Ini adalah waktu dimana aku seharusnya sibuk dan tenggelam dalam buku bacaanku. Biasanya, ini adalah saat terbaik bagiku untuk membaca buku, tetapi tidak terjadi hari ini karena kami diharuskan untuk melihat komputer karena instruksi Hiratsuka sensei.
"E-mail konsultasi masalah warga Chiba..."
Ketika aku membacakan judulnya, Yuigahama berkali-kali bertepuk tangan.
Yukinoshita berhenti membolak-balik halaman bukunya dan memberiku tatapan misterius.
"...Hey, kamu dapat itu dari mana?"
"Hiratsuka - sensei yang memintaku..."
Belakangan ini, Hiratsuka-sensei memberi tugas tambahan ke Klub Relawan untuk me-reply e-mail konsultasi. Nampaknya, ini adalah halaman e-mail khusus untuk menerima permasalahan seluruh warga sekolah SMA Sobu.
Yuigahama melihat komputer tersebut dan membacanya keras-keras.
"Errm, email pertama hari ini adalah...Si pengirim tinggal di kota Chiba, dengan nickname Sang Ahli Pedang.
nickname orang ini tidak berarti sesuatu yang khusus bukan...? Tetapi, nampaknya aku sudah tahu siapa pengirimnya, bahkan wajah dan bentuk orangnya seperti apa.
[ Sang Ahli Pedang ]
Aku punya penyakit sindrom kelas delapan, tetapi aku ingin punya cinta.
[ Reply ]
Meskipun kau menderita karena sindrom kelas delapan, bukan berarti kamu tidak boleh memiliki cinta. Kenapa kau tidak mengumpulkan keberanianmu dan nembak orang yang kausuka?
[ Sang Ahli Pedang ]
Ketika aku lakukan itu, dia menjawab begini : " Maaf ya..."
"...Apa sebenarnya dia mau konsultasi atau menceritakan penderitaannya sebelum mengirim e-mail itu?"
Komentar Yuigahama tadi nampaknya tidak menyadari suatu hal penting. Cinta yang tak berbalas dan patah hati sebenarnya adalah bentuk lain cinta sejati.
Ya, seperti inilah e-mail lainnya, masalah-masalah yang agak membosankan. Meski tertulis e-mail konsultasi masalah warga kota Chiba, namun e-mail yang masuk hanya berasal dari warga SMA Sobu.
Satu masalah sudah kuselesaikan, sekarang lanjut ke e-mail berikutnya. Aku meminta Yuigahama untuk melihat e-mail selanjutnya.
"Baiklah, aku akan membaca e-mail selanjutnya. Umm... nama pengirimnya : Sedang mencari suami, aku berpenghasilan tetap ( guru ).
Hey, apa orang-orang tahu maksud mengapa mengirim email kesini bebas memakai nikcname apapun? Belum lagi nickname tadi seperti memberitahu hasrat pengirimnya yang luar biasa. Seserius apa pengirim e-mail ini? Meski begitu, hanya dengan membaca nickname pengirimnya, nampaknya sudah menjelaskan isi e-mailnya.
[ Sedang mencari suami, aku berpenghasilan tetap ( guru ) ]
Sebenarnya agak memalukan sih, tapi aku tidak begitu baik menangani pekerjaan rumah, dan itu juga termasuk dalam hal memasak. Aku terus berpikir dan takut itu dapat mempengaruhi pernikahanku di masa depan ( lol ). Namun paling utama, aku khawatir apakah aku akan menikah suatu saat nanti ( lol ). Memikirkan hal itu, aku ingin setidaknya bisa memasak satu masakan spesial. Masakan yang populer di kalangan pria ( lol ), juga makanan yang tidak terlalu sulit dan populer di kalangan pria, ah, aku menulisnya dua kali ya ( lol )? Ngomong-ngomong, apakah ada masakan yang simple dan pria akan menyukainya?
"Pertanyaan semacam ini bukankah seharusnya tidak ditanyakan ke siswa SMA, bukan...?"
Menyeramkan. Orang ini sangat menyeramkan. Juga, penggunaan ( lol ) yang terlalu banyak terkesan menyeramkan. Namun ketakutanku ternyata tidak menular ke dua orang lainnya disini, mereka malah berbincang-bincang dengan santai.
"Ah, mungkin daging dan kentang rebus? Atau sesuatu yang bisa dimasak di rumah?"
"Ketika hendak membuat Burger ala Jepang, tinggal merubah sedikit bahan maka memberikan kesan masakan spesial, bukan? "
Memang, yang mereka katakan tadi adalah makanan yang biasa dimakan pria. Namun karena itu adalah makanan biasa, maka ada nilai minusnya.
"Tunggu dulu, itu akan menjadi nilai minus jika kau membuat makanan biasa karena orang akan menilai sebaliknya, justru kau terlihat buruk di mata pria."
Wanita selalu berpikir 'Asal saya membuatnya sendiri, maka mereka akan memakannya (lol), pria ternyata gampang sekali (lol)' dan aku kurang suka itu. Whoaa, aku ternyata sangat rasis terhadap gender.
"Lalu, enaknya kita sarankan membuat apa?"
"A-aku juga sebenarnya ingin tahu, sedikit ingin tahu."
Yukinoshita memandangiku dengan tajam sementara Yuigama melihatku dengan gugup.
"Nampaknya kalian berdua tidak tahu arti dari 'rasa masakan rumah yang sebenarnya'. Sekarang dengarkan nih! Anak laki-laki dan perempuan memaknai masakan ibunya dengan pandangan yang berbeda. Dan bagi laki-laki, rasa masakan rumah itu pada dasarnya seperti..."
Aku berhenti berbicara dan Yuigahama berbalik berdiri di depanku. Huh? Kupikir tidak ada yang spesial dari yang kukatakan barusan...
"Cukup daging panggang dan nasi. Itu sudah terasa seperti masakan rumah."
"Aku terlihat konyol mendengarkanmu barusan..."
"Dan ini yang kupikir cocok sebagai jawaban e-mail tadi..."
Sekarang keduanya nampak terpaku menunggu jawabanku.
"Intinya, perut pria itu sangat sederhana. Juga, ketika menikah nanti, memasak adalah hal yang pasti kau lakukan setiap hari. "
Ketika aku berbicara, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Memang benar. Jika kita melakukan sesuatu yang dikerjakan setiap hari, berarti kita harus memikirkan berbagai menu makanan yang berbeda agar si pria tidak bosan..."
"Bukan begitu, pria itu tidak suka hal-hal rumit seperti jadwal menu yang berbeda. Buat saja makanan yang simple, itu sudah bagus."
"Kau berkomentar dari sudut pandang sebagai suami rumah tangga? Juga komentarmu barusan terlalu realistis."
"Ya... Anggap saja itu sebagai info saja. Jadi, kita harus menulis jawaban seperti apa atas e-mail tadi? "
[ Reply ]
Daging dengan kentang rebus dan hamburger ala Jepang dapat menjadi pilihan utama anda, tetapi makanan yang terbaik adalah yang bisa mengingatkan Pria tersebut akan masakan Ibunya seperti daging babi-jahe goreng. Tetapi Hiratsuka-sensei, bolehkah kuberi saran untuk mencari suami dulu sebelum melakukan yang di atas?
...Sebenarnya tanpa menulis nickname pengirim seperti tadi, dari isinya sudah bisa kutebak siapa pengirimnya.
Seseorang, tolong lamar dia.
Yuigahama melihat komputer tersebut dan membacanya keras-keras.
"Errm, email pertama hari ini adalah...Si pengirim tinggal di kota Chiba, dengan nickname Sang Ahli Pedang.
nickname orang ini tidak berarti sesuatu yang khusus bukan...? Tetapi, nampaknya aku sudah tahu siapa pengirimnya, bahkan wajah dan bentuk orangnya seperti apa.
[ Sang Ahli Pedang ]
Aku punya penyakit sindrom kelas delapan, tetapi aku ingin punya cinta.
[ Reply ]
Meskipun kau menderita karena sindrom kelas delapan, bukan berarti kamu tidak boleh memiliki cinta. Kenapa kau tidak mengumpulkan keberanianmu dan nembak orang yang kausuka?
[ Sang Ahli Pedang ]
Ketika aku lakukan itu, dia menjawab begini : " Maaf ya..."
"...Apa sebenarnya dia mau konsultasi atau menceritakan penderitaannya sebelum mengirim e-mail itu?"
Komentar Yuigahama tadi nampaknya tidak menyadari suatu hal penting. Cinta yang tak berbalas dan patah hati sebenarnya adalah bentuk lain cinta sejati.
Ya, seperti inilah e-mail lainnya, masalah-masalah yang agak membosankan. Meski tertulis e-mail konsultasi masalah warga kota Chiba, namun e-mail yang masuk hanya berasal dari warga SMA Sobu.
Satu masalah sudah kuselesaikan, sekarang lanjut ke e-mail berikutnya. Aku meminta Yuigahama untuk melihat e-mail selanjutnya.
"Baiklah, aku akan membaca e-mail selanjutnya. Umm... nama pengirimnya : Sedang mencari suami, aku berpenghasilan tetap ( guru ).
Hey, apa orang-orang tahu maksud mengapa mengirim email kesini bebas memakai nikcname apapun? Belum lagi nickname tadi seperti memberitahu hasrat pengirimnya yang luar biasa. Seserius apa pengirim e-mail ini? Meski begitu, hanya dengan membaca nickname pengirimnya, nampaknya sudah menjelaskan isi e-mailnya.
[ Sedang mencari suami, aku berpenghasilan tetap ( guru ) ]
Sebenarnya agak memalukan sih, tapi aku tidak begitu baik menangani pekerjaan rumah, dan itu juga termasuk dalam hal memasak. Aku terus berpikir dan takut itu dapat mempengaruhi pernikahanku di masa depan ( lol ). Namun paling utama, aku khawatir apakah aku akan menikah suatu saat nanti ( lol ). Memikirkan hal itu, aku ingin setidaknya bisa memasak satu masakan spesial. Masakan yang populer di kalangan pria ( lol ), juga makanan yang tidak terlalu sulit dan populer di kalangan pria, ah, aku menulisnya dua kali ya ( lol )? Ngomong-ngomong, apakah ada masakan yang simple dan pria akan menyukainya?
"Pertanyaan semacam ini bukankah seharusnya tidak ditanyakan ke siswa SMA, bukan...?"
Menyeramkan. Orang ini sangat menyeramkan. Juga, penggunaan ( lol ) yang terlalu banyak terkesan menyeramkan. Namun ketakutanku ternyata tidak menular ke dua orang lainnya disini, mereka malah berbincang-bincang dengan santai.
"Ah, mungkin daging dan kentang rebus? Atau sesuatu yang bisa dimasak di rumah?"
"Ketika hendak membuat Burger ala Jepang, tinggal merubah sedikit bahan maka memberikan kesan masakan spesial, bukan? "
Memang, yang mereka katakan tadi adalah makanan yang biasa dimakan pria. Namun karena itu adalah makanan biasa, maka ada nilai minusnya.
"Tunggu dulu, itu akan menjadi nilai minus jika kau membuat makanan biasa karena orang akan menilai sebaliknya, justru kau terlihat buruk di mata pria."
Wanita selalu berpikir 'Asal saya membuatnya sendiri, maka mereka akan memakannya (lol), pria ternyata gampang sekali (lol)' dan aku kurang suka itu. Whoaa, aku ternyata sangat rasis terhadap gender.
"Lalu, enaknya kita sarankan membuat apa?"
"A-aku juga sebenarnya ingin tahu, sedikit ingin tahu."
Yukinoshita memandangiku dengan tajam sementara Yuigama melihatku dengan gugup.
"Nampaknya kalian berdua tidak tahu arti dari 'rasa masakan rumah yang sebenarnya'. Sekarang dengarkan nih! Anak laki-laki dan perempuan memaknai masakan ibunya dengan pandangan yang berbeda. Dan bagi laki-laki, rasa masakan rumah itu pada dasarnya seperti..."
Aku berhenti berbicara dan Yuigahama berbalik berdiri di depanku. Huh? Kupikir tidak ada yang spesial dari yang kukatakan barusan...
"Cukup daging panggang dan nasi. Itu sudah terasa seperti masakan rumah."
"Aku terlihat konyol mendengarkanmu barusan..."
"Dan ini yang kupikir cocok sebagai jawaban e-mail tadi..."
Sekarang keduanya nampak terpaku menunggu jawabanku.
"Intinya, perut pria itu sangat sederhana. Juga, ketika menikah nanti, memasak adalah hal yang pasti kau lakukan setiap hari. "
Ketika aku berbicara, Yukinoshita menaruh tangannya di dagu dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Memang benar. Jika kita melakukan sesuatu yang dikerjakan setiap hari, berarti kita harus memikirkan berbagai menu makanan yang berbeda agar si pria tidak bosan..."
"Bukan begitu, pria itu tidak suka hal-hal rumit seperti jadwal menu yang berbeda. Buat saja makanan yang simple, itu sudah bagus."
"Kau berkomentar dari sudut pandang sebagai suami rumah tangga? Juga komentarmu barusan terlalu realistis."
"Ya... Anggap saja itu sebagai info saja. Jadi, kita harus menulis jawaban seperti apa atas e-mail tadi? "
[ Reply ]
Daging dengan kentang rebus dan hamburger ala Jepang dapat menjadi pilihan utama anda, tetapi makanan yang terbaik adalah yang bisa mengingatkan Pria tersebut akan masakan Ibunya seperti daging babi-jahe goreng. Tetapi Hiratsuka-sensei, bolehkah kuberi saran untuk mencari suami dulu sebelum melakukan yang di atas?
...Sebenarnya tanpa menulis nickname pengirim seperti tadi, dari isinya sudah bisa kutebak siapa pengirimnya.
Seseorang, tolong lamar dia.
Yukino di chapter ini jelas kebaca. Kenapa hachiman tidak sadar?
BalasHapusSekali lagi, seseorang siapa saja tolong lamar hiratsuka-sensei!
Wkwkwk...ngakak parah
HapusSensei... saya Lajang berusia 22 tahun. Apa itu masalah buat sensei?
BalasHapus