x x x
Salah satu hal yang menarik dari Oregairu adalah monolog dari Hikigaya Hachiman. Saya akan menuliskan beberapa monolog panjang dari Hachiman, yang menurut saya berkesan, romantis, ataupun entah apa itu.
Berbeda dengan motto saya di for fun, kali ini adalah artikel yang persis seperti light novelnya, jadi saya tidak akan mengatakan 'anda bebas untuk tidak percaya'. Jika anda tidak percaya, saya tidak tahu harus bagaimana...
VOLUME 3 CHAPTER 6
.....
Ini sejak awal memang sudah salah, dan aku
percaya hasilnya akan salah juga. Tidak peduli perasaan itu jenisnya apa,
jawabanku pasti tidak akan berubah.
Itu adalah perasaan palsu. Berapapun perasaan
yang muncul, tetaplah palsu. Bahkan jika perasaan itu adalah perasaan yang
spesial.
Perasaan yang timbul karena sebuah
kecelakaan, menjadikan orang yang telah mengorbankan dirinya sebagai tempat
untuk menuangkan perasaannya. Perasaan cinta bisa muncul tidak peduli siapa
pria yang menyelamatkan dirinya – aku tidak bisa menerima perasaan yang semacam
itu sebagai perasaan yang tulus.
Jika aku menyelamatkannya tanpa mengetahui
dia itu siapa, maka itu artinya dia telah diselamatkan olehku, tanpa mengetahui
aku ini siapa. Artinya, peraasaan dan simpatinya itu tidak diarahkan ke diriku.
Perasaannya itu diarahkan ke ‘entah siapa pria yang menyelamatkan dirinya’.
Ini adalah hal yang paling kubenci ketika
terjadi salah paham.
.....
VOLUME 6 CHAPTER 5
.....
Orang-orang yang terbiasa dibantu orang
lain, kurasa tidak ada yang salah dengan itu.
Tanpa ragu, mereka mengandalkan orang lain.
Bekerjasama dan menyatukan kekuatan. Kalau
melihat kata-kata tersebut lebih dalam, tentu kita akan merasa kalau itu adalah
sesuatu yang indah.
Tapi, aku tidak berminat untuk memuji-muji
hal itu.
Maksudku, coba pikirkan saja.
Kalau semua orang yang melakukannya
bersama-sama adalah hal yang baik dan indah, bukankah itu berarti orang yang
melakukan semuanya sendirian itu terlihat buruk?
Mengapa
orang-orang yang memilih jalan hidupnya untuk sendirian, harus ditolak seperti
ini?
Tapi aku
tidak berminat untuk memuji-muji hal itu.
.....
VOLUME 6 CHAPTER 6
.....
Mereka
mengatakan kalau manusia adalah makhluk yang meniru satu sama lain. Ini sama
ketika kamu terasa ingin menguap hanya karena melihat orang lain yang sedang
menguap.
Kelakuan anarkis, fanatic, dan kebencian,
secara umum menyebar dengan begitu mudahnya.
Perusahaan MLM dan Agama juga berada di
konsep yang sama.
Siapapun akan merasa nyaman ketika bersama
seseorang yang sama.
Doktrin dan khotbah mengikuti logika yang
sama. Selama mereka bisa membuatmu berpikir ‘sedang berusaha membuatmu menjadi
manusia yang lebih baik’, maka itu akan selalu diterima.
Kau bisa membuat orang mengikuti tren setelah
membangun jumlah itu. Dan itu adalah kemenangan yang pasti. Dunia ini berjalan
dengan skenario seperti itu. Orang yang menggerakkan dunia bukanlah pemimpin
dengan kharisma luar biasa. Orang yang menggerakkan dunia ini adalah orang yang
mendapatkan mandat dari mayoritas, atau sebuah bentuk kampanye yang datang dari
mayoritas.
Sisanya, akan mudah sekali untuk diatur.
.....
Mereka
bilang kalau waktu akan mengobati segalanya. Tapi itu adalah kebohongan. Itu
hanya akan membuat orang semakin bimbang dan tidak pasti. Itu membuat semuanya
menjadi sia-sia, hanya sekedar membungkus permasalahan yang sebenarnya saja.
Mereka
bilang kalau dunia akan berubah jika kau berubah. Itu juga bohong. Itu cuma
alasan saja. Dunia akan selalu menyeretmu untuk menjadi bagian dari
skenarionya, membuang hal-hal milikmu yang tidak sesuai dengan dunia. Pada
akhirnya, kau akan berhenti untuk berpikir. Dunia ini, di sekelilingmu,
hanyalah berusaha untuk mencuci pikiranmu agar mempercayai semboyan ‘kalau kau berubah, maka dunia akan
berubah’.
Dunia
ini, di sekelilingmu, sekumpulan orang-orang tersebut tidak akan berubah hanya
karena sikapmu yang sentimental, meledak-ledak, dan idealis.
Akan aku ajari bagaimana caranya untuk benar-benar
merubah dunia.
.....
VOLUME 6.5 CHAPTER 5
Ada dua monolog dari Hachiman yang menurut saya berkesan, dan kemungkinan besar contohnya terlihat jelas dalam kehidupan sehari-hari kita... |
.....
Gosip
adalah hal yang terbaik. Kau bisa menjalin hubungan dengan orang lain dengan
bermodalkan gosip.
Meski begitu, orang yang digosipkan itu tidak
bisa membalasnya secara langsung.
Sebuah hubungan pertemanan yang berdasarkan
atas sebuah tumbal, akan selalu meminta tumbal yang baru. Jika sudah tidak bisa
memberikan tumbal yang baru, maka dirinya sendiri yang akan ditumbalkan.
.....
Manusia adalah makhluk yang bergerak
berdasarkan emosi.
Sebuah keputusan tidak selalu berdasarkan
logika, tapi bisa berdasarkan emosi. Tidak hanya itu, tindakan yang dilakukan
ketika kepala dipenuhi amarah, bisa menjadi pijakan dari tindakan-tindakan
serupa di masa yang akan datang.
Mereka yang dipenuhi dengan kebencian dan
dengki ketika melakukan tindakan, bahkan jika mereka sendiri merasa jijik
dengan tindakannya, mereka akan mencari sebuah pembenaran atas tindakan mereka.
Tidak peduli seberapa logis penjelasannya,
mereka bahkan bisa membenci kita lebih jauh. Tidak perlu memberi contoh yang
spesifik. Melihat orang-orang yang memiliki pikiran subjektif dan objektif
hanya berdasarkan opini mereka yang dianggap benar, sering sekali kita lihat.
.....
VOLUME 8 CHAPTER 4
.....
Sebenarnya, aku hanya menyembunyikan masalah
di insiden itu, di sebuah tempat yang gelap dan terpencil. Hasilnya memang
tidak begitu meyakinkan bagi semua orang. Bisa dibilang, memang kenyataannya
tidak meyakinkan semua orang.
Karena itu, tidak ada seorangpun yang berani
mengkritik aksiku waktu itu.
Kecuali...Yukinoshita Yukino.
.....
VOLUME 8 CHAPTER 5
.....
Meskipun
tidak memiliki bentuk, meskipun tidak ada suaranya, meskipun tidak bisa
diungkapkan dengan kata-kata.
Aku punya sesuatu yang sangat aku percayai.
Mungkin, itu adalah satu-satunya hal yang
kumiliki bersama dengan seseorang.
Hal yang kuyakini itu sekarang sudah
hilang...
.....
VOLUME 9 CHAPTER 8
.....
Apa yang menarik perhatian mataku saat ini
adalah cahaya putih yang dipantulkan oleh Kastil White Wall.
Dan juga, seorang gadis yang berselimutkan
mantel putih, berhiaskan sebuah senyuman di wajahnya, dan kedua matanya yang
berkaca-kaca, Yukinoshita.
Ketika aku melihat pemandangan indah yang
tidak ternilai ini, aku seperti tidak bisa bernapas lagi.
Yukinoshita melepaskan pegangan tangannya di
besi pengaman, lalu memegang tanganku. Ketika merasakan kedua kulit kita yang
serasa sedang bersentuhan langsung itu, aku merasa tangannya seperti sedang
menggenggam hatiku.
Perasaan bahagia yang semacam ini, membuatku
berharap kalau adegan ini akan berlangsung untuk selamanya.
.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar