Rabu, 11 Oktober 2017

[ TRANSLATE ] Biblia Vol 3 Chapter 3 : Spring & Asura (3/9)




Kami lalu pindah ke ruang tamu yang letaknya bersebelahan dengan ruang perpustakaan, lalu kami duduk berseberangan di sebuah ruangan yang terkesan antik.

"Sebelum kumulai, aku ingin kalian berdua melihat buku ini. Apakah kalian merasa familiar dengan ini?"

Tamaoka Satoko mengambil sebuah buku yang sampulnya terbuat dari waxpaper.  Kedua mata Shioriko tampak bersinar ketika melihat buku itu, tapi seperti biasanya, aku tidak tahu buku apa ini.

Nama penulis dan judul bukunya tertulis di sebuah  kartu kecil berwarna putih yang terselip diantara halaman buku tersebut.



Spring and Asura (Mental Sketch)


Penulisnya adalah Miyazawa Kenji     nama yang tentunya kukenal dengan baik. Cerita-cerita tentang masa kecilnya dan kumpulan puisinya sudah seperti tulisan wajib di buku pelajaran. Kalau tidak salah, dia juga menulis puisi yang sangat terkenal dimana dia membawa salju dari luar rumah untuk saudaranya yang sedang sekarat.

"Kalau tidak salah, ini cetakan pertama Spring and Asura yang diterbitkan oleh Sekino Publishing? Sebelum yang ini, aku belum sekalipun melihat buku yang kondisinya masih sangat bagus...Apa tidak masalah kalau aku melihat-lihat isinya?"

Suara Shioriko tiba-tiba menjadi lancar. Seperti biasanya, dia menjadi orang yang berbeda ketika memegang sebuah buku.

"Ya, tentu saja."

Sebelum Satoko selesai mengatakannya, Shioriko langsung mengambil buku tersebut dari tangannya dan mengeluarkannya dari pembungkusnya. Semua orang bisa melihat kalau dia sangat tertarik.  Sampul bukunya memiliki banyak sekali ornamen disana. Di punggung bukunya ada tulisan Kumpulan Puisi Spring and Asura Miyazawa Kenji. Bahkan seorang amatir sepertiku bisa tahu kalau desain buku ini benar-benar terbaik.

"Buku ini berasal dari tahun berapa?" Shioriko menanyakannya dengan pelan.

"Itu terbitan 87 tahun lalu waktu Jaman Kekaisaran Taisho berjalan sudah 13 tahun."

"87 tahun lalu..."

Kalau melihat usia buku itu, jelas saja kondisinya saat ini bisa dikatakan benar-benar sangat bagus. Aku tidak melihat adanya kertas yang berwarna kekuningan disana. Jelas, buku ini sudah dirawat dengan sangat baik.

"Apa buku ini sebegitu berharganya?"

"Tentu saja!" Shioriko langsung menjawabnya. "Miyazawa sendiri meninggalkan banyak sekali karya, namun ada beberapa karya yang terbit semasa beliau masih hidup, koleksi-koleksi cerita anak dan dongeng Restaurant Yang Memiliki Banyak Pesanan, dan Spring and Asura, yang ada disini, tidak terjual dengan baik waktu itu. Gara-gara itu, si penulisnya sendiri terpaksa membeli sendiri buku-buku tersebut.

"Eh serius? Kalau tidak salah, kan ada juga karyanya yang berjudul Malam di Jalanan Galaksi?"

"Malam di Jalanan Galaksi sendiri adalah manuskrip, dan dimasukkan ke karya-karyanya yang rilis setelah beliau meninggal. Karya tersebut belum terbit ketika beliau masih hidup."

"Begitu ya..."

Akupun menggerutu. Ternyata karyanya yang cukup terkenal tidak masuk ke kategori itu.

"Penulisnya sendiri seringkali merevisi banyak karyanya sendiri, bahkan setelah beberapa tahun sejak karya tersebut terbit. Gara-gara itu, banyak sekali debat tentang karya-karyanya. Ini adalah hal yang biasa dalam karya Miyazawa Kenji. Bahkan untuk Spring and Asura, bahkan cetakan pertamanya saja kadang tidak dianggap...Ah maafkan saya." Shioriko tersipu malu dan meminta maaf ke Satoko.

Akupun tersadar. Aku lupa kalau ada orang lain disini, dan kami sedari tadi hanya berbicara tentang buku seperti yang biasa kami lakukan.

"Ah, maaf aku tidak tahu banyak soal buku, mohon jangan salahkan pemilik tokonya."

"Oh, itu tidak apa-apa. Kalau begitu, kurasa aku harus memberitahu beberapa hal soal buku ini kepada kalian. Info ini kudapatkan dari Ayahku semasa hidup dulu."

Satoko mulai tersenyum dan mulai menjelaskan sesuatu.

"Kalian tahu, setelah cetakan pertama Spring and Asura, Miyazawa langsung menjadi tenar dan penggemarnya ada dimana-mana. Ayahku sendiri, adalah salah satunya. Dia membeli buku ini 30 tahun lalu, waktu jaman kekaisaran Heisei, itu sekitar 50 tahun lalu...Meski begitu, buku ini termasuk langka dan jarang ada di toko buku yang berada di kota."

Dia menjelaskan dengan lancar tanpa kendala. Sepertinya, Satoko ini adalah kutu buku. Kupikir ini tidak mengejutkan kalau temannya Shinokawa Chieko adalah penggemar buku.

"Memangnya, Ayah anda dulu membelinya dimana?"

"Toko buku Biblia. Buku yang kedua juga berasal dari sana."

"Buku yang kedua?"

Sepertinya, inilah topik mengapa kita dipanggil kesini. Shioriko menyenggol lenganku dan memintaku untuk melihat lebih dekat buku tersebut. Ada sebuah judul di halaman depan buku tersebut.



Mental Skech

Spring and Asura

Taisho 11,12



Memang, ada typo disana, tapi sepertinya bukan itu yang Shioriko ingin tunjukkan kepadaku. Ada stempel merah di tulisan skech. Sepertinya aku pernah melihat stempel ini, bermotif bunga dengan pinggiran persegi, entah dimana.

Akupun menelan ludahku. Ini stempel yang pernah ada di buku Kumpulan Karya Soseki milik nenekku, Goura Kinuko     kecuali volume 8: Dan Kemudian. Setelah menerima Dan Kemudian dari seseorang, dia kemudian membeli sisa koleksinya dari Biblia.

"Maaf memotong...Apa Ayah anda yang membuat stempel semacam ini?"

"Ya. Seluruh koleksi bukunya punya stempel seperti ini. Itu karena dia menyukai bunga...Bahkan yang tumbuh di rumah ini adalah koleksi bunga miliknya."

Aku ingat kalau dia tadi bilang kalau Biblia sering beli koleksi buku Ayahnya. Dengan kata lain, Kumpulan Karya Soseki yang dibeli nenekku di Biblia asalnya dari rumah ini.

Dua orang yang tidak memiliki hubungan sedang terhubung oleh buku-buku tua. Ini sungguh misterius.

"Baru saja anda katakan kalau Ayah anda punya dua buku Spring and Ashura, benarkah itu?" Shioriko menutup buku tersebut secara perlahan ketika mengatakannya. Lalu dia menambahkan.

"Fakta kalau anda sedang menunjukkan buku ini kepada kami artinya buku yang sudah dicuri tersebut adalah buku kedua Spring and Asura."

Satoko lalu melihat ke arah kejauhan, lalu menengok ke kedua tangannya yang menyilang di atas pangkuannya. Tidak terlihat satupun cincin di jari manisnya.

"Kau benar-benar mirip Ibumu," dia menggumamkan itu.

"Ayahku punya dua buku Spring and Asura. Seperti tebakanmu, buku kedua juga dibeli dari Biblia. Ibumu, Chieko, adalah orang yang menjual buku itu ke Ayahku 30 tahun lalu."

"Ibuku?"

"Chieko dulu sering main kesini ketika kami masih SMP. Dia juga punya hubungan baik dengan Ayahku.  Ayahku sendiri juga baik kepadanya dan sering memberinya hadiah buku. Mungkin Ayahku suka mengobrol tentang buku dengan anak muda."

"Alasan Chieko bekerja di Biblia juga karena rekomendasi Ayahku, beliau mengatakan kalau toko tersebut adalah toko yang benar-benar menarik. Dia mulai bekerja setelah Drop Out dari kampus."

"Ibuku dulunya pernah kuliah?" Shioriko bertanya dengan kedua mata terbuka lebar. Sepertinya, dia sendiri tidak begitu tahu banyak soal Ibunya.

"Ya. Kalau tidak salah jurusan Sejarah, dan dia berkeinginan untuk membuat penelitian tentang penerbitan buku di era modern Eropa. Banyak hal yang dia minati di perkuliahan, tapi sepertinya itu yang paling dia minati."

Aku tidak begitu paham tentang penelitian apa itu, tapi intinya tentang buku. Shinokawa Chieko ternyata bukan sekedar kutu buku saja, dia juga berkeinginan untuk menjadi seorang sarjana.

"Saya sendiri tidak begitu tahu soal masa lalu Ibu saya...Tapi Ayahku mungkin tahu."

"Aku yakin dia tahu lebih banyak dariku," Satoko mengangguk.

Sepertinya, dia juga teman baik dari Ayah Shioriko. Dia juga dulu sering mengunjungi Biblia, seperti Ayahnya.

"Bagaimana ceritanya Ibuku bisa menjual Spring and Asura ke Ayah anda...?"

"Sekitar setengah tahun setelah dia bekerja di toko, Chieko menelpon Ayahku dan bertanya apakah Ayahku tertarik untuk membeli cetakan pertama Spring and Asura. Waktu itu katanya dia melakukan transaksi via telepon dengan seorang pelanggan dan si pelanggan sepakat untuk menjual buku tersebut seharga 10 ribu Yen...Dan dia menawarkan buku itu ke Ayahku. Dia tahu kalau Ayahku sedang mengoleksi cetakan pertama Miyazawa Kenji."

"Dia langsung dipercaya untuk menelpon pelanggan dan bertransaksi meski baru setengah tahun bekerja?" akupun memotong begitu saja.

Akupun sudah bekerja di Biblia selama setengah tahun, tapi aku belum pernah melakukan panggilan telepon untuk transaksi pembelian. Aku sendiri tidak bisa membayangkan melakukan pembelian buku langka sendiri.

"Menurutku, Ibuku melakukannya tanpa meminta ijin terlebih dahulu...Ibuku memang seperti itu orangnya." Shioriko membisikkan itu kepadaku lalu tersenyum ke Satoko.

"Pemilik Toko Biblia sebelumnya memang sering menegurnya karena melakukan transaksi tanpa sepengetahuannya, tapi karena seluruh transaksinya menguntungkan toko, tidak lama kemudian pemiliknya memberinya ijin untuk melakukannya."

Jadi dia membuat si pemilik toko mengakui kemampuannya. Tapi, ada fakta tersembunyi yang absurb tentang Perang Dunia Terakhir.

"Tapi Ayahmu sudah punya buku Spring and Asura yang kondisinya baik, benar tidak? Kalau dia membeli buku itu lagi...Apakah itu artinya kondisi buku kedua yang ditawarkan kondisinya jauh lebih baik dari yang pertama?"

"Tidak...Malahan, kondisinya lebih buruk. Sampulnya kotor dan di halamannya banyak tulisan tangan."

"Lalu mengapa membelinya...?"

"Itulah yang tidak kumengerti, mungkin saja dia ingin punya copy lain buku itu...Atau juga dia membelinya untuk menyemangati Chieko yang bekerja dengan semangat." Satoko mengatakan itu dengan perlahan seperti berusaha mengingat-ingat sesuatu.

"Tapi tahukan kalian, aku dan Ayahku suka buku yang berada dalam kondisi kurang baik. Karena kondisi itu terjadi disebabkan terjadinya pindah tangan berkali-kali dari orang yang mencintai buku...Meski di toko buku harganya tidak seberapa, tapi bagi kami itu adalah barang berharga."

Akupun bisa memahami maksudnya. Seperti kata Shioriko tempo hari...Buku tua membawa cerita mereka sendiri. Harga buku tersebut tidak bisa dinilai dari harga pasar.

"Kalau begitu, saya ingin mendengar cerita anda soal dicurinya buku tersebut secara detail...Sebelum itu, saya ingin bertanya sesuatu."

Shioriko lalu menaikkan jari telunjuknya.

"Apakah anda sudah melaporkan ini ke polisi?"

"...Belum."

Wajah Satoko yang sedari tampak tenang, kini mulai menampakkan emosi.

"Bisakah anda beritahu alasannya?"

"Aku yakin kalian sudah bisa menebak alasannya."

Satoko lalu melihat ke arah bawah.

"Yang mencuri bukunya adalah anggota keluarga besarku sendiri. Kalau tidak kakakku, ya paling istrinya...Salah satu diantara mereka. Karena itulah aku tidak mau ini tersebar."




x Part 3 |  END x

Tidak ada komentar:

Posting Komentar