* * *
Di dapur, aku mendengar suara gaduh yang berasal dari panci yang kugunakan untuk memasak air. Ketika aku melihat banyak sekali uap panas terlihat dari panci itu, aku mulai berjalan dengan santai ke dapur. Aku tuangkan air panasnya ke kotak makanan instant itu, tinggal mematikan kompornya dan membuang sisa air di kotak tersebut setelah beberapa saat. Terakhir, tinggal menaruhnya di mangkok dan voila
Ada semacam tulisan tertentu ketika kita berbicara tentang peralatan dan ini terlihat sangat indah. Mungkin sebuah tulisan "produk terbaik" dan "tidak ada duanya" akan membuat produk itu terlihat keren, tetapi menurutku, hal terbaik adalah tulisan "bisa langsung dibuang" setelah selesai dipakai. Seperti para karyawan dan buruh di perusahaan.
Sambil memakan makanan instan ini dan memikirkan hal barusan, terdengar suara pintu dibuka. Kakakku tampaknya sudah pulang. Aku mendengar suara langkah kaki diseret yang sangat berat sedang mendekatiku dari arah itu.
"Aku pulaaaaaang."
"Hey."
Ketika aku menengok dari balik bahuku, Amane-chan berdiri dengan memakai baju rumahannya: hot pant dan T-Shirt yang menonjolkan belahan dadanya. Memang benar musim panas sebentar lagi akan datang, tetapi bukankah pakaiannya ini seperti terlalu longgar?
"Oh, ada yang sedang memakan makanan siap saji ya? Aku mau juga dong."
Amane-chan berjalan ke arah dapur, membuka lemari kabinet, mengambil makanan siap saji dan menaruhnya di piring. Lalu dia memasukkannya begitu saja ke microwave. Tampaknya tidak ada niatan untuk memasak air panas sepertiku.
"Teehee, ini adalah hadiah untukku karena telah bekerja keras hari ini...minta sedikit saja ya..."
Senyum yang mencurigakan muncul darinya sambil menggigit sesendok makanan yang hendak kumakan. Oh, dia juga memegang sekaleng bir dan sebungkus keripik kentang. Kakakku ini nampaknya tidak konsisten dalam menjalankan diet junk food.
"Apa benar-benar tidak apa-apa kamu memakan makanan tidak sehat itu sementara dirimu sendiri adalah Guru UKS?"
"Memangnya kenapa? Mau makan apapun juga, pasti ada saja kandungan yang tidak menyehatkannya. Berarti sama saja, bukan?"
"B-Benar..."
Kebiasaan makannya ini memang hal yang berbeda, tetapi mendengar hal itu keluar dari mulut seorang Guru UKS memang benar-benar tidak cocok...
Bahkan sekarang, dia mengunyah keripiknya dan meminum birnya. Memang kamu bisa katakan kalau dia terlihat menarik, tetapi sisi sebenarnya benar-benar sebaliknya...Sifatnya yang sebenarnya adalah kebalikan dari sifatku yang manis, lugu, bijak, dan intelektual. Kalau kita berasal dari Ibu yang sama, mengapa bisa berbeda begini? Tolong beri aku pencerahan, Professor Mendel!
"Kalau kamu cermati kebiasaan makanmu sendiri, kamu akan sadar kalau ternyata kebiasaan makan kita tidak berbeda. Maksudku, kamu sendiri tidak tahu apa saja yang ada dibalik makan malammu itu."
Kata-kata itu terucap dari seorang pecandu bir, meskipun kata-katanya sendiri belum jelas mengandung kebenaran atau bukan.
Komunitas sosial dibangun berdasarkan rasa saling percaya. Rasa saling percaya itu adalah nama lain dari sikap pasrah yang terlihat dingin. Dan hanya kumpulan orang-orang yang pura-pura terlihat pasrah itulah, yang bisa membuat hati seseorang terlihat tenang.
Kamu bisa meragukan kebenaran yang ditulis di koran pagi ini, tulisan kandungan bahan di label makan siangmu itu mirip dengan bertanya usia seorang gadis penghibur di kelab malam, alias mustahil untuk diketahui kebenarannya.
Oleh karena itu, orang-orang mulai malas dan diam saja menerima apa yang diberi ke mereka. Ketika semua terjadi, maka rasa saling percaya akan terjadi karena semua orang sudah mulai menyerah untuk memahami atau mencari tahu kebenarannya.
Makanan, produk, informasi, pendidikan, keuangan. Komunitas sosial dibangun berdasarkan rasa saling percaya antar industri yang berdiri di bawah terik matahari ini. Jujur saja, dunia ini memang tempat yang indah. Setahuku, satu-satunya hal yang tidak termasuk dalam sebuah payung bernama "Rasa Saling Percaya" adalah sebuah hubungan persaudaraan.
Kakak perempuanku ini, saat ini, membuka kaleng bir keduanya sambil mengoceh hal-hal yang tidak jelas.
"Tubuhmu bisa tidak sehat jika kamu terlalu was-was dengan masalah kesehatan. Makan saja apa yang kamu ingin makan dan lakukan apa yang ingin kamu lakukan, maka tubuhmu akan menangani dirinya sendiri."
"Jangan katakan semacam itu ketika mengajar di sekolah...Itu hal yang sensitif bagi pemuda-pemuda sepertiku."
"Ya, ya, aku mengerti. Meskipun kamu sendiri memperhatikan betul apa yang kamu makan, bukan berarti kamu bisa lebih sehat dari yang lainnya..."
"Memang betul. Tetapi itu juga bukan alasan yang bagus untuk membenarkan sikapmu yang kecanduan minuman seperti ikan di air..."
Ini seperti memperingatkan sesuatu yang tidak akan jelas ada ujungnya seperti memuji diri sendiri di depan cermin, benar tidak?
"Aku bukannya mau ngomongin soal diriku sendiri loh. Aku tadi ngomongin Misa-chan, ingat tidak gadis yang ada di ruangan UKS tadi siang? Gadis itu sebenarnya tidak ada masalah dengan pola makannya, tetapi anehnya dia punya kondisi tubuh yang lemah. Dia tidak punya kebiasaan buruk, jadi aku tidak bisa menemukan alasan mengapa dia menjadi seperti itu. Dan sekarang, aku mulai menyelidiki tentang kebiasaan tidurnya, mungkin aku bisa mendapatkan sesuatu..."
"Oh, kedengarannya berat sekali."
"Yep." Dia lalu menaruh sikunya di atas meja, menekan kaleng birnya diantara pipinya. "Tapi tahu enggak? Aku kadang mengaguminya."
"Huh?"
Apa yang gadis ini barusan katakan...? Bodoh sekali.
Dia lalu duduk dengan tegak tanpa mempedulikan aku yang memandangnya dengan rendah. Amane-chan menaruh kaleng birnya dengan semangat, seperti hendak menampar mejanya saja. Lalu dia mulai berbicara dengan semangat dan ekspresi mata yang berbinar-binar.
"Kamu tahu cerita-cerita sinetron tentang gadis-gadis yang cantik? Mereka punya penyakit parah, tetapi mereka bekerja keras dan menginspirasi orang di sekitarnya. Pria biasanya lemah terhadap gadis yang seperti itu. Aku ini, seperti kebalikan gadis-gadis di sinetron itu, jadi tidak ada seorangpun yang memperhatikanku hingga saat ini..."
Sambil mengatakannya, dia tiduran di sofa sambil menatap ke arah kakinya. Kaki yang panjang, dan berjenjang yang memanjang dari hot pant yang dia pakai mungkin bisa dikatakan "sakit" untuk ukuran fantasi seorang pria. Mungkin kakak perempuanku ini tidak cocok dengan gambaran gadis tragis, tetapi pemandangan yang ada di depanku ini memang merupakan daya tarik tersendiri dari seorang wanita.
"...Uh, bukannya sebenarnya tidak seperti itu? Kamu seperti menggambarkan dirimu sebagai wanita yang belum dewasa saja," kataku.
Amane-chan lalu membetulkan posisi duduknya, entah kenapa dia terlihat senang sekali. Oh, karena rambutnya berantakan sehabis tiduran di sofa, dia lalu mulai menyisir rambutnya tanpa melihat ke arahku.
"Kalau menurutmu?"
"Well, kalau kamu memang aslinya merasa sudah dewasa, maka sebenarnya hatimu itu sedang galau."
"Bulu? Maksudnya? Apa hubungannya dengan dewasa? Ah, kurang ajar kamu!"
Entah mengapa dia menangkap kata-kataku dengan makna yang berbeda dan mulai menendangiku dengan kaki panjangnya. Meski sebenarnya tidak sakit, aku juga tidak merasa sikapnya itu seperti memprovokasi diriku. Tetapi, tidak ada satupun suka char heroine yang suka kekerasan!
Setelah bergerak-gerak seperti kucing yang marah dan menendangku, Amane-chan tampaknya sudah lelah dengan itu, karena dia tiba-tiba duduk tegak dan mengembuskan napasnya.
"Sial, sifatmu itu benar-benar jelek."
"Sifatku ini adalah produk dari lingkunganku..."
Seorang anak laki-laki yang sering dipukuli oleh kakak perempuannya 100% saya jamin akan memiliki kepribadian ganda. Itu adalah teori dariku. Jika sang kakak hendak belajar karate, adiknya pasti akan dipukuli sebagai bahan latihannya. Jika dia bilang ingin belajar masak, maka adiknya akan menjadi tester masakan antah berantahnya. Dia akan menjadikan apapun yang dia minati dan membagi bagian buruknya ke adiknya dengan semacam moto "sudah seharusnya". Dan yang terpenting, jika memang ini diturunkan dari Ibu, maka sang adik pasti akan memiliki sikap yang buruk pula. Mustahil dia tidak akan memiliki kepribadian ganda.
Sebenarnya, itu tidak buruk-buruk amat. Karena dirinyalah, aku tidak perlu menebak-nebak jenis wanita yang seperti apa gadis-gadis yang kutemui selama ini. Tidak peduli secantik apa gadis itu, sifat aslinya pasti tidak jauh-jauh dari kakak perempuanku, Kusaoka Amane. Kebenaran yang sesungguhnya mengenai sifat wanita sudah aku kenali betul semenjak aku kecil.
Bahkan sekarang, Amane-chan duduk dengan menyilangkan kakinya di depan TV, sekaleng bir di tangan satunya, sedang tangan lainnya mengemil camilan cumi kering, lalu tertawa sambil menonton TV. Ini adalah seorang gadis berusia 24 tahun dengan sifat aslinya. Apa perlu mencari contoh lain mengenai sifat sebenarnya seorang wanita setelah melihat hal ini?
Blah blah blah dan seterusnya. Ketika kami mulai berdebat mengenai mengapa aku memiliki sifat seperti ini, HP-ku tiba-tiba bergetar. Ah, paling ini hanya info pemberitahuan event dari game HP? Atau ada update baru? Bonus bebatuan berharga sedang dibagikan sebagai permintaan maaf ada "bug" di game Puzzle&Dragons? Setelah berdiri dari karpet, aku mengambil HP-ku.
Ketika aku melihat ke layar HPku, keterangan di HP-ku tertulis kalau ada sebuah pesan masuk di sebuah aplikasi yang pernah kudownload, dimana jujur saja aku sangat jarang menerima pesan di HP-ku. Berdasarkan tulisan di layar HP-ku, nama pengirimnya adalah "JOHANNE♥".
...Johanne? Aku tidak tahu siapa itu. Aku sempat berpikir kalau ini adalah spam. Jaman sekarang, kamu tidak hanya mendapatkan spam, tetapi pengumuman tayang film, iklan, dan bahkan pesan berantai mengenai tanggal kiamat. Kamu bahkan sering mendengar hal-hal seperti ini di lingkunganmu: "TUHAN SUDAH DEKAT! BERTOBATLAH!" Itu sungguh mengganggu.
Hanya spammer saja yang mengirim pesan sejenis ini di aplikasi. Padahal, aku tidak pernah memberitahu orang lain tentang ID-ku di aplikasi ini. Hanya saja..."Kalau kamu tidak pakai aplikasi ini, kita tidak akan bisa saling berkomunikasi," dan itulah yang kudengar dari siswa-siswa sekelas ketika pertama masuk sekolah ini. Pada akhirnya, aplikasi ini tidak pernah kugunakan kecuali untuk mengobrol dengan ID Pretty Cure dan hendak membeli promo barang anime yang diiklankan di aplikasi ini kapan hari.
Mustahil ada orang asing yang tahu ID-ku. Orang tuaku sendiri pernah memperingatkanku kalau aku tidak boleh bergaul dengan orang yang tidak aku kenal. Jadi, karena aku tidak kenal mereka, maka aku menjadi orang yang tidak punya seorangpun teman.
Aku juga tidak punya selera untuk melihat pesan dari orang yang tidak kukenal. Jadi aku langsung block saja nomor ini dan memasukkan HP-ku ke kantongku.
Tidak lama kemudian, HP-ku mulai bergetar lagi. Semakin aku coba untuk tidak mempedulikannya, suara getarannya malah bertambah keras. Membuat HP-ku yang dalam "silent mode" ini benar-benar menggangguku.
Amane-chan berusaha menunjukkan ketidaksenangannya ke arahku. "Hey, suara itu mulai mengangguku."
"...Yeah."
Sialan, padahal aku sudah block kamu, dasar bajingan yang ngotot! Sekali lagi, aku mengambil HP-ku, dan ketika aku membaca isi pesannya, aku sangat terkejut.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar