Di sebuah malam yang panas di pantai Banyuwangi-Bali, dimana AC di kamar saya tidak terasa dingin sama sekali...Dan nyamuknya ganas-ganas...Jika ada pembaca yang tinggal di daerah ini, yahallo! Tapi, pantainya benar-benar indah^^.
x x x
Yuigahama mengajukan diri untuk mencari sampel untuk kami, jadi kami hanya diam disini dan menghabiskan waktu. Hiratsuka-sensei terlihat hanya menggerutu kesal tentang sesuatu sambil melihat-lihat kertas jawaban miliknya.
Sedangkan Yukinoshita, dia sedang membaca bukunya. Dia tiba-tiba menegakkan bahunya dan menutup bukunya.
Setelah itu, pintu Klub terbuka.
"Ternyata mereka masih ada di lingkungan sekolah, jadi aku meminta mereka untuk mengisi kuisionernya!"
Yuigahama datang ke ruangan ini, dengan membawa tumpukan kertas yang dia lambai-lambaikan sejak tadi. Ada apa ini? Apakah ini semacam kemampuan spesial dari Yukinoshita atau sejenisnya? Dia mirip kucing di rumah kami ketika Komachi pulang ke rumah...
"Terima kasih ya, maaf sudah menyerahkan semuanya kepadamu, Yuigahama-san."
Yuigahama lalu menjawabnya sambil berjalan menuju tempat duduknya.
"Tidak masalah kok. Kebetulan saja banyak siswa sekelasku yang masih di sekolah ketika aku keluar tadi."
Dari kata-kata Yuigahama barusan, sepertinya tidak begitu banyak siswa yang mengisi kertas-kertas kuisionernya. Meski begitu, jumlah kuisioner yang terisi ini hanyalah sesuatu yang hanya Yuigahama sendiri bisa lakukan.
"Well, kalau aku yang pergi keluar dan mengumpulkan kuisionernya, tidak akan ada yang mau mengisinya."
"Kurasa begitu. Kalau Hikigaya-kun yang keluar dan meminta orang-orang untuk mengisi kuisionernya, dia terlihat seperti sedang merekrut orang-orang untuk mengikuti ajaran sesat tertentu."
"Itu benar. Aku punya kharisma mengerikan yang terlalu banyak dan itu sudah sangat berbahaya."
Akupun membahas guyonannya itu, dan Yukinoshita hanya bisa mendesah saja.
"Itu memang menakutkan karena aku bisa membayangkan kalau kau ini punya potensi untuk menjadi pendiri aliran sesat..."
Hiratsuka-sensei mengatakan itu dengan ekspresi suram.
Tunggu dulu, ada apa dengan ekspresi serius itu...? Maksudku, jika Yukinoshita yang pergi keluar, aku cukup yakin kalau orang-orang akan menolaknya karena mereka akan bersikap hati-hati kepadanya.
Ketika aku hendak mengembuskan napasku, tiba-tiba Yuigahama mengatakan "begini, begini", dan mencairkan suasananya.
"Ngomong-ngomong, bagaimana kalau kita lihat dulu hasilnya?"
Setelah mendengar sarannya, kami menaruh kertas-kertas itu di atas meja dan memeriksanya. Yuigahama tiba-tiba membaca salah satu jawaban yang tergeletak di atas meja.
Tanya: Kau menginginkan pasanganmu kelak memiliki pekerjaan apa?
Jawab: Aku ingin menikah dengan seorang pengisi suara!
Hanya butuh waktu singkat bagiku untuk mengetahui itu jawaban dari siapa.
"Oke, yeah, selanjutnya, selanjutnya. Sekali lagi, orang ini bahkan tidak sekelas dengan kita..."
Aku langsung melempar kertas jawaban Zaimokuza tersebut dan melanjutkan melihat jawaban-jawaban yang lain.
Tanya: Apa yang kau khawatirkan tentang pernikahanmu kelak?
Jawab: Aku benar-benar tidak bisa memasak. Juga, soal membersihkan rumah. Aku benar tidak bisa melakukannya.
Jawab: Aku mengkhawatirkan hubunganku dengan ibu mertuaku kelak, bagaimana jika tinggal bersama mereka ataupun tinggal terpisah dari mereka, dan juga bagaimana pembagian warisannya. Karena aku sendiri punya banyak sekali saudara.
Jawab: Aku mengkhawatirkan masa depan dari Hayama x Hachiman.
Kami membaca keras-keras jawaban-jawaban tersebut, akupun secara spontan mengatakan "Bleh", merasa sedikit terganggu. Terutama yang terakhir tadi. Mau tidak ditulis siapa yang menjawab itu atau tidak, kau bisa langsung tahu siapa yang mengisi kuisioner tersebut dalam seketika... Kami menyelesaikannya tanpa membutuhkan satupun petunjuk!
"Mudah sekali menebak ini semua jawaban siapa..."
"Well, jelas saja karena yang mengisinya adalah siswa di kelas kita."
Benar, seperit kata Yuigahama barusan. Semua kertas ini dijawab oleh siswa kelasku. Mungkin itu jawaban dari Miura, Kawasesuatu-san, dan Ebina-san...
Bagi Miura, dia ini mirip, seperti, bagaimana dia dalam sehari-harinya sehingga aku tidak bisa berpikir negatif tentang jawabannya. Seperti yang kauharapkan dari Sang Ratu.
Sedang Kawasesuatu-san...Tampaknya dia punya masalah yang berat, huh...Dia ini mirip Sachi Usuko-san, orang-orang yang benar-benar ingin berusaha keras demi menggapai kebahagiaan.
Ebina-san sendiri, ah sudahlah.
"Menurutmu, bagaimana kita bisa memperoleh sesuatu dari jawaban-jawaban seperti ini?"
Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan ekspresi keheranan. Tidak, kau bahkan tidak perlu berpikir dua kali soal ini, jawaban-jawaban ini tidak ada bagus-bagusnya...Dan aku bukanlah satu-satunya orang yang berpikir seperti itu, karena Hiratsuka-sensei sendiri tampak menggerutu ketika membacanya.
"Seperti dugaanku, jawaban-jawaban ini sangat tidak realistis."
"Apakah barusan itu benar-benar pendapat Sensei...?"
Akupun menatapnya. Sedang Yuigahama sendiri, menyilangkan lengannya dan berpikir.
"Tapi akan sangat sulit untuk memperoleh jawaban yang bagus karena kita tidak pernah tahu apa yang bagus dan buruk dari pernikahan itu sendiri. Karena semua orang yang ada disini tidak memiliki pengalaman soal itu, maka kita akan memiliki banyak sekali hal yang tidak kita pahami..."
Satu-satunya contoh yang kita miliki hanyalah orangtua kita, dan bukannya kita tidak sadar akan fakta itu. Mungkin juga kau akan memperoleh kesimpulan yang berbeda-beda karena melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Kita berusaha membayangkan diri kita menjadi seperti mereka, dan ini hanya akan menambah kesulitannya saja. Ini semakin bertambah sulit jika dilakukan orang yang sedang dalam masa remaja dimana mereka akan sering sekali melakukan hal-hal bodoh.
Apapun yang kau lakukan, kau tidak akan pernah bisa menjadi orang lain yang bukan dirimu sendiri.
Bahkan orangtua kami juga merasakan hal yang sama. Realitasnya, menikah dan hidup bersama orang lain mungkin jauh lebih sulit dari yang bisa kita bayangkan, aku tidak ragu akan hal itu.
Ketika aku mulai hanyut dalam pikiranku itu, Yukinoshita mengatakan sesuatu seperti baru saja menyimpulkan suatu hal.
"Aku percaya kalau aku punya seorang kandidat yang saat ini masih remaja dan sudah memiliki pengalaman yang terkait dengan masalah kita saat ini."
"Eh? Serius?"
Ketika Yuigahama menanyakan itu, Yukinoshita tersenyum.
"Ya. Ketika kita membahas seorang remaja yang berpengalaman dan terbiasa menderita demi merawat orang terdekatnya yang tidak berguna, maka aku mulai yakin kalau gadis ini adalah gadis yang paling berkualifikasi dalam hal ini."
Yukinoshita menjawabnya dengan detail. Mendengar hal itu, kedua mataku mulai berbinar-binar.
Eh, kau benar-benar kenal gadis yang seperti itu? Benarkah, serius? Gadis yang seperti itu pasti bisa mensupport hidupku. Cepat kenalkan aku dengan gadis itu. Dengan begini, maka aku sudah memenangkan kehidupan ini.
...Atau begitulah yang terpikirkan olehku.
Setelah itu, satu jam terlewati dan gadis yang Yukinoshita sebutkan itu sudah datang. Wajah gadis tersebut sangat familiar bagiku. Bahkan, aku melihatnya sejak pagi.
Aku langsung melempar kertas jawaban Zaimokuza tersebut dan melanjutkan melihat jawaban-jawaban yang lain.
Tanya: Apa yang kau khawatirkan tentang pernikahanmu kelak?
Jawab: Aku benar-benar tidak bisa memasak. Juga, soal membersihkan rumah. Aku benar tidak bisa melakukannya.
Jawab: Aku mengkhawatirkan hubunganku dengan ibu mertuaku kelak, bagaimana jika tinggal bersama mereka ataupun tinggal terpisah dari mereka, dan juga bagaimana pembagian warisannya. Karena aku sendiri punya banyak sekali saudara.
Jawab: Aku mengkhawatirkan masa depan dari Hayama x Hachiman.
Kami membaca keras-keras jawaban-jawaban tersebut, akupun secara spontan mengatakan "Bleh", merasa sedikit terganggu. Terutama yang terakhir tadi. Mau tidak ditulis siapa yang menjawab itu atau tidak, kau bisa langsung tahu siapa yang mengisi kuisioner tersebut dalam seketika... Kami menyelesaikannya tanpa membutuhkan satupun petunjuk!
"Mudah sekali menebak ini semua jawaban siapa..."
"Well, jelas saja karena yang mengisinya adalah siswa di kelas kita."
Benar, seperit kata Yuigahama barusan. Semua kertas ini dijawab oleh siswa kelasku. Mungkin itu jawaban dari Miura, Kawasesuatu-san, dan Ebina-san...
Bagi Miura, dia ini mirip, seperti, bagaimana dia dalam sehari-harinya sehingga aku tidak bisa berpikir negatif tentang jawabannya. Seperti yang kauharapkan dari Sang Ratu.
Sedang Kawasesuatu-san...Tampaknya dia punya masalah yang berat, huh...Dia ini mirip Sachi Usuko-san, orang-orang yang benar-benar ingin berusaha keras demi menggapai kebahagiaan.
Ebina-san sendiri, ah sudahlah.
"Menurutmu, bagaimana kita bisa memperoleh sesuatu dari jawaban-jawaban seperti ini?"
Yukinoshita memiringkan kepalanya dengan ekspresi keheranan. Tidak, kau bahkan tidak perlu berpikir dua kali soal ini, jawaban-jawaban ini tidak ada bagus-bagusnya...Dan aku bukanlah satu-satunya orang yang berpikir seperti itu, karena Hiratsuka-sensei sendiri tampak menggerutu ketika membacanya.
"Seperti dugaanku, jawaban-jawaban ini sangat tidak realistis."
"Apakah barusan itu benar-benar pendapat Sensei...?"
Akupun menatapnya. Sedang Yuigahama sendiri, menyilangkan lengannya dan berpikir.
"Tapi akan sangat sulit untuk memperoleh jawaban yang bagus karena kita tidak pernah tahu apa yang bagus dan buruk dari pernikahan itu sendiri. Karena semua orang yang ada disini tidak memiliki pengalaman soal itu, maka kita akan memiliki banyak sekali hal yang tidak kita pahami..."
Satu-satunya contoh yang kita miliki hanyalah orangtua kita, dan bukannya kita tidak sadar akan fakta itu. Mungkin juga kau akan memperoleh kesimpulan yang berbeda-beda karena melihatnya dari sudut pandang yang berbeda. Kita berusaha membayangkan diri kita menjadi seperti mereka, dan ini hanya akan menambah kesulitannya saja. Ini semakin bertambah sulit jika dilakukan orang yang sedang dalam masa remaja dimana mereka akan sering sekali melakukan hal-hal bodoh.
Apapun yang kau lakukan, kau tidak akan pernah bisa menjadi orang lain yang bukan dirimu sendiri.
Bahkan orangtua kami juga merasakan hal yang sama. Realitasnya, menikah dan hidup bersama orang lain mungkin jauh lebih sulit dari yang bisa kita bayangkan, aku tidak ragu akan hal itu.
Ketika aku mulai hanyut dalam pikiranku itu, Yukinoshita mengatakan sesuatu seperti baru saja menyimpulkan suatu hal.
"Aku percaya kalau aku punya seorang kandidat yang saat ini masih remaja dan sudah memiliki pengalaman yang terkait dengan masalah kita saat ini."
"Eh? Serius?"
Ketika Yuigahama menanyakan itu, Yukinoshita tersenyum.
"Ya. Ketika kita membahas seorang remaja yang berpengalaman dan terbiasa menderita demi merawat orang terdekatnya yang tidak berguna, maka aku mulai yakin kalau gadis ini adalah gadis yang paling berkualifikasi dalam hal ini."
Yukinoshita menjawabnya dengan detail. Mendengar hal itu, kedua mataku mulai berbinar-binar.
Eh, kau benar-benar kenal gadis yang seperti itu? Benarkah, serius? Gadis yang seperti itu pasti bisa mensupport hidupku. Cepat kenalkan aku dengan gadis itu. Dengan begini, maka aku sudah memenangkan kehidupan ini.
...Atau begitulah yang terpikirkan olehku.
Setelah itu, satu jam terlewati dan gadis yang Yukinoshita sebutkan itu sudah datang. Wajah gadis tersebut sangat familiar bagiku. Bahkan, aku melihatnya sejak pagi.
x Side A Part 4 | END x
Lucunya, Yukinoshita Yukino akan menjadi gadis yang persis seperti detail-detail yang Yukino sendiri katakan tadi. Yukino hendak mengubah cita-citanya yang ingin menjadi Ibu Rumah Tangga, menjadi seorang Wanita Karir sehingga suaminya bisa hidup korup dengan bermalas-malasan di rumah, vol 10.5 chapter 1.
...
Saya juga mengkhawatirkan masa depan HxH...
...
"Apapun yang kau lakukan, kau tidak akan pernah bisa menjadi orang lain yang bukan dirimu sendiri."
Hachiman akan mengalaminya secara langsung di volume 7 dan volume 8, Hachiman benar-benar menjadi orang yang berbeda. Masuk akal jika ini adalah adegan volume 7.5.
...
Sebenarnya kita harus membahas detail mengapa Yui bisa memperoleh jawaban Zaimokuza dimana Yui sendiri tidak menyukainya, sedang Zaimokuza tidak mau berbicara kepada gadis...Tapi karena Zaimokuza hanya sebatas karakter komikal, kita skip bagian ini....
...
Penulisan 'Hachiman' dalam jawaban kuisioner Ebina, memberitahu para pembaca kalau dia benar-benar tahu nama Hachiman. Artinya, sebutan Hikitani adalah sebutan dekat bagi Hachiman, sebagaimana Miura menyebut Hikio dan Yui dengan Hikki, atau juga Haruno dengan adik ipar...yang terakhir barusan sebaiknya ignore...
...
Buat yang belum tahu, Zaimokuza adalah siswa kelas 2C. Impiannya untuk menikah dengan pengisi suara itu sudah berkali-kali dikatakan oleh Zaimokuza. Biasanya, Zaimokuza ada di lingkungan sekolah untuk bermain bersama member Klub Union Gamers, ah begini saja, sebut saja Klub Gamers. Salah satu Klub baru di SMA Sobu yang berlokasi di lantai dua Gedung Khusus. Pertarungan Klub Relawan vs Klub Gamers ada di vol 3 chapter 5.
...
Penulisan 'Hachiman' dalam jawaban kuisioner Ebina, memberitahu para pembaca kalau dia benar-benar tahu nama Hachiman. Artinya, sebutan Hikitani adalah sebutan dekat bagi Hachiman, sebagaimana Miura menyebut Hikio dan Yui dengan Hikki, atau juga Haruno dengan adik ipar...yang terakhir barusan sebaiknya ignore...
...
Buat yang belum tahu, Zaimokuza adalah siswa kelas 2C. Impiannya untuk menikah dengan pengisi suara itu sudah berkali-kali dikatakan oleh Zaimokuza. Biasanya, Zaimokuza ada di lingkungan sekolah untuk bermain bersama member Klub Union Gamers, ah begini saja, sebut saja Klub Gamers. Salah satu Klub baru di SMA Sobu yang berlokasi di lantai dua Gedung Khusus. Pertarungan Klub Relawan vs Klub Gamers ada di vol 3 chapter 5.
Ebina: saya khawatir dengan kelanjutan HxH
BalasHapusOrang: ah saya juga khawatir, Hunter x Hunter terlalu sering hiatus
Ebina: huh?