x x x
Esok harinya, "Program Rehabilitasi Kawasaki Saki" secara resmi dimulai.
Sepulang sekolah, aku pergi ke ruangan Klub dimana Yukinoshita sejak dari tadi sudah menunggu kehadiranku.
"Karena sudah lengkap, mari kita mulai saja."
Yuigahama dan diriku mengangguk ketika mendengar itu. Oh, dan entah mengapa, Totsuka ada disini juga.
"Totsuka, kau tidak harus memaksakan dirimu untuk terlibat dalam masalah ini."
Maksudku begini, aku tidak tega melihatnya berada dalam tirani Yukinoshita. Aku yakin dia hadir disini karena sudah mendapat tatapan kematian dari Yukinoshita.
Tapi Totsuka hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dan tersenyum.
"Bukan begitu, kurasa tidak masalah. Aku mendengar masalahnya juga kemarin. Lagipula, aku juga tertarik dengan apa yang klub ini lakukan, Hachiman...Aku juga mau jalan bersama kalian jika tidak merasa mengganggu."
"Be-Begitu ya...Kalau begitu tolong jalan denganku."
Aku mengatakan "tolong jalan denganku" secara spontan, seperti sebuah bagian kecil dari tebaran pesonaku. Begini, apalagi yang bisa kau lakukan ketika dia menatapmu dengan tatapan mata memelas dan sambil meremas-remas lengan seragam olahraganya, lalu tiba-tiba dia bilang ingin 'jalan' denganmu? Aku hanya merespon selayaknya seorang pria sejati! ...Oh tunggu dulu, Totsuka ini laki-laki. Sialan!
Karena ada himbauan untuk meliburkan aktivitas Klub sampai ujian berakhir, halaman sekolah terasa sepi ketika jam pulang sekolah. Selain kami yang ada disini, banyak juga siswa yang sedang belajar sendiri di dalam sekolah, begitu juga tipe-tipe seperti Kawasaki Saki yang diceramahi di ruang guru karena terlambat masuk sekolah.
Ngomong-ngomong, kau akan dipanggil menghadap di ruang guru jika datang terlambat ke sekolah lebih dari lima kali dalam sebulan.
Hiratsuka-sensei mungkin sedang menceramahi Kawasaki Saki dan memberikannya berbagai nasehat ketika kita sedang 'rapat strategi' disini.
"Aku memikirkan ini tadi, dan aku pikir yang terbaik adalah Kawasaki-san harus menyelesaikan masalah ini dengan kemauannya sendiri. Akan ada resiko lain jika kita yang memaksanya untuk menyelesaikan masalahnya. Jika dia melakukannya atas keinginan sendiri, maka dia dipastikan tidak akan mengulanginya lagi." kata Yukinoshita.
"Itu sangat masuk akal." akupun setuju.
Kurasa ini tidak sebatas ke masalah 'kenakalan' saja. Tapi jika ada orang lain yang memberikan komentar terhadap aksimu, maka itu akan terasa menyebalkan. Misalnya saja, jika ada orang yang dekat denganmu dan berusaha untuk memberitahu dirimu tentang apa yang harus kau lakukan, kau akan kesal ke mereka. Contoh paling mudah adalah ketika Ibumu mengatakan sesuatu kepadamu ketika ujian sudah dekat: "Kenapa kau tidak angkat saja pantat besarmu itu ke kamarmu dan mulai belajar sekarang?". Lalu, kau meresponnya dengan, "Au' dah! Padahal aku barusan memang mau belajar! Ah, jadi makin malas saja".
"Oke, jadi apa yang akan kita lakukan?" tanyaku.
"Apakah kau pernah dengar tentang Terapi Hewan?"
Terapi Hewan, sederhananya, adalah terapi kejiwaan yang melibatkan interaksi dengan hewan-hewan peliharaan untuk mengurangi level stress seseorang dan menarik keluar sisi positif orang itu. Sambil Yukinoshita menjelaskan apa maksudnya, aku bisa melihat Yuigahama mengangguk-anggukkan kepalanya. Menurutku, ini tidak ada salahnya untuk dicoba. Menurut informasi Taishi, Kawasaki dulunya adalah gadis yang ramah. Mungkin ini bisa dicoba untuk menarik keluar sifat positifnya itu.
Sayangnya, ada satu masalah.
"Siapa yang menyediakan hewannya?" tanyaku.
"Soal itu...Apa disini ada yang punya kucing?" tanya Yukinoshita.
Totsuka terlihat murung ketika mendengar itu. Aww, bolekah aku pelihara dia? Dia manis sekali. Dia memang efektif untuk terapiku!
"Soal itu, bagaimana kalau anjing? Aku punya anjing." kata Yuigahama.
"Lebih baik kalau ada kucing," Yukinoshita memaksa.
"Aku tidak paham apa bedanya memakai kucing atau anjing...Serius ini, memangnya ada perbedaannya antara yang memakai kucing dengan yang memakai anjing?"tanyaku.
"Sebenarnya tidak ada. Hanya saja, kita tidak bisa memakai anjing kali ini." Yukinoshita lalu berusaha menghindari tatapan mataku.
"Apa kau ini tidak suka anjing?"
"Aku tidak pernah mengatakan begitu. Tolong jangan menarik kesimpulan terlalu dini," Yukinoshita mencoba klarifikasi.
Tapi Yuigahama-lah yang langsung mengambil kesimpulan.
"Mustahil, Yukinon. Apa kau sebenarnya membenci anjing? Kenapa bisa begitu?! Apa kau tidak suka hewan-hewan yang imut?!"
"...Kau merasa begitu karena kau menyukai anjing, Yuigahama-san." Tiba-tiba, nada suara dari Yukinoshita terdengar datar.
Apa dia pernah punya semacam trauma yang disebabkan oleh anjing atau sejenisnya? Apa dia pernah digigit anjing? Meh, jika dia tidak suka, kurasa aku tidak perlu terus mempermasalahkannya. Untuk saat ini, aku sangat senang karena tahu salah satu kelemahan Yukinoshita.
"Aku punya kucing. Apa itu bisa dipakai?" kataku.
"Ya."
Dengan persetujuan Yukinoshita, aku menelpon Komachi. Aku bisa mendengar suara musik yang aneh dalam nada tunggunya. Ada apa dengan musik yang aneh ini? Kenapa gadis ini nada tunggunya berupa musik?
["Yaaaaaaaaa, disini Komachi!"]
"Oh, Komachi. Apa kau saat ini ada di rumah?"
["Yep. Memangnya ada apa?"]
"Soal kucing di rumah. Maaf, bisa tidak kau bawa kucingnya ke sekolahku?"
["Huh? Kenapa? Ka-kun ini berat loh, ogah ah."]
Ka-kun adalah nama kucing keluarga kami. Dia biasa dipanggil Kamakura, tapi karena nama itu terlalu panjang untuk dipanggil, jadi kami menyingkatnya begitu. Nama itu diberikan karena bentuk tubuhnya yang bulat seperti rumah kuil yang bulat, Kamakura.
"Err, begini, Yukinoshita memintaku untuk membawanya kesini."
["Aku akan mengantarnya kesana sebentar lagi."]
Tiba-tiba teleponnya ditutup sepihak oleh Komachi.
...Huh? Kenapa sikapnya tiba-tiba berubah setelah kubilang kalau itu diminta Yukinoshita? Tapi mengapa dia 'ogah-ogahan' ketika aku yang minta?!
Kututup teleponku, merasa puas karena dia akan datang. Sekolahku ini terkenal di daerah sini, jadi dia kemungkinan besar tidak akan tersesat.
"Katanya, dia akan kesini sebentar lagi. Apa lebih baik jika kita menunggunya diluar?"
Kami menunggu di gerbang depan sekolah selama 20 menit. Tidak lama kemudian, Komachi muncul dengan membawa kotak berisi hewan peliharaan di tangannya.
"Maaf sudah membuatmu datang kesini," kata Yukinoshita.
"Ah tidak apa-apa, aku sangat senang melakukan ini untukmu, Yukino-san,"
Komachi menjawabnya dengan tersenyum sambil membuka kotak tersebut.
Kamakura ada di dalamnya. Dia menatapku dengan ketus seperti mengatakan "Huh? Apa yang lo liat, bocah?". Dia ini tidak mau sedikit saja bersikap manis.
"Aww, dia ini manis sekali!" Totsuka mengeluarkannya dari kotaknya dan membelainya.
Tubuh Kamakura bergerak-gerak seperti hendak mengatakan "Hei, hei, tenang dulu! Tunggu sebentar! Jangan perutku! Mana saja asal jangan disana!" Dia seperti mengharapkan ampunan dari Totsuka.
"Jadi, apa rencanamu dengan ini?" aku memegang Kamakura dengan memegangi belakang lehernya setelah Totsuka memberikannya kepadaku.
Sebenarnya, ini adalah cara yang salah untuk memegang kucing. Yang benar adalah menggendongnya di lengan.
"Taruh dia di sebuah kardus terbuka, dan biarkan Kawasaki-san lewat di depannya. Aku yakin Kawasaki-san akan memungutnya jika hatinya benar-benar tergerak."
"Dia bukanlah pimpinan geng cewek-cewek nakal yang populer di masa lalu." Jika dia berpikir kalau orang yang nakal menyukai kucing, maka dia akan punya masalah lain. Pola pikirnya kolot sekali.
Tapi, kita sendiri memang tidak mengenak baik Kawasaki, jadi tidak ada jaminan kalau metode ini akan gagal seratus persen.
"Ya sudah, aku akan cari dulu kardusnya."
Setelah mengatakan itu, aku berniat menitipkan kucingku ini ke Yuigahama yang ada di sebelahku. Tapi tiba-tiba dia berusaha menjaga jarak denganku.
...Tolong pegangi dulu. Kupanggil namanya lagi dan mencoba memberikan Kamakura kepadanya. Sekali lagi, Yuigahama mencoba menghindarinya.
"Apa-apaan..."
"Oh. Err, uhh, tidak ada apa-apa!" Yuigahama mengatakan itu sambil menjulurkan tangannya dengan gugup.
Kamakura lalu menatap kedua tangan Yuigahama dan mengeong. Seketika, Yuigahama langsung memundurkan kedua tangannya.
"Apa kamu...Tidak terbiasa dengan kucing?"
"H-Huh?! Te-Tentu aku baik-baik saja dengan kucing! Malahan, aku sangat menyukai mereka! Ma-Maksudku, a-ayo kesini kucing kecil. Meow...Meow." Suaranya tampak gugup. Dia harusnya tidak punya alasan untuk takut.
"Komachi, pegang ini dulu." Kuberikan Kamakura ke Komachi.
Setelah itu, Kamakura terlihat bersemangat seperti dalam suasana hati yang baik.
Kucing kampret, bahkan kucing juga membenciku.
"Kalau begitu, aku pergi dulu mencari kardus."
Mungkin ada beberapa kardus di ruang guru atau ruang administrasi sekolah. Kucing biasanya punya kotak yang mereka sukai, dan kotak yang mereka benci, tapi kucing kami ini tidak mempermasalahkan kotak apapun. Oh, kucing kami ini juga menyukai plastik, dan dia sering menggigit plastik yang membungkus buku komikku. Aku bahkan mulai berpikir apakah rasanya enak atau tidak.
Kalau dipikir-pikir, dimana aku bisa mendapatkan kantong plastik di sekolah ini? Aku berjalan ke arah gedung sekolah sambil memikirkan cara agar kucingku betah ada di kardus itu, tiba-tiba Yuigahama menyusulku.
"Umm, tahu tidak. Aku sebenarnya tidak membenci kucing."
"Hmm? Sebenarnya aku tidak peduli soal itu. Yukinoshita tampaknya juga tidak suka anjing. Sedang aku sendiri tidak suka dengan serangga."
Lebih tepatnya, aku tidak suka manusia.
"Bukan, maksudku itu aku benar-benar tidak membenci kucing. Kupikir mereka imut."
"Jadi kenapa? Apa kau punya alergi kucing atau sejenis itu?"
"Bukan begitu...Tahu tidak, dulu kucing peliharaanku kabur dariku. Jadi aku sangat sedih ketika membayangkan itu lagi."
Yuigahama lalu berbicara dengan terbata-bata, berbeda dengan ekspresi ceria miliknya yang biasa dia perlihatkan. Kedua matanya seperti dipenuhi emosi yang mendalam. Langkah kakinya terlihat melambat, dan secara otomatis langkahku juga melambat.
"Aku kan tinggal di kompleks kondominium. Warga disana biasa memelihara kucing secara diam-diam di apartemennya."
"Aku baru tahu itu..."
"Begitulah kehidupan anak-anak yang besar di apartemen! Kau tidak bisa memelihara hewan di apartemen, tahu tidak? Jadi aku memelihara diam-diam seekor kucing jalanan tanpa memberitahu orangtuaku. Tapi suatu hari, dia kabur..." Yuigahama tiba-tiba terdiam.
Itu artinya, dia sangat buruk dalam merawat kucing.
Yuigahama lalu tertawa seperti sesuatu yang dipaksakan. Kira-kira apa yang dirasakan oleh Yuigahama yang masih kecil itu dulunya? Mungkin dia pikir kalau kucing itu sangat manis dan mereka terlihat akrab, jadi dia seperti tidak percaya begitu saja kalau kucing tersebut memilih untuk meninggalkannya. Dia pasti merasa seperti dikhianati.
Tapi Yuigahama yang sekarang harusnya tahu apa alasan kucing itu kabur darinya. Aku pernah baca kalau kucing akan meninggalkan pemiliknya ketika hendak meninggal. Jika dia sudah tahu, kira-kira apa yang dipikirkan oleh Yuigahama tentang perpisahannya itu? Mungkin dia masih merasakan penyesalan yang mendalam.
Tapi itu hanya spekulasi dariku saja. Kebenarannya mungkin saja berbeda dari itu. Meski begitu, kupikir emosi yang ditunjukkannya barusan benar-benar tulus.
Tanpa mengatakan apapun, kami membawa kardus itu bersama-sama. Sebenarnya, kardus itu tidak seberat yang kau bayangkan.
x Chapter IV Part 4 | END x
...
Melihat bagaimana Komachi memasang wajah manis di depan Yukino, Yui, dan Saki...Kemungkinan besar Komachi mau membawa Kamakura ke SMA Sobu karena tahu Yukino yang meminta tolong, artinya Hachiman sedang melakukan sesuatu bersama Yukino. Jika untuk kepentingan Hachiman semata, saya rasa Komachi memang berniat menolaknya.
Komachi mungkin melihat ini peluang bagus bagi Hachiman karena bisa dekat dengan gadis.
Bagaimana dengan kemungkinan kalau Komachi takut ke Yukino? Ini sudah disangkal di vol 5 chapter 1, Komachi mengatakan sendiri kalau dia selama ini sering SMS dan jalan bersama Yukino tanpa Hachiman ketahui.
...
Menurut anda, kucing Yui dulunya kabur karena memang akan meninggal atau karena Yui tidak bisa merawat kucing?
Itu terjawab di vol 11 chapter 7, dimana Sable/Sabure atau entah apa nama anjing Yui itu, ternyata lebih akrab ke Ibu Yui daripada Yui sendiri. Kita tahu Yui sering mengajak anjingnya jalan pagi, bahkan ke salon perawatan di vol 3 chapter 3. Tapi, anjing Yui malah lebih akrab dengan Ibunya atau Hachiman.
Bahkan, di vol 5 chapter 5, anjing Yui lebih akrab dengan Komachi daripada Yui!
Kemungkinan besar, kucing tersebut kabur karena Yui tidak bisa merawat kucing dengan baik.
...
Sebenarnya mudah menjawab pertanyaan Hachiman: Kenapa nada tunggu Komachi dipasangi ringtone?
Jawabannya: Karena banyak yang menelpon Komachi.
Jadi, Komachi memasang ringtone itu agar orang yang menelponnya tidak bosan menunggu.
Wajar-kah?
Komachi adalah Ketua OSIS di SMP-nya. Komachi adalah gadis populer di SMP-nya, bahkan Hachiman yang tidak sadar kalau itu adalah Komachi, melihat Komachi sebagai gadis SMP yang cantik. Saya sendiri tidak heran kalau banyak yang menelpon Komachi. Apalagi ada yang stalker dan PDKT ke Komachi seperti serangga beracun, eh Kawasaki Taishi.
...
Monolog Hachiman mengenai perasaan Yui yang menaruh harapan kepada kucing tersebut lalu meninggalkannya, dan mungkin merasa dikhianati.
Tergambar dengan baik di volume 10 chapter 7, adegan UKS. Yui melihat sesuatu dimana harusnya tidak akan pernah terjadi antara Hachiman dan Yukino.
...
Dalam vol 11 chapter 7, Yui mengajak Yukino menginap di rumahnya meskipun tahu kalau ada anjing di rumahnya. Artinya, Yui tidak menganggap serius kata-kata Hachiman soal Yukino tidak suka anjing.
...
Enam kali terlambat atau lebih dalam sebulan, maka akan dipanggil ke ruang guru. Artinya, dalam bulan Mei, Hachiman setidaknya sudah terlambat enam kali.
Di bagian sebelumnya, Hachiman mengakui kalau dia terlambat 72 kali waktu kelas 1 SMA. Karena bulan Juli dan Agustus dibuang (libur musim panas), maka rata-rata Hachiman terlambat 7 kali dalam sebulan.
Apakah ini direncanakan dengan baik? Yep, Hachiman berencana untuk total 200 kali telat di SMA Sobu. Sengaja atau tidak disengaja, Hachiman pasti akan terlambat setidaknya 7 kali dalam sebulan. Selamat berjuang, Hachiman!
Terimakasih sudah menerjemahkan ini
BalasHapusMeow..meow..meow...
BalasHapusYui malah sering gak menanggapi perkataan yukino and haciman deh. Kayak dianggal angin lalu padahal kata2nya fakta
BalasHapus