Kamis, 09 April 2020

[ TRANSLATE ] Oregairu Vol.14 : Interlude 3



Malam Perpisahan telah usai, ujian juga sudah selesai, dan dalam dua hari, hari ini dan besok, kami akan mendapatkan hasil ujian kami. Kemudian, kami akan mendapatkan libur musim semi, dan tidak lama setelahnya ada event Penutupan Tahun Ajaran. Setelahnya lagi? Libur kerja yang panjang.

Dengan lulusnya Meguri-senpai, maka Sekretariat OSIS ini menjadi sebuah istana dengan namaku yang tertulis di atasnya. Akupun bermain dengan HP-ku sambil membayangkan apa yang akan kulakukan dengan liburan musim semiku ini, setelah itu aku akan bantu-bantu Wakil Ketua dan Sekretaris-chan menyelesaikan pekerjaan kita.

Yang tersisa adalah mengumpulkan semua dokumen agar diproses Yukino-senpai, mempekerjakan Wakil Ketua sampai tetes keringat terakhir, lalu meminta Sekretaris-chan untuk menghidupkannya lagi. Sebenarnya, masih banyak yang bisa kita lakukan lagi, tapi kurasa kita sudah bisa memenuhi ekspektasi di tahun ajaran ini. Seperti itulah seharusnya kuakhiri tahun pertamaku di sekolah ini.

“Aku masuk.”

Sebelum Hiratsuka-sensei masuk ke Ruang OSIS...

Dia ini orang yang tidak pernah mengetuk pintu ya?

Ah sudahlah, kurasa orangnya memang seperti itu.

“Apa kau tahu soal ini?”

Coba kulihat dulu...Kulihat layar HP-nya. Layarnya tertulis sesuatu tentang acara Malam Perpisahan. Kubaca perlahan, desainnya benar-benar bombastis, dan aku melihat banyak sekali info yang tidak masuk akal disini. Ada sebuah tagline yang sulit rasanya untuk tidak kubaca, “Malam Perpisahan Gabungan SMA Sobu dan SMA Kaihin, Dilaksanakan Pada Musim Semi!”

“Huh...?”

Mulutku hanya diam dan terbuka. Apa-apaan ini?

Kutunjuk layar HP Hiratsuka-sensei dengan jari-jariku yang bergetar. Ngomong-ngomong, suaraku juga bergetar, begitu juga bibirku.

“U-Um, apa ini? Aku tidak ada informasi apapun soal ini...”

“Begitu ya, kau tidak tahu apa-apa? Berarti ini ulah Hikigaya.”

Hiratsuka-sensei tampak antusias. Kenapa dia malah senang...? Aku sendiri merasa agak tidak nyaman soal ini, tapi tidak lama kemudian dia pamit pergi sambil menggumamkan nada lagu.

“Aku akan tanya langsung ke orangnya saja. Maaf sudah mengganggumu.”

Dia lalu melambaikan tangannya dengan gaya yang keren, tapi aku berhasil menahannya! Aku berhasil menarik tangannya sebelum pergi dari ruangan ini.

“Tunggu, tunggu, tunggu! Ada apa ini!? Apa yang sedang dia lakukan!? Um, bukankah ini sama saja cari masalah? Ini benar-benar sebuah masalah ya!?”

“Oh, benar, kurasa kau belum tahu.”

Hiratsuka-sensei bersikap seperti ini bukan masalah, tapi dia memberiku penjelasan. Sebenarnya, Malam Perpisahan yang sudah direncanakan itu mendapat komplain dan akhirnya tidak diijinkan. Tapi Senpai merencanakan Malam Perpisahannya sendiri yang jauh lebih buruk dari apa yang kita laksanakan, dan akhirnya kita diperbolehkan untuk menggelar Malam Perpisahan dengan versi yang lebih baik. Intinya, itu adalah sebuah rencana tidak berguna yang berfungsi sebagai kambing hitam, atau sejenis itu.

“Saya kurang paham...”

Kata-kata itu keluar dari mulutku, dan Hiratsuka-sensei tampak memahami kondisiku dan tersenyum.

Oke, kenapa dia malah senang...?

“Um, maksud saya begini. Kita sudah menggelar Malam Perpisahan, bukankah itu sudah bukan menjadi masalah lagi?”

“Memang betul, tapi masalahnya situs ini tertulis baru diupdate kemarin dan hari ini.”

“Bukankah itu tidak menjadi masalah...?”

“Memang, tidak menjadi masalah sampai Perhimpunan Orangtua Siswa SMA Sobu menghubungiku.”

Kutatap dirinya untuk mencari jawaban, dan dia hanya menggaruk-garuk wajahnya dengan ekspresi wajah yang penuh dengan masalah.

Oh, baiklah. Ini kurang lebih sama seperti dulu, dimana seseorang dari keluarga Yukino-senpai akan datang. Kurang lebih aku paham situasinya. Tapi satu hal yang tidak kupahami adalah Senpai.

“Tapi mengapa dia mengupdate itu tiba-tiba...?”

“Aku yakin dia punya alasannya,” kata Hiratsuka-sensei. Anehnya, dia mengatakan itu dengan ekspresi senang.

Aku benar-benar tidak mengerti. Apa dia ini semacam idiot? Apakah ada orang yang mau sejauh itu? Kalau memang dia, kenapa dia tidak memberitahuku kalau dia mau melakukan hal semacam itu? Well, oke, terakhir kalinya dia melakukan itu, dia melakukannya demi kami, dimana aku bisa memahami itu, ya kurang lebih begitu, sebenarnya tidak juga, ya seperti itulah. Meski begitu, dia melakukannya tidak hanya demi diriku. Aku tidak paham.

Tiba-tiba, Hiratsuka-sensei menepuk bahuku.

“Ngomong-ngomong, aku akan cari tahu situasinya dulu dari dia. Kuberitahu detailnya kepadamu setelah itu.”

Dia tersenyum bahagia ketika berjalan meninggalkan ruangan ini, seperti hendak pergi kencan, sementara aku disini ditinggal dalam keadaan terkejut.

Tidak ada gunanya berdiri disini tidak melakukan apa-apa. Mengesampingkan fakta Malam Perpisahan sudah digelar, maka OSIS SMA Sobu harus mengambil tindakan. Aku tidak ingin tertinggal dalam hal ini.

Pertama, aku butuh informasi. Kugoogling situs tadi dan menatapnya serius, aku merasakan kalau ada campur tangan wanita dibalik desain yang seperti ini...Dan hanya ada satu orang wanita yang mau membantu Senpai soal ini.

Jadi, kucopy halaman itu dan postingnya di LINE, kutambahkan “Hey, apa kau tahu sesuatu soal ini????” dan kukirim ke dia. Dia dengan cepat meresponku dengan “!??y!?!?”, yang menulis itu jelas sedang kebingungan. Dia lalu mengirim sticker anjing menangis dengan pesan “Aku tidak tahu!”. Sepertinya dia tidak tahu apapun soal ini.

Kutanya, “BTW, kau tahu yang bisa membuat web semacam ini untuknya???” dan kali ini aku mendapatkan jawaban yang jelas. “Chuuni. Dan juga, dua orang gamer anak kelas satu! Mereka tampak pintar dengan komputer! Mereka semua berkacamata!” kemudian dia mengirimkan banyak sekali sticker kacamata. Begitu ya. Tapi aku tidak paham hubungannya dengan itu.

Tapi, lingkaran pertemanan Senpai sangatlah kecil, jadi dengan bermodal petunjuk “berkacamata” maka tersangkanya bisa diperoleh. Karena Hiratsuka-sensei akan mengintrograsi pelaku utamanya, maka aku akan cari-cari informasi dari anak buah pelaku utamanya.

Kuputar kursiku, dan kupanggil Wakil Ketua yang menatapku dengan terkejut, sepertinya dia masih sibuk dengan tugasnya.

“Hei, Pak Wakil, kau tahu tidak siapa yang biasa dipanggil Chuuni? Katanya orang ini pakai kacamata. Dia ini biasa berkumpul dengan dua orang siswa kelas satu yang sepertinya cukup jago di game dan komputer.”

Wakil Ketua tampak terdiam dan berpikir. Tidak masalah sih, tapi jangan berhenti bekerja, oke?

“Chuuni...Oh, pasti orang itu. Si aneh...”

Kata-katanya memang tidak jelas, tapi sepertinya dia ada gambaran siapa orangnya.

“Bisa kau bawa orangnya kesini? Dan juga dua orang anak kelas satunya.”

“Huh...? Yang Chuuni bisa saja, tapi aku tidak tahu siapa dua orang anak kelas satunya.”

Um? Mencari tahu keduanya juga termasuk pekerjaan Wakil Ketua, tahu tidak...?

Tentu saja, aku tidak bisa mengatakan itu, jadi kuputuskan untuk tersenyum sinis di hadapannya. Kemudian, Sekretaris-chan yang duduk di sebelahnya menaikkan tangannya.

“Um...”

“Ya, Ibu Sekretaris?” kutunjuk ke arahnya.

Dia mengatakannya dengan nada pelan.

“Kupikir dua orang anak kelas satunya itu adalah Hatano-kun dan Sagami-kun dari Klub Gamers.”

“Klub Gamers? Hatano? Sagami?” Kumiringkan kepalaku.

Siapa sih mereka?

Dia lalu tersenyum kecut.

“Iroha-chan, mereka itu sekelas denganmu...”

“Ahh...”

Bleh.

Ekspresinya yang awalnya tidak percaya kini berubah suram. Kupikir kita sudah akrab selama ini di OSIS! Lagipula, teman perempuanku tidak begitu banyak, jadi dia ini kuanggap sangat penting! Jadi, kuputuskan untuk pura-pura batuk, dan bertepuk tangan sekali.

“Oh, betul, betul. Oke, Pak Wakil Ketua, tolong bawa Hatagaya-kun dan Sagano-kun juga ya!?”

Kujulurkan lidahku, mengedipkan mataku dengan tanda peace, dan memberikan perintah ke Wakil Ketua. Tiba-tiba dia merasa senang dan berdiri, mungkin merasa gembira karena bisa bebas dari tugasnya.

“Ya sudah, kucari mereka dulu.”

“Aku akan menemanimu, Makito-kun. Bukankah kau tidak tahu wajah mereka?”

“Terimakasih, itu sangat membantu.”

Mereka meninggalkan ruang OSIS bersama-sama. Wow, Sekretaris-chan, kau terbiasa dengannya? Apa kau baru saja memanggil Wakil Ketua dengan nama depannya? Kau jadi pacarnya? Ini becanda ya? Lakukan pekerjaanmu, oke?



X x x



Tidak lama kemudian, Wakil Ketua dan Sekretaris menyelesaikan tugasnya dan kembali ke Ruang OSIS. Telah hadir tiga orang berkacamata, persis seperti info yang kudapat.

Ketiganya kusuruh duduk di kursi meja panjang. Wakil Ketua dan Sekretaris duduk di tiap sudut sehingga mencegah mereka kabur. Ruang OSIS ini memang disetting mirip dengan ruang pengadilan (hakim: diriku, jaksa:diriku, pengacara:diriku, dakwaan: melawan negara), dan sidang sedang terjadi.

“Bisa kau jelaskan ini kepadaku?”

Kutunjuk jariku ke sebuah barang bukti, layar HP-ku, dan bertanya dengan hangat. Tapi, ketiganya hanya duduk tenggelam di kursinya masing-masing sambil menatap satu sama lain.

Tidak ada tanda-tanda ada yang buka mulut...Tenang.

Aku ini sangat berpengalaman menangani orang yang menjengkelkan seperti Senpai, jadi aku harusnya bisa kalau cuam menangani orang lain. Percayalah, diriku. Aku ini luar biasa.

Kutarik napas dalam-dalam dan tersenyum ala Irohasu. Aku ini tidak marah, oke? Kutanya mereka baik-baik.

“Jadi, kenapa kalian mencoba mengadakan sebuah acara Malam Perpisahan tanpa berkonsultasi dahulu dengan pihak OSIS? Kenapa?”

Kulebarkan senyumku lagi untuk mengingatkan mereka akan situasinya, dan kali ini, membuat mereka melompat ketakutan. Entah mengapa, Wakil Ketua juga melompat. Si Sekretaris berbisik “Menakutkan...”, juga. Bagus, bagus sekali. Tunggu, menakutkan? Maksudmu manis?

Tiba-tiba si kacamata di ujung kanan berbicara.

“A-Aku akan mengajukan hak-ku untuk tetap diam...”

“Ditolak!”

Ini adalah Ruang OSIS, dan aku adalah Ketua OSIS. Dengan kata lain, akulah hukum disini, dan kularang untuk menggunakan hak diam.

Kemudian, si kacamata di ujung kiri menaikkan tangannya.

“Aku meminta kehadiran Jaksa Penuntut...”

“Ditolak!”

Karena akulah jaksa penuntut disini. Aku akan mendengarkan masalahnya, oke?

Hanya mendengar saja.

Seperti berusaha lari dari tekanan, siswa yang memakai mantel dan duduk di tengah dengan perawakan besar, menaikkan tangannya. Dia seperti familiar, jadi mungkin dialah si Chuuni-san.

“Aku ada deadline untuk manuskripku, jadi...”

Dia berdiri dan berusaha kabur, tapi Wakil Ketua menahan bahunya dan memintanya duduk.

Mereka harusnya tahu kalau peluang terbaik mereka untuk menjelaskan adalah ketika aku masih tersenyum disini...Tiba-tiba, aku memukul meja.

“Jelaskan sekarang!”

“Oke...” Chuuni-san menjadi kooperatif dan mengangguk.

Kutatap dirinya untuk meminta penjelasan. Kedua orang berkacamata di sampingnya hanya menatap satu sama lain.

“I-Ini karena...Karena dia tiba-tiba datang kemarin dan memaksa kami untuk...”

“Be-Benar! Kami diminta, jadi kami tidak bisa menolak!”

“Ku-Kupikir kau harus minta detailnya ke Hachiman! Kami ini hanyalah kontraktor penyedia jasa saja!” Chuuni-san menyatakan itu, dan keduanya mengangguk.

“Memang aku ingin mendengarnya langsung darinya, tapi sekarang dia harus menghadiri sesi dengar di tempat lain, begitulah...” kataku, dan menaruh tanganku di kepalaku yang mulai pusing. Akupun melihat ke arah jendela.

“Kenapa dia sampai sejauh itu untuk melakukan hal yang sangat menjengkelkan...? Aku tidak paham.” Kataku kepada diriku sendiri sambil melihat ke arah HP di meja. Kemudian, merespon kata-kataku, ketiganya mulai berbisik-bisik seperti sedang mendiskusikan sesuatu.

“Setuju, orang itu memang tidak masuk akal. Kami bahkan sudah bilang kepadanya kalau ini mustahil.”

“Dia bahkan bilang kalau dia akan menangani ini jika sudah tersebar luas...Dia benar-benar gila...”

“Kalau tidak salah, dia bilang kalaupun gagal juga tidak apa-apa. Aku tidak paham.”

Chuuni-san meniru kata-kataku, seperti mengira kalau aku tidak mendengarnya. Sepertinya, itu dijadikan candaan bagi mereka.

Aku bisa mendengarmu, sialan. Kutatap mereka. Keduanya menutup mulutnya. Di lain pihak, Chuuni-san sepertinya tidak paham maksudku dan menggumam sedari tadi.

“Tapi...Kalau orang sudah putus asa, apapun akan dia lakukan.”

Kata-katanya tiba-tiba mengingatkanku. Kalau dia sudah putus asa dan memohon untuk terjadinya Malam Perpisahan Gabungan, tapi tidak masalah kalau gagal? Artinya, tujuan utamanya bukan untuk mensukseskannya. Tapi dia butuh sebuah proses agar dia diberi mandat untuk menggelarnya. Karena itulah, infonya tersebar termasuk dalam rencananya?

Ya ampun...Tunggu, tunggu, kupikir aku mulai paham. Sementara kepalaku mulai berkumpul semua informasi itu, ketiga idiot ini mulai berbisik-bisik.

“Betul...Dia sangat memaksa. Maksudku, dia sampai berlutut ketika mengatakannya. Pertamakalinya aku melihat orang memohon-mohon.”

“Well, bukannya kita tidak bisa menolak. Tapi dia sudah sejauh itu, tahu tidak? Jadi ini semacam sebuah ikatan saling percaya antar pria, jadi tidak butuh kata-kata?”

“Memang. Tapi, memohon dan menyembah-nyembah itu bagi Hachiman ibarat hal yang gampang. Berlutut di depanmu itu ibaratnya semacam melakukan yoga saja baginya.”

“Apa? Itu buruk sekali.”

“Sudah kuduga dia orang rendahan...”

Ahh, sepertinya aku paham...Dia memang selalu melakukan apapun yang diperlukan untuk mencapai tujuannya...Mendengarkan kata-kata Chuuni-san, akupun tersenyum, dan kemudian sesuatu teringat di pikiranku.

“Setelah meminta tolong, dia terus meminta kita untuk mengupdate situsnya terus dengan wajah serius. Dia sepertinya sudah gila.”

“Ketika dia meminta untuk dibuatkan tiga desain yang berbeda, kupikir dia hendak membunuh kita saja.”

“Memang, tidak masuk akal. Seperti tidak punya hati. Dia itu Setan, Iblis, Editor!”

Gara-gara mereka, bola lampu pijar di kepalaku tiba-tiba hilang, ketiga kacamata ini menghina Senpai.

“Kalian ini berisik sekali. Aku ini sedang berpikir, jadi tolong diam.”

Kumarahi mereka, dan akhirnya mereka terdiam. Ya ampun, kalau kalian mau mengadakan turnamen nyinyir, tolong adakan lain kali. Karena aku dipastikan akan memenangkannya.

Benar sekali. Senpaiku itu orang yang paling buruk, dan dia memang benar-benar brengsek. Kedua matanya memang busuk, tapi karakternya juga lebih buruk lagi.

Karena itulah, dia bisa menggunakan segala cara untuk mencapai tujuannya. Sebuah event besar seperti Malam Perpisahan Gabungan pastinya akan melibatkan banyak pihak, tapi ini hanyalah sebuah alat baginya.

Itu artinya, tujuannya adalah...

Ketika aku tiba di jawabannya, sebuah senyum terbentuk di bibirku, dan membuatku berbisik kepada diriku sendiri.

“Aku benar-benar tidak paham...”





x Interlude 3 | END x 








Saya tidak bisa menulis analisis data di atas karena kebenarannya tersaji di chapter berikutnya.

...

Wakil Ketua OSIS namanya Mikoto!

Tapi masih misteri siapa sih sebenarnya nama Ketua Kelas 2F? Oda atau Tahara?

...

Respon soal Wakil Ketua OSIS dan Sekretaris pacaran baik Hachiman dan Iroha adalah sama.

...

Iroha tidak sepolos dugaan anda!

...

Hachiman memohon dengan mudahnya terjadi di vol 1 arc pertandingan tenis dengan Hayama-Miura. Hachiman sudah hendak berlutut meminta maaf sebelum dibatalkan Yukino.

...

Kenangan Hachiman melakukan segala cara untuk mencapai tujuan itu adalah di Rapat Kaihin-Sobu di vol 9 chapter 8.

Hachiman sengaja menjadi orang yang paling dibenci agar kedua pihak sepakat dengan tujuannya.

3 komentar:

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus