x x x
@ki-sa*721
Ada sesuatu yang
mengganggu pikiranku.
@ki-sa*721
Ada sebuah jalan
misterius di depan tempat tinggal pacarku.
@ki-sa*721
@gial✰star aku ini tidak sedang membicarakan tentang hubungan kita.
@ki-sa*721
Memangnya mengarah kemana ya?
Ternyata itu adalah jalan baru yang sedang dibangun(LMAO).
@ki-sa*721
Tak-kun luar biasa.
@ki-sa*721
Berjalan di sebuah jalan yang
misterius.
@ki-sa*721
@gial✰star aku takut kalau aku tidak ketakutan (lol).
@ki-sa*721
Tak-kun.
@ki-sa*721
Huh?
@ki-sa*721
Gelap sekali.
@ki-sa*721
Apa-apaan ini. Aku tidak menyukai
ini sama sekali. Tidak.
@ki-sa*721
@gial✰star
@ki-sa*721
Sangat lembut dan cantik.
x x x
Hembusan angin yang sebelumnya terasa menyegarkan dan dingin, sekarang
secara perlahan-lahan berubah menjadi lembab dan panas. Langit yang terbentang
luas di atasku ini seperti sedang menatapku, sembari ditemani udara yang secara
perlahan-lahan berubah menjadi panas dan lembab.
Sudah satu minggu berlalu sejak Chigusa dan diriku bertemu untuk terakhir
kalinya. Perasaan menyiksa ini akhirnya berubah menjadi kelegaan ketika aku
mendapatkan kembali kehidupanku yang tenang dan damai. Bahkan kereta yang
membawaku ke sekolah terasa panas dan lengket ketika berada di dalam gerbong.
Sifatku yang sudah dari sananya merasa tidak nyaman hanya diperburuk saja oleh
suasana tidak nyaman di sekelilingku ini.
Alasan utama cuaca ini menjadi lebih lembab tidak serta merta disebabkan
oleh musim di Jepang; tapi kebanyakan disebabkan oleh manusia-manusianya. Dunia
yang baru (alias semester yang baru) mulai di bulan April, dan mulai membuat
orang-orang yang menjalani semester baru tersebut terkuras energinya, tidak
peduli apakah mereka beradaptasi dengan itu ataupun tidak. Ini menyebabkan tingkat
kelembaban udara di dunia ini meningkat.
Apa kamu paham penjelasanku tadi?
Ludah-ludah berhamburan keluar dari mulut satu ke mulut lainnya hanya
untuk berusaha mencari teman di kelas baru. Sebuah keringat dingin terlihat
sedang menetes dari wajah seseorang yang sudah putus asa untuk bisa membuat
percakapannya terus mengalir, dan ketika pulang sekolah mereka akan mendesah kesal: “Hari
ini aku seperti patung saja, huh...”. Lalu, ketika orang itu tidur, kesuraman
hari itu merembet ke bantal mereka dan membuatnya basah. Kemudian, ketika
tengah malam, sebuah trauma yang terjadi ketika semasa SMP muncul dalam
mimpinya, membuat orang itu terbangun dengan keringat membanjiri tubuhnya---begitulah
dunia ini bekerja.
Kalau tubuh satu orang saja bisa melepaskan begitu banyak cairan, maka
masuk akal kalau dunia ini terasa lebih lembab dari biasanya.
Plus, disini banyak sekali timbunan manusia di Tokyo. Ketika kamu naik
kereta Yamanote, penderitaanmu sudah dimulai sejak naik transportasi ke
sekolah. Karena ada gerbong khusus wanita, aku menyarankan agar mereka juga
membuat gerbong khusus orang gemuk ketika musim panas. Begitulah, membuat
gerbong khusus bukan berarti bisa mengisolasi mereka. Malahan, banyak wanita yang
memilih untuk masuk ke gerbong yang biasa aku tempati setiap harinya.
Berusaha mencari tempat-tempat pojokan agar menghindari bersentuhan
dengan orang lain, biasanya para gadis-gadis SMA akan memegang pegangan berdiri
dan berdekatan sambil mengobrol dengan teman-teman mereka.
“Sedang membaca apa?”
“Oh ini, berita utama hari ini. Uh oh, burung-burung di dunia ini,
seperti, sedang sekarat.”
“Apa-apaan itu? LOL,” gadis yang kusebut gadis biasa #1 itu membalasnya dengan datar.
Akupun sempat berpikir kalau pembicaraan yang kudengar di sebelahku ini
adalah hal yang lucu. Burung-burung itu mati bersamaan, eh? (LOL) Er, itu
sebenarnya tidak lucu...
Si gadis biasa-biasa tersebut
pasti berpikiran sama denganku karena dia tersenyum dengan aneh hanya agar
terkesan ramah. “Ahaha...Eheheh...”. Lalu, dia kembali menatap ke layar HP-nya.
“Kalau tidak salah, berita sebelumnya tentang banyaknya ikan-ikan yang mati
bersamaan?”. Dia mengatakan itu untuk mengisi kesunyian yang hadir diantara
mereka. Gadis yang kusebut sebagai gadis
biasa #2, mungkin sedang memikirkan hal yang sama, dia lalu memindahkan
pandangannya yang sedari tadi menatap ke arah luar jendela dengan tatapan serius.
“Ohh, ingat tidak tempatnya dimana? Kasumigaseki? Masih ingat soal kolam
disana...Bukankah itu terlihat menakutkan?”
“Benar kan? LOL memang menakutkan.”
Kasumigaseki adalah nama sebuah kelurahan, bukan nama kolam. Apa sih yang dipikirkan oleh para gadis SMA
ini? LOL menakutkan sekali. Banyak ikan-ikan mati di danau Kasumigaura.
Bukan sebuah kolam. Apa-apaan kalian, para gadis SMA? LOL sungguh menakutkan.
Kau mendengar berita tentang banyaknya burung dan ikan yang mati setiap
hari. Itu bukanlah hal yang abnormal. Kalau kau menghubungkan berita barusan
dengan berita-berita di masa lalu, kau akan berpikir kalau ada sebuah
konspirasi yang sedang terjadi. Beberapa
orang yang mengaku penganut aliran tertentu akan menghubungkan
cerita-cerita tersebut dan menyimpulkan sesuatu seperti : “Roh penjagaku
berbicara kepadaku! Dunia ini akan hancur! Sekarang sedang tayang di bioskop!”.
Orang-orang semacam mereka dulunya diperlakukan seperti seorang badut,
tapi karena belakangan ini cuaca buruk seperti tidak ada tanda-tanda akan
segera berhenti dan disertai beberapa insiden yang mengerikan, tampaknya
pengikut aliran mereka semakin bertambah banyak. Tapi, aku sangat yakin kalau
akhirnya mereka hanya akan menjadi badut tertawaan lagi. Seperti ramalan
Nostradamus, yang sudah menjadi pembicaraan orang-orang di kota sebelum aku
lahir, atau kalender ramalan bangsa Maya. Tidak ada satupun dari ramalan
tersebut menjadi kenyataan.
Sejujurnya, gempa bumi kecil terjadi setiap harinya, sama halnya seperti
kematian burung-burung dan ikan-ikan. Jadi, semua ini hanyalah
menghubung-hubungkan semua kebetulan yang dianggap berkaitan, lalu mengambil
kesimpulan yang memuaskan diri sendiri. Selalu akan ada kecelakaan dan insiden
yang tidak akan pernah bisa kita prediksikan.
Pada dasarnya, kesimpulan semacam itu terjadi karena orang-orang menghubung-hubungkan
berbagai macam kejadian yang terpisah menjadi satu sehingga terdengar masuk
akal bagi mereka. Kita hanya melihat apa
yang ingin kita lihat; kita hanya mempercayai apa yang dilihat oleh mata kita.
Orang-orang mulai mencari-cari tentang tanda-tanda awal dari kiamat ketika
mereka merasa yakin kalau dunia suatu saat akan kiamat, lalu mereka mulai
melihat apa yang mereka lihat sebagai tanda-tanda kiamat.
Akhirnya, kereta sampai di tujuan. Dengan suara “creak” yang nyaring,
kereta mulai melambat.
“Tahu tidak, ngomong-ngomong soal hal yang menakutkan, apa kamu dengar
soal Perempatan Misterius?”
“Oh, yang itu ya...”
Gadis biasa #1 dan gadis biasa #2 sedang mengobrol, tapi suara mereka
tertelan suara orang-orang yang berusaha keluar dari kereta, jadi aku tidak
bisa mendengar lanjutan dari obrolan mereka tadi.
Perempatan Misterius. Oh ya, itu hanyalah cerita untuk orang-orang
bodoh. Ketika aku keluar dari gerbong dan dan melihat ke aplikasi pesan di
HP-ku, aku melihat kembali hal mistis yang mereka bicarakan itu di daftar SMS
HP-ku.
Setelah aku melihat SMS lama yang tertulis berasal dari Johanne, sebuah
gambaran gadis yang cantik mulai terbayang. Sebenarnya tidak buruk-buruk amat kalau hanya
membayangkan wajahnya, tapi ketika dirinya mulai terbayang di kepalaku, efek
selanjutnya yang kurasakan adalah depresi. Dan yang terpenting, aku merasakan
sedikit rasa menyesal ketika menunjukkan sisi brengsek diriku yang
kusembunyikan dari orang-orang, aku seperti sedang bermain-main dengan cairan
kimia yang berbahaya. Mereka harusnya menaruh label “Obat yang berbahaya” di
gadis itu.
Sudah satu minggu berlalu semenjak aku melihat Chigusa untuk yang
terakhir kalinya, dan semenjak itulah aku tidak mendengar satupun kabar
darinya. Bahkan pemberitahuan-pemberitahuan ala
seorang maniak yang biasa muncul di HP-ku sudah tidak ada lagi.
Ketika aku menutup HP-ku dan mulai berjalan, aku bisa merasakan lagi
kalau kelembaban udaranya meningkat, sedikit demi sedikit.
Serius, apa sich masalah dia?
x x x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar