x x x
Pada akhirnya, memasak saja tidak cukup untuk menaikkan Poin Istri mereka, kami akhirnya melanjutkan ke lomba berikutnya.
"Sekarang, selanjutnya adalah 'Kuis Istri! Apa yang akan kau lakukan?'"
Setelah mengumumkan itu, dia meminta para gadis untuk duduk dekat meja panjang tanpa menjelaskan apapun. Di lain pihak, Totsuka masih duduk di kursi juri. Jenazah dari Zaimokuza juga masih ada disitu. Kita tidak bisa menolak instruksi Komachi karena kita yang meminta bantuannya, jadi kita tidak punya pilihan lain kecuali menurutinya.
"Sebentar lagi, aku akan menanyakan pertanyaan ke semua orang yang akan menaikkan Poin Istri kalian. Semua orang akan menjawabnya seakan-akan mereka adalah seorang istri."
Fumu, jadi dengan kata lain, dia sedang melakukan studi kasus dengan metode kuis? Jadi mereka yang duduk di dekat meja panjang akan menjadi partisipan. Begitu ya. Kalau begini, maka tempat dudukku kali ini sangatlah jelas.
"Jadi tanpa dijelaskan panjang lebar...Err, apa yang kau lakukan disana, Onii-chan...?"
"Aku kan bercita-cita untuk menjadi suami rumahan."
Komachi bertanya kepadaku setelah menyadari tempat dudukku saat ini, tapi jawabanku sangat sederhana. Karena sebelumnya aku harus menjadi juri di lomba memasak, aku tidak bisa berpartisipasi, tapi aku sangat yakin kalau aku punya poin istri yang lebih banyak daripada para gadis disini. Aku akan mengajari mereka beberapa hal tentang menjadi istri yang baik.
"Hachiman, berikan yang terbaik!"
Ketika Totsuka melambaikan tangannya kepadaku dari kursi juri, Komachi menggumamkan "ah sudahlah" dan tersenyum.
"Ya sudahlah, terserah saja. Oke, mari kita mulai~. Pertanyaan: Ibu mertuamu komplain dengan kebersihan rumahmu. Apa yang akan kau lakukan? Tolong tuliskan jawabannya di papan!"
Ah, jadi ada papan jawaban, huh? Tapi entah mengapa ada papan jawaban di depanku saat ini. Sejak kapan Komachi mempersiapkan ini...?
Kutulis dengan cepat jawabanku. Merasa memiliki waktu ekstra, aku melihat apa yang dilakukan peserta yang lainnya. Yuigahama tampak menggerutu sedang Yukinoshita mulai menulis jawabannya dengan lancar. Hiratsuka-sensei tampak menggumamkan sesuatu.
Setelah mengkonfirmasi kalau semua orang sudah selesai, Komachi mulai berbicara.
"Sekarang, jawaban kalian!"
Komachi menunjuk ke arah seorang gadis.
Giliran pertama jatuh ke Yuigahama, dan diapun membalikkan papan jawabannya.
"Meminta maaf dan membersihkan ulang."
Jawaban tersebut adalah jawaban tipikal dari Yuigahama. Dalam sinetron, Ibu Mertua biasanya akan selalu mementahkan segala alasanmu hingga kau harus menurutinya, jadi aku tidak bisa katakan kalau alasan itu adalah hal yang bagus...Sepertinya, dia punya jalan pikiran yang sama...
Setelah itu, giliran Yukinoshita yang membalikkan papan jawabannya dengan ekspresi kurang tertarik.
"Tolong jelaskan secara logis dan mendetail bagian mana yang kurang memuaskan dari caraku membersihkan rumah."
Aah, ini memang tipikal IBU YUKINOSHITA. Tampaknya dia tidak akan memiliki masalah karena dia akan bisa membalikkan semua argumen dari Ibu Mertuanya. Sepertinya, daripada Ibu Mertuanya yang terus dibantah, lebih tepat mungkin suaminya yang akan terus dibantah, tampaknya akan menjadi kehidupan yang keras...Bagi orang-orang yang dekat dengannya nanti.
Selain itu, Hiratsuka-sensei mengatakan "fufu" sambil tersenyum, setelah itu dia membalikkan papan jawabannya.
"Dia akan mengobrol dengan kepalan tanganku."
Mmm. Pembicaraan fisik, huh? Pasti itu. Jadi ini semacam punya pertempuran verbal. Jika kau bisa memberikan alasan yang rasional dan diterima, maka kedua belah pihak akan berdamai. Jika aku berusaha menjelaskan ini kepadanya, maka dia seperti merasa "Apa sih yang orang ini katakan?".
Akhirnya, tiba giliranku.
Akupun membalikkan papan jawabanku.
"Aku akan membuat sup miso yang sangat asin untuknya."
Kau akan bebas dari stress jika kau tidak lupa untuk balas dendam. Terlebih lagi, jika kau memberinya masalah yang baru, maka dia akan melupakan masalah tentang kebersihan. Balas dendam dengan memberi masalah baru adalah hal yang tepat. Ini seperti menambahkan garam ke luka hingga kemenanganku tiba...
"Hoooh~, jawaban yang sangat individualistis...Untuk sementara, Sensei dan Onii-chan salah."
Komachi menggelengkan kepalanya melihat jawabanku, dan membentuk huruf "X" dengan tangannya. Tidak bagus, huuuh. Well, kurasa menambahkan garam di supnya memang kurang realistis. Kalau begitu, membuatnya lebih manis mungkin akan berhasil. Rasa yang lebih manis jelas lebih mudah untuk dipahami.
Meski begitu, tidak ada hal yang berguna dari kuis semacam ini...Ketika memikirkan itu, Komachi memberitahukan jawabannya. Sepertinya dia sudah menyiapkan jawaban yang tepat.
"Jawaban ala Komachi akan seperti ini. 'Curhat ke Ibu sendiri dan besok berusaha lebih baik'."
"Apa itu jawaban yang realistis!?"
Yuigahama mengatakan itu dengan nada yang menyerah. Kau benar sekali. Ini seperti diselimuti perasaan sudah bekerja keras, tapi kau terus menderita. Memangnya kenapa? Apa diluar sana benar-benar ada seseorang yang sangat berguna di keluarga atau semacamnya?
Mengesampingkan jawabannya sendiri yang terlihat berat, orang tersebut tidak mempedulikannya dan terus lanjut ke pertanyaan selanjutnya.
"Mari kita lanjut kembali~. Pertanyaan berikutnya."
Ketika dia mengatakannya, Komachi mengatakannya seolah-olah dia adalah seorang pembawa acara kuis.
"Besok adalah hari Natal. Tapi gara-gara suamimu yang tidak berguna itu, keuangan bulan ini terasa memberatkan..."
Melihat Komachi yang mengatakan itu dengan ekspresi suram, Yukinoshita mengatakan sesuatu.
"Oh, kau sepertinya teringat dengan seseorang."
"Itu benar sekali."
"Well, memang benar kalau di dunia ini ada pria yang semacam itu. Wanita yang mau mensupport orang-orang seperti mereka adalah istri yang menakjubkan."
Merespon Yuigahama yang mengangguk, Hiratsuka-sensei memberikan jawaban yang serius. Maaf ya? Bisakah kau berhenti melirik kepadaku ketika mengatakan itu?
Karena respon mereka yang tiba-tiba, Komachi menghentikan pertanyaannya. Dia lalu menaruh kedua tangannya di pinggang dan menggerutu.
"Aku ini masih di tengah-tengah membacakan pertanyaan~...Jika dalam situasi itu, apa yang akan kau lakukan agar bisa memberikan hadiah kepada anakmu?"
Setelah selesai membacakan pertanyaannya, Komachi dengan manisnya memiringkan kepalanya. Itulah tandanya, semuanya mulai menuliskan jawabannya.
Suara dari jarum jam dan pena terdengar saling bersahutan. Setelah beberapa saat, Komachi kembali berbicara.
"Waktunya Habiiiiisssss~. Sekarang, apa jawabanmu, bam!"
Seperti sebelumnya, Yuigahama diberi kesempatan pertama.
"Mainan yang murah."
Apa dia berusaha menurunkan kualitas hadiahnya atau sejenisnya? Well, itu memang jawaban paling aman. Karena anak jaman sekarang bisa dengan cepat mendapatkan informasi mengenai harga mainan daripada orang dewasa, mereka pasti sadar kalau ada sesuatu yang terjadi karena kualitas mainannya tidak seperti yang diharapkan, benar tidak...? Hasilnya, anaknya akan menjadi anak yang selalu membaca suasana sekitarnya.
Selanjutnya adalah Yukinoshita.
"Sebuah buku."
Begitu ya. Tapi itu juga tergantung dengan buku apa yang hendak dia berikan, tapi kuakui kalau sensasi membaca buku itu tidak bisa tergantikan oleh apapun. Kalau menghitung biayanya, bisa dikatakan tidak membuat kantong tipis. Ini memang jawaban yang kau harapkan dari seorang penggemar buku.
Selanjutnya, Hiratsuka-sensei memasang kembali senyumnya.
"Satu paket edisi Blue-Ray dari anime jaman dulu."
Bukannya itu hadiah yang kau inginkan, benar tidak?
Sekarang giliranku.
"Menjelaskan kepadanya kalau Sinterklas tidak akan mendatangi anak yang nakal."
...Ini adalah sesuatu yang pernah diceritakan oleh Ayahku, dan aku mempercayai hal itu.
Dasar bajingan!
...Memangnya apa sih yang diceritakan kakekku kepada Ayahku ketika masih kecil dulu...? Sebenarnya Natalku tidak 'buruk-buruk' amat karena Ibuku menyiapkan sesuatu untukku, sementara di pikiranku waktu itu hendak menghajar Sinterklasnya...
Melihat jawaban dari semua orang, Komachi menepuk keningnya.
"Aaahn, sepertinya semua orang tidak memperhatikan betul pertanyaannya. Inti dari pertanyaannya adalah bagaimana menghadapi masalah itu."
Komachi menaikkan jarinya dan mengatakan itu. Sepertinya, ini bukan tentang hadiah apa yang akan diberikan ke anak kita.
"Begitulah, jadi jawaban dari Komachi akan seperti ini."
Komachi lalu menunjukkan papan jawabannya dan membacanya dengan keras.
"Serahkan masalah itu kepada kakek dan nenek mereka."
"Apakah itu tidak masalah...?"
Yukinoshita tampak tidak percaya dan melihat ke arah Komachi dengan tatapan yang dingin, tapi Komachi langsung melambaikan jarinya.
"Tidak apa-apa. Kakek dan Nenek akan sangat super peduli dengan cucu-cucu mereka. Sumber: Komachi."
Ketika melihat Komachi yang menunjuk dirinya sendiri, mengingatkanku sesuatu. Ngomong-ngomong, itu benar. Ketika aku masih kecil dulu, kedua Kakek dan Nenekku memang sangat baik sekali.
"Well, itu benar. Tapi sikap mereka lebih peduli kepada yang paling muda."
"Ratapan anak tertua, huh?"
Hiratsuka-sensei tertawa dan mengatakan itu seolah-olah mengejekku. Bukan-bukan, ini tidaklah melankolis sama sekali. Maksudku bahkan sampai saat ini, orang yang paling peduli kepada Komachi mungkin adalah diriku.
Orang yang sedang dibahas saat ini, Komachi, hanya melihat ke arah kursi juri.
"Umm. Melihat jawaban-jawaban mereka sampai saat ini, pendapat dari Totsuka-san?"
Setelah ditanya, Totsuka yang sedari tadi menonton mulai berpikir tentang jawabannya dan tersenyum.
"Mendapatkan sebuah buku sebagai hadiah, tampaknya merupakan pengalaman yang luar biasa."
Sip, aku sekarang tahu hadiah apa yang akan kubeli tahun ini!
Mari kita membeli buku. Jadi buku semacam apa, hmm...? Karena dia ada di Klub Tenis, maka sesuatu yang berhubungan dengan itu akan terasa bagus. Atau mungkin dongeng klasik atau novel, atau juga cerita legenda. Rekomendasi dariku adalah "Sang Pangeran Kecil". Tapi, aku lebih memilih untuk mengganti salah satu katanya hingga menjadi "The Prince of Tennis"!
Sepertinya wawancara dengan Totsuuka langsung berakhir setelah aku mulai memikirkannya. Komachi kemudian mulai mengendalikan situasinya kembali.
"Okeee, terima kasih banyak. Well, well, ini adalah pertanyaan terakhir."
Komachi lalu menggunakan suara yang berbeda seolah-olah sedang memainkan peran tertentu.
"Belakangan ini, suamiku sering pulang larut malam...Mungkinkah dia berselingkuh? Apa yang akan kau lakukan? Sekarang, silakan tulis jawaban kalian!"
Kulihat peserta yang lain, Yuigahama menggerutu akan sesuatu, sedang Yukinoshita hanya diam saja dan menulis jawabannya. Hiratsuka-sensei sendiri seperti mengoceh akan sesuatu sambil mengepalkan tangannya.
Ini mungkin agak terlambat, tapi aku benar-benar mulai tidak menyukai duduk disini...
Kutulis jawabanku dengan berharap kalau ini akan cepat selesai, dan Komachi mulai mengumumkan kalau waktunya sudah habis.
"Waktunya habis~. Sekarang, mari kita lihat jawaban kalian."
Komachi menunjuk ke arah para peserta dengan tangannya dan mereka mulai mengatakan jawabannya.
"Khawatir."
Dari cara Yuigahama berbicara saja sudah jelas kalau dia khawatir.
"Akan kuburu dia."
Yukinoshita mengatakannya dengan tajam.
"Aku akan menghukumnya dengan kepalan tanganku."
Hiratsuka-sensei mengepalkan tangannya ketika menjawab itu.
"Memastikan kalau aku mendapatkan uang bulanan, uang untuk anak, dan bercerai."
Setelah aku mengatakan jawabanku, Komachi mengangguk dan berbicara lagi.
"Sepertinya semua orang sudah memberikan jawabannya~."
Setelah melihat Komachi, aku mulai melihat jawaban dari peserta yang lainnya. Dan kedua mataku berhenti di salah satu peserta.
"Apa-apaan dengan maksud "memburunya"...Itu sungguh menakutkan..."
Ketika aku mengatakan itu, Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan tatapan kosong.
"Oh, aku pasti salah mengartikannya, maksudku hendak menanyainya. Meski begitu, maknanya kurang lebih sama."
Lalu dia tersenyum. Menakutkan. Ada apa dengang adis ini? Menakutkan. Aku bukanlah satu-satunya karena Totsuka dan Yuigahama, dan tentunya Hiratsuka-sensei juga terkejut.
Tapi, sepertinya semua jawaban itu dianggap jawaban yang benar oleh Komachi.
"Mengesampingkan jawaban dari Onii-chan, jawaban semua orang disini berada di jalur yang benar, tapiiiiii~ jawaban ala Komachi adalah yang seperti ini."
Lalu dia menaikkan papan jawabannya.
" Aku akan mempercayainya. Poin Komachi akan naik jika menjawab seperti itu."
Para gadis langsung mengatakan "oooh" dengan kagum seperti mendapatkan jawaban yang bagus. Masih SMP dan punya kesadaran yang seperti ini, atau tepatnya, karena dia masih di SMP-lah maka kata-katanya terlalu bermimpi seperti itu. Jika tidak begini, dengan mempercayai jawaban yang seperti itu, ketika dia dikhianati, maka dia akan memiliki sebuah pengalaman yang mengerikan.
Aku tidak begitu saja percaya dengan apa yang orang lain percayai sebagai solusi, akan selalu bekerja di setiap situasi. Tidak mempercayai, dengan kata lain, mencurigai adalah sebuah bentuk pertahanan diri. Tidak melakukan itu maka sama saja dengan melukai dirimu sendiri.
"Apakah itu tidak masalah?"
Ketika aku menatapnya dengan penuh keraguan, dengan manisnya Komachi memiringkan kepalanya.
"Mmm, pria yang Komachi sukai mungkin seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk berselingkuh. Dan karena pria itu akan selalu mengalah dan juga bersikap seperti hinedere-san, aku tidak perlu mengkhawatirkannya."
"...Apakah ada pria di luar sana yang seperti itu?"
Apa dia ini bodoh...? Pria yang mau mengalah dan punya kepribadian ganda jelas-jelas tidak akan pernah ada. Kuharap, dia mencari pria yang jauh lebih baik.
"Kau akan terkejut."
Komachi tersenyum dengan malu-malu, lalu dia tiba-tiba langsung kembali ke dirinya yang biasanya.
"Sekarang, saatnya lomba terakhir yang ditunggu-tunggu!"
Dia mengatakan itu dengan keras, akhirnya kita akn memasuki lomba terakhir dari Perlombaan Poin Istri ini.
Seperti kataku tadi, apaan sih Poin Istri itu?
*) Ada yang bertanya apakah saya akan mengerjakan Girlish Number, untuk saat ini, saya berani katakan tidak.
Kutulis dengan cepat jawabanku. Merasa memiliki waktu ekstra, aku melihat apa yang dilakukan peserta yang lainnya. Yuigahama tampak menggerutu sedang Yukinoshita mulai menulis jawabannya dengan lancar. Hiratsuka-sensei tampak menggumamkan sesuatu.
Setelah mengkonfirmasi kalau semua orang sudah selesai, Komachi mulai berbicara.
"Sekarang, jawaban kalian!"
Komachi menunjuk ke arah seorang gadis.
Giliran pertama jatuh ke Yuigahama, dan diapun membalikkan papan jawabannya.
"Meminta maaf dan membersihkan ulang."
Jawaban tersebut adalah jawaban tipikal dari Yuigahama. Dalam sinetron, Ibu Mertua biasanya akan selalu mementahkan segala alasanmu hingga kau harus menurutinya, jadi aku tidak bisa katakan kalau alasan itu adalah hal yang bagus...Sepertinya, dia punya jalan pikiran yang sama...
Setelah itu, giliran Yukinoshita yang membalikkan papan jawabannya dengan ekspresi kurang tertarik.
"Tolong jelaskan secara logis dan mendetail bagian mana yang kurang memuaskan dari caraku membersihkan rumah."
Aah, ini memang tipikal IBU YUKINOSHITA. Tampaknya dia tidak akan memiliki masalah karena dia akan bisa membalikkan semua argumen dari Ibu Mertuanya. Sepertinya, daripada Ibu Mertuanya yang terus dibantah, lebih tepat mungkin suaminya yang akan terus dibantah, tampaknya akan menjadi kehidupan yang keras...Bagi orang-orang yang dekat dengannya nanti.
Selain itu, Hiratsuka-sensei mengatakan "fufu" sambil tersenyum, setelah itu dia membalikkan papan jawabannya.
"Dia akan mengobrol dengan kepalan tanganku."
Mmm. Pembicaraan fisik, huh? Pasti itu. Jadi ini semacam punya pertempuran verbal. Jika kau bisa memberikan alasan yang rasional dan diterima, maka kedua belah pihak akan berdamai. Jika aku berusaha menjelaskan ini kepadanya, maka dia seperti merasa "Apa sih yang orang ini katakan?".
Akhirnya, tiba giliranku.
Akupun membalikkan papan jawabanku.
"Aku akan membuat sup miso yang sangat asin untuknya."
Kau akan bebas dari stress jika kau tidak lupa untuk balas dendam. Terlebih lagi, jika kau memberinya masalah yang baru, maka dia akan melupakan masalah tentang kebersihan. Balas dendam dengan memberi masalah baru adalah hal yang tepat. Ini seperti menambahkan garam ke luka hingga kemenanganku tiba...
"Hoooh~, jawaban yang sangat individualistis...Untuk sementara, Sensei dan Onii-chan salah."
Komachi menggelengkan kepalanya melihat jawabanku, dan membentuk huruf "X" dengan tangannya. Tidak bagus, huuuh. Well, kurasa menambahkan garam di supnya memang kurang realistis. Kalau begitu, membuatnya lebih manis mungkin akan berhasil. Rasa yang lebih manis jelas lebih mudah untuk dipahami.
Meski begitu, tidak ada hal yang berguna dari kuis semacam ini...Ketika memikirkan itu, Komachi memberitahukan jawabannya. Sepertinya dia sudah menyiapkan jawaban yang tepat.
"Jawaban ala Komachi akan seperti ini. 'Curhat ke Ibu sendiri dan besok berusaha lebih baik'."
"Apa itu jawaban yang realistis!?"
Yuigahama mengatakan itu dengan nada yang menyerah. Kau benar sekali. Ini seperti diselimuti perasaan sudah bekerja keras, tapi kau terus menderita. Memangnya kenapa? Apa diluar sana benar-benar ada seseorang yang sangat berguna di keluarga atau semacamnya?
Mengesampingkan jawabannya sendiri yang terlihat berat, orang tersebut tidak mempedulikannya dan terus lanjut ke pertanyaan selanjutnya.
"Mari kita lanjut kembali~. Pertanyaan berikutnya."
Ketika dia mengatakannya, Komachi mengatakannya seolah-olah dia adalah seorang pembawa acara kuis.
"Besok adalah hari Natal. Tapi gara-gara suamimu yang tidak berguna itu, keuangan bulan ini terasa memberatkan..."
Melihat Komachi yang mengatakan itu dengan ekspresi suram, Yukinoshita mengatakan sesuatu.
"Oh, kau sepertinya teringat dengan seseorang."
"Itu benar sekali."
"Well, memang benar kalau di dunia ini ada pria yang semacam itu. Wanita yang mau mensupport orang-orang seperti mereka adalah istri yang menakjubkan."
Merespon Yuigahama yang mengangguk, Hiratsuka-sensei memberikan jawaban yang serius. Maaf ya? Bisakah kau berhenti melirik kepadaku ketika mengatakan itu?
Karena respon mereka yang tiba-tiba, Komachi menghentikan pertanyaannya. Dia lalu menaruh kedua tangannya di pinggang dan menggerutu.
"Aku ini masih di tengah-tengah membacakan pertanyaan~...Jika dalam situasi itu, apa yang akan kau lakukan agar bisa memberikan hadiah kepada anakmu?"
Setelah selesai membacakan pertanyaannya, Komachi dengan manisnya memiringkan kepalanya. Itulah tandanya, semuanya mulai menuliskan jawabannya.
Suara dari jarum jam dan pena terdengar saling bersahutan. Setelah beberapa saat, Komachi kembali berbicara.
"Waktunya Habiiiiisssss~. Sekarang, apa jawabanmu, bam!"
Seperti sebelumnya, Yuigahama diberi kesempatan pertama.
"Mainan yang murah."
Apa dia berusaha menurunkan kualitas hadiahnya atau sejenisnya? Well, itu memang jawaban paling aman. Karena anak jaman sekarang bisa dengan cepat mendapatkan informasi mengenai harga mainan daripada orang dewasa, mereka pasti sadar kalau ada sesuatu yang terjadi karena kualitas mainannya tidak seperti yang diharapkan, benar tidak...? Hasilnya, anaknya akan menjadi anak yang selalu membaca suasana sekitarnya.
Selanjutnya adalah Yukinoshita.
"Sebuah buku."
Begitu ya. Tapi itu juga tergantung dengan buku apa yang hendak dia berikan, tapi kuakui kalau sensasi membaca buku itu tidak bisa tergantikan oleh apapun. Kalau menghitung biayanya, bisa dikatakan tidak membuat kantong tipis. Ini memang jawaban yang kau harapkan dari seorang penggemar buku.
Selanjutnya, Hiratsuka-sensei memasang kembali senyumnya.
"Satu paket edisi Blue-Ray dari anime jaman dulu."
Bukannya itu hadiah yang kau inginkan, benar tidak?
Sekarang giliranku.
"Menjelaskan kepadanya kalau Sinterklas tidak akan mendatangi anak yang nakal."
...Ini adalah sesuatu yang pernah diceritakan oleh Ayahku, dan aku mempercayai hal itu.
Dasar bajingan!
...Memangnya apa sih yang diceritakan kakekku kepada Ayahku ketika masih kecil dulu...? Sebenarnya Natalku tidak 'buruk-buruk' amat karena Ibuku menyiapkan sesuatu untukku, sementara di pikiranku waktu itu hendak menghajar Sinterklasnya...
Melihat jawaban dari semua orang, Komachi menepuk keningnya.
"Aaahn, sepertinya semua orang tidak memperhatikan betul pertanyaannya. Inti dari pertanyaannya adalah bagaimana menghadapi masalah itu."
Komachi menaikkan jarinya dan mengatakan itu. Sepertinya, ini bukan tentang hadiah apa yang akan diberikan ke anak kita.
"Begitulah, jadi jawaban dari Komachi akan seperti ini."
Komachi lalu menunjukkan papan jawabannya dan membacanya dengan keras.
"Serahkan masalah itu kepada kakek dan nenek mereka."
"Apakah itu tidak masalah...?"
Yukinoshita tampak tidak percaya dan melihat ke arah Komachi dengan tatapan yang dingin, tapi Komachi langsung melambaikan jarinya.
"Tidak apa-apa. Kakek dan Nenek akan sangat super peduli dengan cucu-cucu mereka. Sumber: Komachi."
Ketika melihat Komachi yang menunjuk dirinya sendiri, mengingatkanku sesuatu. Ngomong-ngomong, itu benar. Ketika aku masih kecil dulu, kedua Kakek dan Nenekku memang sangat baik sekali.
"Well, itu benar. Tapi sikap mereka lebih peduli kepada yang paling muda."
"Ratapan anak tertua, huh?"
Hiratsuka-sensei tertawa dan mengatakan itu seolah-olah mengejekku. Bukan-bukan, ini tidaklah melankolis sama sekali. Maksudku bahkan sampai saat ini, orang yang paling peduli kepada Komachi mungkin adalah diriku.
Orang yang sedang dibahas saat ini, Komachi, hanya melihat ke arah kursi juri.
"Umm. Melihat jawaban-jawaban mereka sampai saat ini, pendapat dari Totsuka-san?"
Setelah ditanya, Totsuka yang sedari tadi menonton mulai berpikir tentang jawabannya dan tersenyum.
"Mendapatkan sebuah buku sebagai hadiah, tampaknya merupakan pengalaman yang luar biasa."
Sip, aku sekarang tahu hadiah apa yang akan kubeli tahun ini!
Mari kita membeli buku. Jadi buku semacam apa, hmm...? Karena dia ada di Klub Tenis, maka sesuatu yang berhubungan dengan itu akan terasa bagus. Atau mungkin dongeng klasik atau novel, atau juga cerita legenda. Rekomendasi dariku adalah "Sang Pangeran Kecil". Tapi, aku lebih memilih untuk mengganti salah satu katanya hingga menjadi "The Prince of Tennis"!
Sepertinya wawancara dengan Totsuuka langsung berakhir setelah aku mulai memikirkannya. Komachi kemudian mulai mengendalikan situasinya kembali.
"Okeee, terima kasih banyak. Well, well, ini adalah pertanyaan terakhir."
Komachi lalu menggunakan suara yang berbeda seolah-olah sedang memainkan peran tertentu.
"Belakangan ini, suamiku sering pulang larut malam...Mungkinkah dia berselingkuh? Apa yang akan kau lakukan? Sekarang, silakan tulis jawaban kalian!"
Kulihat peserta yang lain, Yuigahama menggerutu akan sesuatu, sedang Yukinoshita hanya diam saja dan menulis jawabannya. Hiratsuka-sensei sendiri seperti mengoceh akan sesuatu sambil mengepalkan tangannya.
Ini mungkin agak terlambat, tapi aku benar-benar mulai tidak menyukai duduk disini...
Kutulis jawabanku dengan berharap kalau ini akan cepat selesai, dan Komachi mulai mengumumkan kalau waktunya sudah habis.
"Waktunya habis~. Sekarang, mari kita lihat jawaban kalian."
Komachi menunjuk ke arah para peserta dengan tangannya dan mereka mulai mengatakan jawabannya.
"Khawatir."
Dari cara Yuigahama berbicara saja sudah jelas kalau dia khawatir.
"Akan kuburu dia."
Yukinoshita mengatakannya dengan tajam.
"Aku akan menghukumnya dengan kepalan tanganku."
Hiratsuka-sensei mengepalkan tangannya ketika menjawab itu.
"Memastikan kalau aku mendapatkan uang bulanan, uang untuk anak, dan bercerai."
Setelah aku mengatakan jawabanku, Komachi mengangguk dan berbicara lagi.
"Sepertinya semua orang sudah memberikan jawabannya~."
Setelah melihat Komachi, aku mulai melihat jawaban dari peserta yang lainnya. Dan kedua mataku berhenti di salah satu peserta.
"Apa-apaan dengan maksud "memburunya"...Itu sungguh menakutkan..."
Ketika aku mengatakan itu, Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan tatapan kosong.
"Oh, aku pasti salah mengartikannya, maksudku hendak menanyainya. Meski begitu, maknanya kurang lebih sama."
Lalu dia tersenyum. Menakutkan. Ada apa dengang adis ini? Menakutkan. Aku bukanlah satu-satunya karena Totsuka dan Yuigahama, dan tentunya Hiratsuka-sensei juga terkejut.
Tapi, sepertinya semua jawaban itu dianggap jawaban yang benar oleh Komachi.
"Mengesampingkan jawaban dari Onii-chan, jawaban semua orang disini berada di jalur yang benar, tapiiiiii~ jawaban ala Komachi adalah yang seperti ini."
Lalu dia menaikkan papan jawabannya.
" Aku akan mempercayainya. Poin Komachi akan naik jika menjawab seperti itu."
Para gadis langsung mengatakan "oooh" dengan kagum seperti mendapatkan jawaban yang bagus. Masih SMP dan punya kesadaran yang seperti ini, atau tepatnya, karena dia masih di SMP-lah maka kata-katanya terlalu bermimpi seperti itu. Jika tidak begini, dengan mempercayai jawaban yang seperti itu, ketika dia dikhianati, maka dia akan memiliki sebuah pengalaman yang mengerikan.
Aku tidak begitu saja percaya dengan apa yang orang lain percayai sebagai solusi, akan selalu bekerja di setiap situasi. Tidak mempercayai, dengan kata lain, mencurigai adalah sebuah bentuk pertahanan diri. Tidak melakukan itu maka sama saja dengan melukai dirimu sendiri.
"Apakah itu tidak masalah?"
Ketika aku menatapnya dengan penuh keraguan, dengan manisnya Komachi memiringkan kepalanya.
"Mmm, pria yang Komachi sukai mungkin seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk berselingkuh. Dan karena pria itu akan selalu mengalah dan juga bersikap seperti hinedere-san, aku tidak perlu mengkhawatirkannya."
"...Apakah ada pria di luar sana yang seperti itu?"
Apa dia ini bodoh...? Pria yang mau mengalah dan punya kepribadian ganda jelas-jelas tidak akan pernah ada. Kuharap, dia mencari pria yang jauh lebih baik.
"Kau akan terkejut."
Komachi tersenyum dengan malu-malu, lalu dia tiba-tiba langsung kembali ke dirinya yang biasanya.
"Sekarang, saatnya lomba terakhir yang ditunggu-tunggu!"
Dia mengatakan itu dengan keras, akhirnya kita akn memasuki lomba terakhir dari Perlombaan Poin Istri ini.
Seperti kataku tadi, apaan sih Poin Istri itu?
x Side A Part 7 | END x
Jika anda menjadi Hachiman kecil, hadiah apa yang ingin anda miliki? Mainan yang murah, sebuah buku, atau satu paket BD anime jaman dulu?
Jawabannya cukup mudah. Kita skip ini...
...
Cukup lucu jika Hachiman menilai sikap Yukino yang akan mencari suaminya itu sebagai sikap yang mengerikan. Karena, di vol 10.5 chapter 1, Hachiman merasa kalau dirinya-lah yang akan menjadi suaminya kelak. Yaitu ketika Yukino merubah cita-citanya, Hachiman mengubah idealismenya dan mulai bersiap untuk bekerja di masa depan.
...
Jawaban Hachiman tentang perselingkuhan itu adalah solusi mayoritas yang ditempuh masyarakat modern saat ini.
...
*) Ada yang bertanya apakah saya akan mengerjakan Girlish Number, untuk saat ini, saya berani katakan tidak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar