x x x
Kumulai pagiku dengan aktivitas yang biasanya, aktivitas sekolah yang biasanya, dan tentunya bisnis yang biasanya seusai pulang sekolah.
Yang membuat hari itu berbeda adalah request yang kami dapatkan.
Si pembawa request tersebut adalah Hiratsuka-sensei, yang menaruh sesuatu di atas meja ruangan Klub.
Yukinoshita dan Yuigahama hanya bisa melihat satu sama lain dan kemudian menatap majalah dan pamflet yang ada di atas meja. Yukinoshita tampak sedang memikirkan sesuatu, tapi Yuigahama tampaknya tidak memikirkan sesuatu dan menatapnya dengan penasaran.
Apapun itu, karena tampaknya itu ada hubungannya dengan request, kucoba untuk melihat dari belakang meja, ada apa dengan majalah dan pamflet ini...
Di majalah yang sedang Yuigahama lihat itu, terdapat sebuah gambar pemandangan yang cukup familiar dengan beberapa huruf tercetak di depannya. Tidak lupa juga, ada huruf yang bertuliskan "Chiba". Sepertinya, majalah ini adalah majalah terbitan lokal. Eh, memangnya ada apa ini? Apa di majalah ini ada informasi-informasi spesial soal Chiba? Apa aku harus meminta subscription untuk ini?
Di lain pihak, yang sedang Yukinoshita lihat adalah sesuatu dengan huruf "Proyek" tertulis di kepala kertasnya. Mungkin itu semacam proyek atau sejenisnya.
"Ummm...'Pernikahan Chiba yang Penuh Cinta''.
Yuigahama membacakan itu dengan suara yang keras dan dengan nada yang tertarik. Ada apa sih dengan cara penamaan judul mereka yang membawa-bawa malaikat cinta...? Aku mulai merasa tidak nyaman karena merasa mengingatkanku akan sesuatu yang buruk, jadi kucermati kembali apa yang Yuigahama baca barusan.
Apa yang sedang kulihat ini adalah gambar-gambar tentang hal-hal yang romantis dan dibungkus dengan kata-kata bahagia yang absurd. Secara spontan, aku berhenti untuk membacanya. Mustahil, aku sangat yakin kalau pernikahan tidak mewakili hal-hal positif yang tertulis disana...
"Haa, 'Edisi Spesial: Pernikahan Anak Muda', huh..."
Kukatakan itu bersamaan dengan nada yang mengesankan seolah-olah aku jijik dengan itu.
Tapi, sepertinya Hiratsuka-sensei tidak memiliki image negatif tentang itu. Dia lalu menaikkan jari telunjuknya dan mulai menjelaskan.
"Benar. Sebagai bagian dari pembangunan Propinsi Chiba, sepertinya pembangunan tersebut juga mulai mempengaruhi konten majalah lokal. Mereka berencana untuk membuat sebuah majalah yang isinya berkolaborasi dengan orang-orang yang terlibat dalam perencanaan pernikahan, wedding organizer, dan hotel-hotel yang memiliki aula khusus untuk pernikahan. Ini dilakukan agar generasi muda punya pemahaman yang lebih dalam tentang pernikahan."
[note: Buat yang belum tahu, survey tahun 2005 menunjukkan kalau Jepang memiliki angka kelahiran terendah di dunia. Pria usia 18-34, 60% belum menikah. Sedang wanita usia 18-34, lebih dari 50% belum menikah. Bahkan, 25% pria usia tersebut single dan 23% wanita usia tersebut single. Diperkirakan jumlah penduduk Jepang akan menyusut drastis di pertengahan milenium ini. Sumber dari BBC, bukan TBC.]
Fumu. Sepertinya ini adalah proyek sesekali waktu yang melibatkan warga dan pemerintah dalam sebuah konten majalah lokal. Jadi, majalah yang dibawanya kesini adalah sebuah sample.
Sambil mendengarkan penjelasan Hiratsuka-sensei, Yukinoshita terus membaca tulisan Proyek itu dengan kedua matanya. Setelah itu, dia menaruh kedua tangannya di kening dan mengetuk kertas-kertas yang ada di meja itu.
"...Jadi, mengapa masalah ini dibawa ke kami?"
Setelah berhenti sejenak, Yukinoshita menatap Hiratsuka-sensei. Hiratsuka-sensei seperti sedang tersedak dan memalingkan wajahnya.
"Be-Begini, itulah, kau tahu...Kepala Sekolah memerintahkan Guru Pembina Klub untuk bisa membuat aktivitas kerjasama dengan organisasi atau instansi diluar sekolah atau sejenis itu, jadi karena aku dipercayakan untuk melakukan tugas itu..."
Yukinoshita yang terus menatapnya dengan tajam, Hiratasuka-sensei mulai belepotan menjawabnya.
"Kenapa majalah ini memilih sekolah kita, lalu juga, kenapa harus kami...?"
Ketika aku mulai menggerutu, Hiratsuka-sensei mengedipkan matanya dan menatap sesuatu di kejauhan.
"Sebuah alasan, huh? Well...Siapapun tidak boleh menanyakan alasan mengapa mendapatkan perintah yang didapatkan dari atasannya. Itulah makna dari kerja."
"Saya benar-benar tidak mau mendengar itu, benar-benar tidak mau..."
Sebuah keinginan kecilku untuk bekerja, entah mengapa langsung hilang seketika...Aneh sekali...Ketika kau kehilangan minat untuk bekerja, keinginan untuk menikah tiba-tiba meningkat....Pasti begitu, jika semua orang berpikir kalau mereka hanya ingin hidup dengan disupport saja, maka angka pernikahan bisa menjadi tinggi.
Ketika aku mulai menyambut kapal perang 'hidup dengan terus disupport' di pelabuhan pikiranku, Yukinoshita lalu pura-pura batuk.
"Masalahnya adalah, mengapa kami yang harus melakukan ini?"
"Ah, itu benar. Bukankah ini, seperti, pekerjaan dari Hiratsuka-sensei...?"
Yuigahama, yang menatap majalah itu sejak tadi, menegakkan kepalanya dan menatap Hiratsuka-sensei dengan heran.
Melihat tatapan yang polos itu, Hiratsuka-sensei mulai gugup. Lalu dia menggumamkan "Uuu" dengan diiringi suara tangisan.
"Ma-Maksudku...A-Aku tidak punya satupun ide tentang sebuah pernikahan, jadi..."
Dia lalu mulai menangis.
...Aaah ah, mereka membuatnya menangis.
Ketika aku melihat ke arah Yuigahama, dia lalu melihat ke arah Yukinoshita.
"Yukinon..."
Tidak, kau bersalah juga, tahu tidak?
Setelah Hiratsuka-sensei menyeka air matanya, Yuigahama hanya bisa menatapnya dengan kasihan dan Yukinoshita mengembuskan napasnya pertanda menyerah.
"Haa...Kita ini sebenarnya tidak ahli dalam hal ini, tapi kita akan membantu sebisanya."
"...Oke, terima kasih."
Sambil menyeka air mata dan sesenggukan, Hiratsuka-sensei mengatakan terima kasihnya. Tiba-tiba, ini berubah menjadi pemandangan yang manis dimana ini tidak cocok dengan usianya.
Tolong cepatlah! Seseorang tolong cepat nikahi dia! Kalau tidak, bisa-bisa akulah yang melakukannya!
x Side A Part 2 | END x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar