x x x
Beberapa hari telah berlalu setelah
konsultasi yang kacau tersebut.
Selama itu pula, Klub Relawan tidak melakukan
pekerjaan apapun yang signifikan. Yang kita lakukan hanyalah memberikan saran ini dan itu kepada Isshiki yang terus datang ke Klub.
Di lain pihak, Isshiki sendiri tampaknya
mengerjakan tugas tersebut dengan sungguh-sungguh. Bahkan ketika jam pulang
sekolah, beberapa kali aku menjumpainya sedang berlarian kesana-kemari seperti
sedang melakukan sesuatu.
Entah mengapa juga, si Wakil Ketua juga
berlarian membawa setumpuk dokumen dengannya, dia terlihat kasihan sekali.
Juga, aku sering melihat si Sekretaris-chan mengejarnya. Dia mengatakan “Kau pikir aku siapa? Tolong bagi juga
pekerjaannya denganku, Wakil Ketua!”. Tampaknya, si Sekretaris-chan ini
adalah tipe gadis yang sangat keras.
Ngomong-ngomong, karena hari ini adalah hari
dimana event tersebut dilaksanakan, para Pengurus OSIS tampak sibuk seperti
biasanya. Ini jauh berbeda dengan Event Natal tempo hari. Oleh karenanya, aku
akan bersantai-santai untuk menuju tempatmu, Community Center! Meski aku pernah
datang kesini waktu Natal kemarin, tidak banyak yang berubah dari tempat ini
dalam periode waktu sesingkat itu. Tapi ada yang berubah, yaitu suara dari
Isshiki yang memberikan perintah dan suara komplain dari Wakil Ketua ketika
meneruskan perintahnya ke bawahannya. Suara mereka berdua sangat berisik,
sehingga membuat tempat ini seperti dialiri sebuah energi.
Yukinoshita, Yuigahama, dan diriku hanya bisa
saling menatap satu sama lain ketika melihat Junior kita ini ternyata tumbuh
seperti yang diharapkan.
Mengikuti suara Isshiki, kami melihat ada
beberapa Pengurus OSIS di pintu masuk bergegas kesana-kemari, seperti mengikuti
arahan dari Isshiki tentang eventnya. Hoho, sepertinya aku bisa bersantai kali
ini. Meski ini terkesan bagus bagiku, sifat Onii-chan dalam diriku merasa
kesepian karena Irohasu sudah tidak mengandalkan diriku lagi.
Meski begitu, aku juga berpikir tentang siapa
saja yang akan hadir di event hari ini...Pekerjaan kami hanyalah membantu
teknis eventnya saja. Aku sendiri tidak begitu mengerti detail-detail eventnya.
Miura dan Ebina-san yang datang ke kami,
begitu juga Kawasaki, berkata kalau mereka pasti akan datang. Sedang Hayama,
yang ditargetkan sebagai pencicip rasa
kemungkinan besar akan hadir juga...Ketika aku memikirkan itu, sesosok orang
yang familiar muncul di Community Center.
Yuigahama yang menyadari kehadiran orang
tersebut terlihat melambaikan tangannya untuk menyapanya.
“Ah, itu Hina dan yang lainnya. Yahallo!”
“Halo Halo. Mohon bantuannya hari ini.”
Ebina-san berlari ke arahnya. Dan terlihat
juga ada seseorang yang berlari mengikutinya, dia ternyata Tobe.
“Halo!”
“Cheerios!”
Ada apa dengan sapaan itu, apa itu semacam
merk saos? Dia terlihat lebih bersemangat dari biasanya, mungkin karena
eventnya. Ketika aku berpikir tentang betapa mengganggunya Tobe, Miura, yang
mengikutinya dari belakang, terlihat lebih diam dari biasanya.
Miura hanya menatapnya sejenak, membetulkan
posisi tasnya dan juga, sambil memainkan ujung rambutnya. Dia tampak gugup
sekali hari ini.
Well, mau bagaimana lagi. Lagipula, dia akan
memberikan coklatnya nanti.
Meski aku sendiri tidak tahu apa yang dia
katakan kepada Hayama untuk mengundangnya, sikap Miura yang gugup itu sudah
mengatakan kalau dia berhasil mengundangnya datang ke event ini.
Ngomong-ngomong, itu artinya dia sudah
melewati rintangan pertama. Sekarang, yang Miura butuhkan adalah membuat
coklatnya sendiri dan itu akan menyelesaikan requestnya. Karena merasa lega,
akupun mengambil sekaleng MAX COFFEE, dan meminumnya secara perlahan. Lalu,
terdengar langkah yang tergesa-gesa sedang menuju ke arahku.
Setelah itu, Isshiki muncul di depanku.
“Ah, Hayama-senpai! Terimakasih atas
kehadirannya.”
Sambil mengatakan itu, Isshiki bergegas
menuju ke samping Hayama. Meski Miura menatap tajam kepadanya, Isshiki mencoba
untuk menghilangkan efeknya dengan memancarkan senyum cerianya. Ah ha, sebuah
rintangan baru bagi Miura telah muncul...
“Ya, Iroha...Umm, apakah benar-benar ide yang
bagus soal diriku ada disini? Aku sendiri tidak pernah belajar membuat kue,
jadi aku sendiri tidak berpikir kalau aku akan banyak membantu.”
Hayama, yang sedang terjebak diantara Miura
dan Isshiki, memasang senyum yang kecut. Karenanya, Miura menepuk bahunya.
“Apa ada hal lain yang perlu dikhawatirkan?
Maksudku, Hayato memberikan pendapatnya saja sudah jauh lebih dari cukup...”
“Benar sekali. Kalau begitu, kami serahkan
urusan mencicipi rasa kepada Hayama-senpai!”
Baik Miura dan Isshiki sedang mencoba merayu
Hayama agar tidak pergi, atau lebih tepatnya, mereka sedang pura-pura
membujuknya dengan suara yang malu-malu dan terdengar manis. Hayama, tersenyum
seperti biasanya dengan senyuman yang lebih kecut.
“Ngomong-ngomong, ayo masuk dan
mempersiapkannya.”
“Betul sekali.”
Baik Yukinoshita dan Yuigahama menganggukkan
kepalanya seperti mengkonfirmasi sesuatu, dan Ebina beserta yang lain
mengikutinya dari belakang menuju ruang memasak. Hayama juga, yang sedang
terperangkap diantara Miura dan Isshiki, mengikuti dari belakang.
Sambil tertawa dalam hati dan berpikir, “Pria ini sedang dalam masalah besar,
ahaha,” bersama dengan beberapa pikiran yang tidak berguna, aku mengikuti
mereka dari belakang. Memang, ini benar-benar pikiran yang tidak berguna.
Karena apapun yang Hikigaya Hachiman lakukan,
dia tidak akan mungkin berminat untuk menjadi seperti Hayama Hayato.
x x x
Membuka kotak kardus yang kita dapatkan dari
toko, dan mendengar suara-suara orang yang antusias dengan persiapannya,
memberikan kesan kalau eventnya baru saja dimulai. Ini karena kerja keras dari
Ketua OSIS, dan juga orang-orang yang membantu Isshiki Iroha, event hari ini
bisa digelar.
Mengikuti instruksi Isshiki, Tobe dan diriku,
dan juga Wakil Ketua memindahkan beberapa kotak yang berat menuju ruang
memasak, yang tiba-tiba membuat keberadaan kami disini menjadi berguna.
Membuka kotak yang berisi bahan-bahan
eventnya, Yuigahama yang tidak punya ketertarikan sama sekali dengan memasak
mengatakan “Waaa!”. Di lain pihak,
Yukinoshita, yang sudah terbiasa membuat kue dan masakan lainnya, tampak diam
saja. Dengan cepat, dia lalu bersiap-siap untuk membagi-bagi bahannya.
Ngomong-ngomong, kotak tersebut mengandung
beberapa bahan seperti coklat, gula, soda kue, dan beberapa bahan lainnya. Para
prianya, atau lebih tepat, Tobe, Wakil Ketua, dan diriku melanjutkan lagi
membawa beberapa kotak lainnya dengan
susah payah. Diantara kami bertiga, Tobe dari tadi terlihat mencolok dengan
menggerak-gerakkan rambutnya, dia tampak sangat bersemangat.
“Seperti yang kau harapkan, event seperti ini
memang membuat kita bersemangat. Ah, Irohasu sepertinya sudah mulai terbiasa
dengan jabatan Ketua OSISnya.”
“Jelas saja laaah, aku kan Ketua OSIS
disini! Meski begitu, aku masih menjalankan tugasku sebagai manajer Klub
Sepakbola juga. Kalau cuacanya sudah mulai hangat, aku akan menghadiri
aktivitas Klubku.”
Tidak, kau harusnya hadir di aktivitas Klub
meski cuacanya sedang dingin...
Mendengarkan respon ceria Isshiki, Tobe
tertawa sambil menunjukkan jempolnya dan mengedipkan matanya. Dia benar-benar
mulai menakutkanku.
Setelah selesai mengangkat kotak-kotak
tersebut, kami membukanya dan membagikan bahan-bahannya.
Melihat bahan-bahan tersebut, Tobe tampak
sedang memikirkan sesuatu.
“Ah, coklat-coklat ini tampaknya enak sekali.
Aku ingin sekali mencicipinya.”
“Huh?”
Meski Isshiki mengatakan sesuatu dengan
dingin ke arahnya dan menatapnya dengan ekspresi seperti itu, Tobe tidak
mempedulikannya. Sebaliknya, dia malah menarik napas sejenak, dan ekspresi
wajahnya seperti sudah memutuskan sesuatu.
Lalu, dia berdiri dan melihat-lihat ke arah
sekitarnya, setelah itu dia melambai-lambaikan tangannya ke kami seperti
memberitahu kami untuk berkumpul.
“Apaan? Apa mau memberitahu kami sebuah
rahasia?”
“Aku sebenarnya kurang enak mengatakannya
saat ini...”
Yuigahama tiba-tiba mencondongkan kepalanya
keluar, seperti tertarik dengan topiknya. Entah mengapa Yukinoshita juga
ditarik oleh Yuigahama. Lalu, kami membentuk sebuah formasi lingkaran. Jangan
bilang kalau formasi seperti ini akan kita gunakan untuk menyalakan mesin kita
dan pergi?
Sekali lagi, Tobe bermain-main dengan
rambutnya yang berada di leher dan memutar-mutar jarinya di ujung rambutnya.
Meski dia sendiri agak ragu, dia masih berusaha membuka mulutnya dengan
malu-malu dan mulai berbicara. Oi, ini
tidak ada manis-manisnya sama sekali!
“Ah, bukan begitu, bagaimana ya? Bukankah
tujuan utama kita hari ini adalah membuat coklat? Lalu, kupikir begini, apakah
mungkin aku bisa terlibat di dalamnya...Bagaimana menurut kalian?”
Apa maksudmu dengan menurut kami? Apakah ini
semacam CM tentang snack beras dan kedelai...Kita ini bukan ibu-ibu.
Ngomong-ngomong, kalau kau hendak
mendekatinya, entah kau akan berusaha di block
ataupun dia sendiri yang akan berusaha menghindarimu. Kalau kau memang
benar-benar serius kepadanya, kau harusnya agak low-profil. Ada apa dengan perilakumu
yang“Jika sedikit dorongan tidak akan
menyelesaikannya, maka aku akan mendorongmu dengan keras hingga tersungkur’”?...Dia
memang pria yang langka dimana hatiku sendiri seperti berdebar-debar hanya
dengan melihatnya saja.
Tapi, mungkin hanya aku saja yang hatinya
tergerak melihat hal seperti ini. Reaksi dari para gadis terkesan lambat.
“...Ah, sederhananya, apa kau ini hendak
menarik perhatiannya sehingga kau bisa memperoleh coklat darinya?”
Melihat tidak adanya respon kepada Tobe, aku
tidak punya pilihan lain kecuali menyimpulkan apa yang barusan dia katakan.
Dengan sekali kibas, Tobe menunjuk ke arahku.
“Itu maksud gue bro! Well, kurang lebih begitu?”
Mendengar hal seperti itu, Isshiki menatapnya
dengan jijik.
“Jujur saja aku tidak tahu kamu ini sedang
mengincar siapa, tapi aku merasa kalau hasilnya nanti akan kontras dengan apa
yang Tobe-senpai yakini. Menarik perhatian gadis hanya untuk mendapatkan
coklatnya, itu terdengar menjijikkan. Tobe-senpai lebih baik bersikap
low-profil.”
“Oh, oh...”
Irohasu pedas sekali...Tobe sendiri tidak
bisa mengatakan apapun untuk meresponnya, dan mulailah dia mencari-cari orang
yang bisa mencairkan suasana ini.
Kemudian, Yukinoshita menjawab ekspektasinya.
Dengan menaruh tangannya di dagu, dia mengatakan sesuatu yang serius.
“Tapi, apa yang Isshiki-san barusan katakan
itu masuk akal...Kalau kau selalu melihat ada pria yang kesana-kemari hanya
mencoba untuk menarik perhatianmu, itu memang sangat mengganggu.
“.....”
Tobe hanya bisa terdiam ketika seluruh
rencananya ditolak seperti itu. Lalu, kenapa Irohasu mengatakan “Benar, kan...” sambil memeluk
Yukinoshita...
Ketika aku mulai berpikir “respon mereka terlalu kejam untuknya”,
Yuigahama berkata.
“A, Umm...Tapi, jika dia sebenarnya berusaha untuk tidak terlihat seperti hendak
melakukannya, kurasa tidak masalah...”
“Benarkah begitu!?”
Tiba-tiba suasana hatinya berubah, dia lalu
menjentikkan jarinya. Lalu, merespon itu, Isshiki mengatakan sesuatu yang kejam
lagi.
“Bukan, bukan, bukan, apa yang
Yuigahama-senpai maksudkan tadi adalah situasi dimana si gadis sendiri sejak
awal sudah punya pria yang akan dia beri coklatnya. Meski, situasi Tobe-senpai
sendiri berbeda.”
“Begitukah...”
Melihat banyaknya kata “tidak” yang dilontarkan ke dirinya sejak tadi, Tobe merasa dirinya
sudah ditolak.
Tapi, peluangnya sebenarnya tidak benar-benar
nol. Meski tidak ada bukti kuat soal itu, kedatangan Ebina-san di event ini
untuk membuat coklat saja sudah merupakan bukti kalau dia sudah sedikit
berubah. Tentunya, ada kemungkinan ini dikarenakan dia ingin menemani Miura
disini, tapi jujur saja, tidak ada yang tahu apa alasan dia yang sebenarnya.
Karena situasi yang tidak menentu itulah, aku
merasa kalau event seperti ini bisa saja menjadi metode yang efektif.
“Begini, kalau dia datang kesini dan berusaha
membuat coklat dengan sepenuh hati, kurasa kalau masalah mencicipi coklat itu
untuknya, tidak akan menjadi masalah besar, meski aku sendiri tidak tahu persis
tentang itu. Ngomong-ngomong, ayo kita angkut kotak-kotak ini kesana dulu!”
Sambil mengatakan itu, kudorong beberapa
kotak ke arah Tobe. Harusnya, Tobe terdiam dan terkejut karena menyadari logika
kata-kataku barusan, tapi dia malah mengepalkan tangannya.
“Ya! Itu pasti berhasil!”
Dia tampak bersemangat dan setelah dia
menunjukkan jari telunjuknya ke arahku, dia mengangkat kotak-kotak itu dan
mengantarnya ke meja Ebina-san. Orang ini, responnya membuatku takut saja,
meski dia sebenarnya bukan orang jahat.
Sebenarnya, Tobe ini berasal dari daerah mana
sih...Kata-kata khasnya itu terdengar
berlebihan bagiku...
x Chapter V Part 1 | END x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar