x x x
Bagi para
wanita, kegiatan wastafel di pagi hari adalah sebuah medan pertempuran.
Pertempuran
awal dimulai ketika mengeringkan wajah yang basah dengan handuk yang lembut.
Secepat kilat, cairan pelembut wajah sudah keluar dari botolnya dan menyebar di
kulit wajahku. Aku juga mengoleskan krim BB, produk yang sering menyelamatkan
hidupku, di ujung jariku lalu mengoleskannya ke seluruh wajahku, sambil
merasakan seperti apa otot-otot wajahku ketika mengoleskannya. Lalu bedak
membuat kulitku terlihat semakin bersinar.
Semua itu
adalah kegiatan menyentuh kulitku: dari sini, kegiatan utamanya akan dimulai.
Ini adalah
sesuatu dimana aku ingin memfokuskan semua energiku, atau setidaknya, sebisaku.
Hari ini adalah hari dimana aku diijinkan untuk membawa Misa ke rumah sakit.
Tidak pernah ada bisnis yang membuatku, sebagai pencari nafkah dalam keluarga
Chigusa, serius mengerjakannya dari pagi hingga malam. Aku bahkan tidak punya waktu yang cukup untuk
memakai make-up dengan wajar. Dalam pertempuran melawan waktu, sebuah rencana
serangan yang sederhana adalah hal yang terpenting.
Aku
mengoleskan sedikit eyeliner berwarna coklat, mengoleskan mascara di area
sekitar mataku, pelentik bulu mata, mengolesi bibirku dengan krim bibir, dan
jadilah! Tantangan tiga menit make-up telah selesai! Saatnya tersenyum ke
cermin!
“Hmm,
cantiknya!”
Seorang
gadis yang sangat cantik terlihat sedang tersenyum kepadaku.
Menurut
teman-teman sekelasku yang pernah pakai make-up, cara make-upku agak diluar
normal. Karena kedua orangtuaku tidak pernah mengajarkan diriku bagaimana cara
melakukannya, aku akhirnya mengembangkan metodeku sendiri yang menurutku cocok
untuk kulitku.
Jika aku
punya waktu, aku akan dengan senang hati melakukan make-up yang diperlukan. Aku
akan mengoleskan bedak dengan kualitas premium, memakai bulu mata sekali pakai,
mengolesi bibirku dengan lipstick dari toko terkenal, dan berubah menjadi
sesuatu yang memiliki kecantikan tiada tara, sesuatu yang melebihi konsep
wanita cantik saat ini. Aku bisa mengikat siapapun yang menatapku, tapi
sayangnya, beginilah hidupku.
Orang-orang
di dunia ini mengalami apa yang namanya keterbatasan pilihan.
“…Onee-chan,
jangan terus berbicara dengan dirimu sendiri di wastafel.” Misa, yang sudah
selesai berganti baju, terlihat tertawa ketika mengatakannya.
x x x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar