Ketika aku mulai berpikir “respon mereka terlalu kejam untuknya”, Yuigahama berkata.

  “A, Umm...Tapi, jika dia sebenarnya berusaha  untuk tidak terlihat seperti hendak melakukannya, kurasa tidak masalah...”

  “Benarkah begitu!?”

  Tiba-tiba suasana hatinya berubah, dia lalu menjentikkan jarinya. Lalu, merespon itu, Isshiki mengatakan sesuatu yang kejam lagi.

  “Bukan, bukan, bukan, apa yang Yuigahama-senpai maksudkan tadi adalah situasi dimana si gadis sendiri sejak awal sudah punya pria yang akan dia beri coklatnya. Meski, situasi Tobe-senpai sendiri berbeda.”

  “Begitukah...”

  Melihat banyaknya kata “tidak” yang dilontarkan ke dirinya sejak tadi, Tobe merasa dirinya sudah ditolak.

  Tapi, peluangnya sebenarnya tidak benar-benar nol. Meski tidak ada bukti kuat soal itu, kedatangan Ebina-san di event ini untuk membuat coklat saja sudah merupakan bukti kalau dia sudah sedikit berubah. Tentunya, ada kemungkinan ini dikarenakan dia ingin menemani Miura disini, tapi jujur saja, tidak ada yang tahu apa alasan dia yang sebenarnya.

  Karena situasi yang tidak menentu itulah, aku merasa kalau event seperti ini bisa saja menjadi metode yang efektif.

  “Begini, kalau dia datang kesini dan berusaha membuat coklat dengan sepenuh hati, kurasa kalau masalah mencicipi coklat itu untuknya, tidak akan menjadi masalah besar, meski aku sendiri tidak tahu persis tentang itu. Ngomong-ngomong, ayo kita angkut kotak-kotak ini kesana dulu!”

  Sambil mengatakan itu, kudorong beberapa kotak ke arah Tobe. Harusnya, Tobe terdiam dan terkejut karena menyadari logika kata-kataku barusan, tapi dia malah mengepalkan tangannya.

  “Ya! Itu pasti berhasil!”

  Dia tampak bersemangat dan setelah dia menunjukkan jari telunjuknya ke arahku, dia mengangkat kotak-kotak itu dan mengantarnya ke meja Ebina-san. Orang ini, responnya membuatku takut saja, meski dia sebenarnya bukan orang jahat.

  Sebenarnya, Tobe ini berasal dari daerah mana sih...Kata-kata khasnya itu terdengar berlebihan bagiku...
 

  



x Chapter V Part 1 | END x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar