Rabu, 11 Januari 2017

[ FOR FUN ] Oregairu : The Gift of The Magi




  Kali ini, kita membahas sesuatu yang berat, yaitu membahas buku karya O.Henry alias William Sydney Porter, berjudul The Gift of The Magi yang terbit tahun 1905.

  Sekilas, ini tidak ada hubungannya dengan Oregairu, tapi ini sebenarnya benar-benar ada hubungannya. Ini adalah cerita yang dipakai untuk pementasan Drama Musikal dari SMA Sobu di Event Kolaborasi Natal.

  Yang membuatnya unik, cerita ini diambil dari koleksi buku milik Yukino, yang dipinjamkan ke Iroha. Meski, akhirnya Si Sekretaris yang disuruh membuat naskah pementasannya.

  Pertanyaannya, jika ini adalah koleksi buku milik Yukino, dari sekian banyak judul buku yang bisa Watari tampilkan, mengapa Watari memilih buku ini? Oleh karena itu, kita mencoba membedah tuntas ada apa dibalik judul buku ini.

  Juga, buku-buku ini adalah rekomendasi dari Yukino sendiri, artinya cerita ini adalah cerita favorit Yukino. Jangan tanya mengapa kok buku itu tiba-tiba dari Yukino, karena tidak ditayangkan di anime. 

  Ngomong-ngomong, ada yang bertanya apakah saya kutu buku? Hmm, sulit saya katakan. Tapi saya benar-benar menyukai buku tentang psikologi perilaku, misteri, dan filsafat. Juga, mengerjakan translasi semacam ini jika tidak hobi membaca, saya kira sangat sulit untuk konsisten. Well, lets go back to the topic!







SINOPSIS

  Agar tidak ada dusta diantara kita, saya copy-paste dari wikipedia saja.



Mr. James Dillingham Young ("Jim") and his wife, Della, are a couple living in a modest apartment. They have only two possessions between them in which they take pride: Della's beautiful long, flowing hair, almost touching to her knees, and Jim's shiny gold watch, which had belonged to his father and grandfather.
On Christmas Eve, with only $1.87 in hand, and desperate to find a gift for Jim, Della sells her hair for $20 to a nearby hairdresser named Madame Sofronie, and eventually finds a platinum pocket watch fob chain for Jim's watch for $21. Satisfied with the perfect gift for Jim, Della runs home and begins to prepare pork chops for dinner.
At 7 o'clock, Della sits at a table near the door, waiting for Jim to come home. Unusually late, Jim walks in and immediately stops short at the sight of Della, who had previously prayed that she was still pretty to Jim. Della then admits to Jim that she sold her hair to buy him his present. Jim gives Della her present – an assortment of combs, useless now that her hair is short. Della then shows Jim the chain she bought for him, to which Jim says he sold his watch to get the money to buy her combs. Although Jim and Della are now left with gifts that neither one can use, they realize how far they are willing to go to show their love for each other, and how priceless their love really is.
The story ends with the narrator comparing the pair's mutually sacrificial gifts of love with those of the Biblical Magi:[3]



  Jadi ceritanya begini, ada suami-istri yang bernama Jim dan Della, mereka hidup dengan serba kekurangan. Meski begitu, Jim punya sesuatu yang sangat dia sayangi selain istrinya, yaitu jam emas yang diwariskan dari kakeknya. Bagaimana Della sendiri? Selain rambutnya yang panjang sampai menyentuh kaki, Della hanya punya $1.87 dollar.

  Lalu, tibalah Natal. Della ingin memberikan hadiah ke suaminya, sesuatu yang berkesan. Namun, hadiah macam apa yang bisa dibeli dengan $1.87? Akhirnya, Della diam-diam menjual rambutnya itu dan ditukar dengan $20. Akhirnya, Della ini membeli rantai arloji platinum sebagai hadiah Natal untuk Jim, seharga $21.

  Jim ternyata terlambat pulang ke rumah. Setelah tiba, Jim memberikan hadiah ke Della satu set peralatan kecantikan rambut. Ternyata, Jim menjual arloji warisan miliknya itu .

  Mungkin secara garis besar, bisa dikatakan kalau cinta itu sendiri nilainya tidak terhingga, sehingga manusia mau menjual apapun yang menurut mereka berharga dan penting bagi diri mereka.

  Satu hal lagi, apa yang mereka cari selama ini sudah tersedia dengan jelas di depan mereka, dan mereka bisa bertahan karena mereka berdua saling melengkapi satu sama lain.







ANALISIS

  Pertanyaan paling umum: "mengapa Yukino menyukai cerita ini"?

  Tentunya, kita dengan mudah bisa menjawabnya. Yukino percaya diluar sana ada "Jim" yang akan bersamanya kelak. Orang yang menghargai nilai dari sebuah hubungan itu, di atas segalanya.

  Dua orang yang saling melengkapi itu, sebenarnya ada dalam monolog Hachiman di vol 9 chapter 9, berikut monolognya:



    Kadang aku seperti sedang diperhatikan oleh seseorang. Dulu aku punya seseorang yang selalu memperhatikanku dan ketika ada sesuatu yang janggal maka dia akan berbisik kepadaku, tetapi sempat terhenti karena ulahku sendiri, sehingga ketika aku melihatnya memperhatikanku lagi, aku merasakan nostalgia masa-masa itu. Aku merasakan hal itu lagi ketika bersama Yukinoshita.


  Lalu, ditutup monolog selanjutnya, masih di chapter yang sama.


    Yang kuinginkan selama ini mungkin bukanlah sebuah hubungan yang terlihat biasa di komunitas sosial yang normal. Itu mungkin seperti mengajak orang lain untuk ikut denganmu mengarungi lautan yang dalam berdua. Itu mungkin terdengar sebuah keegoisan yang berasal dariku.


  Yeah, yang Hachiman inginkan itu memang seorang pasangan hidup. Juga, tidak heran Hachiman memiliki adegan favorit di cerita ini, yaitu ketika si Della menjual rambutnya ke toko.

  Apa tidak kebetulan sekali, jika monolog-monolog Hachiman di chapter ini mirip-mirip cerita Gift of The Magi?

  Di vol 5 chapter 6, dimana Hachiman harusnya membiarkan Yui menembaknya, lalu menolak Yui, tapi Hachiman memilih untuk menggantung perasaan Yui. Alasannya, kita semua sudah tahu, vol 3 chapter 3, jika hubungan Hachiman-Yui memburuk maka hubungan pertamanan Yui-Yukino memburuk. Disini, Hachiman mengorbankan apa yang paling berharga dari dirinya, yaitu egonya sendiri.

  Tapi sampai kapan Hachiman bisa melakukannya? Seperti kata-kata Sensei di vol 9 chapter 5, Hachiman harus merelakan orang lain terluka agar Hachiman sendiri bisa bahagia.

2 komentar: