Kamis, 09 Februari 2017

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol 2 Chapter 1 : Kemudian, Yuigahama Yui memutuskan untuk belajar -2





"Um, apa kau sadar kalau reaksimu barusan itu sangat kejam?" kataku ke Yuigahama. "Kau tidak melakukannya dengan sengaja, bukan? Tolong jangan dibuang ke lantai."

"...Oh." Yuigahama tampak kembali ke dirinya. "Hanya saja, uh, aku tidak bisa membayangkan dirimu dengan seorang gadis, Hikki..." dia lalu mengambil HP-ku yang jatuh dan memasang senyum yang menyedihkan.

"Dasar gadis bodoh." kataku. "Aku ini sangat ahli sekali. Biar kuberitahu betapa mengagumkannya diriku dulu. Ketika aku berganti kelas yang baru, semua orang sibuk dengan saling tukar nomor HP. Karena aku sangat populer, ada seorang gadis yang memanggilku dan mengatakan 'Um, ya sudahlah, ayo tukar nomor' ".

"Katamu gadis itu mengatakan ya sudahlah?  Simpati ternyata bisa berubah menjadi seorang Ibu yang kejam," sebuah senyum muncul dari wajah Yukinoshita.

"Tolong simpan dulu kata-kata menyedihkanmu, ya! Aku dan gadis tersebut malahan saling kirim SMS setelah itu."

Yuigahama lalu menatap ke arah layar HP yang berada di tangannya itu.

"Memangnya, gadis tersebut gadis yang seperti apa?" Dia menanyakan sesuatu yang berbeda.

Tapi anehnya, gerakan jari-jarinya yang cepat tersebut tiba-tiba terdiam.

"Bagaimana ya..." kataku. "Dia itu gadis yang sehat dan pendiam. Kenapa kukatakan begitu? Karena ketika aku mengiriminya SMS jam 7 malam, aku mendapatkan balasannya esok pagi, isinya 'Maaf ya, aku ketiduran~ Sampai jumpa di sekolah ya~. Saking pendiamnya, dia tidak sempat berbicara denganku karena itu terkesan memalukan."

Yuigahama lalu menutup mulutnya.

"Oh, itu kan artinya..." dia tampak berkaca-kaca, dan air mata tampak mulai mengalir dari kedua matanya.

Dia bahkan tidak perlu penjelasanku lebih jauh tentang betapa menyedihkannya diriku. Dia jelas-jelas sudah tahu kebenarannya.

"Jadi dia tidak mempedulikan SMS-mu dengan pura-pura tidur. Hikigaya-kun, tolong jangan berpaling dari kenyataan. Hadapilah realitanya."

Apa kau baru saja mengatakan sesuatu, Nona Yukinoshita? Ada apa dengan ekspresi gembiramu barusan, Nona Yukinoshita? Kampret kau, Nona Yukinoshita!

"...Aku tahu semua hal yang harus kuketahui tentang realita. Saking banyaknya sehingga materinya cukup untuk dibuat Hikipedia."

Pffft, hahaha!

Ini mengingatkanku lagi akan kejadian itu. Dulu aku sangat lugu. Aku tidak menduga kalau gadis yang meminta nomorku dan menjawab SMS-ku itu karena gadis itu kasihan kepadaku. Aku baru menyadari itu dua minggu kemudian, ketika dia sudah tidak mau membalas SMS-ku lagi, tidak peduli berapa SMS yang sudah kukirim, dan kuputuskan untuk berhenti.

Dan kemudian, suatu hari aku mencuri dengar obrolan dari para gadis di kelasku.


'Itu, si Hikigaya selalu mengirimiku SMS. Kuharap dia berhenti melakukannya. Itu sangat menakutkan.'

'Aku berani bertaruh kalau dia menyukaimu, Kaori...!'

'Eww, menjijikkan!'


Rasanya ingin meleleh dan langsung mati saja ketika mendengarnya. Dan aku sebenarnya juga benar-benar menyukainya.

Sekarang aku merasa kasihan dengan diriku yang dulu, yang berusaha sangat keras sehingga sering spam emoticon di setiap SMS. Kupikir menggunakan emoticon hati terlihat menjijikkan, jadi aku menggunakan bintang dan tersenyum, kadang juga ditambah simbol nada. Memikirkan itu saja sudah membuatku ketakutan setengah mati.

Hiratsuka-sensei yang tergugah hatinya, tiba-tiba mengatakan sesuatu.

"Hikigaya...Ka-Kalau begitu, maukah kau bertukar nomor denganku? Aku berjanji untuk membalas SMS-mu. Aku tidak akan pura-pura tertidur."

Sambil mengatakan itu, dia mengambil HP-ku dari tangan Yuigahama dan mulai memasukkan nomornya. Level kasihannya dengan nasibku itu benar-benar sudah kelewatan.

"Umm, anda tidak perlu sebaik itu kepada saya..."

Maksudku, mendapatkan SMS dari gurumu itu terasa sangat menyedihkan. Tidak ada bedanya dari mendapatkan coklat dari Ibumu di setiap Valentine. Persetan dengan simpatinya. Aku lebih baik bersikap subjektif dan berbeda seperti Yukinoshita untuk masalah ini.

Akhirnya, mereka berdua memasukkan nomor mereka ke HP-ku dan mengembalikannya kepadaku. Yang mereka masukkan hanyalah sebagian kecil data di HP-ku, jadi aku tidak merasakan sesuatu yang berubah, tapi entah mengapa aku bisa merasakan sebuah beban dibalik sikap mereka. Jadi inikah yang dimaksud ada beban diantara hubungan-hubungan manusia, huh?

...Serius, ini cukup konyol. Sangat lucu melihat bagaimana diriku di masa lalu sangat putus asa untuk mendapatkan nomor HP para gadis yang hanya berisi beberapa kilobit data. Sambil memikirkan betapa konyolnya diriku jika melihat saat ini, kubuka daftar kontak HP-ku. Dan disana, aku melihat ada sebuah nama:

✩★YUI★✩

Yang benar saja, bagaimana mungkin yang semacam ini ada di daftar kontakku? Ini tidak memiliki awalan huruf alfabet. Lagipula, ini mirip nama-nama yang mengirimkan SMS spam. Memang cocok dengan Yuigahama beserta sifat lontenya. Kututup HP-ku tanpa memeriksa lebih jauh lagi.

Karena aku sangat ahli dalam mengerjakan pekerjaan yang tidak wajar, aku hanya menyisakan beberapa lembar saja. Akupun mulai menyortir kertas-kertas itu dengan cepat.

Tiba-tiba Hiratsuka-sensei pura-pura batuk, dan menatap ke arah sebelahku.

"Hikigaya, itu sudah cukup. Terimakasih sudah membantuku. Kau boleh pergi sekarang." dia mengatakan itu sambil menghisap rokoknya dalam-dalam.

Mungkinkah dia melakukan itu karena kasihan? Hiratsuka-sensei ternyata benar-benar baik. Atau mungkin, lebih akurat kalau ini adalah satu-satunya momen dia seperti itu, selebihnya dia tidak bersikap lebih baik daripada orang-orang kebanyakan.

"Ya sudah. Kalau begitu saya pergi untuk melaksanakan kegiatan Klub."

Kuambil tas sekolahku, yang ternyata dari tadi jatuh ke karpet, dan menggantungnya di bahuku. Di dalam tas tersebut, ada buku-buku pelajaran tentang materi ujian tengah semester dan manga yang hendak kubaca di ruangan Klub.

Ini mungkin akan menjadi kegiatan menghabiskan waktu dimana tidak ada satupun klien yang datang ke Klub.

Akupun mulai berjalan pergi meninggalkan ruangan ini, dengan Yuigahama terus membuntutiku. Kuharap dia cepat pulang saja. Jangan membuntutiku, ya ampun...

Ketika aku sudah dekat dengan pintu, kudengar suara yang berasal dari belakangku.

"Oh benar, Hikigaya. Aku lupa memberitahumu, tapi kau akan pergi dalam sebuah grup berisikan tiga orang untuk kegiatan mengunjungi tempat kerja. Kau bebas memilih siapa orang-orangnya, jadi pikirkan baik-baik."

Aku tidak percaya dengan yang barusan kudengar.

Setelah mendengar itu, akupun merasa tidak bersemangat. Bahuku tampak menurun dan sejenisnya.

"...Ya ampun. Saya benar-benar tidak mau teman sekelas saya untuk datang ke rumah saya."

"Jadi kau sudah memutuskan kalau tempat kunjungannya di rumahmu, huh...?" Hiratsuka-sensei tampak tidak percaya melihat tekad bajaku barusan.

"Saya tidak begitu menyukai ide tentang memilih sendiri orang-orang grup saya," kataku.

"Huh? Omong kosong apalagi ini   "

Kubalikkan badanku dengan tiba-tiba, membuat rambutku berkibas di saat yang bersamaan. Setelah itu, kutatap Hiratsuka-sensei dengan tajam, setajam yang kubisa. Setelah itu, kutunjukkan deretan gigiku yang bersinar.

"Rasa sakit sebagai seorang penyendiri tidaklah begitu menyakitkan! Aku sudah terbiasa dengan itu!"

"Itu sangat menyedihkan..."

"I-Itu respon yang sangat bodoh sekali. Seorang superhero selalu menyendiri, tahu tidak? Dan superhero itu keren. Dengan kata lain, penyendiri = keren."

"Memang, ada superhero bernama Anpanman yang mengatakan kalau satu-satunya teman yang kaubutuhkan adalah cinta dan keberanian," kata Yukinoshita.

"Benar kan? Hey, ternyata kau tahu banyak ya soal ini."

"Benar, aku sangat tertarik dengan masalah ini. Memangnya sejak kapan kau ketika masih kecil dulu, sadar kalau kau tidak punya keberanian atau cinta?"

"Ternyata ketertarikanmu barusan cukup menyedihkan..."

Tapi, Yukinoshita ada benarnya. Aku sendiri tidak punya cinta, teman, ataupun keberanian. Itu hanyalah kata-kata yang cantik, melapisi kebenaran dengan kebohongan dan khayalan palsu. Padahal sebenarnya, mereka hanyalah kata-kata untuk memuaskan diri sendiri. Jadi aku tidak punya satupun teman. Mumpung begitu, mengutip Kapten Tsubasa, bola sudah bukan temanku lagi.

Simpati, kasihan, cinta, keberanian, teman     dan juga, bahkan bola     aku tidak butuh satupun dari hal di atas.





x x x




Sisi timur lantai empat dari Gedung Khusus     adalah tempat dimana kau bisa melihat halaman belakang sekolah dengan jelas.

Suara-suara tentang masa muda terdengar lewat jendela. Suara-suara dari para siswa dan siswi yang rajin dengan aktivitas Klub mereka, terdengar lewat jendela tersebut, bercampur dengan suara pemukul baseball, suara tiupan peluit, dan ditemani oleh iringan klarinet dan terompet dari drum band.

Diantara musik-musik latar yang indah tentang masa muda tersebut, apa yang kita sendiri lakukan di Klub Relawan ini? Tidak ada sama sekali. Aku membaca manga shoujo yang kupinjam dari adikku, Yukinoshita sendiri sedang hanyut dalam buku kecil bersampul yang dibawanya, sedang Yuigahama sedang bermain-main dengan HP-nya.

Seperti biasanya, ketika kita berbicara tentang suasana hidup tentang masa muda, kita jelas mendapatkan nilai nol.

Klub bodoh macam apa yang aktivitasnya hanya menghabiskan waktu seperti ini? Ini seperti Klub Rugby yang berubah menjadi Klub Mahjong. Kudengar mereka bermain separuh babak sebelum dan sesudah latihan. Karena itulah, kau sering melihat koin taruhan dari Klub Rugby yang berserakan di lorong dekat ruangan Klub pada keesokan harinya. Kalau kau tanya diriku, mungkin kujawab mereka hanya bermain mahjong, tapi mereka menggunakan mahjong sebagai sarana komunikasi antar anggota dan untuk memancarkan aura masa muda mereka.

Memangnya berapa banyak dari member Klub mereka yang berpartisipasi dalam mahjong yang tahu aturan mainnya?

Tidak akan banyak yang mau bermain Shanghai Mahjong ataupun Mahjong Telanjang di tempat Arcade Tsudanuma sepertiku. Aku cukup yakin kalau mereka hanya belajar peraturan mahjong untuk sekedar mengakrabkan diri. Kebetulan juga, aturannya sangat berbeda dengan Shanghai Mahjong meski memakai papan  permainan yang sama. Dengan kata lain, kau hanya belajar bermain Mahjong Telanjang untuk satu alasan. Orang-orang akan benar-benar berkonsentrasi penuh ketika dada dipertaruhkan.

Memiliki hal yang sama, merupakah sesuatu yang umum terjadi ketika hendak membuat hubungan pertemanan. Hal semacam inilah tempat dimana Yuigahama Yui dulunya berada.

Pikiran tersebut tiba-tiba terlintas ketika aku baru saja mengevaluasi karakter  mesum yang ada di manga shoujo ini. Ketika selesai, aku menatap Yuigahama. Dia sedang memegangi HP-nya dengan satu tangan sementara itu dia memasang senyum kecil di bibirnya,  tapi dia tampak mendesah kecil     saking kecilnya hingga tidak terdengar satupun suaranya. Aku tidak bisa mendengar suara desahannya, yang menyadarkanku kalau dia sedang mendesah itu adalah bagaimana dadanya naik turun yang menandakan dia sedang mendesah.

"Ada apa?"

Orang yang mengatakan itu barusan bukanlah aku   itu adalah Yukinoshita. Sepertinya dia menyadari ada yang aneh dari sikap Yuigahama tanpa perlu menoleh dari bukunya. Mungkin dia mendengar desahan tersebut. Itulah yang kau harapkan dari Devilman, telinga iblis yang merupakan telinga neraka.

"Oh, uh...Kurasa tidak ada," kata Yuigahama. "Aku baru saja mendapatkan SMS aneh, jadi aku seperti whoa, begitu."

"Hikigaya-kun, kecuali kalau kau berniat mengakhiri ini di pengadilan, kusarankan kau berhenti mengirimkan SMS aneh itu dengan segera."

Jadi dia sudah mengasumsikan kalau ini adalah sebuah tindakan kriminal dan akulah pelakunya.

"Itu bukan aku...Memangnya mana buktinya? Tolong tunjukkan buktinya!" kataku.

Dengan senyum sinis, Yukinoshita mengibaskan rambutnya yang berada di baju.

"Kau baru saja menunjukkan itu. Itu jelas-jelas adalah kata-kata dari seorang kriminal. 'Mana buktinya?', 'Deduksi yang luar biasa, kau harusnya menjadi penulis novel; bukankah kau harusnya menjadi penulis novel atau sejenisnya?', 'mustahil aku bisa satu ruangan dengan sang pelaku'".

"Kurasa yang terakhir tadi itu kata-kata dari sang korban..." kataku. Ini jelas-jelas memunculkan death flag.

Yukinoshita mengangguk dengan apa yang barusan kukatakan.

"Mungkin kau ada benarnya."

Dia menjawab itu sambil membuka halaman baru di buku yang dibacanya. Sepertinya, dia sedang membaca novel misteri.

"Nah, kupikir Hikki bukanlah pelakunya." Yuigahama mengatakan itu, sudah terlambat sekitar setengah menit.

Tangan Yukinoshita yang hendak membuka halaman buku tersebut, tiba-tiba terdiam. Kedua matanya seperti hendak mengatakan "mana buktinya?". Ya ampun, apa dia benar-benar menginginkan aku menjadi seorang kriminal?

"Hmm, begini, tahu tidak, isi SMS itu tentang situasi kelasku. Jadi itu artinya Hikki tidak ada hubungannya dengan itu."

"Tapi aku sekelas denganmu..." kataku.

"Masuk akal. Kalau begitu, Hikigaya-kun bukanlah pelakunya." katanya.

"Jadi dia menerima itu sebagai buktinya..."

Halo semuanya, saya adalah Hikigaya Hachiman dari 2F.

Saking sakit hatinya, aku secara spontan memperkenalkan diriku di dalam kepalaku. Tapi setidaknya aku lolos dari tuduhan kriminal, jadi ini bisa dikatakan hal yang bagus.

"Weeell, kurasa ini sudah sering terjadi hal-hal yang semacam ini," Yuigahama mengatakan itu sambil menutup HP-nya. "Aku sendiri tidak ambil pusing soal itu." Dia tampaknya mengatakan itu seperti belajar dari pengalaman pribadi.

Dia bilang sering terjadi, tapi aku tidak pernah mendapatkan SMS serupa dengannya, sekedar informasi saja.

...Ternyata ada untungnya aku tidak punya teman!

Tidak, tapi serius ini, orang-orang yang punya banyak teman harus berurusan dengan banyak omong kosong. Jujur saja, sepertinya sangat berat. Di lain pihak, aku merasa tidak ada hubungannya dengan kejadian tidak menyenangkan yang dialami oleh siswa yang sekelas denganku. Dengan semua hal yang ada itu, aku jelas-jelas seorang Buddha disini. Aku benar-benar hebat.

Setelah itu, Yuigahama tampak tidak mau menyentuh HP-nya lagi.

Aku tidak bisa menebak apa yang ada dalam SMS tersebut, tapi sepertinya bukan hal yang menyenangkan. Yuigahama memang gadis yang bodoh, setidaknya begitu, dia tipe-tipe gadis bodoh yang mudahnya menaruh hati pada apapun. Dia sangat peduli, dan lebih mengkhawatirkan Yukinoshita dan diriku daripada dirinya sendiri, jadi karena itulah dia punya momen dimana dia merasa terpukul akan sesuatunya.

Seperti berusaha mengusir rasa depresinya, Yuigahama menegakkan posisi duduknya kembali dan meregangkan tangannya.

"...Tidak ada yang bisa dilakukan dengan hal itu."






x Chapter I Part 2 | END x









Ini sekaligus mengkonfirmasi kalau Kaori adalah cinta pertama Hachiman.


..............


Seperti judul light novel ini, posisi Kaori dan Hachiman akan terbalik di volume 9. Kaori kini yang menginginkan Hachiman.


..............


Percakapan masa lalu antara Kaori dengan temannya itu, bisa kita tebak pasti sebelum insiden penembakan dirinya. Jika setelah insiden tersebut, maka itu mustahil, karena Hachiman benar-benar membenci nice girl paska insiden itu, jadi SMS PDKT tersebut mustahil.

Jadi kita tebak alurnya begini:

Seperti kata Hachiman, tukar nomor dengan Kaori terjadi awal masuk kelas 3 SMP. Lalu Hachiman dan Kaori saling SMS-an. Setelah mencuri dengar tentang Kaori merasa risih tentang SMS-nya, Hachiman menghentikan SMS-nya.

Lalu mungkin Kaori merasa berhentinya Hachiman mengirim SMS, mungkin karena terjadi sesuatu dengannya. Akhirnya Kaori mulai menyapanya untuk sekedar menjaga hubungan baik. Namun, Hachiman mungkin mengartikannya berbeda, kalau Kaori ini mungkin menyukainya. Akhirnya, Hachiman menembaknya.

Ternyata, Kaori hanya kasihan dengan Hachiman, dia tidak bermaksud lain.

Tapi setidaknya, disini kita mendapatkan info mengapa Kaori merasa harus menyapa Hachiman di sekolah.


...............


Chapter ini juga menjawab pertanyaan mengapa nama Yui di daftar kontak Hachiman ada bintangnya. Ada yang berspekulasi karena Hachiman punya perasaan khusus atau bagaimana. Please, kita tutup semua debat tentang itu. Itu karena Yui yang menulisnya di HP Hachiman. Hachiman tidak merubahnya? Jangankan Yui, nama di nomor HP Totsuka saja tidak Hachiman ubah sejak pertama Totsuka menaruhnya di Perkemahan Desa Chiba.

Namun kembali, tentunya yang melihat anime saja dengan light novel, punya pandangan berbeda.


..............


Buat yang belum tahu, di vol 7.5 Hachiman mengatakan kalau Hiratsuka-sensei sering mengirimanya SMS. Masalahnya, SMS balasan darinya panjang-panjang.

Juga, di vol 4 chapter 2, lautan SMS dari Hiratsuka-sensei cukup mengerikan.


...............


Selama periode volume 2 hingga 5, Yui cukup sering SMS Hachiman. SMS Yui-Hachiman mulai jarang paska Festival Kembang Api.

Tebakan saya, Yui merencanakan untuk membuat Hachiman berhutang kencan dengan kue di vol 6 chapter 7. Mengirim SMS lagi ke Hachiman rasanya kurang pas jika tidak membahas tentang janji kencan mereka. Namun, itu dirasa cukup memalukan sehingga tidak dilakukan lagi.


...............


Yui mengatakan sering terjadi sebenarnya baru terjelaskan di volume 6 chapter 3. Yui mengatakan kalau Sagami sebenarnya suka memanfaatkan orang lain demi agenda pribadinya. Padahal, Yui ini dan Sagami dulunya satu grup dan tampak akrab sekali ketika bertemu di Festival Kembang Api.

Isi SMS berantai tersebut kurang lebih menjelek-jelekkan pertemanan grup Hayama.


................


Hachiman bohong kalau tidak butuh teman, padahal Hachiman dua kali meminta Yukino menjadi temannya, dan merencanakan akan meminta pertemanan lagi.

Hachiman juga bohong kalau tidak butuh cinta, lalu monolognya ketika Yukino memegangi tangannya di vol 9 chapter 8 apa?


.................


Kata-kata Hachiman tentang coklat Valentine dari guru atau Ibu sangat menyedihkan, sebenarnya berlaku juga ketika Hachiman tiap tahunnya menerima coklat valentine dari Komachi. Tapi, karena Hachiman siscon, tentu berbeda.

Manusia hanya melihat apa yang ingin dia lihat, tidak terkecuali diriku - Vol 9 chapter 6.


..................


Jangan salahkan saya ataupun pembaca lainnya jika Hachiman sering tertarik dengan tampilan dada dan paha Yui. Chapter ini menjadi contoh baik akan hal itu. WTF, jadi dari tadi Hachiman auto-fokus dengan dada Yui...

Setidaknya kau tidak menyesal gabung Klub Relawan, nak...


...................


Mahjong telanjang ini sebenarnya diaplikasikan di vol 3 chapter 5, tapi ini permainan kartu telanjang.

Lucunya, dada yang dipertaruhkan dalam chapter tersebut adalah dada Yukino. Tim Yukino awalnya hendak kalah dan Yukino hendak membuka bajunya, namun diurungkan karena situasi yang berbalik.

Sebenarnya, pertarungan kartu telanjang tersebut hanya akal-akalan Sagami, Hatano, dan Zaimokuza untuk melihat Yukino telanjang. Mereka sebenarnya tidak peduli dengan hasil akhirnya selama tujuan tercapai.

4 komentar:

  1. Min min apa menurut admin simpati hiratsuka-sense ke hachiman soal sms itu adalah memory kelam sensei juga? Gue penasaran kenapa sensei berlebihan gitu.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Mungkin itu alasannya Sensei masih single sampai saat ini...

      Hapus
  2. Haha... kasian sensei. Seseorang tolong nikahi dia. Siapaun, kumohon :"v

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di ova nya hachiman mau nikahin hiratsuka sensei kalo gk ada yg mau

      Hapus