“Mustahil”
Itulah respon pertama Yukinoshita.
“Mustahil, huh...Tapi, umm.”
“Hal mustahil barusan sangatlah mustahil.”
Sekali lagi, aku ditolak.
Ini bermula ketika aku menceritakan
permintaan Totsuka dan meminta saran dari Yukinoshita.
Rencanaku yang sebenarnya adalah agar aku
bisa berhenti secara wajar dari Klub Relawan dan bergabung dengan Klub Tenis.
Lalu, secara perlahan, aku akan bolos dan akhirnya berhenti dari Klub
Tenis...Tapi sekarang, rencana itu ditolak.
“Maksudku begini, aku paham mengapa Totsuka
memintaku bergabung dengan Klub Tenis – sederhananya begini, aku akan
menakut-nakuti mereka sehingga mereka bisa menjadi lebih aktif di Klub Tenis.
Bukankah jika ada member baru yang bergabung ke Klub, akan membuat mereka
merasa tersaingi?”
“Apa kau pikir kau bisa bertahan hidup dalam
grup yang seperti itu? Apa kau pikir mereka akan menerima begitu saja makhluk
sepertimu?”
“Uguu...”
Itu ada benarnya...Aku tidak akan berhenti
begitu saja dari Klub Tenis, tapi jika aku melihat member mereka yang hanya
bermalas-masalan, mungkin akan menghajar mereka satu-persatu dengan raket.
Yukinoshita lalu tersenyum, tapi suaranya
tampak seperti mengembuskan napasnya yang berat.
“Kau tidak tahu rasanya bagaimana berada di
dalam sebuah grup, benar tidak? Kau ini adalah seorang ahli penyendiri.”
“Kau orang terakhir yang harusnya mengatakan
kata-kata itu...”
Tapi, Yukinoshita terus berbicara dan tidak
mempedulikan komplainku.
“Kuakui mungkin mereka akan bersatu-padu jika
memilikimu sebagai musuh bersama...Tapi kerjasama mereka itu hanya sebatas
untuk mengusirmu keluar, dimana itu tidak akan meningkatkan kemampuan mereka
bermain Tenis. Karena itulah, yang kau katakan tadi bukanlah solusi. Aku
sendiri punya bukti atas pernyataanku barusan.”
“Begitu ya...Tunggu dulu, memangnya buktinya
apa?”
“Ya. Aku kembali dari luar negeri waktu
sewaktu SMP dulu, dimana aku harusnya berada di lingkungan yang baru, tapi para
gadis di kelasku...Atau tepatnya, semua gadis di sekolah berusaha untuk
menyingkirkanku. Meski begitu, tidak ada seorangpun yang berhasil mengalahkanku
disana. Dasar kumpulan orang tidak berguna...”
Sumpah,
aku merasa seperti melihat api hitam yang menyala-nyala dari belakang
Yukinoshita.
Kampret, kurasa aku baru saja menginjak ranjau
darat...
“U-Uh, yeah, kurasa masuk akal
juga...Maksudku, kalau ada gadis yang semanis dirimu, memang hal-hal semacam
itu bisa terjadi...”
“...E-Eh, benar. Kalau dibandingkan gadis
yang lain, hanya karena mereka menganggap tampilanku lebih baik dari mereka,
bukan berarti mereka harus menyerah begitu saja dan tidak berusaha sedikitpun,
namun hal-hal semacam itu normal terjadi disini. Sebenarnya, Yamashita-san dan
Shimamura-san juga cukup cantik...Mereka juga populer dengan para anak
laki-laki. Tapi mereka hanya unggul di tampilan saja. Ketika berhubungan dengan
akademis, olahraga, seni, bahkan dalam tata-krama, mereka bahkan tidak bisa
menyamaiku. Dan jika mereka sudah pontang-panting
seperti itu masih saja tidak bisa mengalahkanku, maka yang bisa mereka lakukan
hanyalah memegangi kakiku dan berusaha menarikku hingga terjatuh...”
Sejenak, Yukinoshita tampak kehilangan
kontrol dirinya, tapi tidak lama kemudian dia kembali ke dirinya yang
sebelumnya dan mulai mengatakan sesuatu dengan cepat tentang bagaimana hebat
dirinya secara bersambung dan terkontrol.
Bisa dikatakan, kata-katanya itu mengalir
seperti sungai, mungkin lebih mirip aliran Air Terjun Niagara...Mengatakan
semua itu tanpa menurunkan tempo dalam mengucapkannya benar-benar mengagumkan.
Mungkinkah
itu hanya sekedar alasan Yukinoshita untuk menyembunyikan ekspresi wajahnya
yang memerah? Mungkinkah dia sebenarnya memang benar-benar punya sisi yang
manis di dalam dirinya...
Yukinoshita kemudian mengatur napasnya, mungkin
karena dia baru saja berbicara dengan tempo yang lama. Wajahnya juga masih
memerah.
“...Bisakah kau tidak mengatakan sesuatu yang
aneh? Aku benar-benar dibuat ketakutan olehmu.”
“Ahh, untunglah...Seperti dugaanku. Kau
ternyata tidak manis sama sekali.”
Jujur ya, Totsuka jauh lebih manis dari semua
gadis yang kukenal...
Kamfret,
apa-apaan barusan?
Oh, benar...Totsuka harusnya menjadi topik
kita disini.
“Tapi Totsuka kurasa cukup senang jika ada
sesuatu yang bisa meningkatkan performa Klub Tenisnya...”
Ketika aku mengatakan itu, Yukinoshita
membuka matanya lebar-lebar dan menatapku.
“Cukup aneh...Sejak kapan kau menjadi orang
yang peduli dengan orang lain?”
“Hei, ayolah...Itu adalah momen dimana
pertamakalinya ada orang yang meminta saran dariku, tahulah...”
Pada akhirnya, menjadi orang yang dimintai
bantuan memang membuatku merasa senang. Plus, Totsuka tampak manis...Tanpa
sadar, bibirku mulai tersenyum dengan sendirinya. Yukinoshita lalu memotong,
seperti hendak menghentikan senyumku barusan.
“Dulu, aku juga sering dimintai saran tentang
asmara.”
Dia membusungkan dadanya dengan bangga ketika
mengatakannya, tapi entah mengapa ekspresinya tampak suram.
“...Meski sebenarnya ketika seorang gadis
meminta saran soal asmara, yang terjadi adalah mereka sedang menerapkan sebuah
strategi untuk mengikat orang lain.”
“Huh? Apa maksudmu?”
“Jika aku memberitahu siapa orang yang
kusuka, maka orang-orang yang disekitarku akan mulai hati-hati dalam bersikap,
benar tidak? Itu seperti memberitahu area kekuasaanmu. Setelah kau tahu batas
wilayahnya seperti apa, jika kau melintas tanpa ijin, maka kau akan
diperlakukan seperti seorang pencuri dan diusir keluar. Bahkan jika sebenarnya
yang terjadi adalah pria yang mereka sukai itulah yang menembakku, mereka tetap
mengusirku. Apa kau serius hendak memberitahuku pengalamanmu soal itu...?”
Aku marasakan kembali api hitam yang berkobar
setelah Yukinoshita mengatakan “para
gadis meminta saran”. Aku memang berharap ada cerita yang lumayan bagus
darinya, tapi yang barusan itu benar-benar tidak enak untuk di dengar.
Kenapa sih
dia selalu berusaha menggagalkan impianku yang sudah lama aku impikan ini? Apa
dia sedang menikmati ini?
Yukinoshita tiba-tiba tertawa sinis, seperti
hendak mengusir sebuah memori kelam tentang dirinya.
“Sederhananya, jangan pernah berpikir kalau
mendengarkan masalah orang lain dan berharap bisa menolongnya akan memberikan
sesuatu yang bagus. Bukankah ada pepatah – Bahkan
induk Singa sendiri akan melempar anak-anak mereka di jurang dan membunuhnya.”
“Membunuh anaknya sendiri hanya akan membuat
tujuannya dipertanyakan kembali...”
Lagipula, yang benar menurutku adalah – Bahkan ketika mereka memburu anak mereka
sendiri, Singa akan kehabisan tenaganya.
“Jadi, apa yang akan kau lakukan jika kau menjadi
diriku?”
“Aku?”
Yukinoshita yang tampak kebingungan, mulai
mengedip-ngedipkan matanya dan memasang pose berpikir untuk sejenak.
“Kurasa aku akan membuat mereka terus berlari
hingga mati, lalu membuat mereka berlatih mengayunkan raket hingga mati, lalu
setelah itu membiarkan mereka bertanding satu sama lain hingga mati.”
Dia mengatakan itu sambil memasang sebuah
senyuman. Itu menakutkan sekali.
Tiba-tiba, pintu terbuka dan menimbulkan
suara yang mengagetkanku.
“Heyoo~~!!”
Kebalikan dari Yukinoshita, Yuigahama masuk ke ruangan dengan ekspresi yang ceria.
Yuigahama memasang senyum bodohnya yang
biasa. Dia tampak seperti orang yang tidak memiliki beban sama sekali.
Tapi, ada seseorang yang berada di
belakangnya, dengan ekspresi serius tapi lembut.
Matanya yang menghadap ke bawah seperti
merasa kurang percaya diri, dan dia tampak memegangi lengan blazer Yuigahama.
Kulitnya tampak putih pucat. Dia mengingatkanku dengan sebuah halusinasi yang
samar-samar, ketika kau melihatnya di bawah cahaya yang terang, maka sosoknya
akan hilang seketika.
“Ah...Hikigaya-kun!”
Dia lalu tersenyum kepadaku setelah melihat
diriku disini, dan kulitnya yang awalnya pucat kini menghilang. Ketika dia
tersenyum seperti itu, aku akhirnya tahu siapa dirinya. Kenapa dia tampak suram
sekali...?
“Totsuka...”
Dia lalu bergegas ke arahku, dan kali ini,
memegangi lengan seragamku.
Hei, hei, itu melanggar aturan...Meski aku
tahu kalau dia adalah seorang pria.
“Hikigaya-kun, apa yang kau lakukan disini?”
“Ah, aku adalah member Klub ini...Kalau kau
sendiri?”
“Aku kesini membawa klien baru, fufu~~”
Yuigahama tiba-tiba menunjuk ke arah dadanya
berkali-kali seperti membanggakan sesuatu.
Gue
enggak tanya lo...Gue pengen denger jawabannya dari bibir Totsuka yang manis...
“Hei, ayolah~~! Bukankah aku juga bagian dari
Klub ini? Jadi kupikir aku ingin melakukan tugasku. Juga, Sai-chan tampak
seperti punya sesuatu untuk dikatakan, jadi kubawa dia kesini.”
“Yuigahama-san.”
“Yukinon, kau tidak perlu berterimakasih
kepadaku. Sebagai member Klub, setidaknya inilah yang bisa kulakukan~~”
“Yuigahama-san, aku tidak tahu sejak kapan
kau menjadi member Klub ini...”
“Aku tidak termasuk?!”
Eh, dia bukan?! Itu cukup
mengagetkanku...Kupikir sangat jelas kalau dia secara perlahan memang menjadi
bagian dari Klub ini.
“Benar sekali. Kau tidak pernah mengirimkan
surat permohonan untuk menjadi anggota Klub dan Guru Pembina kami juga tidak
mengetahui tentang keanggotaanmu disini, jadi jelas kau bukan member Klub ini.”
Yukinoshita memang cukup ketat kalau membahas
soal aturan.
“Aku akan tulis! Kalau kau maunya begitu,
maka aku akan menulis jutaan surat kalau perlu! Biarkan aku bergabung!”
Yuigahama tampak mulai meneteskan air matanya
ketika mengambil secarik kertas dari tasnya dan mulai menulis “surat permohonan anggota”
Kampret,
setidaknya beri huruf besar di judulnya!
“Jadi, Totsuka Saika-kun...Benar? Apa keperluanmu
disini?”
Yukinoshita tidak mempedulikan Yuigahama yang
menulis dengan terburu-buru dan langsung fokus ke Totsuka. Totsuka tampak mulai
gugup karena tatapan dingin Yukinoshita.
“U-Umm...Aku ingin...Ingin membuat Tim Tenis
kami...Menjadi lebih baik, kurasa begitu...?”
Awalnya, Totsuka melihat ke arah Yukinoshita,
tapi semakin jauh kalimatnya keluar, dia mulai memindahkan pandangannya ke
arahku. Totsuka sendiri lebih pendek dariku, jadi dia agak melirik ke atas
untuk melihat reaksiku.
Tolong
jangan terus menatapku...Jantungku bisa berdetak lebih kencang, Kampret betul,
tolong lihat tempat lain sana!
Ketika aku memikirkan itu, meski aku sendiri tahu
kalau dia tidak berniat untuk menyelamatkanku, Yukinoshita menggantikanku untuk
menjawabnya.
“Aku tidak tahu apa yang Yuigahama-san
ceritakan tentang kami, tapi Klub Relawan ini bukan semacam tempat untuk
mendapatkan keajaiban. Kami disini hanya membantu usaha klien kami. Jadi apakah
Tim Tenis-mu itu akan menjadi lebih baik atau tidak, semuanya kembali kepada
dirimu.”
“Be-Begitu ya...”
Bahu Totsuka tampak menurun; dia tampak
kecewa. Yuigahama pasti bercerita sesuatu yang aneh-aneh kepadanya sehingga
ekspektasinya menjadi tinggi...
“Mana stempel-ku, mana stempel-ku...”
Yuigahama menggumamkan itu sambil
mencari-cari sesuatu di tasnya. Akupun menatapnya, dan dia-pun menatap ke
arahku.
“Huh? Ada apa?”
“Jangan pura-pura bodoh...Kau menjanjikannya
aneh-aneh, dan sekarang yang kami lakukan adalah menghancurkan impian anak muda
yang rapuh ini.”
Yukinoshita malah yang mengatakan kata-kata
tersebut ke Yuigahama, tapi Yuigahama hanya memiringkan kepalanya seperti
kebingungan.
“Hmm? Hmmm? Tapi, maksudku, kupikir Yukinon
dan Hikki pasti bisa melakukan sesuatu...Apa itu salah?”
Yuigahama mengatakan itu dengan santainya.
Ini tergantung bagaimana kau mendengar pernyataannya barusan, kau bisa mendengar
sedikit nada tantangan di dalamnya.
Dan sayangnya, disini ada seseorang yang bisa
mendengar nada yang sedikit barusan.
“...Hmph. Karena kau mengatakan itu,
Yuigahama-san...Kalau masalah makhluk yang disana bisa melakukan sesuatu atau
tidak, itu masalah yang lain. Tapi kalau kau menantangku seperti itu...”
Yukinoshita tampak tertawa. Ahh, sepertinya
ada yang menekan salah satu tombol aneh di dirinya...Yukinoshita Yukino adalah
tipe orang yang akan mengambil semua tantangan yang tersedia dan menggunakan
seluruh kekuatannya untuk mengalahkan mereka – kampret, bahkan dia tetap akan mengalahkan mereka berkeping-keping
jika tidak ditantang. Dia adalah tipe orang yang tidak ragu untuk menghancurkan
orang yang sudah damai sedamai Gandhi, misalnya diriku.
“Ya sudah, Totsuka-kun, aku akan menerima
requestmu. Yang harus kulakukan adalah membantumu meningkatkan permainan
Tenismu, benar?”
“Y-Ya, benar. Ka-Kalau permainanku meningkat,
kupikir semua orang akan berusaha lebih keras.”
Mungkin dia merasakan tekanan oleh tatapan
Yukinoshita, tapi Totsuka sendiri menjawabnya sambil bersembunyi di belakangku.
Wajahnya hanya muncul sekilas saja dari bahuku, dan aku bisa merasakan
ketakutan yang dia alami. Aku seperti melihat
kelinci hutan yang sedang ketakutan...Dan itu membuatku ingin memakaikan kostum
Bunny Girl kepadanya.
Tentunya, ketika Ratu Es menawarkanmu
bantuan, sangat normal untuk merasa takut. Yang kurasakan seperti melihat
Yukinoshita mengatakan sesuatu semacam “Aku
akan membuatmu kuat, tapi itu jika kau mau memberikan jiwamu kepadaku!”
Apa dia penyihir atau semacamnya?
Aku ingin menenangkan Totsuka, jadi akupun
berinisiatif untuk melindunginya.
Ketika posisiku berdekatan dengan Totsuka,
aku bisa merasakan aroma shampoo dan deodorannya. Baunya sangat mirip dengan
gadis-gadis SMA...Kampret, memangnya dia
pakai shampoo apa?
“Ya sudah, aku setuju-setuju saja kalau kita
membantunya, tapi apa yang akan kita lakukan?”
“Apa kau tidak ingat? Bukankah aku baru saja
memberitahumu? Kalau kau tidak bisa mengandalkan ingatanmu, mungkin kau
harusnya mencatat saja jika ada momen yang serupa?”
“Tunggu dulu, jangan bilang kalau yang kau
katakan tadi itu serius...”
Seingatku, Yukinoshita tadi mengatakan akan
memaksa orang-orang untuk bekerja sampai
mati, dan Yukinoshita kali ini tersenyum kepadaku...Dia seperti sudah
membaca pikiranku barusan. Kampret,
senyumnya sungguh mengerikan...
Kulit Totsuka yang putih terlihat bertambah
pucat saja, dan tubuhnya tampak bergetar hebat.
“Apa aku...Akan mati...?”
“Jangan khawatir. Aku akan melindungimu.”
Aku mengatakan itu dan menepuk bahu Totsuka.
Ketika aku melakukannya, Totsuka tampak memerah.
“Hikigaya-kun...Apa kau serius mengatakan hal
barusan?”
“Nah, maaf...Itu hanya spontanitas saja.”
Aku
akan melindungimu! adalah salah satu dari tiga kalimat favorit pria. Kalau kau penasaran, nomor satu adalah Serahkan padaku, kalian jalan lebih dulu!
Ngomong-ngomong, jika aku bukanlah lawan sepadan Yukinoshita, maka mustahil aku
bisa melindungi siapapun darinya. Hanya saja...Jika aku tidak mengatakan sesuatu
untuk membuat Totsuka merasa lebih baik, maka perasaan tidak nyaman ini tidak
akan pernah hilang.
Totsuka lalu menggumam.
“Aku kadang benar-benar tidak mengerti
Hikigaya-kun...Tapi...”
“Hmm, jadi Totsuka-kun ada jadwal latihan
seusai jam sekolah, benar? Kalau begitu, mari kita mulai latihan spesialnya
ketika jam makan siang. Bagaimana kalau besok kita berkumpul di lapangan Tenis?”
Yukinoshita memotong Totsuka dan mulai
membuat rencana untuk besok dan seterusnya.
“Siap~~!”
Yuigahama lalu menyodorkan surat permohonan
setelah menjawab itu. Totsuka sendiri juga mengangguk. Jadi...Itu artinya...
“Jadi...Aku harus ikut juga?”
“Normalnya begitu. Lagipula, kau sendiri
tidak punya acara ketika jam makan siang, benar tidak?”
...Super
sekali.
x Chapter VI Part 5 | END x
Di vol 3 chapter 4, kencan Lalaport, Hachiman akan mengakui kalau Yukinoshita memang gadis yang manis.
Tapi kita tahu sebenarnya kalau ini bullshit karena Hachiman sudah menyukai Yukino sejak pertemuan pertamanya.
...........
What the hell???!!!
Kalau Hachiman mengatakan aroma Totsuka persis seperti aroma gadis-gadis SMA kebanyakan, tahu darimana aroma para gadis SMA seperti itu?
Fvckin Stalker and Maniac!
.........
Dalam kuisioner konseling, Hiratsuka-sensei ingin memakaikan Totsuka kostum suster. Disini, Hachiman ingin memakaikan Totsuka kostum Bunny Girl...
..........
Serahkan kepadaku, kalian jalan lebih dulu!
Kata-kata tersebut sangat populer di anime Saint Seiya ketika Saga 12 Kuil Ksatria Emas Athena.
.........
Banyak yang dipotong dialognya, kalau di anime ini episode 3
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaru download anime nya..
BalasHapusBaca sambil nyocokin sama sama animenya hehehe...☺☺