Senin, 23 Desember 2019

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol.14 Chapter 2 : Pada Akhirnya, Akan Tiba Masanya Kita Terbiasa Dengan Hubungan Yang Semacam Ini - 3



Kami berjalan menyusuri lorong sekolah yang sunyi ini. Lingkungan sekolah tampak sunyi, banyak siswa yang sudah pulang ataupun sibuk dengan aktivitas Klubnya.

Setelah pergi dari Klub Gamers, Aku dan Yuigahama menuju ke Sekretariat OSIS yang berada di Gedung Utama sambil mendiskusikan lokasi karaokenya.  Ketika sudah dekat, tiba-tiba dari pintu muncul siswi dengan rambut bob; Ketua OSIS Isshika Iroha.  Di belakangnya, terdapat beberapa Pengurus OSIS.  Melihat ada “penampakan” siswi berambut hitam panjang di situ, Yuigahama berlari masuk ke ruang OSIS.

“Oh, Yukinon.”

Orang yang dituju adalah Yukinoshita. Meski sedikit terkejut, dia tidak mempermasalahkan kedatangannya yang tiba-tiba melompat dan memeluk dirinya.

“Kau tahu soal kemarin itu? Aku akan pastikan libur musim semi nanti jadwalku penuh.”

“Baguslah. Jadwalku sendiri sudah cukup padat di separuh liburan itu,” jawab Yukinoshita, sambil mencoba lepas dari wajah Yuigahama yang sangat dekat itu.

Yang bisa kubaca dari kejauhan kalau mereka sepertinya mendiskusikan rencana mereka di liburan musim semi, tapi aku juga tidak menghentikan diriku untuk mencampuri situasi yang canggung ini. Kalau kuhetikan, maka akan butuh waktu lama untuk mengisi kembali kesadaran di kepalaku ini. Jadi kupikirkan dahulu bagaimana agar terlihat biasa saja, tapi perlahan akupun mulai melangkah, mengerti berhenti disini bukanlah ide yang bagus.

Menyadari kehadiranku, Isshiki dengen terburu-buru mengambil posisi tepat di depanku.

“Oh, ternyata ada Senpai juga disini ya?”

“Yeah. Sepertinya kau sedang bekerja keras,” kataku.

Yukinoshita menyadari kehadiranku, dan melirik ke arahku, dan akhirnya kedua mata kami bertemu. Dia kemudian memalingkan pandangannya. Akupun mengalihkan pandanganku ke samping ketika dia mengedipkan matanya. Karena itulah, hanya Isshiki yang posisinya agak diagonal dari posisiku berada, satu-satunya orang yang berbicara kepadaku.

“Sepertinya, semuanya berjalan dengan lancar-lancar saja?” tanyaku, dan Isshiki tampak keheranan mendengarnya.

“Sulit untuk dijelaskan...Benar tidak?” jawab Isshiki. Dia tersenyum dan mengarahkan pembicaraannya ke Yukinoshita.

“Y-Ya, kurang lebih begitu.” Gumamnya, dan dia menutup kedua matanya. “Sementara ini, belum ada masalah besar, tapi tidak bisa serta merta dikatakan kalau rencana kita 100% sesuai rencana.”

Aku dan Yuigahama hanya bisa menatap satu sama lain mendengar jawaban yang semacam itu, sikap kami yang diam seperti bertanya, “Jadi bagaimana?”

“Kupikir kita lancar-lancar saja sejauh ini,” kata Isshiki, seperti hendak mengusir kesunyian ini. Dia menaikkan bahunya dan tersenyum kecut.

Begitu, begitu ya.

Sulit mengerti penjelasan absurd mereka, tapi kurang lebih berjalan sesuai rencana, kuharap begitu. Tapi, Yuigahama tampak tidak yakin dan menggoyang-goyang lengan Yukinoshita.

“Yukinon, penjelasanmu berantakan! Sulit kupahami!”

“Ma-Maaf. Aku sendiri tidak tahu bagaimana mendeskripsikannya, karena aku merasa progress kita sendiri masih belum bisa dibilang sesuai target...” kata Yukinoshita dengan wajah memerah. Dia lalu menyembunyikan ekspresinya dibalik poni dan rambut panjangnya.

“Kau terlalu jujur! Tapi kurasa yang seperti itu memang karaktermu, Yukinon,” kata Yuigahama dengan tersenyum.

Dia tetap memegang lengan Yukinoshita dengan kencang. Sedang Yukinoshita sendiri menggumamkan, “Terlalu dekat...”, namun tidak melakukan apapun untuk lepas darinya.

Jarak keduanya memang seperti ini, selalu seperti ini, atau mungkin yang sekarang lebih dekat. Akupun bernapas lega melihat hal ini.

“Sepertinya semuanya berjalan dengan mulus,” kataku.

“Kurang lebih begitu. Meski, kami sendiri masih belum yakin,” kata Isshiki, sambil melihat ke arah Yukinoshita untuk menyetujui argumennya.

“Tapi, kami semua masih menganggap ini bisa selesai tepat waktu.”

“Kurang lebih seperti itu.”

“Hmm, ya sudah, jangan terlalu keras bekerja.”

“Kau becanda, tentu saja kami akan bekerja keras. Kalau tidak, ini tidak akan selesai tepat waktu. Kami terbuka untuk bantuan orang luar,” kata Isshiki. Dia kemudian melihat ke arah Yukinoshita yang menaruh jarinya di bibir, dan berpikir sejenak. Kemudian, dia mengatakan sesuatu.

“Hari ini dan besok adalah momen kritikal bagi kami, jadi kami akan mendapatkan penambahan pekerjaan yang sangat banyak, tapi masih dalam batas wajar dan bisa kita atasi, tentunya itu juga karena kerja kerasmu, Isshiki-san.”

Setelah itu, dia tersenyum ke Isshiki, yang wajahnya tampak memerah.

“Ya sudah, mungkin hari ini momennya kurang tepat, tapi kalau besok butuh bantuan, kau bisa cari aku.”

“Benarkah!?”

“Isshiki-san, besok ada rehearsal, jadi kita tidak akan mendapatkan pekerjaan yang melebihi hal itu. Kurasa kita tidak akan membutuhkan tambahan orang untuk itu.”

“Oh, ya sudah...”

Aku dan Yukinoshita menatap tajam ke arah Isshiki.

Melihat dirinya berada diantara itu, dia menaikkan tangannya.

“Umm, saya bukan penerjemah kalian ya...”

“Maaf, saya kurang percaya diri dengan kemampuan Bahasa Jepang saya, jadi saya kesulitan untuk berbicara kepada orang Jepang.”

“Kurasa ini bukan masalah bahasamu! Ini adalah masalah skill komunikasimu! Menggunakan bahasa lain jelas tidak akan merubah sesuatunya...” kata Yuigahama.

Kasar sekali...

Kuberi tahu ya, aku ini sangat ahli dalam gestur. Aku sangat berpengalaman dalam memberitahu semua orang kalau “aku ingin pulang” dengan senyum yang kaku dan keringat berlebih.

Dan begitulah, senyum kaku dan keringat berlebih mulai muncul, dan akupun hanya bisa mengembuskan napasku. Isshiki sendiri tampak sudah menyerah dalam hal ini.

“Ya mau bagaimana lagi...Yukino-senpai juga payah dalam komunikasi,” katanya.

Alis Yukinoshita mengkerut.

“Isshiki-san? Kau salah. Apa kau tahu kalau kurang sopan bila berbicara langsung ke seseorang yang level sosialnya berada di atasmu?”

“Eh! Menakutkan...”

Yukinoshita mengibaskan rambutnya yang berada di bahu dengan tangannya, dan tersenyum ke Isshiki yang sedang ketakutan.

Kurasa hal semacam itu memang ada! Jaman sekarang memang ada kesenjangan antar kelas sosial. Kalau kau adalah orang berada atau pejabat, kau bisa lolos dari jeratan hukum. Aku sendiri meyakini begitu.

Sekretaris OSIS yang berada beberapa langkah dariku tiba-tiba berkata.

“Umm, hampir tiba waktunya bagi kita untuk ke ruang Gym...”

“Oh, maafkan aku,” kata Yukinoshita. Kemudian dia melepaskan tangan Yuigahama.

“Kami harus pergi, sampai jumpa nanti...”

“Oke.”

Yuigahama melambaikan tangannya, dan Yukinoshita mengangguk. Dia lalu memberi tanda Isshiki dan lainnya untuk pergi. Ketika mereka hendak pergi, Isshiki berjalan mendekatiku. Dia memegangi bahuku dan berbisik.

“Tolong bantu kami di hari-H, aku sangat terbuka untuk bantuanmu.”

“Mungkin, kalau aku ada waktu luang...”

“Tentu saja kau ada waku luang di hari-H. Ya ampun, kenapa tidak jujur saja dengan dirimu dan bilang kalau kau ingin membantu. Kau ini merepotkan sekali tahu!” kata Ishhiki.

Napasnya yang manis itu berkumpul di telingaku, dan akupun secara spontan mundur untuk menghindarinya. Lalu, dia mengembungkan pipinya. Sambil menggerutu, dia mengejar Yukinoshita dan yang lain. Setelah melihat mereka pergi, kami kembali berjalan menuju pintu masuk Gedung Utama.

“Aku bersyukur semuanya berjalan dengan baik.”

“Yeah.”

Akupun menjawab pernyataannya.

Kemudian, akupun bertanya kepada diriku sendiri. Akankah semuanya akan baik-baik saja? Bisakah aku bersikap sebagaimana mestinya?

Dalam derap langkah ini, jarak antara kami semakin jauh dan menjauh. Tempat yang kami tuju berada dalam jalan yang berbeda.

Hubungan kami hanyalah sesuatu yang sementara, tercipta oleh hal-hal yang kita taruh bersama disana. Kini, itu sudah hilang, membuat diriku dan Yukinoshita semakin terpisah jauh.

Seperti bagaimana kita terbiasa dengan masa-masa itu, dengan ruangan itu, hubungan kita pada akhirnya tidak akan lebih dari itu. Dan seperti bagaimana kita bisa terbiasa dengan diri kita yang dekat satu sama lain, maka pada akhirnya kita juga akan terbiasa dengan diri kita yang saling berjauhan satu sama lain.




x Chapter 2 | END x



Menurut saya...Ending arc ini sudah bisa ditebak dari monolog Hachiman...Termasuk gadisnya...

9 komentar:

  1. Hubungan kami hanyalah sesuatu yang sementara, tercipta oleh hal-hal yang kita taruh bersama disana. Kini, itu sudah hilang, membuat diriku dan Yukinoshita semakin terpisah jauh..
    Ayolah haciman jangan nunggu doank..

    BalasHapus
  2. Kayaknya mereka berdua udh berfikir pakai perasaan, jadi tiap ngomong keliatan canggung. Gua penasaran apaan isi dari Volume 13.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Garis besarnya tentang prom. Nanti promnya mau dibatalin tp yukino mau revisi lg promnya tp gk mau dibantu 8man, karena kakaknya bilang hubungan mereka ber3 itu cuman kodependensi. Trus 8man akhirnya bikin tantangan ke yukino kalo si 8man bakal mgebuat rencana prom jg, trus nanti rencana prom yg dipilih menang dan yg menang boleh menyuruh yg kalah. Dan akhirnya 8man kalah (krn emg niatnya kalah). Dan yukino nyuruh hachiman buat memenuhi permintaan yui.
      Di chapter ini juga bakal ada curhatan/interlude dr yui,iroha,hayato,haruno, dan yukino

      Hapus
  3. Monolog terakhir Hachiman benar-benar bernada memilukan. Arrggh sial, sebenarnya apa yang telah terjadi antara Hachiman-Yukino di Vol. 13!?

    Terimakasih telah update, Admin. Semoga kau selalu sehat.

    BalasHapus
  4. Di ending vol 13 hachiman kalah dari yukino sehingga hachiman hrus memenuhi permintaan yukino.Permintaan yukino yaitu,hachiman harus memenuhi permintaan yuigahama dan yukino ingin menghentikan hubungan apapun dengan hachiman dan yukino juga memberhentikan club service....CMIIW

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebenarnya ini semua dimulai dari kata2 haruno san yg bilang hubungan mereka bertiga itu cuma hubungan saling ketergantungan saja (codependency) dan bukan hubungan yg genuine. Nah codependency itu apa, yaitu ada orang yg tidak keberatan bergantung kepada orang lain (yukino) dan ada orang yg meresa punya arti hidup karena ada orang yg bergantung padanya (hachiman). Makanya yukino mau berubah, dia tidak mau bergantung sama hachiman terus, ya udah akhirnya yukino putuskan untuk bubarkan klub. Berpisah deh mereka
      Happy ending

      Hapus
    2. Gk kok bro nanti 8man nembak yukino dengan bilang mau terlibat dimasa depan yukino dan hukino menerimanya.

      Hapus