x x x
Buat yang komplain dengan kata-kata di paragraf terakhir A Clockwork Orange, saya hanya menterjemahkan sesuai apa yang tertulis. Masalah kata-katanya kotor atau tidak, anda komplain ke pengarang novelnya saja. Harusnya anda bersyukur karena saya mau menterjemahkan bahasa slang tahun 1960-an.
Thank You
Aoi
x x x
Kumasukkan
papan nama toko dan trolly yang berada di luar dan menaruhnya di dalam toko.
Aku kunci pintu tokonya, dan menurunkan tirainya. Seluruh transaksi di kasir
sudah selesai ditotal, jadi
pekerjaanku dalam menutup toko bisa dikatakan selesai.
Tidak ada satupun orang yang berada di toko
saat ini. Akupun kembali ke meja kasir dan bisa mendengar suara kaki dari
Shinokawa yang berada di tangga. Dia kembali ke rumah, dia mengatakan kalau dia
hendak mengambil sesuatu sebelum memberiku penjelasan yang detail.
Buku laporan itu ditaruh di salah satu sudut
kasir. Kulihat lagi judulnya, “A
Clockwork Orange, karya Anthony Burgess.”
Shinokawa tadi, mengatakan dengan jelas kalau
penulis buku laporan ini tidak membaca bukunya.
Bukankah ini sama saja dengan mengatakan
kalau Yui menulis asal-asalan tentang
buku yang dia sendiri tidak pernah baca? Aku sendiri tidak menangkap kesan itu
ketika membaca laporannya. Lagipula, Wali Kelas atau Shida pasti langsung
menyadari ini.
“Terima kasih sudah menungguku.”
Shinokawa sudah kembali dari rumah dan
berjalan menuju kasir dari lorong dengan bantuan kruknya. Kami lalu duduk
berseberangan di meja depan kasir. Dia lalu menaruh dua buah buku yang sedari
tadi dia pegang dengan lengannya. Buku-buku tersebut adalah dua versi berbeda
dari A Clockwork Orange – keduanya adalah
terbitan Hayakawa Publishing dan diterjemahkan oleh Inui Shinici.
Meski begitu, kedua buku tampak sangat
berbeda. Yang di sebelah kanan, bersampul seorang pria dengan mata yang sangat
jahat dan tampak berkilau, memegang sebuah pisau. Tulisan di sekitarnya
berbunyi, “Buku best-seller dalam
perayaan 50 tahun Hayakawa Publishing”. Bukunya sendiri tampak cukup tua
dan ujung-ujung dari bukunya sendiri dipenuhi oleh debu.
Kulihat buku satunya yang berada di sebelah
kiri. Tidak ada gambar apapun selain judulnya. Kalau menilai desain dan kondisi
kertasnya, buku ini adalah terbitan yang lebih baru daripada yang sebelahnya.
Ada tulisan “Cerita yang luar biasa!
Merayakan rilisnya judul ke-100 dari terbitan Hayakawa Publishing!”.
Sepertinya, kedua buku ini memang digambarkan sebagai karya spektakuler ketika
rilis secara resmi.
“Buku asli A Clockwork Orange diterbitkan pertamakali di Inggris pada tahun
1962. Meski Burgess ini adalah penulis yang menghasilkan banyak sekali karya,
dia menjadi terkenal karena novel ini, dimana ceritanya banyak sekali
mengandung kekerasan yang dilakukan oleh remaja.”
Shinokawa lalu menjelaskannya dengan nada yang
antusias. Sikapnya yang gugup beberapa saat lalu tiba-tiba hilang. Seperti
berubah menjadi orang yang berbeda.
“Hayakawa Publishing sendiri mencetak versi
terjemahan Jepangnya pada tahun 1971. Buku yang ada disini adalah edisi cetakan
waktu itu. Kupikir, edisi ini adalah versi mayoritas yang sudah tersebar di
seluruh Jepang.”
Dia mengatakan itu sambil menunjuk ke buku
yang memiliki sampul pria dengan pisaunya.
“Apa bukunya mahal?”
“Tidak sama sekali. Dalam beberapa puluh
tahun setelahnya, perusahaan sering melakukan edisi cetak ulang buku ini, jadi
harganya tidaklah mahal di Toko Buku Antik. Aku sendiri tidak akan heran jika
melihat buku ini sedang berada di tumpukan buku-buku yang sedang didiskon.”
Nada suaranya seperti mengisyaratkan hal-hal
yang melankolis.
Dia kemudian menunjuk ke arah buku yang di
sebelah kiri.
“Yang ini adalah edisi baru yang dicetak pada
tahun 2008 dan edisi inilah yang dijual di seluruh toko buku yang ada pada saat
ini. Sampulnya didesain dengan tren kekinian
dan ukuran font ataupun bukunya juga sedikit mengalami peningkatan.”
Sekarang 2010, jadi ini sudah terjadi sejak
dua tahun lalu. Akupun mengambil dua buku tersebut dan membandingkannya. Buku
yang edisi terbaru memang terasa lebih tebal.
“Kalau soal isi bukunya, apa ada yang
berbeda?”
Kedua mata Shinokawa yang berada di balik
lensa kacamatanya tiba-tiba bersinar ketika aku menanyakan ini. Dia lalu
mencondongkan tubuhnya ke depan dengan sangat antusias dan menaruh kedua tangannya
di meja kasir. Aku bisa merasakan kalau tubuh dibalik dress yang dipakainya itu
terasa sedikit bergetar.
“Itulah masalahnya! Ada perbedaan besar
antara edisi lama dan edisi barunya! Coba kau buka halaman terakhir kedua buku
tersebut dan bandingkan.”
Akupun membuka buku edisi lama tersebut,
seperti yang dia minta. Kubuka tepat di halaman terakhir, sebelum bagian
afterwords dari penulis. Kubaca tulisan-tulisan itu dengan cepat sebelum kondisi khususku ini menjadi kumat
dan memaksaku untuk berhenti membaca.
Oh, ini
sangat cakep dan mantab. Kalau ngomongin musik klasik, gue seperti sedang
nge-fly dan bodo amat apa kata orang, mengukir nama gue di dunia yang udah
teler seperti ini dengan bacotan khas gue. Dan masih ada gerakan lambat dan
nyanyian indah yang akan datang sebentar lagi.
Aku benar-benar sudah sembuh.
Aku paham maksud kata-katanya itu. Seperti
yang tertulis di buku laporan, ending ceritanya berakhir dengan sang tokoh
utama sedang mendengarkan lagu Beethoven setelah terbebas dari cuci otak. Beberapa kata slang disana memang sangat aneh, tapi
kurasa ini masih wajar-wajar saja.
Selanjutnya, kubuka buku edisi baru tersebut
dan membaca halaman terakhirnya. Paragraf terakhirnya ada di halaman 310.
Kontol lo
smua. Dunia kotor ini isinya cuma para badut semua, serius gue, oh saudaraku.
Salam perpisahan ini dari temen lama lo. Dan buat lo semua yang mentingin
bacotan doang, brrrr. Cipok nih pantat gue. Tapi khusus buat lo, oh saudara
gue, tolong ingat baek-baek siapa Alex yang dulu. Amen. Dan satu lagi, Kontol lo semua!
“Huh?”
Endingnya kok
berbeda dengan buku edisi lamanya? Aku tidak paham, tapi kurasa yang terakhir
tadi dia berusaha mengucapkan selamat tinggal ke pembacanya.
“Kenapa kedua buku ini bisa berbeda?”
“Well, itu karena...”
Dia lalu menjulurkan tangannya, membuka
halaman 291 dan menunjuk ke salah satu bagian yang menjadi akhir dari suatu
chapter – “Dan masih ada gerakan lambat
dan nyanyian indah yang akan datang sebentar lagi.”
Itu adalah ending dari buku edisi lama. Tapi tidak ada
afterwords setelah itu, menandakan kalau halaman selanjutnya adalah chapter
selanjutnya.
“Kenapa
bisa begini?”
Aku berusaha mengeluarkan semua hal yang
campur-aduk ini dari kepalaku.
“Apa mereka menambahkan chapter extra di
edisi baru buku ini?”
“Tidak, sebenarnya bukan begitu.” dia
menggelengkan kepalanya.
“Edisi baru buku ini, sebenarnya adalah
cerita asli dari A Clockwork Orange.
Sederhananya, edisi baru buku ini adalah versi yang original.”
Dia lalu menunjuk ke bagian bawah judul buku
edisi baru itu. “[Edisi Lengkap]”
tertulis dengan jelas disana, dengan ukuran yang agak kecil.
“Apa maksudmu?”
Ini membuat rasa penasaranku bertambah besar
dan membuat tubuhku condong ke depan. Jarak diantara kita berdua kini sangatlah
dekat, tapi itu bukanlah fokus pikiranku saat ini. Mendengarkan cerita dibalik
buku ini adalah hal yang terpenting.
“Dalam versi yang rilis tahun 1962,
sebenarnya ceritanya tidak berakhir ketika Alex kembali normal.”
Dia kemudian melanjutkan kata-katanya dengan
nada yang pelan.
“Alex kembali ke dunia kriminal dan berbuat
kekerasan, tapi tidak lama kemudian, dia lelah menjalani kehidupan yang semacam
itu. Di saat yang bersamaan, dia berjumpa kembali dengan salah satu teman
lamanya yang sudah menjalani kehidupan di jalan yang benar. Itu mengubah cara
berpikir dari Alex dan mulai meninggalkan pola hidup keras yang dia jalani
selama ini. Cerita berakhir ketika dia menyatakan kalau dia ingin berkeluarga
dan sekaligus menjadi orang dewasa yang seharusnya.”
“Huh?”
Kunaikkan nada suaraku tanpa berpikir.
“Kalau begitu, bukankah kedua ending buku ini
benar-benar berbeda?”
“Ya, kau benar.”
Shinokawa menganggukan kepalanya. Keningnya
itu hampir mengenai daguku.
“Sepertinya, Si Burgess ini berencana untuk
menjadikan jalan hidup Alex yang keras itu sebagai bagian dari sebuah proses dalam
mencari jati dirinya. Dia lalu tumbuh menjadi orang dewasa dan bisa mengenali
mana yang baik, dan mana yang buruk. Ini sebenarnya sebuah cerita tentang
bagaimana manusia tumbuh dan berkembang. Tapi, ketika buku ini terbit di
Amerika, perusahaan penerbitan memutuskan untuk menghapus chapter terakhirnya.”
“Mengapa mereka melakukan itu?”
“Mungkin mereka berpikir kalau mereka tidak
ingin para pembacanya mengira kalau endingnya akan happy ending. Dan untuk menambah runyam situasinya, Stanley Kubrick
membuat film adaptasinya dengan menggunakan versi Amerika dari edisi novel ini.”
Aku tahu siapa Stanley Kubrick ini...Kupikir
begitu. Dulu, aku pernah melihat film perang di TV tentang seorang instruktur
militer yang tanpa perasaan, melakukan perploncoan
kepada kadet baru agar mereka disiplin. Aku lupa judulnya, tapi film itu
disutradarai oleh Si Kubrick ini.
[note:
Filmnya adalah Fullmetal Jacket, saya cukup menyukainya =].]
Dia lalu mengambil buku edisi lama itu dan
jarinya menunjuk ke sebuah text tersembunyi yang berada di bawah gambar pria yang
memegang pisau.
“Ini
Clockwork Orange-nya Stanley Kubrick”
Ukuran fontnya bahkan lebih besar dari nama Burgess yang ditulis di sampul buku
ini. Ini mengesankan kalau Kubrick adalah orang yang menulis buku ini.
“Gambar sampul ini diambil dari poster film.
Karena kepopuleran film itu, novel tersebut akhirnya diterjemahkan ke berbagai
bahasa. Untuk terjemahan Bahasa Jepang, rilis tahun 1971, rilisnya hampir
bersamaan dengan filmnya. Endingnya sama persis dengan versi novel Amerika –
dimana sama dengan versi filmnya juga – karena versi cerita originalnya sendiri
belum pernah dicetak.”
“Kenapa si penulisnya tidak melakukan sesuatu
soal ini?”
Jika gara-gara ada bagian novelku yang
sengaja dipotong dan aku menjadi terkenal, aku pasti setidaknya akan merasa
kesal.
“Karena masalah perjanjian kontrak dan
pembayaran, dia tidak bisa berkomentar tentang edisi Amerikanya. Ini tidak
terbatas ke perusahaan penerbitan di Amerika saja. Di tahun 1971, edisi novel
yang tanpa menyertakan chapter terakhir juga rilis di negara kelahiran si penulis, Inggris. Dalam
waktu yang cukup lama, edisi yang seperti ini menjadi bacaan yang dibaca di
seluruh Jepang. Tapi, tahun 1980, Hayakawa Publishing menerbitkan edisi cerita
original dari buku ini. Ini artinya, ada waktu dimana edisi lengkap dan edisi
tidak lengkapnya beredar secara bersamaan. Tapi, edisi lengkapnya berhenti
dicetak lagi beberapa tahun kemudian.”
“Bukankah itu artinya kalau edisi tidak
lengkap itu akhirnya tetap menjadi satu-satunya versi yang beredar?”
“Tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Akhirnya, di tahun 2008, versi lengkapnya terbit lagi, dan edisi lama yang
tidak lengkap secara resmi sudah tidak dicetak lagi.”
Kusilangkan lenganku dan melihat kedua versi
buku tersebut. Ini benar-benar situasi yang kompleks.
“Ada masanya dimana versi tidak lengkapnya
dianggap versi yang sah. Apakah Si Burgess ini benar-benar merasa tidak bisa
menghentikan pihak penerbit untuk terus menerbitkannya, ataukah dia sendiri
bingung harus melakukan apa?”
“Waktu bukunya rilis di Amerika, dia menulis
ini di halaman depan bukunya: Kita bisa
menghancurkan apa yang sudah kita tulis, tapi kita tidak bisa menghapusnya
begitu saja.”
Kedua mataku hanya bisa menatap buku-buku
tersebut dan Shinokawa hanya bisa mendesah. Mungkin itu bukanlah sekedar
desahan biasa, tapi bisa jadi itu juga pertanda kalau dia sudah lelah untuk
bercerita lebih jauh lagi.
Kutatap wajahnya. Wawasannya itu terus
mengejutkanku. Dari semua orang yang terlibat dalam kasus ini, hanya dia saja
yang menyadari perbedaan versi ini.
Bahkan Kosuga Yui, yang menulis lapo –
“Tunggu dulu, ini ada yang janggal.”
Kupalingkan pandanganku menuju arahnya.
“Semua toko buku saat ini pasti menjual edisi
lengkapnya, benar tidak?”
Buku laporan ini tidak menyentuh chapter
terakhirnya sama sekali. Seperti menyatakan kalau chapter terakhirnya tidak
pernah ada. Mungkin yang dia baca adalah edisi tidak lengkapnya.
“Mungkin dia membeli buku itu di Toko Buku
Antik...”
Kalau begitu ceritanya, aku tidak heran jika
dia tidak membahas chapter terakhirnya. Tapi, Shinokawa menggelengkan
kepalanya.
“Bukan begitu. Ingat tidak, Nao bilang kalau
dia membeli buku itu untuk adiknya, dari sebuah Toko Buku Online?”
“Ah, benar sekali.”
Itu artinya, buku yang dimiliki Yui saat ini
adalah edisi lengkapnya. Ini malah menjadi semakin kompleks.
Mungkin ini yang dimaksud Shinokawa ketika
dia berkata “Orang yang menulis laporan
ini sebenarnya tidak pernah membaca A Clockwork Orange”. Tapi mengapa Yui
melakukan itu?
Ini mungkin tidak ada hubungannya dengan
request Kosuga Nao, tapi fakta inkonsistensi ini benar-benar mencurigakan.
Sepertinya, ada sesuatu dibalik ini.
“Jadi apa yang akan kita lakukan?”
Aku menanyakan itu ke Shinokawa. Dia lalu
menutup matanya dan berpikir.
“Kupikir...Kita harus mencari kebenaran
dibalik buku laporan ini terlebih dahulu sebelum memberikan saran ke Nao.”
Akupun berpendapat sama. Masalahnya, lebih
tepatnya, bagaimana cara kita melakukannya.
“Akan lebih mudah jika kita mendengar
alasannya dari si penulis laporan secara langsung.”
Kita bisa meminta Yui untuk mampir ke Toko
atau Shinokawa dan diriku berbicara kepadanya lewat telepon, tapi kita harus
meminta tolong kakaknya, Nao, untuk menjadi mediatornya.
Mempertimbangkan bagaimana dia sangat
mengagumi adiknya, Nao pasti tidak akan senang jika melihat keterlibatan
Shinokawa dalam hal ini.
“...Tapi kau tidak harus melakukannya
sekarang.”
Shinokawa mengatakannya secara perlahan,
memilih dengan hati-hati kata-katanya. Mungkin, dia sudah menyadari kebenaran dibalik
situasi kasus ini.
“Kau berencana untuk berbicara dengan Nao,
benar?”
“Benar.”
“Bisakah kau mengatakan kepadanya, apakah dia bersedia meminjamkanku sesuatu? Ada sesuatu yang harus kuklarifikasi terlebih
dahulu.”
x Chapter I Part 3 | END x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar