Minggu, 29 Januari 2017

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 1 chapter 7 : Dewa Rom-Com Kadang Bisa Bermurah Hati-4




Kini, seluruh pemain yang terlibat sudah berkumpul. Pertandingan akhirnya kembali dilanjutkan menuju tahap akhir.

Tim Hayama dan Miura memperoleh kesempatan pertama. Madam Butterfly alias Gadis Dengan Ujung Rambut Melingkar, melakukan servis.

"Ya bukannya bagaimana, aku tidak tahu apa Yukinoshita-san tahu atau tidak, tapi sebenarnya aku cukup jago di Tenis."

Miura mengatakan itu sambil mengembalikan pukulan yang mengarah ke arahnya, mirip cara pemain basket mendribble bola. Yukinoshita bahkan tidak meresponnya; kedua matanya hanya menunggu Miura saja.

Miura lalu tersenyum. Senyum tersebut sangat berbeda dari senyum Yukinoshita sebelumnya...Itu adalah senyum dari seekor binatang buas.

"Jangan salahkan aku ya kalau wajahmu nanti kena bola."

...Uwah, menakutkan. Ini pertamakalinya aku mendengar seseorang membuat prediksi yang semacam itu.

Ketika aku memikirkan itu, aku mendengar suara bola yang dipukul dengan cepat, seakan-akan seperti sedang membelah angin.

Bola tersebut meluncur deras ke arah kiri Yukinoshita, dekat sekali dengan garis kiri lapangan. Yukinoshita sendiri memegang raketnya di tangan kanan, jadi ini benar-benar diluar jangkauannya.

"...Mudah sekali."

Ketika aku mendengar suara bisikan tersebut, Yukinoshita sudah siap untuk mengembalikan bolanya. Dia menguatkan pijakan kaki kirinya sebagai titik putar, lalu dia berputar seperti sedang berdansa Waltz. Itu adalah sebuah backhand yang sempurna dengan memakai tangan kanannya.

Raketnya mengibas seperti pedang seorang Samurai, dan mengembalikan bolanya ke arah Miura dengan secepat kilat.

Bola meluncur ke arah Miura, dekat di kakinya, dan dia terlihat ketakutan ketika bolanya memantul di lapangan. Pengembalian bola tersebut membuat Miura terbangun.

"Entah apa kau tahu atau tidak ya, tapi aku juga bagus di Tenis."

Yukinoshita lalu mengarahkan ujung raketnya dan melihat dengan dingin Miura, seperti melihat seekor serangga. Miura lalu tampak mundur selangkah dan melihat Yukinoshita dengan kedua mata penuh dengan rasa takut. Bibirnya tampak terguncang hebat dan dia terlihat seperti seseorang yang baru saja dikutuk.

Bisa membuat Ratu Miura seperti itu...Yukinoshita memang luar biasa.

"...Kau mengembalikan pukulan barusan dengan bagus sekali."

Yukinoshita tidak terpengaruh sedikitpun dengan provokasi Miura, dia hanya fokus untuk mendapatkan poin.

"Well, wajahnya mirip dengan kakak kelas yang sering membullyku. Mudah sekali membaca isi pikiran dari orang-orang tidak berguna yang semacam itu."

Yukinoshita tampak tersenyum penuh kemenangan dan mengatakan kata-kata tersebut.

Bahkan cara dia bertahan saja sudah merupakan gerakan menyerang. Ini tidak seperti pepatah kuno "pertahanan yang baik adalah menyerang"   tapi cara bertahannya adalah menyerang. Dia bisa mengembalikan servis musuh dengan pengembalian yang kuat.

Para penonton mulai terpengaruh oleh permainan cantiknya.

"Fuhahaha! Anak buahku memang kuat-kuat! Ayo, habisi mereka!"

Zaimokuza yang mencium aroma kemenangan mulai kembali muncul, dan sekarang dia berada di pihakku. Ini benar-benar membuatku jengkel...Tapi jika kita berpikir sebaliknya, fakta kalau Zaimokuza ada di pihak kita, ini artinya situasinya sudah berbalik.

Ketika hanya ada diriku dan Yuigahama, kami merasa seperti tim tamu yang sedang bertandang, tapi sekarang secara perlahan penonton mulai pindah ke pihak Yukinoshita.

Maksudku, para penonton prianya sedang menyemangati Yukinoshita.

Well, benar kalau Yukinoshita ini adalah spesies yang berbeda, dan tidak banyak orang yang tahu sifatnya yang sebenarnya. Dan tentunya, dia juga cantik. Dia juga memiliki aura misterius di sekitarnya; dia memberikan kesan seperti setangkai bunga yang berada di puncak gunung. Dia tidak terkesan menakutkan, hanya saja dia terasa seperti makhluk yang tidak bisa kita sentuh ataupun kita ajak bicara.

Yuigahama pasti punya keberanian yang luar biasa untuk mendobrak tembok itu...Dan dia juga mungkin seorang idiot, yang bertipe super.

Tapi, kejujuran dan kebaikannya menggema di hati Yukinoshita. Yuigahama adalah satu-satunya orang di dunia ini yang bisa meyakinkan Yukinoshita untuk datang kesini, dan Yukinoshita bermain dengan sepenuh hati karena keberanian Yuigahama. Dia mungkin tidak akan mau datang jika aku yang meminta langsung kepadanya.







x x x






Perbedaan poin yang terjadi sedari tadi, kini mulai hilang.

Melihat Yukinoshita yang berlari ke kanan dan kiri lapangan, membuatku berpikir kalau dia ini mirip seorang peri. Caranya berdansa dengan kedua kakinya yang sedang berlari itu benar-benar menarik perhatian penonton. Aku terlihat seperti penggenap saja disini, setiap kali aku berlari untuk mengembalikan bola, semua orang menatap ke arahku seperti berusaha mengatakan "eh jangan kamu!"

Tapi permintaan penonton ini dikabulkan   karena sekarang giliran Yukinoshita untuk melakukan serve.

Dia meremas bolanya dengan erat dan melemparkannya tinggi ke udara. Bola tersebut seperti ditelan oleh langit biru dan mengarah ke arah lapangan. Arah mendarat bolanya tidak akan berada di dekat Yukinoshita.

Semua orang akan berpikir kalau dia akan gagal, tapi...

Yukinoshita lalu mengambil ancang-ancang.

Dia melangkahkan kaki kanannya, lalu menekan kaki kirinya, dan lalu melompat dengan kedua kakinya yang merapat. Seperti sebuah langkah kaki staccato.

Lalu dia melompat ke udara. Dia seperti Elang yang terbang di udara, dan tidak ada satupun orang yang tidak terkejut oleh pemandangan itu. Selain cantik, dia juga cepat. Tidak ada yang mau mengedipkan matanya karena tidak ingin melewatkan adegan ini tidak terekam sedikitpun dalam ingatan mereka.

Sebuah bunyi bola yang terpukul di udara terdengar, lalu bola meluncur deras ke arah lapangan. Para penonton, aku, Hayama, dan Miura...Tidak ada seorangpun yang bergerak.

"...Se...Sebuah jumping serve..."

Aku mengatakan itu meski sebenarnya aku juga kehilangan kata-kata disana. Melihat hal yang mustahil yang dilakukan Yukinoshita barusan, membuatku kesulitan untuk menutup mulutku. Tadi kita ketinggalan banyak sekali poin, tapi dia dengan mudahnya membalikkan keadaan. Sekarang, kita unggul dua poin, dan jika kita mendapatkan poin lagi, maka kita akan memenangkan pertandingan ini.

"Kau memang luar biasa. Ayo kita pertahankan dan menangkan ini dengan mudah."

Aku mempercayai itu akan terjadi dan membuat pernyataan barusan, tapi Yukinoshita tiba-tiba menyanggahku.

"Sebenarnya, aku juga ingin melakukan itu...Tapi permintaanmu barusan itu sangat mustahil."

Aku ingin bertanya kenapa, tapi Hayama tampak sudah siap untuk melakukan servis.

...Ah, ya terserah saja...Sepertinya kita akan memenangkan ini sebentar lagi ketika Yukinoshita mengembalikan pukulan tersebut. Aku juga tidak akan mengendurkan kewaspadaanku, aku hanya menaruh harapan kalau kita akan memenangkan ini.

Hayama juga tampaknya sudah tidak ada niatan untuk bermain lagi; dia tidak melakukan servis sekeras sebelumnya. Servisnya cukup cepat, tapi itu normal, arah bolanya berada diantara Yukinoshita dan diriku.

"Yukinoshita."

Kupikir, aku akan menyerahkan ini kepadanya, jadi aku memanggil namanya, tapi dia tidak meresponnya sama sekali. Malahan, aku hanya mendengar suara bola yang dikembalikan dengan pelan.

"H-Hey!"

"Hikigaya-kun...Apa kau tidak keberatan jika aku sedikit memuji diriku?"

"Huh? Juga, ada apa dengan permainan Tenismu barusan?"

Yukinoshita tampak tidak pedui dengan apa yang baru saja kukatakan, tapi dia hanya menarik napas dalam-dalam dan mengembuskannya.

"Seingatku, aku selalu bisa melakukan semuanya, jadi aku tidak pernah melakukan semuanya dalam waktu yang lama."

"Ada apa ini?"

"Bahkan dengan Tenis, ada seorang guru privat yang mengajariku, tapi aku mengalahkannya dalam tiga hari. Kebanyakan semua olahraga juga begitu...Tidak, tidak hanya olahraga, tapi musik juga, aku bisa ahli dalam semuanya hanya dalam waktu tiga hari."

"Ya ampun, kau ini kebalikan dari Si Tiga Hari Lalu Berhenti. Dan kau benar-benar memuji dirimu sendiri! Jadi intinya apa?"

"...Satu-satunya hal yang kukhawatirkan adalah ketahanan staminaku."

Lalu Yukinoshita kembali mengembalikan bolanya dengan pengembalian yang pelan.

Kau benar-benar terlambat untuk memberitahuku soal itu...

Karena Yukinoshita bisa melakukan semuanya, dia tidak pernah lama dengan sesuatunya, dan dia tidak pernah fokus dengan sesuatunya. Artinya, dia tidak pernah punya stamina yang terlatih untuk itu. Ini mengingatkanku dengan latihan kita selama ini di jam makan siang, dia hanya melihat latihan kita...Well, kurasa itu sudah dijelaskan oleh penjelasannya barusan. Kalau kau ingin menjadi lebih baik maka kau harus terus berlatih, semakin sering kau berlatih, maka ketahanan staminamu akan terbentuk.

Tapi karena dia sudah bisa bermain dengan baik, maka dia tidak berlatih lagi, karena itulah ketahanan fisiknya sangat lemah.

"Uh, kurasa kau harusnya tidak mengatakan itu keras-keras...?"

Kulihat ke arah Miura dan Hayama, dan kulihat Sang Ratu dari Binatang Buas sedang tersenyum licik.

"Oh, sayangnya kita sudah mendengar itu~~."

Miura mengirimkan pernyataan perangnya kepadaku. Sepertinya, semua beban di pundaknya menghilang entah kemana. Tepat di sampingnya, Hayama juga tertawa kecil.

Ini adalah situasi terburuk yang pernah kubayangkan...Dari sebelumnya kita unggul, kini poin kita seimbang, dan berakhir dalam situasi deuce.

Kita ini sedang bermain Tenis ala pemula, dengan peraturan yang aneh. Setelah kita masuk deuce, hanya tim dengan keunggulan dua poin saja yang bisa memenangkan ini.

Sang andalan, Yukinoshita kini kehabisan energi dan terdiam. Tidak hanya itu, musuh kita juga menyadari situasi itu. Servisku tidak akan meluncur deras ke arah mereka   mereka bisa mengembalikannya dengan mudah, dan itu adalah akhir dari ini semua.

"Wah wah, sepertinya nona yang barusan ikut campur sudah kehabisan bensin?"

Aku tidak bisa membalas kata-kata Miura barusan. Yukinoshita hanya bisa terdiam...Sebenarnya, dia agak sedikit mengangguk. Dia tampak kelelahan. Kampret, apa kamu ini semacam Hiei di Yu Yu Hakusho atau sejenisnya?

Miura menatap kami dengan arogan dan tampak hendak tertawa lebar. Sepertinya, dia ingin menyelesaikan pertandingan ini. Aku merasa seperti ditatap oleh seekor ular...Ular kampret semacam apa sih dirimu ini, anaconda atau bagaimana?

Hayama yang merasakan situasi berbahaya ini, memilih untuk ikut campur.

"Be-Begini saja, kita kan sudah berusaha sekuat tenaga...Jangan terlalu serius lah. Ini kan sudah menyenangkan, jadi kenapa kita tidak sepakat menyelesaikan ini saja dalam situasi imbang?"

"Apa? Hei, Hayato, apa yang kau katakan barusan? Ini adalah pertandingan, jadi kita harus serius dan membereskannya."

Dengan kata lain, mereka akan memenangkan pertandingan ini dan mengambil hak lapangan dari Totsuka. Juga membereskan...Itu menakutkan sekali. Kira-kira apa yang akan dia lakukan kepadaku...Aku tidak menyukai ini...Apa akan menyakitkanku? Aku tidak suka jika ini sudah masuk ke tahap melukai...

Ketika aku sedang berdiri, menunggu situasinya, kudengar seseorang berkata dengan nada yang kesal.

"Bisakah kau diam sebentar?"

Yukinoshita mengatakan itu dengan nada yang kesal. Dia melanjutkannya sebelum Miura merespon balik.

"Pria ini yang akan menyelesaikan pertandingannya, jadi kalian bisa kalah dengan tenang."

Semua orang tampak ragu dengan yang mereka dengar barusan. Sebenarnya, itu termasuk aku juga...Juga, akulah orang yang paling terkejut saat ini.

Tiba-tiba, mata semua orang di lapangan ini mengarah kepadaku. Dari tadi aku adalah orang yang eksistensinya tidak dianggap, orang yang tidak ingin ada disini, tapi tiba-tiba aku sangat populer saat ini.

Lalu kulihat ke arah Zaimokuza. Kampret, ngapain lu kasih jempol ke gue?

Lalu kutatap Totsuka. Kampret, kenapa menatapku dengan tatapan penuh ekspektasi?

Lalu kulihat ke arah Yuigahama. Kampret, jangan menyemangatiku dengan keras...Memalukan tahu!

Lalu kutatap Yukinoshi   ah, dia memalingkan pandangannya. Dia hanya melemparkan bolanya ke arahku.

"Kau sendiri tahu, kan...? Aku mungkin mengatakan hal-hal yang menyindir dan menghinamu, tapi aku tidak pernah mengatakan sesuatu yang bohong tentangmu."

Angin tiba-tiba berhenti berembus, karena itulah suaranya terdengar dengan jelas.

Yeah, aku tahu itu...Para pembohong disini hanyalah diriku dan mereka.






x Chapter VII Part 4 | END x






Sebenarnya, Yui tidak benar-benar berani untuk mendekati Yukinoshita demi berteman dengannya. Tapi karena Yui hendak mendekati Hachiman di Klub Relawan. Oleh karena itulah, ketika Hachiman tahu Yui menyukainya, pertemanan Yui-Yukino langsung retak meski Yukino tidak ada hubungannya, vol 3 chapter 3.


........


Ini mungkin momen pertama Hayato melihat langsung bagaimana Yukino dengan mudahnya berbicara dengan Hachiman. 

Kemungkinan besar, ini yang menjadi trigger request Hayato di vol 2 chapter 3, request SMS berantai. Untuk mendatangi Klub Relawan dan melihat hubungan Hachiman-Yukino seperti apa.


........


Sebenarnya, jika Yukino tahu atau diberitahu kalau Yui tidak bisa bermain Tenis, dan fakta kalau Hachiman sendirian melayani Miura dan Hayama, mudah saja menyimpulkan kalau Hachiman sendiri, cukup jago dalam Tenis.


........

Adegan terakhir tadi cukup tsundere...

2 komentar: