Saya hanya translate sebatas apa yang saya dapat, jadi tidak perlu bertanya lebih jauh tentang adegan sebelumnya. Jika ada yang tahu link hidup edisi VN Yui yang berbahasa Inggris, silakan kirim ke email saya.
Saat ini, saya tinggal di sebuah hotel di Medan, menghabiskan waktu minggu ini untuk translate (sial). Mohon jika kualitas translate disini jelek, silakan tulis di kolom komentar. Dihina juga silakan, bisa dipakai untuk perbaikan ke depannya. Mohon maklum juga karena saya tidak punya latar belakang pendidikan resmi Bahasa Inggris.
Untuk rute Ebina (priority), Haruno, Saki, Miura (priority), Meguri, jika ada yang punya versi bahasa inggrisnya dan linknya masih hidup, silakan kirim ke email saya.
Juga jika copy terjemahan disini tanpa memberitahu saya, dan saya mendapati terjemahan saya beredar tanpa ijin dari saya, maka saya akan tutup akses blog ini. Biasakan untuk meminta ijin. Berlaku juga menaruh link-link di kolom komentar, semuanya harus meminta ijin saya.
x x x
Kalau semalam adalah malam terakhir di training camp ini, ruang tengah ini terasa ramai seperti sebuah pesta perayaan. Tiga hari dan dua malam terasa berlalu begitu cepat.
Sedang bagiku...
Ya ampun, bukankah gadis itu belakangan ini terasa agak keterlaluan?
Dari yang seharusnya aku ikut dalam obrolan mereka, aku malahan hanya memikirkan sesuatu di salah satu sudut ruangan ini.
...Hmm? Apa sih yang sedang dilakukannya?
Iroha
"....! !"
Ketika kulihat, orang yang sedang kupikirkan itu sedang bergegas mendekatiku yang sedang berada dekat pintu masuk.
Apa aku akan disuruh-suruh mengerjakan sesuatu lagi? Yah mau bagaimana lagi...
Hachiman
"Ada apa?"
Iroha
"Ya ampun Senpai, kau ini lama sekali sadarnya!"
Hachiman
"Jadi, ada perlu apa dengan diriku?"
Iroha
"Bisa ikut aku sebentar, tidak?"
x x x
Hanya udara dingin yang terasa disini ketika Isshiki mengajakku ke tempat ini. Ketika kulihat ke arah langit, yang tersaji adalah pemandangan ratusan bintang yang berkerlip di angkasa.
Iroha
"Coba lihat, Senpai! Bintang-bintangnya terlihat cantik sekali!"
Hachiman
"Beh, seperti yang kuharapkan dari pegunungan bersalju, aku bisa melihat bintang-bintang dengan jelasnya, terasa romantis sekali."
Aku ingin melihat bintang-bintang yang semacam ini di samping Komachi dan Totsuka, lalu aku akan berkata "bahkan bintang-bintang itu tampak jelek ketika berhadapan dengan kalian!"
Iroha
"Kenapa kau malah tampak lebih antusias daripada diriku; membuatku moodku rusak saja."
Hachiman
"Bukan begitu, memangnya sejak kapan para bintang ini hanya eksklusif untuk para gadis saja? Ini bukan tentang masalah usia dan gender, tapi ini masalah tentang romantisme manusia. Aku hanya membandingkannya dengan Totsuka dan Komachi yang berada pada level langit tingkat tinggi."
Iroha
"Bagimu, Totsuka-senpai dan Komachi-chan levelnya setara dengan bintang-bintang itu?"
Sebenarnya, levelnya lebih tinggi dari itu. Level dimana aku bersedia untuk menghancurkan bumi tanpa ragu jika demi mereka berdua.
Iroha
"Meski begitu, pemandangan ini sangatlah indah, benar tidak? Senpai, apa kau tahu tentang jenis-jenis bintang?"
Hachiman
"Kalau soal itu, kurasa yang kuketahui hanya yang umum-umum saja."
Iroha
"Hooh...Apa kau tahu rasi bintang yang ada disana?"
Hachiman
"Aaah, itu rasi bintang Orion. Kalau tidak salah, itu rasi bintang paling terkenal ketika musim dingin tiba? Cukup mudah menemukan rasi bintang tersebut karena ada tiga bintang yang berjejar tepat di tengahnya. Kalau tidak salah, Orion dalam mitologi Yunani itu adalah nama seorang ksatria penakluk dan memiliki harga diri tinggi."
Iroha
"Haah...Begitu ya? Luar biasa."
Hachiman
"Hei, kau sepertinya tidak tertarik sama sekali dengan perbintangan ya?"
Iroha
"Bukan begitu. Aku selalu rutin melihat ramalan bintang di majalah."
Bukankah itu artinya kau hanya tertarik dengan ramalan nasibnya...
Iroha
"Tapi yah, kurang lebih begitulah. Tapi, aku suka melihat bintang dengan cara yang seperti ini. Lagipula, ini terkesan romantis. Hanya saja..."
Ini sesuatu yang cukup mengejutkan.
Isshiki lalu mengembuskan napasnya dengan bibirnya yang manis, lalu kemudian, dia memegangi lenganku. Aku bisa merasakan kelembutan dan kehangatannya yang menembus jaketku dan jantungku mulai berdetak lebih kencang.
Iroha
"Cuacanya agak dingin ya..."
Gadis ini sepertinya suka berpegangan ke orang jika dia merasa kedinginan, huh...Memangnya aku ini barikade penghambat angin dingin?
Hachiman
"...Yah sepertinya begitu. Apa kita lebih baik kembali ke dalam saja?"
Ketika aku hendak membalikkan langkahku, Isshiki menghentikanku seperti sedang menarik akar yang dalam, lalu dia mengutarakan kata-katanya.
Iroha
"Hei Senpai."
Hachiman
"Ada apa?"
Iroha
"Bukankah akan sangat romantis sekali jika kau bisa mencium orang yang kau sukai di tempat yang seperti ini?"
Hachiman
".......Aah, bukankah memang kesannya seperti itu? Tapi malam ini adalah malam terakhir kita bisa melihat langit yang penuh bintang ini, jadi jika kau hendak melakukannya dengan Hayama, kau bisa melakukannya di kunjungan berikutnya."
Jujur saja, itulah jawaban yang ada di pikiranku saat ini.
Iroha
"Haa...."
Mendengarkan jawabanku barusan, Isshiki hanya bisa mengembuskan napas napas panjangnya. Apa itu embusan napas karena kedinginan ataukah ada sesuatu yang lain...?
Iroha
"Kenapa sesulit ini ya..."
Sambil menggumamkan itu, Isshiki menjulurkan tangannya ke arah bulan di langit. Kedua matanya tampak fokus memandangi bulan yang terlihat dari sela-sela jarinya.
Iroha
"Ketika aku menjulurkan tanganku, aku merasa kalau aku bisa mencapainya, meski aku tahu kalau ternyata tidak akan seperti itu. Meski begitu, karena aku sudah sangat mengharapkannya, jadi aku tetap menjulurkan tanganku. Hanya saja, aku berpikir kalau diluar sana pasti ada orang lain yang berpikiran seperti diriku."
Hachiman
"Apa yang kau bicarakan itu Hayama?"
Iroha
"..."
Seperti merespon malam yang semakin dingin di sekitar kita, dia menurunkan tangannya.
Iroha
"Benar sekali, Hayama-senpai mungkin merasakannya juga. Hanya saja..."
Hachiman
"...Eh?"
Iroha
"Haah..."
Pipiku mulai merasakan sesuatu, sensasi lembut dan hangat. Aroma manis mulai tercium. Kemudian...Embusan napasnya terasa sangat jelas di wajahku.
Ini membuat pikiranku bertambah kacau.
Iroha
"Ini membuatku berpikir kalau hal-hal yang indah tidak terbatas ke satu hal saja. Ini berlaku juga kepada bintang-bintang itu. Kalau aku hanya berkonsentrasi ke satu bintang yang bersinar paling terang saja, maka aku tidak akan pernah menyadari sinar dari bintang-bintang kecil yang ada di sekitarnya. Meski bintang yang kecil tersebut adalah sesuatu yang layak untukku."
[CHOOSE]...
[CHOOSE] Meski itu hanya bintang kecil?
[CHOOSE] Maaf, sepertinya ini mirip dengan cerita Nighthawk Star?
Hachiman
"Meski itu hanya bintang kecil bagimu?"
Iroha
"Ya, bagiku yang terpenting bukan apa yang hebat dari bintang itu. Bagiku, bintang itu...Mungkin saja itu sesuatu yang tepat untukku, mungkin saja tidak."
Hachiman
"Begitukah..."
Iroha
"...Ya begitulah. Kalau begitu, aku kembali dulu ya. Senpai, terimakasih sudah menemaniku."
Hachiman
"Eh? Y-Yeah..."
Isshiki meninggalkan kesan senyumnya yang manis itu beserta kelembutan yang masih terasa di wajahku, menuju ke dalam villa.
Dipayungi langit berbintang ini, aku memikirkan sesuatu sambil melihat sosok Isshiki yang berjalan meninggalkanku.
Meski dia terlihat seperti menganggap itu adegan yang biasa, makna dari ciumannya barusan membuatku sulit untuk menebak gadis ini.
x x x
Hachiman
"Haa, diluar dingin sekali. Aku mau mendekam di dalam ruangan saja"
Meski begitu, bintang-bintang tadi memang terlihat sangat cantik.
[FLASHBACK]
Kalau aku hanya berkonsentrasi ke satu bintang yang bersinar paling terang saja, maka aku tidak akan pernah menyadari sinar dari bintang-bintang kecil yang ada di sekitarnya. Meski bintang yang kecil tersebut adalah sesuatu yang layak untukku.
Hachiman
"..."
Apa sih yang dipikirkan gadis itu?
Tunggu dulu, bukankah aku baru saja dicium olehnya? Pipiku dicium olehnya. Apa? Iroha-chan, apa kau ini penganut budaya kebarat-baratan?
Ini buruk sekali bagi kepalaku untuk memikirkan sesuatu yang serius di cuaca yang sedingin ini.
Pertanyaan-pertanyaan itu terus datang kepadaku.
Hanya saja...
Semakin aku menganggap Isshiki seperti adik sendiri, hatiku semakin meyakinkanku kalau itu tidak cocok sama sekali.
x x x
Sehari setelah kembali dari perjalanan ski...
Mula-mula, aku tidak ingin memikirkan apapun setidaknya dua atau tiga hari ke depan...
Ya ampun, adikku itu...Komachi memang cukup mengganggu, mempesona, mudah sekali tersinggung, dan mudah sekali menangis, kurang lebih seperti itulah dirinya. Adik perempuan terbaik di dunia ini adalah adikku.
Kemudian...Gadis ini mempesona, berpikir dahulu sebelum bertindak, jujur, dan selalu membuatku untuk memperhatikan dirinya karena dia selalu berada dalam masalah. Isshiki Iroha adalah gadis paling manis di dunia ini.
Sementara aku terlibat sesuatu dengannya, alasan mengapa aku selalu memperhatikannya, karena bagiku, terasa sangat menyenangkan. Dan yang mengejutkan, dia melakukan itu di momen yang penting tersebut...Tapi kurasa tidak masalah jika dia bersikap seperti itu.
Yui
"Eeh! Jadi Komachi-chan lulus ujian masuknya!"
Hachiman
"Yeah, dia langsung jatuh pingsan ketika melihat hasilnya."
Yukino
"Lagipula, dia sudah berkerja keras untuk itu. Kurasa itu hasil yang setimpal."
Yui
"Tapi Yukinon, kau tampak cemas sampai Hikki tiba dan memberitahu kabar tersebut!"
Yukino
"I-Itu..."
Yui
"Komachi-chan itu sudah dianggap adik sendiri bagi semua orang disini~"
Hachiman
"Hei, jangan mengajakku berkelahi ya, satu-satunya kakak Komachi hanyalah aku. Lagipula jika semua orang menganggapnya sebagai adik sendiri, maka akan terjadi perang besar untuk memperebutkannya. Aku akan memonopolinya dan menjadikannya sesuatu yang berharga bagiku sendiri. Jadi meskipun kalian nantinya sudah punya adik yang lain, tapi tolong untuk tetap bersikap baik ke Komachi ya?"
Yukino
"Kenapa Komachi-chan sampai memilih SMA yang sama dengan kakak yang semacam ini?"
Iroha
"Selamat sore!"
Yui
"Ah, Iroha-chan! Yahallo~!"
Yukino
"Selamat sore, Isshiki-san."
Hachiman
"Apa kau ada keperluan disini?"
Iroha
"Ya! Jadi, Senpai bisa ikut aku sebentar?"
Hachiman
"Eh, apa? Hanya aku saja?"
Iroha
"Sederhananya, aku memilih untuk mengajak Senpai~"
Hachiman
"Pembicaraannya kenapa menjadi rumit seperti ini...Memangnya memilih untuk apa?"
Iroha
"Oke, ayo Senpai! Ayolah, tolong bawa juga tas-tas ini!"
Hachiman
"He-Hei, tunggu dulu..."
Iroha
"Kalau begitu, saya permisi dulu ya!"
Yui
"Sepertinya kita sudah terbiasa melihat adegan semacam ini."
Yukino
"Ya, benar juga."
x x x
Iroha
"Senpai, ayo cepat!"
Tanpa adanya penjelasan yang cukup, akupun dibawa ke sebuah mall yang berada di depan Stasiun.
Iroha
"Untunglah, ternyata belum terjual!"
Toko yang didatangi Isshiki ini semacam toko untuk para gadis; semacam toko aksesoris yang dipenuhi benda-benda yang berkilauan.
Hachiman
"Apa sesuatu yang hendak kau pilih itu, adalah cincin-cincin ini?"
Iroha
"Ya, hari ini kebetulan ada sale special!"
Hachiman
"Haa, begitu ya..."
Iroha
"Hmm...Mana yang menurutmu lebih bagus?"
Hachiman
"Apa yang kau tanyakan itu tentang mana yang lebih bagus atau sejenisnya? Keduanya tampak sama saja bagiku..."
Iroha
"Eeeh? Lalu bagaimana dengan yang ini?"
Hachiman
"Itu tidak ada bedanya dengan yang barusan...Kenapa kau tidak beli saja semua yang kau suka dan memakainya bersamaan? Dengan begitu kau akan terlihat keren..."
Iroha
"Aku ingin terlihat manis, bukan keren! Ah, yang ini juga manis!"
Dengan kedua mata yang berkaca-kaca, Isshiki pergi kesana-kemari dari rak satu ke rak lainnya. Dia terlihat seperti orang yang tersesat diantara ketertarikan akan sesuatu dan rasa penyesalan.
Iroha
"Oke, Senpai. Diantara ini dan itu, mana yang menurutmu lebih bagus? Menurut seleramu atau sejenisnya."
Sambil mengatakan itu, Isshiki memakai dua cincin di jari-jarinya dan menanyakanku sebuah pertanyaan. Ketika kulihat dengan cermat, kedua cincin ini tampak mirip satu sama lain.
Hachiman
"Aah, aku tidak tahu apa-apa soal ini. Tapi aku merasa kalau yang satu ini tampak lebih bagus."
Setelah membandingkannya, aku memilih cincin yang ada di jari telunjuk kirinya: ring berwarna pink dengan hiasan mirip kelereng kaca.
Iroha
"Hee, mengapa pilih yang itu?"
Hachiman
"Well, karena itu terasa seperti Isshiki Iroha-banget."
Iroha
"...Begitu ya? Kalau begitu, aku pilih ini saja! Aku beli yang ini ya?"
Dengan senyum di bibirnya, dia mulai bergegas ke kasir.
Hachiman
"..."
Iroha
"Maaf sudah menunggu~"
Hachiman
"..."
Iroha
"Apa ada sesuatu?"
Hachiman
"Bukan begitu, aneh saja kau tidak berusaha membuatku untuk membayar cincin itu, meski hanya sekedar candaan saja...Bukankah kau biasanya seperti ini, bahkan Komachi saja ketika dalam situasi seperti ini, dia akan mengobrolkan sesuatu sehingga aku akhirnya berjanji untuk membelikannya. Meski berjanji itu tidak berarti harus membelikannya sih."
Iroha
"..."
Hachiman
"Eh? Ada apa?"
Iroha
"...Haaa. Jadi aku agak aneh ya? Memang sih, aku selama ini sering bersikap seperti itu...Alasanku tidak melakukannya, karena aku tidak ingin membuatmu berpikir kalau aku sejak awal berniat seperti itu. Yang kuinginkan itu bukanlah sebuah cincin biasa, tapi cincin yang dipilihkan olehmu, Senpai."
Mendengar kata-katanya, membuatku memalingkan pandanganku ke arah tangannya.
Hachiman
"..."
Ketika aku tidak bisa menemukan kata-kata yang tepat untuk membalasnya, Isshiki hanya menatapku sambil tersenyum.
Iroha
"Bukankah kalau cincin ini memiliki semacam makna Cincin yang kubeli sendiri dan dipilihkan oleh Senpai akan membuat cincin ini menjadi manis? Juga, Senpai terlihat seperti pria yang tidak suka Gadis yang memaksamu membeli hadiah."
Hachiman
"Kau sampai harus sejujur itu, huh?"
Iroha
"Kaulah yang membuatku harus mengatakannya, Senpai. Karena kau ini tampak kurang percaya kepada orang lain."
Hachiman
"Yeah, itu benar."
Iroha
"Karena aku bukanlah Komachi-chan, jadi aku harus mengatakannya itu dengan jelas, jika tidak maka kau tidak akan mengerti."
Hachiman
"...Begitu ya."
Iroha
"Ya."
Hachiman
"..Well, er, apa...Apa kita mau berhenti sebentar di kafe sebelum pulang?"
Iroha
"Ya."
Kupikir jika langsung pulang dari sini bisa membuatku menyesali kejadian ini di kemudian hari.
x x x
Sebuah hari libur dimana tidak ada salju yang turun.
Mungkin aku tiba agak awal...Di depanku terdapat pemandangan sebuah gedung yang mirip dome dan kulihat kembali arlojiku. Masih ada 15 menit sebelum jam perjanjian.
Iroha
"Ah."
Hachiman
"Ah."
Tampak bergegas dari kejauhan, aku melihat Isshiki. Sepertinya, dia tiba di waktu yang sama denganku.
Hachiman
"Bukankah kau tiba terlalu awal?"
Iroha
"Bukankah itu harusnya menjadi kalimatku? Aku berniat datang lebih dulu darimu, Senpai, jadi kenapa kau malah mengacaukan segala usahaku? Bagaimana kalau Senpai permisi kembali ke rumah sebentar karena ada sesuatu yang ketinggalan?"
Hachiman
"Eeh, kau marah karena usaha yang kau lakukan untuk datang 15 menit lebih awal gagal? Lagipula, aku kan tidak salah apapun?"
Iroha
"Bagi gadis di bawah 20 tahun, 15 menit adalah sesuatu yang berharga! Ini tidak bisa dibandingkan dengan pria yang berusia kurang lebih sama, ataupun wanita berusaha 20 atau 30-an tahun!"
Hachiman
"Ah, tolong diingat untuk tidak mengatakan itu di depan Hiratsuka-sensei. Karena akan ada bekas luka yang sangat dalam, bagimu dan Hiratsuka-sensei."
Iroha
"Haa, sudahlah."
Seperti berusaha memperbaiki mood-nya, Isshiki mulai merapikan rambutnya. Ketika melakukannya, aku melihat cincin yang sama di jarinya. Oh, ternyata dia cukup menyukai cincin itu.
Iroha
"Kalau begitu, bagaimana kalau kita mulai kencan ke Akuariumnya?"
x x x
Iroha
"Waah, indahnya!"
Hachiman
"Hoo, memang."
Dengan banyaknya tampilan akuarium ikan-ikan laut dan pemandangan yang bagus, pembicaraan kami seakan-akan tiada akhir.
Iroha
"Ah, Senpai, sebentar lagi masuk area perikanan air tawar. Pasti ada ikan semacam Trouts atau Sweetfish ya?"
Hachiman
"Ya, mereka tampak lezat."
Iroha
"Memang benar. Tapi jika kau mengatakan itu di depan ikan akuarium, kurasa itulah akhir dari kehidupan mereka. Senpai, Senpai! Itu Salmon Sakura!"
Hachiman
"Oh, Salmon Sakura!"
Ketika kubaca papan keterangannya, tertulis kalau namanya seperti itu karena ikan ini sangat populer ditangkap ketika mekarnya Sakura, dan ikan ini memiliki corak pink ketika hendak kawin.
Iroha
"Memiliki corak berwarna pink ketika hendak kawin, terdengar indah sekali ya?"
Hachiman
"Well, memang tampilan luarnya cantik, tapi sebenarnya warna tubuh mereka agak gelap. juga, disitu tertulis kalau Salmon Sakura ini punya dua tipe."
Iroha
"Eh, benarkah begitu?"
Hachiman
"Yeah. Meski spesiesnya sama, ada yang bergerak menuju ke laut, sementara yang lainnya memilih bertahan hidup di sungai sampai sisa hidupnya."
Iroha
"..Ah, ternyata kau tahu banyak tentang Salmon Sakura, Senpai. Hidup di sungai sampai sisa hidupnya tampak mirip dengan tinggal di rumah sampai sisa hidup. Apa kau mencoba hidup dengan mengikuti gaya hidup ikan ini?"
Aku sebenarnya tidak membenci gadis dengan nalar yang bagus karena itu menggambarkan seberapa besar pengetahuannya, tapi aku benci mereka karena kadang mereka bisa melukaimu tepat dimana lukamu berada...
Iroha
"Tapi, itu artinya dua karakter ya, kurasa aku bisa memahami itu."
Hachiman
"...Karena kau itu berwajah dua, Isshiki."
Iroha
"Benar! Tapi bukankah semua gadis seperti itu, benar tidak? Bukankah bagian itu yang membuat seorang gadis terlihat manis!"
Hachiman
"Itu mungkin ada benarnya."
Kami akhirnya sampai di sebuah akuarium raksasa yang berisi banyak sekali tumbuhan laut, mereka semua tampak melambai-lambai mengikuti arah arus.
Iroha
"Uwaah, ini tampak misterius."
Hachiman
"Bahkan kumpulan rumput laut bisa membuat terpesona, huh?"
Iroha
"Banyak sekali ikan kecil yang bersembunyi diantara rumput laut!"
Hachiman
"Yeah, pasti enak sekali jadi ikan-ikan itu...Bisa kemana-mana dengan bebas sepanjang hari. Lagipula, cita-citaku adalah menjadi suami rumahan."
Iroha
"Tolong jangan memutuskan hal-hal semacam itu hanya karena terinspirasi dari menonton kawanan ikan. Meski begitu, kurasa menjadi suami rumahan juga butuh kerja keras. Memangnya, Senpai bisa mengerjakan pekerjaan rumah seperti laundry atau memasak?"
Hachiman
"Secara teori sih bisa."
Iroha
"Tidak ada gunanya teori jika tidak pernah dipraktekkan."
Hachiman
"Memangnya kau sendiri bisa? Selain memasak, apa kau bisa membersihkan rumah, laundry, berhemat, dan berhemat?"
Iroha
"Aku bisa melakukan berbagai pekerjaan rumah pada umumnya. Dan kenapa kau malah menyebut berhemat dua kali, aku ini bukan gadis yang boros loh."
Kalau dipikir-pikir, ya mungkin ada benarnya, itupun belakangan ini. Kalau diingat-ingat, gadis ini juga bisa menata dengan baik kamar tidurnya ketika di villa waktu perjalanan ski.
Hachiman
"Well. gadis sepertimu mungkin akan jadi istri yang baik di kemudian hari."
Iroha
"Eh, apa-apaan barusan Senpai? Apa itu semacam basa-basi yang disamarkan dengan sebuah ajakan? Tolong hentikan itu. Tipe-tipe suami yang berhemat memang jarang ada, jadi lakukan yang semacam itu ketika kau mulai bekerja, dan hal semacam itu hanya terjadi jika kau memenuhi beberapa skill dasar dalam mengurus rumah tangga; jadi maaf harus kutolak untuk saat ini."
Hachiman
"O-Oke..."
Iroha
"Ya ampun, kau ini cepat sekali menyimpulkan sesuatunya, Senpai."
Bukannya kamu yang disini menyimpulkan sesuatunya dengan cepat?
Sambil menatap ke arah akuarium, akupun memasang senyum kecut di wajahku.
Iroha
"..."
Ketika aku melakukannya, Isshiki memasang ekspresi penuh tanya.
Iroha
"Hei Senpai. Apa kau sudah menemukan sesuatu yang real itu?"
Hachiman
"..."
Dadaku mulai terasa sakit. Sesuatu yang real adalah hal yang kucari-cari.
Iroha
"..."
Isshiki hanya menatapku dengan diam.
Hachiman
"..."
Iroha
"Aku sendiri...Sudah menemukan apa yang kucari."
Tatapannya yang serius itu membuatku kesulitan untuk mengutarakan kata-kata.
Hachiman
"Kau sudah menemukan sesuatu yang real bagimu?"
Iroha
"Ya. Senpai, ada salju yang menempel di rambutmu."
Hachiman
"Huh? Salju?"
Iroha
"Biar kusingkirkan untukmu, tolong diam ya."
Kupikir jika ada salju menempel, harusnya sudah meleleh sejak tadi...Meski terasa aneh, Isshiki memang harus menaruh tangannya di bahuku sebagai pijakan untuk menyingkirkan salju di rambutku.
Akupun mulai merendahkan posisiku untuk memudahkannya.
Tiba-tiba...
Hachiman
"..."
Iroha
"..."
Pipinya yang berwarna merah, wajahnya yang tampak malu-malu, dan bibirnya yang berkilauan tepat di depan mataku.
Dengan bisikannya yang lembut, Isshiki memeluk tubuhku. Aku bisa merasakan dengan jelas detak jantungnya ketika tubuhnya menyentuhku. Kejadian ini berlangsung begitu cepat, seperti hendak memberitahuku sesuatu.
Iroha
"Ketika aku bersamamu, Senpai, aku bisa menjadi diriku sendiri. Senpai, kau tahu diriku yang sebenarnya saat di publik ataupun ketika hanya berduaan saja, kebohongan apapun yang sudah kuberitahukan kepadamu ataupun semua hal yang benar tentangku, kau tetap berada di sisiku. Aku menyukai Senpai yang seperti itu."
Hachiman
"..."
Jadi inilah sesuatu yang real bagi Isshiki Iroha...
Dia memberitahuku apa yang berharga baginya...
Kalau begitu, aku...
Hal yang real bagiku adalah...
Hachiman
"...Aku, awalnya menganggapmu seperti adikku sendiri, Komachi."
Iroha
"Aku tahu soal itu."
Hachiman
"Kau ini gadis yang manis, dan aku ingin selalu bersamamu. Perasaanku dimana aku ingin bersamamu ternyata lebih besar dari sekedar aku ingin bersama Komachi. Tapi selama ini aku selalu meragukan perasaanku itu; apakah perasaan ini hanya semacam cintaku ke seorang adik saja. Jika perasaan itu hanyalah sebatas anggapanku kalau kau ini kuanggap adik saja, maka perasaan semacam itu pastilah hal yang palsu...Tapi, aku salah. Aku tidak melihatmu sebagaimana aku melihat Komachi. Yang terlihat bagiku hanyalah dirimu seorang. Yang kulihat adalah Isshiki Iroha...Aku, mencintaimu."
Iroha
"Aku tahu itu..."
Merespon pengakuan perasaanku yang keluar dari tenggorokanku yang kering itu, Isshiki kembali memelukku. Kucoba mengendalikan tanganku yang bergetar hebat dan mulai memeluk tubuh Isshiki yang kecil.
Dia yang kupeluk ini, adalah seseorang yang sangat berharga bagiku. Sambil tersenyum manis, dia menatap kedua mataku.
Iroha
"..."
Bulu matanya yang panjang tampak merendah, seperti memintaku untuk melakukan sesuatu. Wajahnya tampak memerah seperti mengharapkan diriku.
[ KISSING ]
Hachiman
"Maafkan diriku yang terlambat untuk mengutarakannya."
Iroha
"Oh pasti! Apa kau tidak tahu berapa lama aku menunggunya?"
Hachiman
"Ma-Maaf..."
Iroha
"...Tapi, aku...Menyukai Senpai yang seperti itu."
*Tolong pembaca jangan emosi karena adegan ini tidak ada kelanjutannya, bukan maksud saya untuk menghilangkannya! Yang didemo adalah studio VN-nya!
x x x
Aku mengamati sekelilingku sambil berjalan di lorong yang familiar ini.
Ini membuatku bernostalgia...
Sambil dipenuhi banyak sekali nostalgia, aku sampai di depan ruang Sekretariat OSIS.
Hachiman
"Erm...Halo..."
Iroha
"Ah, Senpai...Kau terlambat~!"
Iroha
"Apa kau tidak ada waktu luang di kampus?"
Hachiman
"Bagaimana ya, aku sendiri sengaja bolos mata kuliah jam kelima agar bisa kesini."
Iroha
"Kau harusnya bisa lebih dari itu, Senpai! Selanjutnya, sekalian kau bolos jam keempat juga, oke?"
Gadis ini bisa-bisanya mengatakan itu seperti hal yang biasa saja...Kira-kira kapan dia akan protes agar menghilangkan versi 3D dirinya?
Sambil berbicara dengannya, akupun melihat-lihat sekeliling ruangan ini. Melihatku yang seperti itu, Isshiki-pun tersenyum.
Iroha
"Sangat nostalgia sekali ya? Senpai, kalau tidak salah sudah hampir dua tahun Senpai belum kesini ya?"
Hachiman
"Yeah. Tidak ada gunanya aku datang kesini, kalau dibandingkan sama kakaknya Yukinoshita itu. Tunggu dulu, apa kau sendirian disini?"
Iroha
"Besok ada ujian masuk SMA Sobu, jadi semua orang saat ini sedang diminta bantuannya untuk bantu-bantu di ruang guru."
Hachiman
"Pasti santai sekali ya dirimu, sudah diterima di Universitas lewat jalur rekomendasi."
Iroha
"Yep, begitulah! Ah, memangnya ini respon yang normal ya?"
Tiba-tiba, Isshiki memberiku dua dokumen kertas-kertas.
Hachiman
"Err, ada apa dengan kertas-kertas ini?"
Iroha
"Yep, kuharap kau membacanya dulu."
Hachiman
"Bukannya kau tadi bilang ada sesuatu yang penting?"
Iroha
"Ya itu maksudku yang penting."
Aku mulai menyesal bolos untuk kesini...
Kubaca tulisannya sampai selesai dan mengoreksi beberapa hal disana.
Iroha
"Jadi bagaimana?"
Hachiman
"Lumayan. Ceritanya agak menyedihkan, tapi kurasa itu memang gayamu."
Iroha
"Begitu ya? Untunglah...Sekarang, semuanya sudah berakhir, huh...Aku merasa seperti mengatakan Kerja Bagus kepada diriku sendiri. Aku adalah satu-satunya orang di sejarah SMA Sobu yang menjadi ketua OSIS dua tahun berturut-turut!"
Hachiman
"Tidak lupa juga di tahun pertama kau meminta kami untuk menggagalkanmu menjadi Ketua OSIS."
Iroha
"Benar-benar! Ternyata aku dulu begitu ya? Lalu aku dibujuk dengan keuntungan-keuntungan yang kau katakan waktu itu."
Hachiman
"Benar juga, ternyata aku telah melakukan pekerjaan yang bagus waktu itu."
Iroha
"...Benar juga, karena itulah...Hey, Senpai."
Hachiman
"Hmm?"
Iroha
"Tolong berikanku hadiah karena kesuksesanku selama dua tahun."
Hachiman
"Eh?"
Iroha
"Bukankah kau yang membuatku jadi Ketua OSIS? Bukankah sudah sepantasnya kau memberiku hadiah karena bekerja dengan keras?"
Hachiman
"Di-Disini?"
Iroha
"Bukankah tidak masalah? Lagipula tidak ada orang disini."
Hachiman
"Ba-Baiklah."
Ketika kedua tanganku mulai mendekati bibir Isshiki, detak jantungku semakin kencang.
Entah mengapa, aku menjadi gugup sekali.
Wajah yang memerah, bulu mata yang menutup, bibir yang berkilau. Semuanya menungguku untuk bertindak.
Hachiman
"Erm...Kau sudah bekerja dengan bagus selama dua tahun ini."
Iroha
"..."
Sambil mengatakan itu, akupun mulai mendekati bibir Isshiki...
Komachi
"Iroha-Senpai, mengenai dokumen-dokumen ini "
Hachiman
"..........."
Iroha
".........!?"
Komachi
"........"
Hachiman
"........."
Komachi
"...Kalau begitu saya permisi dulu~!"
Hachiman
"......."
Iroha
"......."
Hachiman
"Suasananya malah agak aneh gara-gara barusan...Apa mau ditunda dulu?"
Iroha
"Tentu saja tidak. Harusnya kita berterimakasih padanya karena sudah menjadi Ketua OSIS periode saat ini! Lagipula, dia kan sudah meringankan pekerjaanmu. Karena itulah...Kali ini berikanlah aku sebuah ciuman sebagai hadiah."
x Bubar...Selesai! x
Dafak yang baru saja ku baca? Iroha-chan agresif juga yah
BalasHapusbukannya dari dulu iroha emang agresif
BalasHapusA
BalasHapusSemua yg komen pas mid night
BalasHapusnice translation gan, thank you for your hard work.
BalasHapussugoi
BalasHapusDedikasi emang... Terimakasih banyak gan. Sangat membantu sekali.
BalasHapusMenunggu rute yang belum di Traslate
BalasHapusDuh jadi aneh liat sifat hachiman di sini wkwk
BalasHapusIya coy
BalasHapus