x x x
Kawasaki mengatakan kepadaku kalau dia memiliki beberapa keperluan sebelum mendatangi ruang rapat, jadi dia dan diriku berpisah setelah pertemuan barusan. Ketika aku memasuki ruang rapat, ternyata situasinya sudah hampir dimulai. Banyak panitia yang hadir di pertemuan hari ini.
Ketua Panitia, Sagami, Meguri-senpai, Yukinoshita, dan Yuigahama, dan juga para Pengurus OSIS.
Topik utama rapat hari ini adalah memilih kapten untuk lomba Botaoshi.
Mengenai masalah ini, tim putih sudah memutuskan kalau Hayama akan menjadi kandidat terkuat. Meski kita harus mengkonfirmasi dahulu kesediannya, Hayama Hayato adalah tipe orang yang akan selalu membantu mereka yang membutuhkan. Dia tidak akan menolak mereka yang meminta tolong kepadanya. Bukti dari kata-kataku barusan misalnya Turnamen Judo yang tidak berguna tempo hari, Festiva Budaya, dan kali ini juga dalam membujuk Sagami untuk menerima tawaran Ketua Panitia.
Artinya, masalah yang tersisa adalah menentukan siapa yang akan menjadi kapten tim merah.
Mengenai masalah ini, kita memang membutuhkan bantuannya.
Memasuki ruangan ini, Ebina Hina, sang asisten penasehat festival ini.
"Haro haro."
Dia memasuki ruangan ini sambil mengucapkan salam yang tidak berguna itu.
"Hina, Yahallo!"
Yuigahama melambaikan tangannya, dan Ebina-san mulai mengambil kursi di dekatnya dan duduk. Lalu, Meguri-senpai menyapanya untuk menyampaikan terima kasih.
"Maaf ya, terutama karena sudah memintamu hadir kesini."
"Oh, itu tidak masalah. Kalau tidak salah, katanya hari ini kita akan menentukan kapten untuk Botaoshi, benar tidak?"
Ebina-san tersenyum ke arah Meguri-senpai ketika menjawabnya. Kemudian, Yukinoshita menatap ke arah Ebina dan langsung membahas topik utamanya.
"Ya. Semua orang setuju kalau Hayama-kun menjadi kapten tim putih? Kalau begitu, kita tinggal mengkonfirmasi itu kepadanya."
Yukinoshita mengatakan itu sambil melihat ke arah sekitarnya untuk mengkonfirmasi, Ebina lalu menganggukkan kepalanya.
"Oh, bukankah ini bagus sekali? Tapi, aku sendiri tidak yakin apakah Hayama-kun mau menjadi kaptennya."
"A-Apa Hayama-kun yang baru saja kalian sebutkan itu adalah Hayama yang itu?"
Sesuatu yang tidak terduga keluar dari mulut Sagami, karena itu, Ebina-san meresponnya dengan senyuman.
"Benar...Well, kupikir dia akan mau. Tapi, kita perlu memintanya secara formal."
"Yang kita bicarakan ini adalah Hayama, aku yakin dia mau melakukannya."
Mendengarkan kata-kataku, kedua mata Ebina-san tiba-tiba berkaca-kaca dan dia mencondongkan tubuhnya ke depan. Terlihat ada tanda-tanda kalau air liurnya mulai menetes dari mulutnya.
"Oya, kau yakin sekali ya..."
"Ini tidak seperti yang kau bayangkan..."
Dengan setengah jijik, dan setengah terkejut, aku menyangkal semua tuduhannya. Ya, ini jelas-jelas tidak seperti apa yang dia pikirkan. Mungkin lebih tepat jika dikatakan sebaliknya.
Aku merasa kalau Hayama itu adalah tipe-tipe orang yang ingin menyelesaikan sesuatunya dengan membuat semua orang yang terlibat menjadi senang. Mungkin itulah alasan mengapa dia mempelajari jurus misterius yang bernama The Zone.
[note: penjelasan mengenai jurus ini ada di vol 2 chapter 3.]
Sederhananya, dia adalah tipe orang yang tidak mau menciptakan masalah. Karena itulah, dia kemungkinan besar menerima tawaran itu.
Tapi, aku tidak perlu menjelaskan pikiranku itu ke Ebina-san. Aku merasa kalau matanya yang berkaca-kaca itu sudah berada dalam level yang mengerikan.
Karena itulah, kuputuskan untuk mengulang kata-kata Hayama tempo hari, untuk mengakhiri topik ini.
"Tempo hari dia bilang bersedia membantu kalau dibutuhkan. Karena itulah, kupikir dia pasti mau."
Mendengarkan kata-kataku, Yukinoshita menganggukkan kepalanya.
"Sepertinya, kau yang membuatnya untuk berjanji seperti itu."
Hei, caramu mengatakan itu membuatku serasa seperti orang yang licik. Kenapa kau membuatku serasa seperti orang yang baru saja memperdaya Hayama?
Tapi, Yukinoshita tidak memberiku waktu utnuk menjelaskannya dan langsung berpindah ke topik selanjutnya.
"Kalau begitu, langsung diselesaikan saja. Yuigahama-san, bisakah kau menghubunginya?"
"Oke."
Dia langsung mengambil HP-nya dan menuliskan beberapa kata. Selama kita memiliki humas ini, masalah Hayama menjadi kapten tim putih kurang lebih sudah terselesaikan.
Sampai titik ini, semuanya sudah seperti yang aku perkirakan.
Masalahnya sekarang, siapa kapten tim satunya.
Yukinoshita terlihat melipat lengannya sekali lagi, kedua matanya menatap ke arah meja. Di meja tersebut, ada nama-nama orang yang berada di tim merah dan putih, dimana daftar itu disusun oleh para Pengurus OSIS.
Sambil mengamati daftar nama itu satu persatu, dia mengatakan, "Selanjutnya, siapa yang kira-kira bisa menjadi kapten tim merah..."
Akupun menatap daftar itu dan menjawabnya.
"Well, karena kapten tim ini akan berhadapan dengan Hayama, maka kita butuh seseorang yang levelnya mirip Hayama untuk menjadi kapten."
Ini adalah event yang diikuti oleh seluruh siswa laki-laki di sekolah ini. Akan lebih baik jika kapten tim putih adalah seseorang yang populer dan menjadi idola semua orang. Hayama jelas-jelas cocok untuk ini. Masalahnya, mencari orang lain yang sepertinya adalah hal yang sangat sulit.
Dengan mengatakan 'Unn' , Ebina mulai berpikir, dan dengan enerjiknya, dia mengepalkan tangannya di udara dan berteriak. 'Yes!' Setelah menarik napas dalam-dalam, diapun mulai berkata.
"Hikitani-kun sangat cocok dan seimbang! Seimbang antara menyerang dan menerima!"
Ha. Ha. Ha. Itu sangat mustahil. Akupun pura-pura tertawa dalam hatiku. Mari kita kesampingkan dia dulu.
"Apakah diluar sana ada siswa yang seperti Hayama?"
Aku sendiri tidak begitu tahu tentang siswa-siswa di sekolahku. Atau mungkin lebih tepatnya, aku sendiri tidak tertarik dengan mereka. Karenanya, aku melihat ke arah Yuigahama, yang tampaknya sedang berpikir keras. Dengan menggumamkan 'hmm', dia mulai berpikir.
"Seseorang yang terkenal...Tobe?"
"Kupikir lebih cocok memanggilnya sebagai perusak pemandangan."
Sebuah sindirian muncul dari Yukinoshita. Ya ampun, itu kasar sekali.
Meski Tobe sebenarnya tidak berkumpul dengan orang-orang yang termasuk sampah masyarakat, aku sendiri tidak pernah berpikir kalau dia itu adalah orang jahat. Maksudku, dia pernah menjadi kambing hitam. (sebenarnya dipaksa orang...)
Meski begitu, mustahil kalau Hayama dan Tobe berada di level yang sama. Lagipula, di daftar tim putih barusan, aku melihat nama Tobe di dalamnya.
Sial, ternyata aku benar-benar tidak bisa memanfaatkannya kali ini!
Jadi yang harus kulihat ini adalah daftar siswa dari tim merah...
Ketika kulihat daftar itu, kutemukan nama yang familiar. Zaimokuza Yoshiteru. Dia tidaklah terkenal, mungkin lebih tepatnya tidak ada satupun siswa disini yang menyukainya.
Meski begitu, banyak sekali hal dimana Zaimokuza kalah ketika dibandingkan dengan Hayama. Karena ini sudah cukup jelas, maka Zaimokuza kita eliminasi. Kalau memang bisa, aku juga ingin mengeliminasi dia dari ingatanku.
Aku terus melihat ke arah daftar itu, dan masih belum menemukan kandidat kapten yang cocok. Sagami, yang juga melihat ke arah daftar itu, berbicara.
"Meguri-senpai. Bolehkah kalau kaptennya berasal dari anak kelas tiga?"
Mendengar pertanyaan itu, Meguri-senpai menggelengkan kepalanya.
"Umm, kupikir tidak ada, karena anak laki-laki angkatanku orangnya pemalu semua...Tidak mudah menemukan seseorang yang seperti Hayama."
Kalau kita membicarakan kualitas luar biasa Hayama, pernyataannya bisa dimaklumi. Lihat saja betapa tamvan wajahnya, sikapnya yang baik, kemampuannya di bidang olahraga, dan popularitasnya, orang normal saja pasti berpikir bagaimana bisa ada orang seperti itu di dunia ini?
Hayama mungkin adalah tipe-tipe orang yang hanya bisa kau temui setiap sepuluh tahun sekali. Dia memiliki bakat yang luar biasa, tidak seperti para Beaujolais nouveau yang dihasilkan setiap tahun. Bahkan jika kita berusaha mengesampingkan fitur-fitur tampilan luar Hayama, kekuatan fisiknya juga bukanlah hal yang bisa diremehkan.
Jika siswa kelas tiga tidak punya seseorang yang seperti itu, maka harapan kita hanyalah siswa kelas satu. Tapi mereka sendiri tidak cukup populer di sekolah, jadi kita bisa eliminasi mereka dari salah satu kandidat.
Ketika aku menggumamkan berbagai kandidat yang mungkin, Yuigahama tiba-tiba menepuk kedua tangannya, seperti berhasil menemukan sesuatu.
"Ah, Hayato kan kapten tim sepakbola, benar tidak? Kenapa kita tidak pilih kapten dari sebuah klub di tim merah? Dengan begitu, temanya nanti akan menjadi sebuah pertempuran dari dua orang kapten tim. Bukankah itu terdengar menarik?"
"Pertempuran antar dua kapten tim..."
Oh. Selama penontonnya dijejali konsep seperti itu, kurasa tidak masalah jika kita memilih seseorang yang sebenarnya tidak begitu cocok untuk peran itu. Jadi kali ini kita menggunakan jabatan seseorang di Klub Olahraga sebagai kandidatnya?
Begitulah Yuigahama. Mungkin, dia tidak sekedar lonte saja. Ternyata dia juga bisa memikirkan sebuah rencana yang bagus sesuai seleranya, ataupun untuk membuat suasananya lebih hidup.
Yukinoshita lalu menganggukkan kepalanya untuk menerima ide itu dan mengambil bolpennya.
"Kedengarannya ide yang bagus. Kalau begitu, para kapten Klub di tim merah adalah..."
"Klub Atletik, Ping-Pong, dan Tenis..."
Meguri-senpai menganggukkan kepalanya, dia mulai mencari nama-nama kapten tim tersebut dan menuliskannya di sebuah kolom.
"Diantara orang-orang ini, seseorang yang seperti Hayama..."
Sagami menggumamkan itu sambil melihat daftar kapten Klub tersebut. Dia juga, sedang mencari nama yang cocok. Tidak lama kemudian, Yuigahama mengatakan sesuatu.
"Ah, Saika-chan ada di tim merah juga."
"T-Totsuka?!"
Diriku mulai tidak terkontrol ketika mendengar nama itu disebut. Tanpa mempedulikan reaksiku, Ebina-san tampak mendukungnya.
"Ah, begitu ya. Totsuka-san memang pernah menjadi pasangan Hayama waktu Festival Budaya lalu. Kurasa pasangan itu bukanlah pasangan yang buruk."
Pasangan apa sih yang kau bicarakan? Aku menentang pasangan semacam itu.
"Jangan, aku tidak setuju kalau Totsuka."
Aku akhirnya mengatakan itu setelah mengumpulkan segenap tenagaku. Yuigahama tampaknya tidak memahami itu.
"Kenapa tidak?"
Memangnya perlu alasan? Aku akan dihinggapi mimpi buruk jika membayangkan Totsuka menjadi buruan dari semua pria. Oi, memangnya siapa sih yang berhak menentukannya? Memangnya memakai undian? Coba bayangkan, bagaimana jika Totsuka mendapatkan bahaya? Jangan bilang kalau semua masalah akan terselesaikan begitu saja hanya dengan berteriak Gryffindor.
Tapi, akan sangat menjijikkan jika aku mengatakannya dengan jelas. Kau bisa katakan, kalau aku saat ini seperti sudah gila saja.
Karena itulah, aku harus memikirkan alasan lain.
"Co-Coba pikir dulu. Bagaimana jika Totsuka terluka? Klub Tenis sebenarnya punya fisik yang tidak cukup bagus."
Kalau Totsuka mendapatkan cedera di lomba Botaoshi dan berakhir dengan tidak bisa menghadiri kegiatan Klub, aku tidak punya pilihan lain kecuali bergabung dengan Klub Tenis untuk bertanggung jawab...Hei, tunggu, tapi ide itu tidak begitu buruk. Selain hanya berdasarkan rasa suka, tampaknya nanti bisa jadi ini akan berkembang menjadi rasa saling jatuh cinta. Ah, mustahilkah? Mustahil ini, benar tidak?
Ketika pikiran-pikiran itu bertebarang di kepalaku, Meguri-senpai melihatku dengan senyum kecutnya.
"Hikigaya-kun, kalau alasanmu seperti itu, itu terdengar seperti alasan yang dibuat-buat oleh mereka."
"Oh, benar juga..."
Benarkah? Bukankah itu hanya alasan berdasarkan emosi? Meski aku biasanya tenang dan terkendali, apakah kemampuan berpikirku ini langsung drop ke level Haruka dan Yukko ketika aku memikirkan Totsuka? Totsuka memang seorang pria yang menakutkan.
Tapi, alasan yang berdasarkan emosi belaka tidak akan pernah punya logika. Bahkan tidak sampai sepertiganya saja. Karena itulah, sepertiga menjadi judul dalam lagu penutup Rurouni Kenshin. Dengan kata lain, emosimu akan mencapai orang lain selama rasa cintamu itu tiga kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Ah, itu logis sekali! Aku memang jenius!
...Ah dasar bodoh. Ketika tubuhku bereaksi secara spontan dengan ide-ideku itu, Yuigahama mengatakan sesuatu dengan nada yang konyol.
"Kau terlalu khawatir. Totsuka-chan itu laki-laki."
"Juga, mencegah agar kejadian itu tidak terjadi, kita juga menerapkan aturan yang ketat, jadi secara tidak langsung itu meningkatkan standar keamanan bagi peserta lomba."
Apa yang Yukinoshita katakan itu benar. Tetapi, pasti akan ada saja orang yang ingin melanggar aturannya. Aku masih khawatir...
Tanpa bisa menahan emosiku, aku mengatakan sesuatu secara spontan.
"Tapi, tidak ada jaminan."
"Hi-Hikigaya-kun? Serius...?"
Meguri-senpai mengembungkan pipinya dan menatapku dengan tajam. Entah mengapa, ekspresinya itu terasa menyenangkan bagiku. Ketika aku ditenangkan oleh Meguri-effect dari Meguri-senpai (efek utama: menyembuhkan dan membuat tenang, juga memberikan buff onee-san), Ebina-san mengatakan sesuatu yang menyegel deal kali ini.
"Kapten tim itu, adalah seseorang yang akan dilindungi oleh seluruh anggota tim. Jadi harusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, benar tidak?"
...Melindungi? Aku melindungi Totsuka? Aku adalah Ksatria dari Totsuka? Begitu ya. Tidak buruk juga. Kalau begini caranya, maka aku setuju-setuju saja. Mari kita lakukan! Aku akan memberikan like ke ide ini!
"Ah, benar juga..."
Yukinoshita juga tampak menyetujui konsep itu, dan dia terlihat lebih santai dari biasanya. Setelah itu, dia mengambil kertas, dan mulai membuat kesimpulannya.
"Kalau begitu, kita akan membuat permintaan resmi kepada Totsuka-kun."
"Aku setuju!"
Yuigahama mendukungnya. Panitia lainnya tampak tidak keberatan dengan itu. Bahkan, suara tepuk tangan mereka terdengar lebih keras dari biasanya.
Di tengah-tengah suara tepuk tangan ini, aku bisa mendengar suara pintu ruangan yang diketuk.
Sepertinya, Kawasaki sudah tiba.
Kegiatan rapat selanjutnya adalah membahas tentang kostum Kibasen berdasarkan saran-saran Kawasaki. Jika itu telah selesai, maka kurang lebih kita sudah selesai dengan lomba utamanya.
Dengan begini, persiapannya sudah selesai.
Selanjutnya, adalah waktu bagi kami untuk melawan balik.
Ironis jika Hachiman dalam monolognya mengatakan Yukino cukup kasar dengan Tobe. Padahal, Hachiman sendiri yang membuang sampah bully ke kotak sepatu Tobe...
...
Sebenarnya jika kita jeli, ini kedua kalinya Hachiman selamat dari pairing HxH. Pertama ketika Festival Budaya Drama 2F. Sekarang, dalam kapten tim Botaoshi. Padahal, dia memang cocok memerankan penjahat yang melawan Hayama. Lucunya, dua-duanya selamat karena alasan menjadi panitia festival.
...
Kadang sulit untuk dipercaya, kalau dalam tempo 2-3 minggu setelah ini, Ebina Hina menembak Hikigaya Hachiman.
Dengan mengatakan 'Unn' , Ebina mulai berpikir, dan dengan enerjiknya, dia mengepalkan tangannya di udara dan berteriak. 'Yes!' Setelah menarik napas dalam-dalam, diapun mulai berkata.
"Hikitani-kun sangat cocok dan seimbang! Seimbang antara menyerang dan menerima!"
Ha. Ha. Ha. Itu sangat mustahil. Akupun pura-pura tertawa dalam hatiku. Mari kita kesampingkan dia dulu.
"Apakah diluar sana ada siswa yang seperti Hayama?"
Aku sendiri tidak begitu tahu tentang siswa-siswa di sekolahku. Atau mungkin lebih tepatnya, aku sendiri tidak tertarik dengan mereka. Karenanya, aku melihat ke arah Yuigahama, yang tampaknya sedang berpikir keras. Dengan menggumamkan 'hmm', dia mulai berpikir.
"Seseorang yang terkenal...Tobe?"
"Kupikir lebih cocok memanggilnya sebagai perusak pemandangan."
Sebuah sindirian muncul dari Yukinoshita. Ya ampun, itu kasar sekali.
Meski Tobe sebenarnya tidak berkumpul dengan orang-orang yang termasuk sampah masyarakat, aku sendiri tidak pernah berpikir kalau dia itu adalah orang jahat. Maksudku, dia pernah menjadi kambing hitam. (sebenarnya dipaksa orang...)
Meski begitu, mustahil kalau Hayama dan Tobe berada di level yang sama. Lagipula, di daftar tim putih barusan, aku melihat nama Tobe di dalamnya.
Sial, ternyata aku benar-benar tidak bisa memanfaatkannya kali ini!
Jadi yang harus kulihat ini adalah daftar siswa dari tim merah...
Ketika kulihat daftar itu, kutemukan nama yang familiar. Zaimokuza Yoshiteru. Dia tidaklah terkenal, mungkin lebih tepatnya tidak ada satupun siswa disini yang menyukainya.
Meski begitu, banyak sekali hal dimana Zaimokuza kalah ketika dibandingkan dengan Hayama. Karena ini sudah cukup jelas, maka Zaimokuza kita eliminasi. Kalau memang bisa, aku juga ingin mengeliminasi dia dari ingatanku.
Aku terus melihat ke arah daftar itu, dan masih belum menemukan kandidat kapten yang cocok. Sagami, yang juga melihat ke arah daftar itu, berbicara.
"Meguri-senpai. Bolehkah kalau kaptennya berasal dari anak kelas tiga?"
Mendengar pertanyaan itu, Meguri-senpai menggelengkan kepalanya.
"Umm, kupikir tidak ada, karena anak laki-laki angkatanku orangnya pemalu semua...Tidak mudah menemukan seseorang yang seperti Hayama."
Kalau kita membicarakan kualitas luar biasa Hayama, pernyataannya bisa dimaklumi. Lihat saja betapa tamvan wajahnya, sikapnya yang baik, kemampuannya di bidang olahraga, dan popularitasnya, orang normal saja pasti berpikir bagaimana bisa ada orang seperti itu di dunia ini?
Hayama mungkin adalah tipe-tipe orang yang hanya bisa kau temui setiap sepuluh tahun sekali. Dia memiliki bakat yang luar biasa, tidak seperti para Beaujolais nouveau yang dihasilkan setiap tahun. Bahkan jika kita berusaha mengesampingkan fitur-fitur tampilan luar Hayama, kekuatan fisiknya juga bukanlah hal yang bisa diremehkan.
Jika siswa kelas tiga tidak punya seseorang yang seperti itu, maka harapan kita hanyalah siswa kelas satu. Tapi mereka sendiri tidak cukup populer di sekolah, jadi kita bisa eliminasi mereka dari salah satu kandidat.
Ketika aku menggumamkan berbagai kandidat yang mungkin, Yuigahama tiba-tiba menepuk kedua tangannya, seperti berhasil menemukan sesuatu.
"Ah, Hayato kan kapten tim sepakbola, benar tidak? Kenapa kita tidak pilih kapten dari sebuah klub di tim merah? Dengan begitu, temanya nanti akan menjadi sebuah pertempuran dari dua orang kapten tim. Bukankah itu terdengar menarik?"
"Pertempuran antar dua kapten tim..."
Oh. Selama penontonnya dijejali konsep seperti itu, kurasa tidak masalah jika kita memilih seseorang yang sebenarnya tidak begitu cocok untuk peran itu. Jadi kali ini kita menggunakan jabatan seseorang di Klub Olahraga sebagai kandidatnya?
Begitulah Yuigahama. Mungkin, dia tidak sekedar lonte saja. Ternyata dia juga bisa memikirkan sebuah rencana yang bagus sesuai seleranya, ataupun untuk membuat suasananya lebih hidup.
Yukinoshita lalu menganggukkan kepalanya untuk menerima ide itu dan mengambil bolpennya.
"Kedengarannya ide yang bagus. Kalau begitu, para kapten Klub di tim merah adalah..."
"Klub Atletik, Ping-Pong, dan Tenis..."
Meguri-senpai menganggukkan kepalanya, dia mulai mencari nama-nama kapten tim tersebut dan menuliskannya di sebuah kolom.
"Diantara orang-orang ini, seseorang yang seperti Hayama..."
Sagami menggumamkan itu sambil melihat daftar kapten Klub tersebut. Dia juga, sedang mencari nama yang cocok. Tidak lama kemudian, Yuigahama mengatakan sesuatu.
"Ah, Saika-chan ada di tim merah juga."
"T-Totsuka?!"
Diriku mulai tidak terkontrol ketika mendengar nama itu disebut. Tanpa mempedulikan reaksiku, Ebina-san tampak mendukungnya.
"Ah, begitu ya. Totsuka-san memang pernah menjadi pasangan Hayama waktu Festival Budaya lalu. Kurasa pasangan itu bukanlah pasangan yang buruk."
Pasangan apa sih yang kau bicarakan? Aku menentang pasangan semacam itu.
"Jangan, aku tidak setuju kalau Totsuka."
Aku akhirnya mengatakan itu setelah mengumpulkan segenap tenagaku. Yuigahama tampaknya tidak memahami itu.
"Kenapa tidak?"
Memangnya perlu alasan? Aku akan dihinggapi mimpi buruk jika membayangkan Totsuka menjadi buruan dari semua pria. Oi, memangnya siapa sih yang berhak menentukannya? Memangnya memakai undian? Coba bayangkan, bagaimana jika Totsuka mendapatkan bahaya? Jangan bilang kalau semua masalah akan terselesaikan begitu saja hanya dengan berteriak Gryffindor.
Tapi, akan sangat menjijikkan jika aku mengatakannya dengan jelas. Kau bisa katakan, kalau aku saat ini seperti sudah gila saja.
Karena itulah, aku harus memikirkan alasan lain.
"Co-Coba pikir dulu. Bagaimana jika Totsuka terluka? Klub Tenis sebenarnya punya fisik yang tidak cukup bagus."
Kalau Totsuka mendapatkan cedera di lomba Botaoshi dan berakhir dengan tidak bisa menghadiri kegiatan Klub, aku tidak punya pilihan lain kecuali bergabung dengan Klub Tenis untuk bertanggung jawab...Hei, tunggu, tapi ide itu tidak begitu buruk. Selain hanya berdasarkan rasa suka, tampaknya nanti bisa jadi ini akan berkembang menjadi rasa saling jatuh cinta. Ah, mustahilkah? Mustahil ini, benar tidak?
Ketika pikiran-pikiran itu bertebarang di kepalaku, Meguri-senpai melihatku dengan senyum kecutnya.
"Hikigaya-kun, kalau alasanmu seperti itu, itu terdengar seperti alasan yang dibuat-buat oleh mereka."
"Oh, benar juga..."
Benarkah? Bukankah itu hanya alasan berdasarkan emosi? Meski aku biasanya tenang dan terkendali, apakah kemampuan berpikirku ini langsung drop ke level Haruka dan Yukko ketika aku memikirkan Totsuka? Totsuka memang seorang pria yang menakutkan.
Tapi, alasan yang berdasarkan emosi belaka tidak akan pernah punya logika. Bahkan tidak sampai sepertiganya saja. Karena itulah, sepertiga menjadi judul dalam lagu penutup Rurouni Kenshin. Dengan kata lain, emosimu akan mencapai orang lain selama rasa cintamu itu tiga kali lipat lebih besar dari sebelumnya. Ah, itu logis sekali! Aku memang jenius!
...Ah dasar bodoh. Ketika tubuhku bereaksi secara spontan dengan ide-ideku itu, Yuigahama mengatakan sesuatu dengan nada yang konyol.
"Kau terlalu khawatir. Totsuka-chan itu laki-laki."
"Juga, mencegah agar kejadian itu tidak terjadi, kita juga menerapkan aturan yang ketat, jadi secara tidak langsung itu meningkatkan standar keamanan bagi peserta lomba."
Apa yang Yukinoshita katakan itu benar. Tetapi, pasti akan ada saja orang yang ingin melanggar aturannya. Aku masih khawatir...
Tanpa bisa menahan emosiku, aku mengatakan sesuatu secara spontan.
"Tapi, tidak ada jaminan."
"Hi-Hikigaya-kun? Serius...?"
Meguri-senpai mengembungkan pipinya dan menatapku dengan tajam. Entah mengapa, ekspresinya itu terasa menyenangkan bagiku. Ketika aku ditenangkan oleh Meguri-effect dari Meguri-senpai (efek utama: menyembuhkan dan membuat tenang, juga memberikan buff onee-san), Ebina-san mengatakan sesuatu yang menyegel deal kali ini.
"Kapten tim itu, adalah seseorang yang akan dilindungi oleh seluruh anggota tim. Jadi harusnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan, benar tidak?"
...Melindungi? Aku melindungi Totsuka? Aku adalah Ksatria dari Totsuka? Begitu ya. Tidak buruk juga. Kalau begini caranya, maka aku setuju-setuju saja. Mari kita lakukan! Aku akan memberikan like ke ide ini!
"Ah, benar juga..."
Yukinoshita juga tampak menyetujui konsep itu, dan dia terlihat lebih santai dari biasanya. Setelah itu, dia mengambil kertas, dan mulai membuat kesimpulannya.
"Kalau begitu, kita akan membuat permintaan resmi kepada Totsuka-kun."
"Aku setuju!"
Yuigahama mendukungnya. Panitia lainnya tampak tidak keberatan dengan itu. Bahkan, suara tepuk tangan mereka terdengar lebih keras dari biasanya.
Di tengah-tengah suara tepuk tangan ini, aku bisa mendengar suara pintu ruangan yang diketuk.
Sepertinya, Kawasaki sudah tiba.
Kegiatan rapat selanjutnya adalah membahas tentang kostum Kibasen berdasarkan saran-saran Kawasaki. Jika itu telah selesai, maka kurang lebih kita sudah selesai dengan lomba utamanya.
Dengan begini, persiapannya sudah selesai.
Selanjutnya, adalah waktu bagi kami untuk melawan balik.
x Chapter X | END x
Ironis jika Hachiman dalam monolognya mengatakan Yukino cukup kasar dengan Tobe. Padahal, Hachiman sendiri yang membuang sampah bully ke kotak sepatu Tobe...
...
Sebenarnya jika kita jeli, ini kedua kalinya Hachiman selamat dari pairing HxH. Pertama ketika Festival Budaya Drama 2F. Sekarang, dalam kapten tim Botaoshi. Padahal, dia memang cocok memerankan penjahat yang melawan Hayama. Lucunya, dua-duanya selamat karena alasan menjadi panitia festival.
...
Kadang sulit untuk dipercaya, kalau dalam tempo 2-3 minggu setelah ini, Ebina Hina menembak Hikigaya Hachiman.
Resensinya spoiler nih :v
BalasHapusiya nih spoiler mulu jadi kesel kan😑
HapusSaya berharap ada keajaiban yang bikin Totsuka jd cewe... rasanya aneh saja melihat dia terus pake seragam olahraga. Itu bikin jenis kelaminnya jadi ambigu
BalasHapus