x x x
Ngomong-ngomong, mari kita kembali ke topiknya karena itu adalah satu-satunya cara untuk keluar dari situasi yang tertekan seperti ini.
"Jadi, ada apa dengan coklat ini?"
"Adikku mendengar sesuatu tentang Valentine Day di TK-nya, dan sekarng dia ingin membuatnya...Apa kalian tahu tentang coklat yang bisa dibuat oleh anak kecil?"
"Coklat yang bisa dibuat anak kecil..." Yukinoshita mengatakan itu sambil mengangguk, mengulang-ulang apa yang dia dengar.
Ebina-san lalu memiringkan kepalanya. "Bukankah kamu ini pintar memasak, Saki-Saki?"
Benar juga, Kawasaki setahuku memang mengurusi segala aktivitas di rumahnya karena kedua orangtuanya sibuk, dia juga punya beberapa saudara. Aku juga pernah melihatnya membawa kantong belanjaan yang berisi daun bawang. Itu artinya, dia harusnya pintar memasak. Aku memikirkan itu sambil melihat ke arahnya, namun dia memalingkan wajahnya karena malu.
"...Umm, masakan yang kumasak biasanya masakan-masakan standar. Aku sendiri tidak yakin apa masakanku itu sendiri disukai oleh anak kecil."
"Jika tidak keberatan, bolehkah kutahu masakanmu yang paling kau andalkan, Kawasaki-san?" tanya Yukinoshita, namun dia hanya diam saja.
Dengan terbata-bata, Kawasaki mulai menjawab. "K-K..."
K...Kue? Kedengarannya itu adalah sesuatu yang anak-anak suka. Dulu, aku pernah bertengkar dengan Komachi mengenai siapa yang berhak memakan hiasan kue Sinterklas yang ada di kue Natal...Meski pada akhirnya, kami baru tahu kalau itu ternyata tidak seenak yang dibayangkan. Komachi dan diriku berhenti memakannya dan membiarkan Ayahku yang membuangnya.
Tapi sepertinya, yang hendak dia katakan bukanlah itu. Semua orang melihat ke arahnya, menunggunya untuk menyelesaikan kata-katanya.
"K-Kentang, bola kentang rebus..."
[note: Mungkin ini sejenis perkedel atau kroket.]
...Standar sekali.
Semua orang terdiam karena mendengar jawaban yang ternyata sangat standar. Melihat respon semua orang yang seperti itu, matanya mulai berkaca-kaca, mungkin dia merasa itu adalah adegan yang memalukan baginya.
Menyadari itu, Yuigahama tampak bersemangat dan berusaha menyemangati Kawasaki.
"Kedengarannya keren! Aku bahkan tidak bisa memasak sama sekali! Menurutku, kau ini luar biasa! Benar tidak, Yukinon!?"
Ketika ditanya, Yukinoshita menganggukkan kepalanya.
"Itu benar. Bola kentang mengingatkanku tentang bola kucing, kurasa mungkin lebih tepat disebut imut daripada luar biasa, benar tidak?"
"Responmu barusan agak aneh!?" Yuigahama melihatnya dengan tatapan yang heran.
Kau benar, bahkan kau tidak bisa menyebutnya sebuah 'balasan'.
Apaan sih dengan bola kucing? Apa yang kau maksud itu adalah kucing yang membuat posisi tubuhnya menggulung ketika mereka tertidur? Dan ketika kau meminta mereka menggeser tempat tidurnya, mereka akan menatapmu dengan kesal? Oke, kurasa aku pikir itu juga imut, tapi kadar imutnya sedikit. Tapi kucing yang berbulu panjang itu mirip sapu dan menarik banyak sekali debu, jadi kuharap kau hati-hati!
Ngomong-ngomong, kita tinggalkan topik kucing ini dan fokus ke Kawasaki. Jawaban aneh Yukinoshita itu malahan membuatnya bertambah malu-malu seperti sedang menggoyang-goyang anak kucing yang baru dia lihat. Maafkan aku karena dia memang tidak tahu bagaimana menyemangati orang...
Untuk menyeimbangkan situasi ini, atau apalah kau sebut sikapku ini, aku lalu pura-pura batuk dan menambahkan.
"Kupikir jika kau bisa memasak itu, harusnya kau punya skill memasak yang baik."
"Oh, itu benar. Meski masakan standar, tapi itu bukti kau bisa memasak..." Isshiki mengulangi jawabanku. Meski dia terkesan bingung, dia tidak bersikap meremehkan atau semacamnya.
"Yep, kurasa itu memang masakan yang cocok dengan Saki-Saki!" Ebina-san mengatakan itu sambil menaikkan jari telunjuknya, mengeluarkan cahaya yang menyilaukan dan memasang senyum ala Ebi-Ebi.
Kawasaki mulai tersenyum kali ini, dia mungkin merasa kalau pujian-pujian dari mereka mulai memberinya semangat, tapi dia tiba-tiba terdiam. Aku lalu mengikuti arah lirikan matanya; mengarah ke Miura, dia tampaknya khawatir tentang pendapatnya.
Sedang Miura sendiri, melihat ke arahnya sejenak dan menoleh ke arah lain seperti tidak tertarik. Dengan suara pelan, dia mengatakan sesuatu.
"Jadi kau bisa masak toh?"
"Huh? Oh, yeah, aku bisa..."
"Hmmm..."
Dia mengatakan itu sambil bermain-main dengan ujung rambutnya, tapi suaranya memang tidak terkesan meremehkan. Aku sendiri membayangkan kalau Nona Miura ini tidak bisa memasak...Sebagai seorang gadis, memasak adalah sebuah skill yang harusnya dia punyai.
"Jika Kawasaki-san bisa memasak, kurasa yang kita butuhkan adalah memilih menu yang cocok untuknya." Yukinoshita menjawabnya sambil menaruh tangannya di dagu.
"Ja-Jangan lupakan aku! Aku juga ingin bisa! Kalau anak kecil bisa, aku ingin bisa juga!" Yuigahama menaikkan tangannya dengan antusias.
Yukinoshita lalu terlihat menurunkan pandangan matanya ke arahnya.
"...Aku sendiri tidak yakin soal itu."
"Kau terlalu jujur, Yukinon!"
"Sebenarnya, dia tidak mengatakan mustahil, jadi sebenarnya dia sedang berbaik hati."
"Memangnya kau pikir aku sudah tidak ada harapan lagi dalam memasak!?"
Kau sendiri tidak sadar...Ketika membahas Yuigahama, entah menu atau proses memasaknya yang bermasalah. Dia ini punya kebiasaan untuk mencampurkan idenya tentang resep rahasia dan itu membuat sesuatunya bertambah buruk. Terakhir kalinya dia membuat sesuatu ketika diajari Yukinoshita adalah memasak sesuatu yang tidak bisa dimakan oleh manusia. Well, bukannya aku mau mempermasalahkan metode mengajar Yukinoshita...
"Hei, bagaimana denganku?"
"Benar, benar, biarkan kami bergabung sekalian!"
Miura dan Ebina, tampak mulai lelah dengan 'seluruh perhatian ke Kawasaki', sementara Isshiki menaikkan tangannya.
"Oh, aku juga ingin berpartisipasi sebagai referensi."
Melihat mereka, Yukinoshita mendesah.
"Aku tidak keberatan..." katanya, lalu dia menatapku.
"...Well, silakan saja dan lihat apa yang bisa kita bantu. Lagipula, mereka sendiri yang akan memasaknya."
"Itu benar...Aku akan mengatur sebuah kegiatan dimana kalian bisa menyelesaikan request kalian bersama-sama. Jadi, apa kalian keberatan jika waktu senggang kalian dipakai untuk kegiatan ini...?"
Yukinoshita melihat ke arah Kawasaki, Ebina-san, dan Miura. Ketiganya mengangguk setuju.
x Chapter IV Part 3 | END x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar