x x x
Aku tidak perlu menjelaskan lebih jauh apa
yang sedang dialami oleh Yui. Kosuga Nao sendiri tidak pernah memberikan kami
penjelasan yang lebih detail setelah kejadian itu.
Beberapa hari telah berlalu dan tibalah
sebuah surat berisi ucapan terima kasih yang ditujukan kepada Shinokawa.
Sepertinya, ini berakhir dengan baik bagi Yui. Mungkin dia berhasil
menyelesaikan semuanya tanpa memberitahu kedua orangtuanya.
Secara tidak sengaja, aku bertemu Kosuga
bersaudara di Toko Buku dekat Stasiun Ofune, beberapa hari lalu. Mereka berada
di pojokan dan mengobrol dengan gembira. Sepertinya, hubungan mereka berdua
bertambah dekat.
Aku memang mengatakan kalau aku tidak bisa
menceritakan lebih jauh lagi tentang kasus ini, tapi aku menemukan sebuah
kebenaran yang melengkapi seluruh teka-teki ini. Itu terjadi setelah Kosuga Yui
meninggalkan toko.
Waktu itu sudah masuk jam makan siang dan
Shinokawa pergi ke rumah untuk makan siang. Salah satu pelanggan kami, yang
kebetulan mampir hanya untuk menyapa, sudah pergi, dan aku kini sendirian di
toko.
Kedua mataku melihat sebuah buku A Clockwork Orange yang ditinggalkan dan
berada di dekat kasir. Buku itu merupakan edisi lama yang tidak memiliki
chapter terakhir.
Shinokawa membawa buku ini dari lantai dua
rumah. Buku ini tidak ada dalam inventaris barang-barang toko. Lebih tepatnya,
buku ini adalah koleksi pribadinya. Kubaca sekali lagi tulisan di sampulnya.
“Merayakan
50 tahun Perusahaan Penerbitan Hayakawa”.
Kenapa sih dia
membeli buku ini?
Kubalik beberapa halaman buku itu untuk melihat
halaman tentang hak ciptanya. Disana, ditulis kalau buku ini dicetak pada
tanggal 5 Oktober tahun 1995, cetakan ke-25. Buku ini jauh lebih tua dari
ekspektasiku – tepatnya lebih tua 15 tahun. Tentunya ada kemungkinan kalau
Shinokawa membelinya di Toko Buku Antik, tapi bagaimana kalau dia membeli buku
ini dalam keadaan baru...
“Ah,” tiba-tiba aku mengatakannya.
Semua keraguan yang ada di pikiranku sejak
kemarin tiba-tiba mendapatkan jawabannya, dan aku teringat apa yang Shinokawa
katakan.
Bahkan siswi yang menulisnya saja tidak tahu, tapi itu tidak
mengubah fakta kalau kau sudah menjiplak karyanya.
Aku
memikirkan itu berkali-kali, dan aku yakin kalau Yui tidak pernah bilang kalau
penulis review aslinya adalah seorang gadis. Akan selalu ada kemungkinan kalau
penulisnya seorang pria.
Terlebih lagi, baik
keluarga Shinokawa dan Kosuga tinggal di
area sekolahan yang sama. Karena Shinokawa bilang kalau SD-nya adalah
multi-gender, masuk akal kalau itu adalah SD yang sama dimana Yui bersaudara
juga menempuh ilmunya. Kenapa Shinokawa tidak mengatakan hal itu?
“Maaf ya, sudah membuatmu
menunggu.”
Kulihat asal suara
tersebut. Shinokawa sudah kembali dari rumah dan sedang menutup kembali
pintunya.
“Aku
tadi...Hanya...Mencari-cari sesuatu.”
Dia melihat buku yang
sedang kubuka dan dirinya mulai gugup. Meski begitu, dia meyakinkan dirinya
untuk berjalan ke arahku.
“Aku...Harus meminta maaf
kepadamu terlebih dahulu...” Dia mulai berbicara, dan aku sendiri terkejut
dengan bagaimana dia melihatku secara langsung dengan kedua matanya.
Dia lalu mengambil sebuah
buku yang berada di lengannya dan menunjukkannya kepadaku. Mungkin ini adalah
benda yang dia cari-cari sebelumnya.
Buku itu berjudul Mebuki, dimana mungkin artinya adalah tunas. Di bawahnya lagi ada tulisan, “Kota
Kamakura, SD Iwatani, tahun ke-7 Showa. Dengan kata lain, tahun 1995.
Aku menerima buku tersebut
dan membuka halamannya hingga di bagian daftar isi. Yang tertulis di dalamnya
adalah kompilasi laporan review buku. Mebuki
sendiri mungkin adalah nama anthologi yang merangkum kompetisi review buku saat
itu. Akhirnya aku menemukan judul yang kucari-cari.
A Clockwork Orange.
Kedua
mataku terhenti di kalimat selanjutnya – Kelas 3-2. Shinokawa Shioriko.
“Maafkan aku.” Dia
menundukkan kepalanya, wajahnya terlihat memerah.
“Yang kau pegang
itu...Adalah anthologi milikku.”
Jadi begini ya...
Shinokawa tidak memecahkan
teka-tekinya dengan analisis. Tapi dia tahu kalau Yui itu hanya menjiplak karya
orang lain dan pura-pura memecahkan misterinya.
“Kenapa kau tidak
mengatakan ini sejak awal?” Kupikir dia tidak punya alasan mengapa harus
menyembunyikan kebenarannya.
Juga, tidak perlu
menjelaskan panjang lebar ke Kosuga Yui. Jika Shinokawa langsung menunjukkan
anthologi ini dan membuktikan kalau itu adalah review miliknya, maka semuanya
langsung selesai.
“Itu karena...Well...” dia
mulai gugup untuk mengatakannya.
“I-Itu karena kata-katamu
dulu...”
Aku? Memangnya aku mengatakan apa?
“Ketika Shida mengatakan, Kalau SMP-nya saja sudah seperti ini,
bagaimana nanti kalau sudah dewasa?, waktu itu kau setuju dengannya.”
“Ah.”
Shinokawa tidak sedang
berada di SMP ketika menulis review itu, dia masih SD. Baik Shida ataupun
diriku tidak menyadari itu, ternyata versi dewasa
dari si penulis review itu sudah berada di depan kami selama ini.
“Ketika aku menyerahkan
buku laporanku, aku dinasehati oleh guruku. Tentunya sangat mengkhawatirkan
jika ada anak kecil menulis sesuatu yang semacam itu. Tapi, ada beberapa guru
yang membelaku, jadi buku laporanku tetap dimasukkan ke dalam anthologi,
tapi...”
Suaranya tampak lebih
pelan dari biasanya.
“Aku sedih ketika
mendengar dirimu juga berpikir seperti itu.”
Kalau dipikir-pikir, dia
memang hendak mengatakan sesuatu sebelum Shida muncul. Dia pasti hendak
memberitahuku soal ini sebelumnya.
Kedua mataku langsung
melihat ke kalimat pertama di buku laporan itu.
Aku membeli buku ini dari Toko Buku Shimano tanpa tahu seperti apa
cerita dalam buku ini.
Hanya
kalimat itulah yang berbeda dari review Kosuga Yui. Shinokawa pasti baru
menerima uang saku bulanannya dan langsung mengayuh sepedanya ke Toko Buku setelah
itu.
Kali ini, aku bisa
membayangkan bagaimana dirinya waktu itu.
“Apa pendapatmu jika ada
anak kecil yang menulis hal-hal semacam itu?”
Kubuka-buka beberapa
halaman di Mebuki itu dan melihat
sebentar review milik siswa lainnya. Ada Literatur
Modern dari Mori Ougai, Dazai Osamu dan sejenisnya. Review dari Shinokawa
jelas-jelas sangat mencolok dari yang lainnya.
“Aku pasti berpikir kalau
itu tidaklah wajar, tapi bukan berarti kalau itu adalah hal yang buruk,”
kataku.
“Sekarang aku mulai
penasaran untuk bertemu dirimu yang masih muda dulu.”
Shinokawa tersenyum ketika
mengatakannya.
Mungkin benar kalau ada
anak SD yang menulis review semacam ini, trus
bagaimana? Ini hanyalah review, sekedar review. Tindakan apapun yang
diambil oleh seseorang setelah membaca ini akan selalu dikembalikan kepada
kehendak masing-masing. Bahkan dalam buku ini, bukankah Alex sendiri yang memutuskan
untuk lulus dari perilaku iblis atas kehendaknya sendiri?
Kututup Mebuki dan mengembalikan itu kepadanya.
Seperti kata Burgess, kau tidak menghapus apa yang sudah kau tulis. Tapi, ini
memang tidak perlu dihapus.
“Karena kau yang dewasa
sudah membaca edisi lengkap dari buku ini, jadi bagaimana dengan reviewmu yang
terbaru soal ini?”
“Eh?”
“Aku ingin mendengarkan
ceritamu.”
Tentunya, kesannya
harusnya berubah karena dia sudah membaca ending yang sebenarnya. Apa pendapat
Shinokawa tentang novel ini? Aku lebih tertarik dengan hal itu.
Senyum Shinokawa tampak
melebar.
“Well, ini akan memakan
waktu...”
“Kalau begitu, bagaimana
kalau kita tutup tokonya lebih awal?”
“Ah, tentu saja.”
Kami berdua kemudian mulai
merapikan toko. Dia lalu berjalan menuju meja kasir yang dipenuhi tumpukan buku
sambil bersiul seperti biasanya. Meski kali ini, aku tahu kalau dia tidak akan
membaca sebuah buku ketika melakukannya.
x Chapter I | END x
Tidak ada komentar:
Posting Komentar