Minggu, 27 November 2016

[ FOR FUN ] Oregairu : Atap Stasiun Kyoto






  For fun kali ini membahas tentang adegan di atap stasiun Kyoto, tepatnya adegan di vol 7 chapter 9, mungkin kalau di anime episode 2 zoku. Sekali lagi, semua keterangan disini berdasarkan light novel. Tidak lupa saya katakan kalau anda tidak perlu mempercayai semua yang saya tulis disini, karena saya bukanlah Watari.

  Juga, tidak henti-hentinya saya menjelaskan kalau dilarang menaruh link ataupun mempromosikan website, blog, dll. Saya tidak peduli apakah itu berguna ataupun tidak memiliki konten yang sama dengan blog saya, selama tidak seijin saya, maka saya akan menghapusnya.

  Oke, tegang amat^Q%!@$%^!$#!

  Untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam adegan di atas, mari kita tampilkan percakapan mereka berdua di vol 7 chapter 9. Saran saya, anda skip saja jika pernah membacanya, silakan membaca jika belum pernah membaca light novelnya.







  Ada seseorang yang memaksaku untuk bertemu di tempat dimana aku harus menaiki tangga yang panjang. Orang itu berbisik kepadaku ketika kami secara tidak sengaja bertemu, sewaktu hendak naik bus menuju Stasiun Kyoto.

  "Halo Halo~ apa aku membuatmu menunggu lama?"

  Aku membalikkan badanku menuju arah suara itu.

  Rambut hitamnya yang sebahu dan kacamata dengan frame berwarna merah. Kamu bisa melihat kedua matanya karena lensa transparan dari kacamata tersebut dan ekspresi wajah dan tubuhnya itu seperti sebuah karya seni saja. Kalau dia sedang duduk di suatu sudut perpustakaan, mungkin itu akan membuat sebuah karya lukisan yang bagus.

  Ini adalah gadis yang memberiku request sebelumnya, Ebina Hina.

  "Aku ingin menyampaikan rasa terima kasihku."

  "Kau tidak perlu melakukannya. Kalau kau ingin bertanya tentang requestmu yang itu, maka jawabannya adalah, masih belum kulakukan."

  Aku menjawabnya singkat dan memalingkan pandanganku ke arah Kota Kyoto lagi. Tentu saja, suara di belakangku terdengar jelas di telingaku.

  "Kalau secara umum memang begitu. Tetapi, mereka sudah seperti yang kuminta, bukan?"

  "......"

  Aku hanya menjawabnya dengan sebuah kesunyian.

  Bagiku, Ebina Hina seperti sebuah eksistensi yang tidak biasa.

  Itu karena dibalik penampilannya yang ceria, aku malah selalu ingin tahu apa maksud di balik kata-kata yang dia ucapkan. Gadis yang dari luar terlihat seperti gadis populer pada umumnya, tiba-tiba datang untuk berbicara kepadaku, itu adalah sebuah bendera merah. Karena pernah merasakan pengalaman buruk dari gadis semacam ini di SMP, maka aku mulai membiasakan diriku untuk membaca dengan hati-hati maksud dari perkataan gadis-gadis seperti dirinya.

  Oleh karena itu, aku tidak ingin membuatnya terlihat mudah bagi gadis yang terbiasa menjadi Fujoshi ini. Jika mengajakku berbicara empat mata disini, maka pertama-tama yang harus kulakukan adalah mencari tahu dulu alasan yang sebenarnya.

  Berdasarkan requestnya, tujuannya adalah membuat para pria menjadi lebih akrab sambil menjaga jarak dengan mereka. Dan lebih penting lagi, dia ingin menghindari Tobe menembaknya agar tidak ada perasaan tidak enak setelahnya.

  Dan sepertinya, Klub Relawan bukanlah satu-satunya pihak yang dimintai bantuan; Hayama kemungkinan besar juga dimintai bantuannya.

  Itulah mengapa Hayama menjadi khawatir dan dia hanya bisa memberikan solusi yang setengah-setengah.

  "Terima kasih untuk yang sebelumnya. Itu benar-benar sangat membantuku."

  Ketika aku menatapnya untuk membalas ekspresi enerjiknya, Ebina tersenyum lega. Jika kau bisa tersenyum seperti itu, aku yakin kamu bisa melakukan itu kepada orang lain. Ketika aku memikirkannya, aku tidak mengatakan sepatah-katapun kepadanya.

  "...Tobe mungkin terlihat seperti sebuah kesalahan besar dalam peradaban dunia manusia, tetapi kupikir dia adalah pria yang baik."

  "Tidak, tidak. Hikitani, masa kau tidak tahu? Maksudku, mustahil aku bisa punya pacar dengan kondisi diriku yang sekarang ini."

  "Kalau itu..."

  "Itu benar!"

  Dia menjawabnya sendiri tanpa membiarkanku menyelesaikan kalimatku.

  "Aku ini adalah gadis yang buruk."

  Kata-kata tersebut keluar ditemani dengan senyum yang dingin seperti sedang mencari pembenaran.

  "...Ya sudah kalau begitu, mau bagaimana lagi, kurasa sudah tidak bisa tertolong lagi."

  "Yep, karena itulah. Tidak ada seorangpun yang mau memahamiku, dan aku sendiri tidak ingin seorangpun untuk memahamiku. Oleh karena itu, aku tidak akan bisa berpacaran dengan siapapun."

  Barusan, apa dia menunjuk ke hobinya atau dirinya sendiri? Well, kupikir bukan hal yang perlu kutanyakan lebih lanjut.

  Kami saling tersenyum dan Ebina menaikkan posisi kacamatanya. Cahaya yang muncul menutupi lensa matanya menimbulkan kesan misterius.

  Tetapi setelah "hoh", dia menegakkan kepalanya. Pipinya memerah dan dia tersenyum.

  "Mungkin kalau pria itu Hikitani, kita mungkin bisa menjadi pasangan yang baik."



  "Tolong jangan becanda seperti itu. Kalau kau begitu lagi, mungkin aku akhirnya akan benar-benar jatuh cinta padamu."

  Kalau kamu mendengarnya secara sepihak, mungkin itu akan terdengar seperti candaan yang buruk. Bahu Ebina bergoyang ketika dia tertawa.

  "Aku tidak bisa membenci orang sepertimu yang tidak memikirkan apapun dengan rumit dan jujur dengan dirinya."

  "Kebetulan juga, aku sendiri tidak bisa membenci diriku yang seperti itu."

  "Aku juga. Aku tidak bisa membenci hatiku yang selalu mengeluarkan apa yang ingin dikatakannya."

  Lalu, kita berdua tersenyum.

  "Kau tahu, aku sangat suka bagaimana lingkungan sekitarku yang sekarang. Aku merasa sudah sangat lama merindukan sesuatu yang seperti ini, sehingga aku tidak ingin merasakan kehilangan. Aku benar-benar merasa suka dengan dimana aku berada sekarang, dan orang-orang yang akan selalu ada untukku."

  Ebina mulai melangkah meninggalkan tempat ini dan menuju tangga. Aku tidak bisa melihat apapun, dan aku yakin kalau orang yang dimaksud Ebina tadi adalah orang lain.

  Ketika dia hendak menuruni tangga dengan hati-hati, dia mengatakan suatu hal.

  "Oleh karena itu, aku membenci diriku sendiri."



  Aku menatap punggung Ebina sambil melihatnya pergi.

  Aku mencoba memikirkan kata-kata yang tepat untuk merespon pembicaraannya tadi, tetapi tidak ada yang datang di pikiranku.

  Hanya karena kamu telah berbohong tentang keberadaanmu, kamu tidak bisa menghargai dirimu sendiri ataupun mengkritik dirimu.

  Karena kau pikir itu penting. Karena itu kau tidak ingin kehilangannya.

  Kau bersembunyi dan berpura-pura.

  Tetapi pada akhirnya kau tetap akan kehilangan itu.

  Dan ketika kau mendapatkannya, kau akan menangisinya. Bahkan ketika kau tahu kalau kau akan kehilangannya, mungkin akan lebih baik kalau kau tidak mengenalnya sejak awal. Jika kau akan menangisi kepergiannya terus, maka mungkin sebaiknya kau buang saja itu sejak awal.

  Di dunia yang telah berubah ini, mungkin ada sebuah hubungan manusia yang ikut berubah mengikuti perubahan dunia. Hal yang dulu pernah hancur dan tetap hancur sampai saat ini, ternyata benar-benar ada.

  Oleh karena itu, semua orang berbohong.

  ...Tetapi, pembohong terbesar dari semua itu adalah diriku.









WHAT THE HELL THAT I JUST READ?





  Oke, kita tidak perlu panik...

  Sejak awal, Hachiman sudah memberi label Ebina Hina sebagai nice girl. Label yang sama, juga disematkan ke Kaori dan Yui. Sengaja menabrakkan tubuhnya ke Hachiman dan membisikkan kepadanya untuk bertemu empat mata di tempat sepi, membuat Hachiman memiliki banyak spekulasi.

           

  Pertanyaan paling umum dari adegan di atas adalah, apakah Ebina benar-benar serius ketika mengatakan Hachiman cocok menjadi pacarnya?

  Dari gestur tubuh sebelum Ebina mengucapkan itu, jelas sekali kalau itu adalah sesuatu yang serius.

  Jika hanya mengucapkan terimakasih secara biasa, Ebina harusnya tidak perlu mencari tempat dimana ada mereka berdua saja. Ingat, di vol 7 chapter 8, Ebina tidak mengajak Hachiman di tempat dimana hanya ada mereka berdua saja. Ebina hanya mengajak Hachiman menjauh dari rombongan. Jika begitu, harusnya tidak masalah jika Ebina hanya mengajak Hachiman menjauh dari rombongan di Stasiun Kyoto. Ingat, Hachiman sampai mengeluh harus menaiki tangga yang panjang ke atap Stasiun.

  Jadi mengapa harus capek-capek mencari tempat yang hanya ada mereka berdua dan harus menaiki tangga yang panjang, padahal sebelumnya tidak perlu repot-repot seperti itu? Karena ada sesuatu yang hendak dikatakan, dan itu sangat super private.

  Jadi, menurut anda apa Ebina yang mengatakan Hachiman pantas menjadi pacarnya, apakah sedang bergurau?

                                 

  Apa yang Hachiman lakukan dengan merespon kata-kata Ebina tentang Hachiman yang menjadi pacarnya, mirip dengan apa yang Hachiman lakukan ketika Yui hendak menembaknya sepulang dari Festival Kembang Api, vol 5 chapter 6. Jika di vol 5 chapter 6 Hachiman mengalihkan momennya dengan meminta Yui mengangkat telepon, disini Hachiman mengalihkan momennya dengan menganggapnya hanya candaan dari Ebina.

  Kesamaan lain dari kasus Yui dan Ebina kali ini, kapak eksekusi terhadap Yui dan Ebina sudah dijatuhkan sebelum terjadinya momen dimana kedua gadis menembak Hachiman. Keputusan Hachiman untuk menolak Yui sudah tertera jelas di monolognya ketika menolong Yui yang hampir jatuh akibat kereta yang mengerem mendadak, vol 5 chapter 6. Sedang sebelum pertemuan dengan Ebina terjadi, Hachiman sudah memutuskan untuk menganggap Ebina Hina sebagai nice girl, sudah bisa kita tebak apa jawabannya.

  Jika anda jeli, sebenarnya alasan mengapa Ebina dan Yui ditolak, sudah diberi kode dalam kejadian di darmawisata. Ebina hendak menolak Tobe dengan alasan sedang tidak ingin berpacaran, padahal kebenarannya adalah Ebina menyukai Hachiman. Sedang di vol 7 chapter 2 kita sudah mendapatkan petunjuk kalau Hachiman sebenarnya sudah menyukai Yukino sejak pertemuan pertamanya. Jadi alasan nice girl kepada Yui dan Ebina sebenarnya sebuah kebohongan, Hachiman sejak awal menyukai gadis yang lain, tapi berusaha mengalihkan momen tersebut agar tidak membuat kedua gadis tersebut terluka, persis seperti dirinya yang ditolak secara langsung oleh Kaori semasa SMP.

                

  Disini, Ebina mengatakan kalau dia tidak bisa membenci Hachiman (kata halus dari suka) yang selalu mengatakan apa yang ada di pikirannya dengan bebas. Dia juga tidak membenci dirinya yang juga seperti itu.

  Lalu Ebina mengatakan mengatakan kalau saat ini dia merasa nyaman dengan situasi pertemanannya di grup. Namun, di akhir pertemuan itu Ebina mengatakan kalau dia membenci dirinya sendiri. Artinya, saat ini Ebina Hina yang berada di grup Miura bukanlah Ebina Hina yang sebenarnya.

  Entah apa itu, apakah sikap fujoshi Ebina hanya sekedar alat agar dia bisa terus menyebut nama Hachiman dan mencuri perhatian Hachiman? Pastinya, Ebina Hina yang dilihat Hachiman di atap Stasiun Kyoto adalah yang sebenarnya, seorang gadis normal, yang kadang bisa serius dan dingin seperti di vol 10 chapter 6.

  Ini di follow-up oleh Watari di vol 10 chapter 6 dimana Ebina mengatakan kalau Hachiman harusnya tahu detail-detail kecil dari grup Hayama dan Miura yang tidak terlihat oleh mereka. Artinya, Ebina tahu kalau Hachiman sering melirik ke grupnya. Ada kemungkinan Ebina mengira kalau Hachiman juga ada ketertarikan kepadanya, persis seperti apa yang Yui duga juga di vol 9 chapter 1. Bagaimana dengan faktanya? Hachiman sebenarnya hendak mengintip paha dan celana dalam Miura.


  
            

  Sebelum Ebina datang di Hutan Bambu Sagano agar ditembak Tobe, Hachiman berkata kalau semua orang disana adalah pembohong, kecuali Yukino.

  Hachiman tahu kalau pertemanan Hayama ke Tobe hanyalah basa-basi. Juga tahu kalau Yui melaksanakan request Tobe karena ingin mendekatinya, berdasarkan kata-kata Miura di vol 7 chapter 7. Tapi, Hachiman masih percaya kalau Ebina yang memberinya request sebenarnya benar-benar jujur, dan dia memang berniat untuk menolak Tobe karena sedang tidak ingin berpacaran.

  Fakta di lapangan, Ebina Hina menyukai Hikigaya Hachiman. Bahkan, Hachiman kembali mempertanyakan lagi tentang kesungguhan Ebina Hina tentang dirinya yang pantas menjadi pacarnya, di vol 9 chapter 7.

  Pertemanan Hayama-Tobe ternyata pertemanan palsu, Hayama butuh Tobe untuk membuat Miura dekat tapi membatasinya.

  Pertemanan Miura-Ebina ternyata hanya pertemanan palsu, Miura hanya butuh Tobe untuk mendekati Hayama.

  Yui sebenarnya tahu kalau Tobe pasti ditolak Ebina tapi menjalankan requestnya karena bisa bersama Hachiman.

  Ebina yang mengatakan sedang tidak ingin berpacaran ternyata sudah menyukai pria yang lain, yaitu Hikigaya Hachiman.

  Artinya, semua orang yang terlibat dalam skenario Darmawisata adalah pembohong (kecuali Yukino) dan Tobe adalah korbannya. Dan pembohong terbesarnya adalah seseorang yang membuat semua kebohongan-kebohongan mereka semua terjadi, Hikigaya Hachiman.

1 komentar:

  1. Keren banget parah! akhirnya ngerti ending zoku eps. 2 waktu monolog hachiman bilang dia pembohong terbesar. yay <3

    BalasHapus