"Jadi, kenapa Komachi?"
Secara spontan, kedua mataku mulai ke penampilan 'busuknya' lagi, mataku yang berkaca-kaca sebelumnya kini sudah hilang entah kemana. Sebaliknya, Komachi malah hanya tersenyum saja melihat kami dari pintu ruangan Klub.
"Apa kau tadi tidak mendengarkan kata-kataku? Aku bilang kalau ada gadis yang sangat berpengalaman dalam merawat orang yang tidak berguna."
Mungkinkah? Tidak, ini tidak perlu hipotesa lagi karena kata 'orang tidak berguna' itu kemungkinan besar merujuk ke diriku...Well, karena dia tidak mengatakan pria yang tidak berguna, maka ini bisa dikatakan kata-kata yang tergolong lembut dari Yukinoshita. Mungkinkah suasana hatinya sedang baik hari ini?
Setelah Yukinoshita menjelaskan garis besar situasinya, Komachi mengatakan "hoh, hoh" dan mengangguk.
"Aku ingin melihat hasil surveinya atau sejenis itu."
Komachi menjulurkan tangannya dan Yukinoshita memberikan tumpukan kertas-kertas tersebut. Dia menganggukkan kepalanya setiap selesai membaca satu kertas kuisioner.
"...Begitu ya, kupikir aku sudah punya gambaran tentang apa yang dikhawatirkan orang-orang saat ini."
Cepat paham dan beradaptasi memang membuatnya terlihat seperti adik perempuan yang bisa diandalkan. Bahkan dia dengan cepat bisa memahami permasalahannya. Well, mari kita kesampingkan dulu Zaimokuza, perasaan khawatir tentang pernikahan dari Miura dan Kawasaki memang bisa dipahami. Soal Ebina-san, ah sudahlah.
Komachi dan kami semua tampaknya sudah memahami situasi kami saat ini.
"Uh huh, hanya saja kita semua tampak ragu harus memulainya dari mana."
"Begitulah permasalahannya...Akan sangat membantu jika kau punya ide tentang apa yang harus kami lakukan."
Setelah Yuigahama dan Yukinoshita berbicara, Komachi menaruh jari telunjuknya di kening, lalu berjalan kesana-kemari sambil berpikir keras.
"Fumu fumu...Ha! Lampu ide di kepala Komachi bersinar terang!"
Lalu dia menepuk kedua tangannya, membuat suara yang keras. Kurasa situasi seperti ini terlalu berlebihan...Dia bahkan tidak tampak seperti orang yang baru saja menemukan ide yang bagus...Tapi jika mengesampingkan kekhawatiranku, ketiga orang disini tampak memandangnya dengan ekspektasi yang cukup tinggi. Merasa kalau mereka semua memperhatikannya dengan serius, Komachi menaikkan jari telunjuknya.
"Saat ini, berdasarkan survei yang sudah kubaca, orang-orang disini tampaknya kekuraangan sesuatu yang bernama Poin Istri. Kita harus menaikkan poin tersebut."
"Apa sih Poin Istri...?"
"Jangan khawatirkan soal nama yang tidak penting itu. Pada dasarnya, kita sekarang fokus dengan 'Bagaimana bersikap selayaknya seseorang yang sudah menikah!'".
Dia tidak mempedulikan kekhawatiranku itu, malahan dia mulai menjelaskan rencananya. Mendengarkan rencana Komachi yang penuh semangat itu, Hiratsuka-sensei mulai berbicara.
"Fumu, jadi ini semacam pelatihan kehidupan pernikahan."
"Itu frase yang bagus! Komachi akan meminjam frase itu sebagai judul kita! ✩"
Dia mengatakan itu dengan pose yang berlebihan sambil menulis sesuatu di kedua tangannya, dia berdiri dan mengucapkan sesuatu dengan nada yang tinggi.
"Tanpa membuang banyak waktu lagi...Kita akan memulai Pelatihan Kehidupan Pernikahan! Thump, thump ♪ Menaikkan Poin Istri~!! Don don, pafu pafu!"
Yukinoshita, Hiratsuka-sensei, dan diriku hanya menatap Komachi dengan tatapan yang curiga, tapi entah mengapa, hanya Yuigahama yang tampak antusias dengan menepuk kedua tangannya.
"Seperti kataku tadi, apaan sih Poin Istri itu...?"
Tampaknya aku tidak akan mendapatkan jawaban itu hingga kiamat tiba.
"Apa kau tadi tidak mendengarkan kata-kataku? Aku bilang kalau ada gadis yang sangat berpengalaman dalam merawat orang yang tidak berguna."
Mungkinkah? Tidak, ini tidak perlu hipotesa lagi karena kata 'orang tidak berguna' itu kemungkinan besar merujuk ke diriku...Well, karena dia tidak mengatakan pria yang tidak berguna, maka ini bisa dikatakan kata-kata yang tergolong lembut dari Yukinoshita. Mungkinkah suasana hatinya sedang baik hari ini?
Setelah Yukinoshita menjelaskan garis besar situasinya, Komachi mengatakan "hoh, hoh" dan mengangguk.
"Aku ingin melihat hasil surveinya atau sejenis itu."
Komachi menjulurkan tangannya dan Yukinoshita memberikan tumpukan kertas-kertas tersebut. Dia menganggukkan kepalanya setiap selesai membaca satu kertas kuisioner.
"...Begitu ya, kupikir aku sudah punya gambaran tentang apa yang dikhawatirkan orang-orang saat ini."
Cepat paham dan beradaptasi memang membuatnya terlihat seperti adik perempuan yang bisa diandalkan. Bahkan dia dengan cepat bisa memahami permasalahannya. Well, mari kita kesampingkan dulu Zaimokuza, perasaan khawatir tentang pernikahan dari Miura dan Kawasaki memang bisa dipahami. Soal Ebina-san, ah sudahlah.
Komachi dan kami semua tampaknya sudah memahami situasi kami saat ini.
"Uh huh, hanya saja kita semua tampak ragu harus memulainya dari mana."
"Begitulah permasalahannya...Akan sangat membantu jika kau punya ide tentang apa yang harus kami lakukan."
Setelah Yuigahama dan Yukinoshita berbicara, Komachi menaruh jari telunjuknya di kening, lalu berjalan kesana-kemari sambil berpikir keras.
"Fumu fumu...Ha! Lampu ide di kepala Komachi bersinar terang!"
Lalu dia menepuk kedua tangannya, membuat suara yang keras. Kurasa situasi seperti ini terlalu berlebihan...Dia bahkan tidak tampak seperti orang yang baru saja menemukan ide yang bagus...Tapi jika mengesampingkan kekhawatiranku, ketiga orang disini tampak memandangnya dengan ekspektasi yang cukup tinggi. Merasa kalau mereka semua memperhatikannya dengan serius, Komachi menaikkan jari telunjuknya.
"Saat ini, berdasarkan survei yang sudah kubaca, orang-orang disini tampaknya kekuraangan sesuatu yang bernama Poin Istri. Kita harus menaikkan poin tersebut."
"Apa sih Poin Istri...?"
"Jangan khawatirkan soal nama yang tidak penting itu. Pada dasarnya, kita sekarang fokus dengan 'Bagaimana bersikap selayaknya seseorang yang sudah menikah!'".
Dia tidak mempedulikan kekhawatiranku itu, malahan dia mulai menjelaskan rencananya. Mendengarkan rencana Komachi yang penuh semangat itu, Hiratsuka-sensei mulai berbicara.
"Fumu, jadi ini semacam pelatihan kehidupan pernikahan."
"Itu frase yang bagus! Komachi akan meminjam frase itu sebagai judul kita! ✩"
Dia mengatakan itu dengan pose yang berlebihan sambil menulis sesuatu di kedua tangannya, dia berdiri dan mengucapkan sesuatu dengan nada yang tinggi.
"Tanpa membuang banyak waktu lagi...Kita akan memulai Pelatihan Kehidupan Pernikahan! Thump, thump ♪ Menaikkan Poin Istri~!! Don don, pafu pafu!"
Yukinoshita, Hiratsuka-sensei, dan diriku hanya menatap Komachi dengan tatapan yang curiga, tapi entah mengapa, hanya Yuigahama yang tampak antusias dengan menepuk kedua tangannya.
"Seperti kataku tadi, apaan sih Poin Istri itu...?"
Tampaknya aku tidak akan mendapatkan jawaban itu hingga kiamat tiba.
x Side A Part 5 | END x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar